Senin, Agustus 29, 2016

Jawaban uas pengantar studi islam

1. Apa perbedaan akhlak tercela dan akhlak mulia di tinjau dari aspek mudharat!
Jawab :
Definisi akhlak secara bahasa berarti perangai, watak dasar, kebisaan, kelaziman dan peradaban yang baik. Sedangkan akhlak menurut istilah adalah sebagaimana menurut Ibnu Miskawaih (w.421 H/1030 M) yaitu :
حَالــــٌ لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ الَهَا إِلَى أَفْعَا لِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَلاَ رُوِيَةٍ
Artinya : “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. (Drs. H. Abudin Nata, 2010)
Berikut perbedaan akhlak tercela dan akhlah terpuji :
Akhlak tercela adalah Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya. Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:
A.     Berbohong
Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
B.     Takabur (sombong)
Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.
C.     Dengki
Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.
D.    Bakhil atau kikir
Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang lain.
Akhlak mulia adalah Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
A.     Akhlak Terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya.
B.     Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya: Menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan yang tercela.
C.     Akhlak terhadap sesama manusia
Manusia adalah makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita, dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.
Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang terpuji, di antaranya:
a)   Ikhlas
Prof. Dr. Hamka mendefinisikan ikhlas ialah bersih, tidak ada campuran, ibarat emas adalah emas tulen (asli) tidak bercampur perak sedikitpun, maksudnya ikhlas berarti murni dan bersih dari sifat tamak, riya, dan sombong kepada siapapun juga.
b)   Taat
Taat artinya telah memenuhi dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah, dengan ikhlas semata-mata mengharap ridho Allah. Taat dalam hal ini juga dapat disebut dengan taqwa kepada Allah. Cara menaati Allah dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan didalam Al-Qur’an dan mencontoh prilaku Rasulullah SAW.
c)   Khauf
Khauf artinya bersikap takut dan khawatir. Akhlak khauf terhadap Allah artinya senantiasa  takut dan khawatir terhadap Allah SWT akan azab-Nya apabila melanggar larangan-Nya karena Allah selalu mengawasi segala perbuatan hamba-hamba-Nya.
d)  Tobat
Tobat artinya meninggalkan perbuatan salahj atau dosa dengan penyesalan. Akhlak tobat kepada Allah artinya sikap untuk meninggalkan sifat dan perbuatan dosa dengan penyesalan diiringi niat untuk tidak melakukan perbuatan dosa itu lagi.
Kualitas Akhlak dalam Kehidupan
Komitmen dengan jalan hidup Islam
Loyal kepada Allah, RasulNya dan Islam
Kesungguhan dalam menjalani kehidupan
Kesungguhan ini mempunyai 2. Pengertian :
a.   Ijtihad (bersungguh-sungguh) adalah berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk mencapai suatu tujuan
b.  Tark al hazl (meninggalkan senda gurau) adalah mengerjakan suatu pekerjaan dengan tidak main-main atau sia-sia.
Sikap toleran atau tasamuh dan memaafkan
Sikap moderat terhadap orang lain dan segala sesuatu
Moderat adalah pertengahan diantara dua sifat secara kualitas dan kuantitas atau proporsional.

2. Apakah hakekat iman, islam dan ikhsan.
Jelaskan kedudukan masing-masing dan hubungan satu sama lainnya!
Jawab :
Pengertian Islam, Iman dan ikhsan :
ISLAM
Pengertian Islam secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang mempunyai bermacam-macam arti diantaranya:
Salam artinya Selamat, aman, sejahtera. Yaitu aturan hidup yang dapat menyelamatkan manusia didunia dan akhirat.
Aslama artinya menyerah atau masuk Islam. Yakni mengajarkan penyerahan diri, tunduk dan patuh kepada Alloh.
Silmun artinya keselamatan atau perdamaian.
Salamun artinya tangga atau kendaraan.
Sedangkan menurut terminologis, Islam adalah tunduk dan patuh lahir dan batin, kepada ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ada juga yang mengatakan  bahwa Islam adalah agama Alloh yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya sejak nabi pertama yaitu Adam AS hingga nabi terakhir Muhammad SAW.
Pengertian islam secara etimologis berasal dari bahasa Arab yaitu salima artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Secara terminologis, islam adalah tunduk dan patuh lahir batin, kepada apa yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW (Jamaludin Kafie, 1981:15). Seperti yang terdapat dalam HR.Muslim, islam adalah bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu utusan Allah.
