Rabu, April 29, 2015

epistemologi...

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Manusia hidup didunia tidak hanya memerlukan kebutuhan pokok saja. Akan tetapi manusia juga memerlukan informasi untuk mengetahui keadaan di lingkungan sekitar mereka. Dalam upaya untuk memperoleh informasi, manusia seringkali melakukan komunikasi ataupun cara-cara lain yang bisa digunakan. Salah satu informasi yang didapat dari komunikasi adalah pengetahuan. Pengetahuan sangat diperlukan bagi kehidupan manusia karena dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan. Dalam mencari pengetahuan, tak jarang manusia harus mempelajari Epistemologi. Epistemologi disebut juga sebagai teori pengetahuan karena mengkaji seluruh tolok ukur ilmu-ilmu manusia, termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia yang bersifat gamblang, merupakan dasar dan pondasi segala ilmu dan pengetahuan.
Sejak semula, epistemologi merupakan salah satu bagian dari filsafat sistematik yang paling sulit. Sebab epistemologi menjangkau permasalahan-permasalahan yang membentang luas, sehingga tidak ada sesuatu pun yang boleh disingkirkan darinya. Selain itu pengetahuan merupakan hal yang sangat abstrak dan jarang dijadikan permasalahan ilmiah di dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan biasanya diandaikan begitu saja. Oleh sebab itu, perlu diketahui apa saja yang menjadi dasar-dasar pengetahuan yang dapat digunakan manusia untuk mengembangkan diri dalam mengikuti perkembangan informasi yang pesat.
1.2.  Rumusan Masalah
1.           Apa yang dimaksud dengan Epistemologi ?
2.           Bagaimana ruang lingkup Epistimologi ?
3.           Apa saja aliran- aliran yang ada dalam Epistemologi ?
4.           Bagaimana pengaruh Epistemologi terhadap peradaban manusia ?
1.3.  Tujuan Penulisan
1.           Untuk mengetahui pengertian Epistemologi
2.           Untuk mengetahui ruang lingkup Epistemoligi
3.           Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Epistemologi
4.           Untuk mengetahui pengaruh epistemologi bagi kehidupan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Epistemologi
          Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang berarti pengetahuan dan ‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Kata “episteme” dalam bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya menundukkan, menempatkan, atau meletakkan. Maka, secara harafiah episteme berarti pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam kedudukan setepatnya. Bagi suatu ilmu pertanyaan yang mengenai definisi ilmu itu, jenis pengetahuannya, pembagian ruang lingkupnya, dan kebenaran ilmiahnya, merupakan bahan-bahan pembahasan dari epistemologinya.
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
Beberapa ahli yang mencoba mengungkapkan definisi dari pada epistemologi adalah P. Hardono Hadi. Menurut beliau epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Tokoh lain yang mencoba mendefinisikan epistemoogi adalah D.W Hamlyin, beliau mengatakan bahwa epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat  dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian – pengandaian serta secara umum hal itu dapat  diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.[1]
Runes dalam kamusnya menjelaskan bahwa epistemology is the branch of philosophy which investigates the origin, stukture, methods and validity of knowledge. Itulah sebabnya kita sering menyebutnya dengan istilah epistemologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F Ferrier pada tahun 1854 (Runes, 1971-1994).[2]
2.2.  Ruang Lingkup Epistemologi
M. Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat, sumber dan validitas pengetahuan. Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas, dan sasaran pengetahuan. Bahkan, A.M Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi mencakup pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya, bagaimana membangun ilmu yang tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah batasannya. Semua pertanyaan itu dapat diringkat menjadi dua masalah pokok ; masalah sumber ilmu dan masalah benarnya ilmu. Mengingat epistemologi mencakup aspek yang begitu luas, sampai Gallagher secara ekstrem menarik kesimpulan, bahwa epistemologi sama luasnya dengan filsafat. Usaha menyelidiki dan mengungkapkan kenyataan selalu seiring dengan usaha untuk menentukan apa yang diketahui dibidang tertentu.
Dalam pembahasa-pembahsan epistemologi, ternyata hanya aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian besar dari para filosof, sehingga mengesankan bahwa seolah-olah wilayah pembahasan epistemologi hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu. Sedangkan aspek-aspek lain yang jumlahnya lebih banyak cenderung diabaikan.
M. Amin Abdullah menilai, bahwa seringkali kajian epistemologi lebih banyak terbatas pada dataran konsepsi asal-usul atau sumber ilmu pengetahuan secara konseptual-filosofis. Sedangkan Paul Suparno menilai epistemologi banyak membicarakan mengenai apa yang membentuk pengetahuan ilmiah. Sementara itu, aspek-aspek lainnya justru diabaikan dalam pembahasan epistemologi, atau setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian yang layak.
Namun, penyederhanaan makna epistemologi itu berfungsi memudahkan pemahaman seseorang, terutama pada tahap pemula untuk mengenali sistematika filsafat, khususnya bidang epistemologi. Hanya saja, jika dia ingin mendalami dan menajamkan pemahaman epistemologi, tentunya tidak bisa hanya memegangi makna epistemologi sebatas metode pengetahuan, akan tetapi epistemologi dapat menyentuh pembahasan yang amat luas, yaitu komponen-komponen yang terkait langsung dengan “bangunan” pengetahuan.[3]
2.3.  Aliran-Aliran Epistemologi
Ada beberapa aliran yang berbicara tentang ini, diantaranya :
1.    Empirisme
Kata empiris berasal dari kata yunani empieriskos yang berasal dari kata empiria, yang artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi. Manusia tahu es dingin karena manusia menyentuhnya, gula manis karena manusia mencicipinya.
John locke (1632-1704) bapak aliran ini pada zaman modern mengemukakan teori tabula rusa yang secara bahasa berarti meja lilin. Maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan. Mula- mula tangkapan indera yang masuk itu sederhana, lama-lama sulit, lalu tersusunlah pengetahuan berarti.berarti, bagaimanapun kompleks (sulit)-nya pengetahuan manusia, ia selalu dapat dicari ujungnya pada pengalaman indera. Sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indera bukan pengetahuan yang benar. Jadi, pengalaman indera itulah sumber pengetahuan yang benar.
