BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Desain pembelajaran adalah praktik
penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi
transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Model-model
desain rencana pembelajaran adalah model PPSI, model Banathy, model Kemp, model
Gerlach & Elly, model Dick & Carrey, model ASSURE, model ADDIE,
model Hanafin and Peck, dan model waterfall.[1]
Dengan demikian dapat
disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan
secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan
status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan
merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi.
Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah
teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru,
atau dalam latar berbasis komunitas. Adanya variasi model yang ada ini
sebenarnya dapat menguntungkan kita. Beberapa keuntungan itu antara lain adalah
kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi dilapangan selain itu juga, kita
dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada.
Selain itu kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada
untuk dicoba dan diperbaiki.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang sudah penulis uraikan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
- Apakah pengertian pembelajaran
model ASSURE?
- Bagaimana tahap-tahapan
pembelajaran model ASSURE?
- Apa manfaat dari pembelajaran
model ASSURE?
- Bagaimanakah Rancangan
Pembelajaran Model ASSURE ?
3. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian pembelajaran
model ASSURE
2. Memahami tahap-tahapan dasar model
pembelajaran ASSURE
3. Memahami manfaat dari model desain
pembelajaran ASSURE
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran Model ASSURE
Menurut Miarso (2007:528) pembelajaran
adalah suatu usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk
diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Suatu program pembelajaran
yang baik haruslah memenuhi kriteria daya tarik, daya guna (efektivitas), dan
hasil guna (efisiensi).
Ada beberapa dasar dalam
pembelajaran meliputi :
1. Hal mengidentifikasi serta
menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian
anak didik sebagaimana yang diharapkan,
2. Memilih sistem pendekatan
pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur,
metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga
dapat dijadikan pegangan oleh pengajar dalam menentukan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas
minimal keberhasilan atau kriteria serta stándar keberhasilan sehingga dapat
dijadikan pedoman oleh pengajar dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan
pembelajaran yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan
sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan (Djamarah, 2002:6)
ASSURE merupakan singkatan dari
Analyze learners, States Objectives, Selest Methods, Media, and Material,
Uitilize Media and materials, Require Learner Participation, Evaluate and
Revise. Model ASSURE merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas.[2]
B.
Tahapan dalam pembelajaran model ASSURE
Menurut Heinich et al (2005) model
ini perencanaan pembelajaran model ASSURE meliputi 6 tahapan sebagai berikut:[3]
- Analyze Learners
Menurut Heinich et al (2005) jika
sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan
ciri-ciri belajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan
bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk
menganalisis semua ciri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat
dilakukan untuk mengenal pelajar sesuai berdasarkan ciri-ciri umum,
keterampilan awal khusus dan gaya belajar. Periode operasi fomal merupakan
tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis
untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan
penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.Tahap pertama adalah
menganalisis pembelajar. Pembelajaran biasanya kita berlakukan kepada
sekelompok siswa atau mahasiswa yang mempunyai karakteristik tertentu. Ada 3
karakteristik yang sebaiknya diperhatikan pada diri pembelajar, yakni:
1. Karakteristik Umum
Yang termasuk dalam karakteristik
umum adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, etnis,
kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi. Karakteristik umum ini dapat digunakan
untuk menuntun kita dalam memilih metode, strategi dan media untuk
pembelajaran. Sebagai contoh:
a. Jika pembelajar memiliki kemampuan
membaca di bawah standar, akan lebih efektif jika media yang digunakan adalah
bukan dalam format tercetak (nonprint media).
b. Jika pembelajar kurang tertarik
terhadap materi yang disajikan, diatasi dengan menggunakan media yang memiliki
tingkat stimuli yang tinggi, seperti: penggunaan animasi, video, permainan
simulasi, dll.
c. Pembelajar yang baru pertama kali
melihat atau mendapat konsep yang disampaikan, lebih baik digunakan cara atau
pengalaman langsung (realthing). Bila sebaliknya, menggunakan verbal atau
visual saja sudah dianggap cukup.
d. Jika pembelajar heterogen, lebih
aman bila menggunakan media yang dapat mengakomodir semua karakteristik
pembelajar seperti menggunakan video, atau slide power point.
2. Spesifikasi Kemampuan Awal
Berkenaan dengan pengetahuan dan
kemampuan yang sudah dimiliki pembelajar sebelumnya. Informasi ini dapat kita
peroleh dengan memberikan entry test/entry behavior kepada pembelajar sebelum
kita melaksanakan pembelajaran. Hasil dari entry test ini dapat dijadikan acuan
tentang hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan kepada
pembelajar.