Agama islam adalah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dan dipelihara serta dipahamkan dengan rapi dan teliti oleh para sahabat beliau dan orang-orang yang hidup pada zaman itu, yang mengajarkan manusia berserah diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah untuk menuju keselamatan di dunia dan di akhirat.
Islam adalah agama yang paling diridhoi disisi Allah dan sebagai agama yang benar ajaranya, dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagai berikut:
1.   Jelas asal usulnya yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.
2.   Dibawakan oleh nabi terakhir Muhammad SAW.
3.   Diterangkan dalam kitab sucinya yaitu Al-Quran.
4.   Ajaranya tidak bertentangan dengan fitrah manusia.
5.   Mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan dapat diamalkan secara    praktis oleh pemeluknya.
Karakteristik Islam:
1. Ajarannya sederhana, rasional dan praktis
2. Kesatuan antara kebendaan dan kerohanian
3. Islam memberi petunjuk seluruh segi kehidupan
4. Keuniversalan dan kemanusiaan
5. Keseimbangan antara individu dan masyarakat
6. Ketetapan dan perubahan (membuka ruang ijtihad)
7. Al-Quran sebagai pedoman, terjamin kesucian dan kemurniannya.
Sebagai agama Samawi terakhir, Islam merupakan agama universal yang merupakan penyempurnaan, pelurus terhadap penyimpangan dari agama Samawi sebelumnya. Agama Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia baik Ibadah, sosial, hukum, ekonomi, politik dan lain-lain yang menjadi pedoman hidup seluruh umat manusia agar tercapai kehidupan yang  diridhoi Alloh SWT.  Secara garis besar, aspek tersebut terdiri dari 3 hal  yaitu:
Aqidah, merupakan fondasi dari agama Islam yang sifat ajaranya pasti, mutlak kebenaranya, terperinci dan monoteistis yang intinya adalah mengesakan Alloh SWT.
Syariah,  secara bahasa berarti “Jalan yang harus dilalui”. Sedangkan menurut istilah adalah “Ketentuan Alloh yang mengatur hubungan manusia dengan Alloh, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitarnya. Syariah terbagi menjadi 2 bidang yaitu:
a.   Ibadah ialah hubungan manusia dengan Alloh SWT. Ibadah sendiri terbagi menjadi 2 macam yaitu Mahmudah dan Ghoiru Mahmudah.
b.   Muamalah adalah aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan hidupnya.
Akhlaq, menurut bahasa berarti “Perbuatan spontan”. Sedangkan menurut istilah adalah aturan tentang perilaku lahir dan batin yang membedakan antara yang hal terpuji dan hal tercela. Akhlak yang benar menurut Islam adalah yang dilandasi iman. Karena akhlaq merupakan realisasi dari iman seseorang. Secara garis besar akhlaq  mencakup manusia kepada Alloh, diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap  alam sekitar.
Selain itu kita juga mengetahui adanya 5 rukun Islam, yaitu :
1.   Syahadat
Yang intinya kita mengakui bahwa tiada tuhan selain Alloh SWT dan nabi Muhammad SAW adalah utusan Alloh SWT.
2.   Shalat
Merupakan salah satu kewajiban umat dengan mendirikan shalat lima waktu dalam satu hari satu malam.
3.   Zakat
Zakat ini bertujuan untuk menyucikan jiwa dan harta benda kita. Zakat ada 2 macam yaitu fitrah dan mal. Zakat ini dikeluarkan oleh Muzakki dan diterima oleh 8 asnaf Mustakhik.
4.   Puasa
Dalam Islam 2 macam  puasa, yaitu puasa wajib contohnya : puasa bulan Ramadhan, puasa nadzar, dan juga puasa denda. Yang kedua adalah puasa sunnah, contohnya : puasa senin-kamis, dll.
5.   Haji
Merupakan ibadah yang hanya diwajibkan satu kali seumur hidup bagi muslim yang mampu menjalankannya. Yang intinya menapak tilas kisah nabi Ibrahim AS.