Karena itulah metode penelitian yang menjadi tumpuan aliran ini adalah metode eksperimen. Kesimpulannya bahwa aliran empirisme lemah karena keterbatasan indera manusia. Misalnya benda yang jauh kelihatan kecil, sebenarnya benda itu kecil ketika dilihat dari jauh sedangkan kalau dilihat dari dekat benda itu besar.
2.      Rasionalisme
Secara singkat aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia, menurut aliran ini, menmperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal menangkap objek. Bapak aliran ini adalah Descartes (1596-1650). Descartes seorang filosof yang tidak puas dengan filsafat scholastic yang pandangannya bertentangan, dan tidak ada kepastian disebabkan oleh kurangnya metode berpikir yang tepat. Dan ia juga mengemukakan metode baru, yaitu metode keragu-raguan. Jika orang ragu terhadap segala sesuatu, dalam keragu-raguan itu jelas ia sedang berpikir. Sebab, yang sedang berpikir itu tentu ada dan jelas ia sedang erang menderang. Cogito Ergo Sun (saya berpikir, maka saya ada).
            Rasio merupakan sumber kebenaran. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang kepada kebenaran. Yang benar hanya tindakal akal yang terang benderang yang disebut Ideas Claires el Distictes (pikiran yang terang benderang dan terpilah-pilah). Idea terang benderang inilah pemberian tuhan seorang dilahirkan ( idea innatae = ide bawaan). Sebagai pemberian tuhan, maka tak mungkin tak benar. Karena rasio saja yang dianggap sebagai sumber kebenaran, aliran ini disebut rasionlisme. Aliran rasionalisme ada dua macam , yaitu dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang agama , aliran rasionalisme adalah lawan dari otoritas dan biasanya digunakan untuk mengkritik  ajran agama. Adapun dalam bidang filsafat, rasionalisme adalah lawan dari empirisme dan sering berguna dalam menyusun teori pengetahuan .
3.      Positivisme
Tokoh aliaran ini adalah august compte (1798-1857). Ia menganut paham empirisme. Ia berpendapat bahwa indera itu sangat penting dalam memperoleh pengetahuan. Tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera akan dapat dikoreksi lewat eksperimen. Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang jelas. Misalnya untuk mengukur jarak kita harus menggunakan alat ukur misalnya meteran, untuk mengukur berat menggunakan neraca atau timbangan misalnya kiloan . Dan dari itulah kemajuan sains benar benar dimulai. Kebenaran diperoleh dengan akal dan didukung oleh bukti empirisnya. Dan alat bantu itulah bagian dari aliran positivisme. Jadi, pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang dapat berdiri sendiri. Aliran ini menyempurnakan empirisme dan rasionalisme.
4.      Intuisionisme
Henri Bergson (1859-1941) adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap tidak hanya indera yang terbatasa, akal juga terbatas. Objek yang selalu berubah, demikian bargson. Jadi, pengetahuan kita tentangnya tidak pernah tetap. Intelektual atau akal juga terbatas. Akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia mengonsentrasikan dirinya pada objek itu, jadi dalam hal itu manusia tidak mengetahui keseluruhan (unique), tidak dapat memahami sifat-sifat yang tetap pada objek. Misalnya manusia menpunyai pemikiran yang berbeda-beda. Dengan menyadari kekurangan dari indera dan akal maka bergson mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia, yaitu intuisi.[4]
5.      Kritisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18 suatu zaman baru dimana seseorang ahli pemikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Seorang ahli pikir jerman Immanuel Kant (1724-18004) mencoba menyelesaikan persoalan diatas, pada awalnya, kant mengikuti rasionalisme tetapi terpengaruh oleh aliran empirisme. Akhirnya kant mengakui peranan akal harus dan keharusan empiris, kemudian dicoba mengadakan sintesis.  Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari pengalaman (empirime).
Jadi, metode berpikirnya disebut metode kiritis. Walaupun ia mendasarkan diri dari nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari bahwa adanya persoalan-persoalan yang melampaui akal.[5]
6.      Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitan dengan jiwa dan roh. Istilah idealisme diambil dari kata idea yaitu suatu yang hadir dalam jiwa. Pandangan ini dimiliki oleh plato dan pada filsafat modern.
Idealisme mempunyai argumen epistemologi tersendiri. Oleh karena itu, tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi tergantung pada spirit tidak disebut idealisme karena mereka tidak menggunakan argumen epistemologi yang digunakan oleh idealisme. Idealisme secara umum berhubungan dengan rasionalisme. Ini adalah mazhab epistemologi yang mengajarkan bahwa pengetahuan apriori atau deduktifdapat diperoleh dari manusia denganakalnya[6]
2.4.  Pengaruh Epistemologi
Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia. Suatu peradaban, sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologi mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu sosial. Epistemologi dari masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu suatu kesatuan yang merupakan hasil pengamatan kritis dari ilmu-ilmu dipandang dari keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka. Epistemologilah yang menentukan kemajuan sains dan teknologi. Wujud sains dan teknologi yang maju disuatu negara, karena didukung oleh penguasaan dan bahkan pengembangan epistemologi. Tidak ada bangsa yang pandai merekayasa fenomena alam, sehingga kemajuan sains dan teknologi tanpa didukung oleh kemajuan epistemologi. Epistemologi menjadi modal dasar dan alat yang strategis dalam merekayasa pengembangan-pengembangan alam menjadi sebuah produk sains yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Demikian halnya yang terjadi pada teknologi. Meskipun teknologi sebagai penerapan sains, tetapi jika dilacak lebih jauh lagi ternyata teknologi sebagai akibat dari pemanfaatan dan pengembangan epistemologi.
Epistemologi senantiasa mendorong manusia untuk selalu berfikir dan berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Semua bentuk teknologi yang canggih adalah hasil pemikiran-pemikiran secara epistemologis, yaitu pemikiran dan perenungan yang berkisar tentang bagaimana cara mewujudkan sesuatu, perangkat-perangkat apa yang harus disediakan untuk mewujudkan sesuatu itu, dan sebagainya.[7]

BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
Pengetahuan dapat diperoleh melalui beberapa hal yaitu:
1.      Pengetahuan diperoleh dari akal, yakni pengetahuan yang didapatkan melalui proses berpikir yang logis sehingga dapat diterima oleh akal. Dari sini memunculkan aliran rasionalisme.
2.  Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, yakni pengetahuan baru muncul ketika indera manusia menimba pengalaman dengan cara melihat dan mengamati berbagai kejadian dalam kehidupan, jadi ketika manusia lahir benar-benar dalam keadaan yang bersih dan suci dari apapun. Aliran yang mempunyai paham ini adalah aliran empirisme.
3.  Pengetahuan diperoleh dari intuisi, yakni pengetahuan yang bersifat personal, dan hanya orang-orang tertentu yang mendapatkan pengetahuan ini.
3.2.  Saran
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam kegiatan menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis harapkan dari pembaca, mohon kritik dan sarannya guna perbaikkan penyusunan selanjutnya.



[2] Ahmad tafsir, 2009. filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra. Remaja Rosdakarya, Bandung.hal 23
[3] http://barabbasayin.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-ruang-lingkup.html
[4] Ahmad Tafsir,2009. Filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra.Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Hal 24-28
[5]Achmadi,asmoro,2012. Filsafat umum. PT. Raja grafindo persada, jakarta. Hal 118-119
[6] Hakim, M.A. dan Drs. Bani Ahmad Saebani, M.Si. 2008. filsafat umum dari metologi sampai teofilosofi. Pustaka Setia, Bandung. Hal 206

Selasa, April 28, 2015

metode penelitian...