3. Gaya Belajar
Gaya belajar timbul dari kenyamanan
yang kita rasakan secara psikologis dan emosional saat berinteraksi
dengan lingkungan belajar, karena itu gaya belajar siswa/mahasiswa ada yang
cenderung dengan audio, visual, atau kinestetik. Berkenaan gaya belajar ini,
kita sebaiknya menyesuaikan metode dan media pembelajaran yang akan digunakan.
- State Standards and Objectives
Tahap kedua adalah merumuskan
standar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian diharapkan
peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari
pembelajaran.Standar diambil dari Standar Kompetensi yang sudah ditetapkan.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a) Gunakan format ABCD
Menurut Smaldino,dkk., setiap
rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini
sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber
belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan
sebagai berikut:
A = audience
Pebelajar atau peserta didik dengan
segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya,
jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.
B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan
dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam
penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang
terukur dan dapat diamati.
C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang
memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan
metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi
ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang
diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria
yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan
pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam
presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang
harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian
kompetensi.
Ada empat kategori pembelajaran.
a)
Domain Kognitif
Domain kognitif, belajar melibatkan
berbagai kemampuan intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal
/ informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual.
2.
Domain Afektif
Dalam domain afektif, pembelajaran
melibatkan perasaan dan nilai-nilai.
3.
Motor Domain Skill
Dalam domain ketrampilan motorik,
pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik.
4.
Domain Interpersonal
Belajar melibatkan interaksi dengan
orang-orang.
b)
Mengklasifikasikan Tujuan
Tujuan pembelajaran yang akan kita
lakukan cenderung ke domain mana? Apakah kognitif, afektif, psikomotor, atau
interpersonal. Dengan memahami hal itu kita dapat merumuskan tujuan
pembelajaran dengan lebih tepat, dan tentu saja akan menuntun penggunaan
metode, strategi dan media pembelajaran yang akan digunakan.
Dasar dalam penilaian pembelajaran
ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan
dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran
siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan
diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan
perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang
dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
a.
Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
b.
Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan
panduan kegiatan belajar siswa
c.
Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran
d.
Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam
menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
c)
Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu
dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan/dipelajari.
Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan
belajar pasti memiliki waktu ketuntasan belajar (mastery learning) yang
berbeda. Kondisi ini dapat menuntun kita merumuskan tujuan pembelajaran dan
pelaksanaannya dengan lebih tepat.
- Select Strategies, Technology,
Media, And Materials
Tahap ketiga dalam merencanakan
pembelajaran yang efektif adalah memilih strategi, teknologi, media dan materi
pembelajaran yang sesuai. Strategi pembelajaran harus dipilih apakah yang
berpusat pada siswa atau berpusat pada guru sekaligus menentukan metode yang
akan digunakan. Yang perlu digaris bawahi dalam point ini adalah bahwa tidak
ada satu metode yang paling baik dari metode yang lain dan tidak ada satu
metode yang dapat menyenangkan / menjawab kebutuhan pembelajar secara
seimbang dan menyeluruh, sehingga harus dipertimbangkan mensinergikan beberapa
metode.
Ketika kita telah memilih strategi,
teknologi dan media yang akan digunakan, selanjutnya menentukan materi
pembelajaran yang akan digunakan.
Langkah ini melibatkan tiga pilihan:
(1) memilih materi yang sudah
tersedia dan siap pakai,
(2) mengubah/ modifikasi materi yang
ada, atau
(3) merancang materi dengan desain
baru.
Bagaimanapun caranya kita
mengembangkan materi, yang terpenting materi tersebut sesuai dengan tujuan dan
karakteristik si pembelajar.
- Utilize Technology, Media and
Materials
Tahap keempat adalah menggunakan
teknologi, media dan material. Pada tahap ini melibatkan perencanaan peran kita
sebagai guru / dosen dalam menggunakan teknologi, media dan materi. Untuk
melakukan tahap ini ikuti proses “5P”, yaitu:
a. Pratinjau (previw), mengecek
teknologi, media dan bahan yang akan digunakan untuk pembelajaran sesuai
dengan tujuannya dan masih layak pakai atau tidak.
b. Menyiapkan (prepare) teknologi,
media dan materi yang mendukung pembelajaran kita
c. Mempersiapkan (prepare) lingkungan
belajar sehingga mendukung penggunaan teknologi, media dan materi dalam proses
pembelajaran.
d. Mempersiapkan (prepare) pembelajar
sehingga mereka siap belajar dan tentu saja akan diperoleh hasil belajar yang
maksimal.
e. Menyediakan (provide) pengalaman
belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar), sehingga siswa memperoleh
pengalaman belajar dengan maksimal.