Islam adalah agama perdamaian dengan  ajaran pokoknya adalah keesaan Tuhan dan keesaan seantero umat manusia. Islam ingin menciptakan kehidupan dunia yang damai dan rukun diantara umat manusia. Islam itu menuntut pemeluknya supaya percaya kepada semua agama didunia yang mendahuluinya yang diturunkan oleh Tuhan. Adalah merupakan sesuatu prinsip yang fundamental dalam Islam, bahwa seorang muslim juga harus percaya kepada para nabi dan rosul yang dibangkitkan sebelum nabi Muhammmad[1]. Dan juga Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Alloh SWT sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an yang artinya :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan tlah Kucukupkan kpadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu.” (Q. S Al Maidah ayat 3)
Apabila Islam di maknai secara umum, yaitu segala sesuatu yang turun kepada Nabi Muhammad dari syariatnya, maka telah mencakup makna Iman juga di dalamnya. Serta apabila di maknai secara khusus, yaitu amalan anggota badan, maka Iman tidak termasuk ke dalamnya. Sehingga muncul istilah “Iman dan Islam jika berpisah maka berkumpul, dan jika berkumpul maka berpisah.” yaitu jika Islam dan Iman berada pada pembahasan masing-masing, penyebutan Islam saja berarti telah mencakup juga Iman ke dalamnya. dan penyebutan Iman saja berarti telah mencakup Islam di dalamnya. Karena tidak ada orang yang beriman akan tetapi tidak islam. Dan tidak bisa disebut orang islam jika mengaku islam  tetapi tidak  mempunyai iman, contohnya seperti orang munafiq.
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak- lah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (surat Al-Imran:85)
b.   IMAN
Iman secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman diambil dari kata kerja 'aamana'-- yukminu' yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'. Secara terminologis iman adalah mempercayai dengan hati, mengikrarkan, dan mengamalkan dengan perbuatan, segala apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW (Jamaludin Kafie, 1981:23). Dalam HR. Muslim iman ialah hendaknya kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya,  hari kemudian, dan hendaknya kamu beriman dengan qada dan qadarNya ketentuan baik dan buruknya dari Allah ta’ala.
Iman merupakan bentuk musytaq dari al-amnu yang berarti keamanan, kedamaian dan merupakan lawan kata al-khauf, yang berarti ketakutan, kekhawatiran, larangan (Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, Syu`abul Iman, Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah, 1410, I, hlm.3)
Iman berarti juga percaya (A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir, Yogyakarta: Pustaka Progress, 1984, hlm. 45) atau membenarkan. Mu`min berarti orang yang percaya, orang yang beriman, sedang mu`minun merupakan jama` mudzakkar salim yang berarti orang-orang yyang beriman.
Katakanlah (hai orang-orang mu`min), Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya dan apa yang diturunkan kepada Musa serta apa yang diberikan kepada Nabi-nabi dari Tuhannya,… Q.S. al-Baqarah(2):136
Tahap-tahap Iman:
Iman orang yang bertaqlid atau imannya orang awam.
iman kepada Allah dan mengenaliNya dengan hanya mendengar kabar dari orang lain dan mengikuti kata-kata orang lain tentang wujudnya Allah. Ini adalah peringkat iman yang lemah.
Iman ahli ilmu atau para ulama’.
Keimanan kepada Allah dan mengenalinya dengan berfikir tentang kejadian alam ini dan mengemukakan bukti (dalil) dan ada bukti akal (dalil aqli) atau bukti Al-Quran dan hadith (dalil naqli).
3.  Iman nabi-nabi dan rasul.
Iman kepada Allah dan mengenalinya dengan hujah dan bukti. Iman mereka yang paling sempurna dan tinggi kerena mereka senantiasa kukuh dan takut melanggar perintah Allah. Mereka tidak melakukan dosa serta mereka terpelihara dari melakukan dosa.
Rasulullah SAW telah bersabda,

الإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُبْعَةً فَأَفْضَلْهَا قَوْلُ لاَ إِلَـٰـهَ إِلاَّ اللَّه وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَٰى عَنِ الطَّرِيقِ وَالأْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ .
Cabang-cabang Iman ada tujuh puluh lebih cabang,  yang paling utama ucapan  LAA ILAAHA ILLA ALLAH  dan yang paling rendah ialah mengalihkan benda yang berbahaya ditempat lalu lalang. Dan sikap malu adalah sebahagian dari cabang iman.
c.  IHSAN
Secara etimologis, ihsan berasal dari kata (mufrod) hasan, yang artinya baik. Ihsan secara terminologis mempunyai arti apabila kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah dan bila tidak melihatnya, maka Allah pasti melihat kita (MGMD, 2004:9). Menurut HR. Muslim ihsan ialah hendaknya kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihatnya. Dan jika kamu tidak melihatnya, maka sesungguhnya Allah melihat kamu.
Ihsan ditakrifkan dengan makna membuat sesuatu kebaikan dengan penuh keikhlasan kepada Allah SWT dan melakukan secara tekun dan terbaik. Kesempurnaan amalan seseorang itu adalah bergantung kepada sifat ihsan yang wujud dalam diri setiap muslim. Bahkan ibadah yang dikerjakan oleh seseorang itu mungkin menjadi sia-sia dan tidak mendatangkan sebarang kesan yang baik kiranya tidak disertai dengan sifat ihsan.