LATAR BELAKANG MASALAH
menjelaskan pengertian dari istilah yang terdapat dalam judul penelitian, alasan memilih judul dan lokasi penelitian.

Contoh judul penelitian :
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pencegahan diare di Kelurahan Kapus, Jakarta Barat”.
Latar belakang masalah harus menjelaskan tentang pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan, diare dan Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat. 

MASALAH PENELITIAN
Masalah adalah deskripsi mengenai kesenjangan antara teori & praktek atau kesenjangan antara aturan & kenyataan
Masalah penelitian adalah masalah yang pemecahannya memerlukan penelitian Kesenjangan dapat berupa :
informasi belum ada
informasi belum lengkap
informasi bertentangan dengan teori

SUMBER MASALAH PENELITIAN
Menurut Moody, Vera, Blanks & Vischer : 
87% dari pengalaman praktek klinik
57% dari studi literatur
46% dari interkasi dengan teman sejawat
28% dari interaksi dengan murid
9% dari pemberi dana   

SYARAT MASALAH PENELITIAN=FINER
      - Fisibel dari segi dana, waktu, alat, keahlian peneliti, dan subjek penelitian yg dibutuhkan
- Interesting bagi penelitinya
 - Novel, yaitu menguatkan, membantah, melengkapi dgn penelitian sebelumnya
-  Etik penelitian tidak dilanggar
-  Relevan bagi perkembangan ilmu saat itu

PENTINGNYA RUMUSAN MASALAH
langkah awal untuk mengembangkan :
        judul
        tujuan penelitian
        kerangka konsep 
        rancangan penelitian
· prediksi keberhasilan studi
· orisinalitas studi, bukan suatu duplikasi

Masalah penelitian boleh ditulis dlm kalimat pernyataan atau petanyaan

Ciri perumusan masalah penelitian yg baik
orisinalitas, misalnya pengembangan teori atau metode baru
kontribusi ilmiah & aplikatif pernyataan   permasalahan
kelayakan sumber daya, waktu & tenaga

UPAYA PEMBATASAN MASALAH
Mengetahui
frekuensi dan penyebaran masalah
wilayah geografis yg terpengaruh oleh masalah
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
 upaya yg telah dilakukan utk mengatasi  masalah tersebut
 alasan penelitian dpt membantu memecahkan  masalah

TUJUAN  PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah data/ informasi apa yg akan dihasilkan melalui penelitian.

Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian, bersifat global, jangka panjang dan abstrak

TUJUAN KHUSUS PENELITIAN
·  merupakan pernyatan dalam bentuk kongkrit     dan dapat diukur
·  berupa uraian /langkah-2 utk mencapai tujuan   umum penelitian
·  Tujuan khusus berkaitan dgn masalah penelitian & menunjukkan variabel yg akan diteliti
·  boleh dalam kalimat aktif maupun pasif
            mengetahui ---- diketahuinya 
membuktikan ---- dibuktikannya 
mendeskripsikan ---- deskripsi 

JENIS TUJUAN PENELITIAN
1. Mendapatkan informasi pengetahuan ilmu tertentu
2. Mengembangkan metode/ alat/ teori/ konsep baru yg lebih efektif/efisien dibandingkan yg   ada
3. Menilai faktor-2 yg berhubungan/ berpengaruh      thd suatu kejadian
4. Mengevaluasi kegiatan atau menjelaskan fakta berkaitan dgn peraturan/ prosedur tertentu
5. Membandingkan efektivitas/ efisiensi antara 2 kelompok/ metoda atau lebih 

MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian adalah penggunaan informasi, model/ alat/ teori/ konsep baru yang lebih efektif dan atau efisien, mendapatkan faktor-faktor yang berpengaruh, evaluasi, dan peramalan kejadian, yang dapat digunakan oleh :
 program kesehatan utk perencanaan,  pengambilan keputusan/ perumusan kebijakan
 masyarakat umum
 masyarakat industri
 pengembangan ilmu pengetahuan

