Mengenal Mixed Reality dan Prediksi Penerapannya di Indonesia
Apa itu mixed reality?
Mendengar istilah mixed reality (MR), mungkin yang pertama melintas di benak Anda adalah virtual reality atau saudaranya, augmented reality. Bisa jadi juga, Anda masih asing sama sekali dengan istilah tersebut.
Mixed reality, sesuai namanya, merupakan penggabungan antara VR dan AR. SmartEyetelah banyak mengulas tentang AR dan VR dari a-z. Kini saatnya kita sama-sama mengetahui apa itu mixed reality dan penerapannya di Indonesia. Jangan skip artikel ini, ya!
Apa Itu Mixed Reality – Cikal Bakal Mixed Reality
Konsep mixed reality pada 1994 dirumuskan oleh Paul Milgram dan Fumio Kishino dalam makalah berjudul “A Taxonomy of Mixed Reality Visual Displays.” Dalam makalah ini, mereka memperkenalkan konsep virtually continuum yang fokus pada pengkategorian taksonomi pada tampilan belaka. Namun, pada penerapannya kedepan, MR tak sekadar tampilan, tapi juga memasukkan input lingkungan, suara, dan lokasi.
Selama beberapa dekade, hubungan antara input manusia dan komputer dikembangkan lagi secara lebih baik. Input manusia terjadi melalui keyboard, mouse, sentuhan, ink, suara, bahkan Kinect tracking. Hubungan keduanya kemudian berinteraksi membentuk persepsi lingkungan (environmental input) dalam bentuk API. Environmental inputmenangkap berbagai hal yang dilakukan seseorang, mulai dari posisi & lokasinya, permukaan tanah dan pembatas jalan, ambiens lighting, suara lingkungan, dan pengenalan objek.
Secara sederhananya, MR merupakan penggabungan interaksi ketiga input tersebut.
Kembali pada pengertian VR dan AR. Sebagaimana diketahui, teknologi VR memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan objek secara 3D. Interaksi yang terjalin sungguh seperti nyata, ada emosi dan perasaan yang terbawa, selayaknya kita larut menyimak serial tv atau film.
Teknologi augmented reality, di lain sisi, menggabungkan objek 2D dan 3D. Apabila kita menggunakan perangkat pendukung AR, objek-objek itu akan hadir di hadapan kita secara real-time. Untuk bisa melihat objek, Anda harus menggunakan perantara, yakni kamera hp. Contoh AR paling hype adalah gim Pokemon Go yang dirilis 2 tahun lalu. Masih ingat?
Baik teknologi AR maupun VR sudah diterapkan di berbagai bidang, seperti militer, kesehatan, gim, dan pendidikan. Refresh ingatan Anda tentang ini di artikel “Peran AR dalam Retail” atau “Begini Caranya Penggunaan VR untuk Pembelajaran Siswa”, yuk.
Setelah memahami kedua pengertian realitas buatan tersebut, kebayang kan bisa semenarik apa MR? Supaya lebih paham, mari tonton video berdurasi 2 menitan dari Mozilla Hacks berikut ini.
Di luar negeri, berbagai perangkat MR besutan merek terkenal sudah bermunculan sejak 2017. Mulai dari Samsung Odyssey, Lenovo Explorer, Dell Visor, hingga yang sudah masuk Indonesia, Acer Windows Mixed Reality.
Mixed Reality di Indonesia, Kombinasi Lengkap untuk Content Creator
Perangkat MR yang menjadi pelopor adalah Microsoft HoloLens. Perangkat berbentuk kacamata ini sudah duluan rilis tahun 2017. HoloLens memanfaatkan hologram untuk menyatukan dunia digital dan nyata. Adapun hasil dari penyatuan itu hadir dalam objek digital yang seolah benaran ada di hadapan kita dan bisa diajak interaksi.
HoloLens bisa berfungsi secara mandiri tanpa perlu disambungkan ke perangkat lain. Input di dalamnya memanfaatkan gerakan, seperti pandangan mata, gerakan tangan, dan perintah suara. Adanya sistem sensor kompleks menjadikan perangkat in mampu memproyeksi hologram di lingkungan asli secara akurat dan real-time.
Namun, untuk menikmati HoloLens, Anda harus menyediakan budget besar. Harga yang dibanderol berkisar puluhan juta (sekitar Rp40 juta menurut data rilis tahun 2017) dan harus dipesan dari negara terdekat. Ya, Anda mungkin saja menemukannya di online shopIndonesia, tapi bukan dalam harga yang lebih terjangkau.
Jangan sedih, perangkat mixed reality di Indonesia sudah masuk. Belum lama, Acer meluncurkan perangkat mixed reality, Acer Windows Mixed Reality. Perangkat MR ini kurang-lebih sama dengan perangkat VR, dilengkapi motion controller dan headset, namun pengalaman yang didapat lebih kaya.
Dilansir dari Tempo.co (April 2018), perangkat ini tidak menggunakan sensor eksternal di sekitar ruangan sehingga pengguna bebas menjelajahi dunia virtual secara akurat dan nyaman.
Dennis Adhiswara via Tempo.co sudah mencoba perangkat ini. Menurut Dennis, yang juga mencintai virtual reality, fitur insided-out tracking memberikan kemudahan penggunaan, cukup plug and play. Perangkat ini bisa digunakan untuk ribuan permainan dan aplikasi.
Terdapat lubang jack 3,5 mm dengan port HDMI 2.0 display dan USB 3.0. Windows MR dilengkapi dua layar LCD dengan resolusi 1.440 x 1.440 px. Refresh rate mencapai 90 Hz dan bisa digunakan pada laptop atau PC berbasis Windows 10 (Fall Creator Update). Harga yang dibanderol Acer Windows MR lebih murah daripada HoloLens, yakni Rp7,5 juta di gerai atau lebih murah di online shop.
Dengan kemajuan MR yang sudah memasuki Indonesia, para content creator akan bisa menghasilkan konten bermanfaat secara lebih atraktif. Diharapkan, mixed reality tak hanya berlaku di industri gim, tapi juga di industri lain.
Sumber : https://www.smarteye.id/blog/pengertian-apa-itu-mixed-r