Tegasnya ihsan adalah merupakan asas penting untuk kesempurnaan dalam mengerjakan sesuatu ibadah kepada Allah SWT yang memberi nikmat dan kelebihan. Namun sebenarnya makna ihsan ini lebih luas. Perbuatan-perbuatan baik meliputi semua tingkah laku yg mengangkatkan taraf manusia serta mendidik jiwa seseorang dan menghampirkan dirinya kepada penciptanya.
´    Ihsan mempunyai landasan yaitu:
1. Landasan Qauli
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat Ihsan terhadap segala sesuatu” (HR. Muslim). Tuntutan untuk berbuat Ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal dan optimal.
2. Landasan Kauny
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunnatulloh setiap orang suka akan berbuat yang Ihsan.
    Alasan berbuat Ihsan:
a.  Adanya monitoring Allah (muraqabatulloh)
b.  Adanya kebaikan Allah (Ihsanulloh)
Dengan adanya muraqaabatulloh dan Ihsanulloh maka sudah selayaknya kita berihsanuniyat (berniat yang baik). Karena akan mengarahkan kita kepada:
a. Ikhlasunniyat (niat yang ikhlas)
b. Itqanul ‘amal (amal yang rapi)
c. Jaudatul adaa’ (penyelesaian yang baik)
Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.
Ihsan dianalogkan sebagai atap bangunan Islam (rukun Iman adalah pondasi dan rukun Islam adalah bangunanya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keIslaman seseorang. Jika seseorang berbuat Ihsan, maka amal-amal islam lainnya akan terpelihara dan tahan lama sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Surat al isra’ 7

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Surat Al Qashash 77

Kedudukan atau posisi Islam, Iman dan Ikhsan
Seseorang yang akan mendirikan sebuah rumah yang pertama dibangun adalah pondasinya. Begitu juga dengan seseorang yang beragama, dia harus tahu cara untuk membangunnya.  Pondasi dari agama islam merupakan iman. Diibaratkan sebuah rumah, apabila pondasinya tidak kuat maka bangunannya akan mudah runtuh.
Selanjutnya sebuah rumah yang dibangun adalah dinding dari bangunan tersebut. Islam merupakan dinding dari berdirinya agama. Terakhir, sebuah rumah yang didirikan adalah atapnya. Atap dari sebuah agama adalah ihsan.
C.  Hubungan Iman, Islam dan ikhsan             
Telah di jelaskan sebelumnya pengertian islam, iman, dan ihsan . Nah, dalam ketiga hal ini terdapat hubungan antara ketiganya. Lebih jelasnya hubungan – hubungan atau keterkaitan antar ketiga hal tersebut :
Iman itu bisa dikatakan sebagai landasan awal.  Seperti sebagai pondasi dalam keberadaan suatu rumah. Sedangkan Islam merupakan entitas yang berdiri diatasnya. Maka, apabila iman seseorang lemah, maka islamnya pun akan condong, lebih lebih akan rubuh. Dalam realitanya mungkin pelaksanaan sholat akan tersendat-sendat, sehingga tidak dilakukan pada waktunya, atau malah mungkin tidak terdirikan. Zakat tidak tersalurkan, puasa tak terlaksana, dan lain sebagainya. Sebaliknya, iman akan kokoh bila islam seseorang ditegakkan. Karena iman terkadang bisa menjadi tebal, kadang pula menjadi tipis, karena amal perbuatan yang akan mempengaruhi hati. Sedang hati sendiri merupakan wadah bagi iman itu. Jadi, bila seseorang tekun beribadah, rajin taqorrub, maka akan semakin tebal imannya, sebaliknya bila seseorang berlarut-larut dalam kemaksiatan, kebal akan dosa, maka akan berdampak juga pada tipisnya iman.
Ihsan bisa diumpamakan sebagai hiasan rumah, bagaimana rumah tersebut bisa terlihat mewah, terlihat indah, dan megah. Sehingga padat menarik perhatian dari banyak pihak. Sama halnya dalam ibadah, bagaimana ibadah ini bisa mendapatkan perhatian dari sang kholiq, sehingga dapat diterima olehnya. Tidak hanya asal menjalankan perintah dan menjauhi larangannya saja, melainkan berusaha bagaimana amal perbuatan itu bisa bernilai plus dihadapan-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan diatas kedudukan kita hanyalah sebagai hamba, budak dari tuhan, sebisa mungkin kita bekerja, menjalankan perintah-Nya untuk mendapatkan perhatian dan ridhonya. Disinilah hakikat dari ihsan.