TINJAUAN PUSTAKA
Urutan membuat tinjauan kepustakaan
1.  menelaah semua kepustakaan dan atau penelitian yang relevan dengan masalah yg menjadi minat peneliti.
2.  merumuskan masalah penelitian atas dasar konsep yang disesuaikan dengan daerah yg berbeda secara geografis, sosial budaya, kondisi dan situasi dari penelitian sebelum nya yang pernah dilakukan
3. atas dasar telaah & kritik tersebut, peneliti mengembangkan kerangka teoritis dan atau kerangka konsep
4. akhirnya peneliti harus menyusun ringkasan yang menjelaskan keunikan/ kelebihan dari penelitian yg sudah ada, termasuk dalam hal kerangka konsep, variabel, rancangan penelitian, metode sampling, pengumpulan data dan atau metode analisis

KEGUNAAN TINJAUAN PUSTAKA
Memperjelas topik penelitian
 Memperjelas masalah penelitian
 Memfokuskan tujuan penelitian
 Menjelaskan penelitian yang relevan
 Menjelaskan teori yang sesuai
 Mengembangkan kerangka konsep
 Memfokuskan pertanyaan penelitian, tujuan   khusus dan hipotesis
 Mengembangkan definisi operasional
 Mengidentifikasi keterbatasan penelitian

Contoh :
 
ANALISIS SITUASI KABUPATEN CIANJUR BERDASARKAN DATA STATISTIK TH 2005

Cianjur merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Secara administratif wilayah Kabupaten Cianjur terbagi dlm 30 Kecamatan, 342 desa dan 6 Kelurahan. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2005 sebesar 1,96%.

Dominasi penyakit-2t yang berbasis lingkungan terlihat dari banyaknya kasus penyakit diare dan ISPA/ pneumonia pada balita yang terlaporkan maupun masih sering terjadinya kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular di masyarakat.

contoh masalah
Kasus ISPA pada balita tinggi
Masalah penelitian yang mungkin antara lain :
1. Bagaimana deskripsi anak balita penderita ISPA ?
2. Bagaimana peran puskesmas dlm penanggu-langan ISPA pada balita ?
3. Bagaimana peran serta masyarakat dalam pencegahan ISPA pada balita ?
4. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita?
5. Apakah ada hubungan pengetahuan & sikap terhadap tindakan ibu dlm  pengobatan anak balitanya yang menderita ISPA ?

Judul penelitian deskriptif (no.1) :
          Deskripsi anak balita penderita ISPAdi Kabupaten Cianjur pada tahun 2005

Masalah penelitian :
  Belum diketahui deskripsi anak balita  penderita ISPA di Kab. Cianjur tahun  2005 atau
  Bagaimanakah deskripsi anak balita penderita ISPA di Kab. Cianjur tahun 2005 ?

Tujuan khusus penelitian :
Mengetahui karakteristik anak balita penderita ISPA di Kabupaten Cianjur tahun 2005

Manfaat penelitian :
 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur sebagai informasi untuk pencegahan dan pengobatan ISPA pada anak balita

Tinjauan pustaka
   Informasi tentang anak balita
  Informasi tentang ISPA balita

Judul penelitian analitik (no.5):

Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu dalam  pengobatan anak balitanya yang menderita ISPA di Kabupaten Cianjur

Masalah penelitian :
   Belum diketahui hubungan antara pengetahuan,   sikap dan tindakan ibu dlm  pengobatan anak 
  balitanya yang menderita ISPA ?
 
atau

  Apakah ada hubungan antara pengetahuan,   sikap dan tindakan ibu dlm  pengobatan anak   balitanya yang menderita ISPA ?

Tujuan khusus penelitian :
  Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dalam pengobatan anak balitanya yg menderita ISPA 
  Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan     sikap ibu dalam pengobatan anak balitanya yg
    menderita ISPA
  Mengetahui hubungan antara sikap & tindakan    ibu dalam  pengobatan anak balitanya yang 
    menderita ISPA

Manfaat penelitian : Informasi untuk melakukan penyuluhan kes tentang ISPA pada ibu balita Tinjauan Pustaka : Perilaku (PST), ibu balita, ISPA

Tugas........
 
Masalah :
1.  Meningkatnya penderita DHF balita di Jakarta Pusat
2.  Rendahnya ketrampilan perawat pemula di RS Koja
3.  Rendahnya kunjungan bumil ke Puskesmas Depok
4. Meningkatnya kecemasan pada ibu primigravida yang memeriksakan diri di puskesmas Sentul
5. Rendahnya kepatuhan pasien TBC yg berobat ke puskesmas Rawakalong, Bekasi

Berdasarkan masalah tersebut susunlah :
1. masalah penelitian
2. tujuan khusus penelitian
3. manfaat penelitian
4. topik tinjauan pustaka
5. Judul penelitian

 ----good luck----