Sebelum memanfaatkan media dan bahan
yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
a). Mengecek bahan
(masih layak pakai atau tidak)
b). Mempersiapkan bahan
c). Mempersiapkan
lingkungan belajar
d). Mempersiapkan
pembelajar
e). Menyediakan
pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
- Require Learner Participation
Tujuan utama dari pembelajaran
adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita
tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk
memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan memberi informasi kepada siswa. Ini
sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental
aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, dimana para siswa
akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam
belajar.
Psikologi belajar dalam proses
pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah:
a. Behavioris, karena tanggapan/respon
yang sesuai dari pengajar dapat menguatkan stimulus yang ditampakkan pembelajar.
b. Kognitifis, karena informasi yang
diterima pembelajar dapat memperkaya skema mentalnya.
c. Konstruktivis, karena pengetahuan
dan ketrampilan yang diterima pembelajar akan lebih berarti dan bertahan lama
di kepala jika mereka mengalami langsung setiap aktivitas dalam proses
pembelajaran.
d. Sosial, karena feedback atau
tanggapan yang diberikan pengajar atau teman dalam proses pembelajaran dapat
dijadikan sebagai ajang untuk mengoreksi segala informasi yang telah diterima
dan juga sebagai support secara emosional.
- Evaluate and Revise
Penilaian dan perbaikan adalah aspek
yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan
perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1. Penilaian Hasil Belajar Siswa,
2. Penilaian Hasil Belajar Siswa yang
Otentik,
3. Penilaian Hasil Belajar Portofolio
4. Penilaian Hasil Belajar yang
Tradisional / Elektronik.
5. Menilai dan Memperbaiki Strategi,
teknologi dan Media
6. Revisi Strategi, Teknologi, dan
Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi
antara lain :
a. Evaluasi merupakan alat yang penting
sebagai umpan balik bagi siswa.
b. Evaluasi merupakan alat yang penting
untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah
ditentukan.
c. Evaluasi dapat memberikan informasi
untuk mengembangkan program kurikulum.
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat
digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.
e. Evaluasi berguna untuk para
pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin
dicapai.
f. Evaluasi berfungsi sebagai umpan
balik untuk orang tua, guru, pengembang kurikulum, pengambil kebijakan
Tahap keenam adalah mengevaluasi dan
merevisi perencanaan pembelajaran serta pelaksanaannya. Evaluasi dan revisi
dilakukan untuk melihat seberapa jauh teknologi, media dan materi yang kita
pilih/gunakan dapat mencapai tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya. Dari
hasil evaluasi akan diperoleh kesimpulan: apakah teknologi, media dan materi
yang kita pilih sudah baik, atau harus diperbaiki lagi.
Model ASSURE merupakan model desain
pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah diimplimentasikan dalam mendesain
aktivitas pembelajaran yang bersifat individual maupun klasikal. Dalam
menganalisis karakteristik siswa sangat memudahkan untuk menentukan metode,
media dan bahan ajar yang akan digunakan, sehingga dapat menciptakan aktivitas
pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.
C.
Manfaat Pembelajaran Model ASSURE
Model ASSURE dicetuskan oleh
Heinich, Molenda dan Russel pada 1980, dan dikembangkan oleh Sharon E. Maldino,
Deborah L. Lowther dan James D. Russell dalam bukunya edisi 9 yang berjudul
Instructional Technology & Media For Learning, hingga sekarang (Dewi Salma
Prawiradilaga, 2007). Satu hal yang perlu dicermati dari model ASSURE ini,
walaupun berorientasi pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), model ini tidak
menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran
dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta
peran serta peserta didik di kelas.
Model pembelajaran ASSURE sangat
membantu dalam merancang program dengan menggunakan berbagai jenis media.
Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu Analyze Learners, State
Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and Materials,
Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise. Kesemua langkah itu
berfokus untuk menekankan pengajaran kepada peserta didik dengan berbagai gaya
belajar, dan konstruktivis belajar dimana peserta didik diwajibkan untuk
berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima
informasi.[4]
Secara sederhana manfaat dari model ASSURE sederhana,
relatif mudah untuk diterapkan, karena :
1. Sederhana, maka dapat dikembangkan
sendiri oleh pengajar.
2. Komponen KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) lengkap.
3. Peserta didik dapat dilibatkan dalam
persiapan untuk KBM.
4. Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran Model ASSURE
D.
Rancangan Pembelajaran Model ASSURE
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama
Sekolah :SMP
N 2 Bekasi
Mata
Pelajaran : IPS
Kelas
/ Semester : IX / 1 (satu)
Alokasi
Waktu : 2 X 40 menit
Standar
Kompetens : Memahami kondisi perkembangan negara di dunia
Kompetensi
Dasar : Mengidentifikasi ciri-ciri negara
berkembang dan Negara maju
Indikator :
Setelah
selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
a. Mengidentifikasikan ciri-ciri negara
maju dan negara berkembang
b. Membuat peta wilayah negara maju dan
negara berkembang.
c. Memberi contoh negara-negara yang
tergolong ke dalam negara maju dan negara berkembang beserta
alasannya
1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
- Menyebutkan ciri-ciri negara
maju dan negara berkembang
- Menyebutkan pembagian negara
maju dan berkembang
- Menunjukan peta wilayah negara
maju dan negara berkembang
- Menyebutkan negara yang
tergolong maju dan berkembang
2.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Jujur ( fairnes )
Kewarganegaraan ( citizenship )
3. Materi Pembelajaran
Negara Maju dan Negara Berkembang
- Ciri-ciri negara maju dan
berkembang
- Pembagian negara maju dan
negara berkembang
4. Metode Pengajaran : ASSURE
1) Strategi Pembelajaran
a. Teacher center dengan metode ceramah
menyampaikan pengertian negara maju dan berkembang
b. Student center dengan diskusi dan
tanya jawab membahahas ciri-ciri negara maju dan berkembang
2)
Langkah-langkah
kegiatan
Kegiatan
|
Guru
|
Siswa
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
Absensi
|
Siswa mendengarkan dan memperhatikan
|
10 Menit
|
Memotifasi siswa agar siap mengikuti pembelajaran
|
|||
Secara umum pembagian negara dikategorikan menjadi
negara maju dan berkembang. Bagaimana dengan kondisi negara kita?
|
|||
Kegiatan inti
|
Memandu siswa untuk mengamati ciri-ciri negara maju dan
berkembang
|
Mengamati ciri-ciri negara maju dan berkembang
|
20 menit
|
Eksplorasi
|
Membagikan kartu yang berisi ciri-ciri negara maju dan
berkembang
|
Menempelkan pada slide yang ada di papan sesuai posisi
negara maju atau berkembang
|
|
Melalui layar slide, guru membuat bagan kosong mengenai
ciri-ciri negara maju dan berkembang lalu menunjuk siswa untuk meletakan
kartu sesuai dengan posisi
|
Siswa yang ditunjuk guru maju dan meletakan kartu
sesuai negara maju dan berkembang
|
||
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang negara maju
dan berkembang
|
Menjawab pertanyaan guru
|
||
Konfirmasi
|
Memberikan
pertanyaan kepada siswa hal-hal yang belum diketahui
|
Mengajukan pertanyaan yang belum diketahui
|
20 menit
|
Memberikan penugasan
|
Mengerjakan tugas
|
20 menit
|
|
Penutup
|
Membuat kesimpulan
|
Memperhatikan
|
10 menit
|
5.
Sumber Belajar
a. Peta Dunia.
b. Peta Asia.
c. Peta Eropa.
d. Peta Afrika.
e. Peta Amerika.
f. Buku Platinum Pembelajaran IPS
terpadu
g. Blanko pembagian kelompok negara
maju dan berkembang
6.
Penilaian Hasil
Belajar
Indicator pencapaian kompetensi
|
Teknik penilaian
|
Bentuk instrumen
|
Contoh instrumen
|
Mengidentifikasi
ciri-ciri negara maju dan berkembang
|
Tes tertulis
|
Pilihan ganda
|
1.
Pada umumnya, pembagian dan pengelompokan
negara maju dan negara berkembang berdasarkan pada...
a.
paham politik yang dianut
b.
mayoritas agama yang dipeluk
c.
kemajuan ekonomi
d.
kemajuan teknologi
2.
