Sabtu, Desember 10, 2016

Conversion Rate Optimization (CRO).

 

Sekilas Tentang Cara Mengubah Pengunjung Toko Online Menjadi Pembeli

Nasib toko online Anda ditentukan oleh sebuah tombol. Tombol yang dimaksud adalah tombol ‘click to action’ atau CTA yang berada di halaman produk seperti gambar di bawah ini:

Jika pengunjung menekan tombol di atas, rekening Anda tinggal menunggu transferan.  Produk Anda berhasil terjual.

Sayangnya… Kebanyakan halaman produk toko online memiliki design yang tidak memotivasi pengunjung untuk menekan tombol tersebut. Pengunjung yang awalnya ‘berniat membeli’ pun jadi batal. Entah dia beralih melihat-lihat produk lain di toko online Anda (dan tetap tidak termotivasi), atau pun langsung pergi beralih ke toko online sebelah yang lebih memotivasi dia untuk belanja di sana. Yang pasti Anda sudah kehilangan pembeli.

Ada apa dengan halaman produk Anda?…

Apakah Anda kurang beruntung?…

Ini sama sekali bukan masalah keberuntungan. Di dunia bisnis, berbagai strategi pemasaran lebih masuk akal dari pada bahasa keberuntungan.

Sebagai founder dewaseo yang sudah 5 tahun berpengalaman menangani lebih dari 200 klien toko online, Saya sering menerima keluhan tentang masalah ini. Banyak klien toko online yang sudah banyak trafficnya, bahkan ditambah dengan traffic dari adword mau pun sosial media, tapi masih sulit mendapatkan pembeli.  Banyaknya visitor (tertarget sekali pun) tidak akan mempengaruhi penjualan selama halaman produk Anda tidak memotivasi mereka untuk menekan tombol CTA.

Perlu Anda sadari, bahwa SEO, Adword dan sosial media memang benar mampu mendatangkan pengunjung ke toko online Anda. Tapi penjualan hanya akan ditentukan oleh kemampuan halaman produk toko online Andamemotivasi pengunjung menjadi pembeli.

Ada yang aneh pada diri Anda sebagai pemilik toko online!

Coba perhatikan… Dari semua halaman di toko online Anda, bagian mana yang paling sering Anda update?…

Jawabannya pasti halaman produk, benar!

Setiap kali Anda menambah produk, pasti Anda membuat halaman produk baru.

Tapi kenyataannya, tampilan atau design halaman produk Anda tidak berubah sejak pertama kali tayang! Coba Anda ingat-ingat, kapan Anda pernah mengupdate tata latak, warna dasar, ukuran angka pada harga, tombol checkout dll?

Saya tahu Anda bukan tidak peduli. Anda hanya percaya kepada tampilan standar template toko online Anda yang saat ini sudah benar. Jadi Anda merasa tidak perlu pelakukan perubahan apa pun, selain Anda memang tidak memiliki kompetensi di bidang itu.

Tapi jika penjualan Anda tidak berkembang, sebaiknya Anda berpikir ulang untuk mempertimbangkan perubahan design halaman produk Anda.

Halaman Produk Anda Membutuhkan Perubahan

Saya akan tunjukkan bagaimana cara memperbaharui halaman produk Anda berdasarkan prinsip-prinsip Conversion Rate Optimization (CRO).

Jangan panik dulu… Saya tidak akan membicarakan soal kode html, javascript dan sejenisnya.

Apa itu CRO?

CRO adalah sekumpulanprinsip yang menjadi panduan untuk mengubah pengunjung menjadi pembeli berdasarkan riset dan pengukuran terhadap kebiasaan perilaku pengunjung toko online.

Mari kita mulai dari hal yang paling mendasar: Prinsip

Mematuhi prinsip-prinsip dasar berikut ini menjadi syarat utama untuk mewujudkan halaman produk yang mengkonversi setiap pengunjung toko online Anda menjadi pembeli…

2 Prinsip Dasar Halaman Produk

Secara umum, tampilan halaman produk semua platform toko online hampir sama. Mulai dari WordPress (WooCommerce), sampai layanan one stop solution seperti Shopify & BigCommerce, terinspirasi oleh tata letak katalog belanja era pra-internet. Perbedaan biasanya terlihat pada hal-hal sekunder, seperti warna atau font.

Mengikuti tata letak umum adalah pilihan terbaik. Hindari menggunakan desain yang tidak lazim hanya karena Anda ingin tampil beda.