Lalu Iman berkaitan dengan aqidah islam , islam berkaitan dengan syariah, ihsan berkaitan dengan khuluqiya. Dari tiga hal tersebut dapat kita pahami dalam perkembangan ilmu keislaman , ilmu terkelompokan menjadi aqidah, fiqih, akhlaq.
Diantara pengelompokan kata dalam agama islam ialah iman, islam dan ihsan. Berdasarkan sebuah hadist yang terkenal, ketiga istilah itu memberikan umat ide tentang rukun iman, rukun islam dan penghayatan terhadap Tuhan yang maha Hadir dalam hidup. Setiap pemeluk islam mengetahui dengan pasti bahwa islam tidak absah tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Dari pengertian tersebut memiliki arti masing-masing istilah terkait satu denga yang lain. Bahkan tumpang tindih sehingga satu dari ketiga istilah tersebut mengandung makna dua istilah yang lainnya. Dari pengertian inilah kita mengerti bahwa islam, iman dan ihsan adalah Trilogi ajaran Ilahi.

3. Apa misi utama manusia di dunia!
Dan apa hubungannya dengan misi anda sebagai pendidik!
Jawab :
Misi utama manusia di dunia adalah :
Pertama: Hidup Adalah Ibadah
Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz Dzaariyaat:56)
Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad: عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:  صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود)   “Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.
Kedua: Hidup Adalah Ujian
Allah berfirman dalam QS Al Mulk [67] : 2 yang terjemahnya,
“(ALLAH) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Allah akan menguji manusia melalui hal-hal sebagai berikut sesuai dengan QS Al Baqarah [2]:155-156 sbb,
“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.”
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
Ketiga: Kehidupan di Akhirat Lebih Baik dibanding Kehidupan di Dunia
Dalam QS Ali ‘Imran [3]:14,
“dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).“
Yaa Allah, tak ada kehidupan selain kehidupan akhirat. (HR. Bukhari)
QS Adh Dhuha [93]:4,
“dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).”
Keempat: Hidup Adalah Sementara
Dalam QS Al Mu’min [40]:39, Allah berfirman,
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.“
Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.“
Itulah keempat inti pemahaman tentang Makna Hidup yang dipaparkan oleh Al-Qur’an. Mudah-mudahan usaha kita memahami makna hidup menjadikan hidup kita lebih berharga dan berguna.
Kebenaran Mutlak Dari dan Milik Allah Azza Wa Jalla, jika ada kekurangan itu dari kesalahan saya pribadi.
Misi utama saya sebagai pendidik adalah :
Saya sebagai guru memiliki prinsip hidup yang diajarkan orang tua yaitu  menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri, keluarga dan lebih besar lagi masyarakat bangsa, Negara dan agama.
Misi saya sebagai guru adalah: “Menjadi guru professional yang dicintai  dan disegani siswa”
Selama saya menjadi siswa hingga menjadi guru selama 10 tahun saya mengamati para pola pikir  siswa. Seorang siswa akan  mengidolakan dan senang pada guru apabila: nilai ulangan  siswa bagus, mengajarnya mudah diterima, memberi motivasi siswa untuk maju, membimbing siswa dengan sabar, guru bisa memberi rasa aman saat suasana belajar (smart). Untuk itu penulis berusaha mewujudkan keinginan siswa itu.
Untuk  mewujudkan Misi itu saya memiliki misi yaitu:
1)  Selalu disiplin menjalankan tugas.
2)  Memberikan pengajaran yang menarik berganti-ganti metode dan model pembelajaran sesuai materi,
3) Memberi penghargaan (reward) pada anak yang taat dan selalu disiplin menjalankan tugas dan peraturan sekolah.
4)  Menamkan kejujuran saat ulangan dan berperilaku
5)  Menanmakan sopan santun saat berbicara dan bersikap. saya terinspirasi oleh Kepala Sekolah, saat beliau berkata yang sifatnya menyuruh selalu mengggunakan kata-kata “minta tolong dengan lemah lembut dan apabila sudah selesai selalu mengatakan terima kasih” selain itu pula kami diajarkan secara tidak langsung untuk selalu saling memaafkan dengan cara setiap selesai kegiatan apapun pasti ditutup dengan saling bersalaman. Dan masih banyak yang diajarkan oleh beliau kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung.





DAFTAR PUSTAKA
H. A. Mukti Ali, Memahami Beberapa Aspek Pelajaran Islam (PT. Mihzan : Yogyakarta), 50
hadirukiyah.blogspot.com/2016/06/inovasi-pendidikan-akhlak-berbasis.html diakses tanggal 22 agustus 2016 jam 17.10