Kelompok negara pertama adalah
negara-negara yang berpaham...
a.
Sosialis
b.
Kominis
c.
Kapitalis
d.
Ekonomis
3.
Sebagian besar negara-negara dikawasan
Afrika adalah..
a.
Maju
b.
Kapitalis
c.
Miskin
d.
Sedang berkembang
4.
Berikut ini yang bukan merupakan ukuran
untuk menentukan suatu negara dalam kategori maju atau sedang berkembang
adalah…
a.
Pendapatan perkapita
b.
Jumlah tenaga kerja di sektor primer
c.
Tinggkat pengangguran
d.
Penggunaan sumberdaya mesin dan listrik
5.
Berikut ini yang bukan merupakan ukuran
untuk menentukan kualitas sumber daya manusia suatu negara adalah…
a.
Tingkat pendidikan
b.
Usia kawin yang pertama
c.
Usia harapan hidup
d.
Tingkat kesehatan
6.
Dibawah ini yang bukan merupakan negara
berkembang adalah...
a. Cina
b. Malaysia
c. Turki
d. Pakistan
7.
Suatu negara dikategorikan maju apabila
usia harapan hidup penduduknya...
a.
45-55 tahun
b.
50-55 tahun
c.
55-60 tahun
d.
60 tahun ke atas
|
Membuat peta wilayah negara maju dan
berkembang
|
penugasan
|
Gambar peta
|
8.
Salinlah peta wilayah negara-negara di
Benua Asia, kemudian berilah warna yang berbeda pada negara-negara yang ber
HDI tinggi, sedang dan rendah!
|
Memberi contoh negara-negara yang tergolong
ke dalam negara maju dan negara berkembang
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
9.Sebutkan beberapa negara didunia yang
termasuk dalam kelompok negara maju dan negara berkembang!
|
Kunci Jawaban :
1. D
2. C
3. C
4. D
5. B
6. A
7. D
8. Tugas dikerjakan di rumaah
9. Negara maju : Inggris, Perancis,
Belanda, Jepang, Singapura
Negara berkembang : Indonesia, Malaysia, Mesir, Afrika
Selatan, dll.
Pedoman Penilaian :
1. Soal No 1- 7 setiap jawaban betul
nilai 1 ; Total = 7
2. Soal No 9, bisa menyebutkan 4 contoh
negara maju dan 4 contoh negara berkembang ; nilai maksimal 8; Total = 8
Jadi
nilai maksimal = 15 x 2 / 3 = 30/3 = 10.
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dia, M.pd………………….
NIP. 123 123 123 4
|
Jakarta, Desember 2015
Guru Mapel
Rahayu, S.kom
NIP. 123 123 123 9
|
BAB III
PENUTUP
Kurikulum
terus berubah karena potensi siswa, kondisi pendidikan, persaingan global,
persaingan pada kemampuan SDM dan persaingan terjadi pada lembaga pendidikan.
Oleh karena itu guru dituntut harus mampu:
a.
Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran
sehari-hari.
b.
Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar.
c.
Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam
pembelajaran.
d.
Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk
tingkah laku.
e.
Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber.
f.
Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar.
g.
Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian
dari bahan pembelajarannya.
h.
Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara
efektif.
Desain
pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai
disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,
desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi
serta proses pengembengan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain
pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan,
pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas
pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata
pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas
Model
ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut
Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
1. Analyze Learners
2. States Objectives
3. Select Methods, Media, and Material
4. Utilize Media and materials
5. Require Learner Participation
6. Evaluate and Revise
DAFTAR PUSTAKA
Wiyani,
Novan Ardy.2013.Desain Pembelajaran Pendidikan.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Husamah
dan Setyaningrum, Yanur.2013.Desain Pembelajaran:Berbasis Pencapaian
Kompetensi.Jakarta:Prestasi Pustakaraya.
Sagala,
Syaiful.2013.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
Majid,
Abdul. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
http://belajarpendidikanku.blogspot.com/model-model-pengembangan-bahan-ajar.html diakses tgl 04/11/20115 at 10.31
[2] Husamah dan Setyaningrum,
Yanur.2013.Desain Pembelajaran:Berbasis Pencapaian Kompetensi.Jakarta:Prestasi
Pustakaraya.
[4] http://belajarpendidikanku.blogspot.com/model-model-pengembangan-bahan-ajar.html diakses tgl 04/11/20115 at 10.31