Sabtu, Januari 18, 2020

Tips Menulis Buku Ajar Mudah untuk Dosen




Ilustrasi. (Sumber Foto: depositphotos.com)

Wajib hukumnya bagi dosen untuk bisa menulis buku. Karena membaca, kemudian meriset, mengajar, dan menulis merupakan jabaran kegiatan dosen setiap harinya. Dan menulis buku ajar adalah kebutuhan wajib bagi dosen dalam menunjang aktifitas dan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, juga sebagai media dan sarana berinteraksi antara dosen dengan mahasiswa melalui hasil karya dosen itu sendiri.

Namun, masih saja ada dosen merasa kesulitan dalam menulis buku ajar. Baik karena waktu yang terbatas atau masih bingung dalam menuliskannya.


Memahami Teori yang Dikuasai Dosen


Ketika ingin menulis buku ajar dengan persepsi sendiri, maka akan banyak didapatkan tulisan dengan pemikiran masing-masing. Oleh karena itu, dalam penulisan atau penyusunan buku ajar dosen harus mengetahui dan memahami materi atau kompetensi apa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dari sana, kemudian dikembangkan lagi menjadi beberapa bab.

Hal-hal yang sifatnya teoritik, bisa mencarinya di google. Anda pun mudah mendapatkan materi penyusunan buku ajar dari berbagai pakar. Yang intinya adalah mengajarkan menulis buku ajar yang berkualitas.

Mencontoh Buku Ajar Berkelas Dunia dari Luar Negeri


Kenali ciri-ciri buku ajar yang berkualitas, yaitu disukai pembaca dan mereka mendapatkan ilmu pengetahuan baru yang didapatkan dari buku yang dibacanya. Carilah buku referensi dari luar negeri yang berkelas dunia, yang dapat dijadikan acuan dalam menulis buku ajar kelas dunia. Tak jarang penulis akan mendapatkan ilmu dari dialog tanya jawab dari para pembaca.

Kumpulkan buku-buku bagus yang dapat digunakan sebagai referensi dalam menyusun buku ajar. Kemudian, pelajari cari penulisnya menyampaikan pemikirannya melalui buku, dan perhatikan gaya menulisnya.

Fokus dengan buku yang akan Anda susun, agar materinya tidak melenceng jauh dari standar kompetensi atau kompetensi dasar yang disepakati.

Ilustrasi. (Sumber Foto: bizjournals.com)


Kuasai Bidang Ilmu


Dalam menulis buku ajar, penulis harus mampu meramu beberapa topik menjadi sebuah tulisan yang utuh. Tentunya memperbanyak menulis dan membaca agar lebih terampil menulis.

Namun, keterampilan saja tidak cukup. Untuk menulis buku ajar penulis harus menguasai bidang ilmu yang akan ditulisnya, berwawasan luas, dan menguasai teknik penulisan buku ajar disamping penulis memang tergugah emosinya untuk menulis.

Menulis dengan Bahasa Sendiri


Menulis dengan gaya bahasa sendiri yang didasarkan pada hasil pemikiran dari dosen itu sendiri. Proses penulis dengan cara ini dapat dimulai dengan pengumpulan terhadap terhadap informasi-informasi, memahaminya, kemudian melakukan kontemplasi dan kolaborasi pengertian, selanjutnya dituangkan ke bentuk tulisan dengan gaya bahasa dosen itu sendiri.

Dosen sebagai penulis sekaligus sebagai seorang pakar dalam bidangnya dituntut dapat menulis dan menyusun bukunya sendiri. Akan tetapi, dalam menulis buku ajar dianjurkan dengan cara berkelompok atau berkolaborasi dengan beberapa dosen lain yang memiliki bidang keahlian sama. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas tulisan dan pengayaan ide dalam menulis buku ajar tersebut.

Kemas Kembali Informasi dari Referensi


Saat menulis buku ajar, bisa juga dengan cara pengemasan kembali informasi. Cara itu juga paling banyak digunakan dosen dalam menulis buku ajar. Dimana dosen sebagai penulis tidak menulis dari awal, tetapi melalui pengemasan kembali informasi yang ada dengan kemasan baru dan melakukan penyuntingan terhadap buku-buku yang digunakan untuk acuan.

Dengan kata lain, menulis berdasarkan tulisan penulis lain atau sumber tulisan lain yang ada sebelumnya. Proses penulisan tersebut dimulai dengan melakukan pengkajian terhadap buku-buku acuan (buku referensi), menangkap pokok pikirannya, kemudian menuangkan dalam bentuk tulisan baru.

Jika diperlukan dapat menampilkan satu pokok pikiran utuh dengan redaksi yang sama seperti dari sumbernya. Tentu dengan menggunakan teknik pengutipan yang benar. Salah satu teknik pengutipan yang banyak digunakan dalam cara penulisan dengan mengemas kembali informasi adalah model Horward.

Perlu diketahui, buku yang baik kutipannya tidak lebih dari 10% dari keseluruhan isi buku tersebut. Untuk menjaga alur keseimbangan pemikiran yang diambil dari berbagai buku acuan adalah hal yang penting dari cara penulisan buku dengan pengemasan kembali informasi.

Penataan Informasi atau Kompilasi


Cara lain dalam menulis buku ajar yang menarik adalah dengan kompilasi dari beberapa tulisan, buku, artikel, jurnal ilmiah atau bahkan majalah dengan tema yang sesuai dengan materi yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Cara tersebut dikenal dengan cara penataan informasi atau proses pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi (kompilasi). Pada dasarnya cara menulis buku ajar dengan cara penataan informasi memiliki proses penulisan yang hampir sama dengan proses pengemasan kembali informasi.

Tetapi, dalam prosesnya dosen sebagai penulis tidak melakukan perubahan terhadap bahan tulisan yang diambil dari buku teks, materi audio visual, dan infomasi lain yang ada di lingkungan sekitar.  Melainkan hanya menyusunnya kembali sesuai kebutuhan dan urutan dalam penulisan buku ajar tersebut.

Selamat Mencoba menulis buku ajar, Semoga Bermanfaat.

Reference: yusrintosepu.wixsite.com