Tata letak umum yang Anda lihat saat ini terlanjur akrab dimata konsumen. Kemanapun konsumen berkunjung, mereka selalu menemukan tampilan yang identik satu sama lain. Dan mereka akrab dengan itu. Jadi sebelum konsumen mengunjungi halaman produk Anda, mereka telah memiliki gambaran berdasarkan pengalaman sebelumnya.

Bayangkan jika mereka menemukan halaman produk Anda berbeda… Perbedaan lingkungan menuntut perubahan kebiasaan untuk beradaptasi. Faktanya, manusia sulit mengubah kebiasaan. Ketika seseorang tidak nyaman dengan situasi baru, mereka cenderung meninggalkannya. Ini hal terakhir yang Anda harus hindari dari pengunjung.

Prinsip 1: Sederhana

Sederhana itu menjual. Sementara kompleksitas #1 musuh penjualan.

Anda mungkin tergoda menggunakan desain cantik, mewah, warna mencolok, huruf fancy atau handwriting, dan sebagainya….. Namun jika semua elemen bersaing menonjolkan diri, maka pada akhirnya tidak akan ada yang menonjol.

Begitu pula dengan menjejalkan semua informasi ke halaman produk. Misalnya Anda menaruh aneka tombol social media, logo polisi onine, logo ekspedisi, nomor rekening bank, 5 produk terbaru, 10 produk terlaris, liputan pers, dan…silahkan tambahkan sendiri.

Anda berpikir konsumen membutuhkannya, dan berpikir dapat mempengaruhi mereka membeli… Tapi tidak. Anda justru menyabotase konversi Anda sendiri.Menampilkan puluhan link di halaman produk, sama saja menyuruh pengunjung klik diatasnya… dan pergi meninggakan halaman produk Anda tanpa membeli.

Sebaiknya Anda berpikir 2 kali sebelum meniru tampilan halaman produk dibawah:

Bandingkan dengan halaman produk berikut ini:

Tentu halaman produk Joco Cup di atas bukan yang terbaik. Tapi tepat, karena Joco Cup hanya menampilkan elemen yang benar-benar diperlukan konsumen. Tata letaknya bersih, lancar memandu pengunjung melewati tahap-demi tahap penelitian… sampai akhirnya menambahkan barang kedalam troli.

Itulah kesederhanaan. Anda hanya menampilkan elemen yang perlu. Tidak lebih, tidak kurang. Sederhana berarti bebas dari elemen yang berpotensi mengalihkan perhatian pengunjung untuk…….: menekan tombol add to cart.

Prinsip 2: Kejelasan

Kejelasan mencegah munculnyaefek ambiguitas. Efek ambiguitas merupakan situasi dimana pelanggan tidak memilih ketika mereka melihat ada informasi yang hilang atau tampak tidak diketahuidari produk atau pilihan yang ditawarkan.

Pikirkan tombol beli yang biasanya berisi teks “Add to Cart.” Maknanya jelas, Pengunjung mudah memahaminya sebagai tindakan menambahkan produk kedalam keranjang belanja.

Kira-kira menurut Anda, pengunjung dapat memahami seandainya teks dalam tombol beli berbunyi “Learn More” ?

Demikian pula deskripsi produk berisi kalimat abstrak, sepertikualitas terbaik, produk mutakhir,atau produk inovatif. Pengunjung mustahil bisa membayangkan seperti apa wujud kongkret “kualitas terbaik” atau “produk inovatif” Anda. Saat kebingungan, pengunjung lebih suka menekan tombol X pada tab browser mereka (pergi meninggalkan toko online Anda).

Lalu bagaimana dengan ongkos pengiriman? Apakah pengunjung mendapatkan informasinya di halaman produk? Atau Anda menyediakan kalkulator harga disana?

Meninggalkan pertanyaan di benak pengunjung berarti Anda memberi mereka alasan menunda pembelian…. Atau dalam kata lain, menyuruh mereka belanja ke toko sebelah.

Buatlah sejelas mungkin. Jangan meminta pengunjung untuk berpikir tentang informasi yang tidak tersedia di halaman produk Anda.

Pentingnya CRO

Rahasia Kecil Di Balik Website & Toko Online

Yang Suksesnya Menjual Produk

Kegagalan Anda menjual produk berawal saat Anda menyerahkan sepenuhnya pembuatan toko online kepada seorang web designer (developer).

Web Designer bukanlah ahli pemasaran. Mereka memang menguasai kode HTML & CSS untuk membuat toko online Anda terlihat cantik.

Tapi yang Anda butuhkan bukanlah halaman yang cantik, Yang Anda butuhkan adalah halaman produk yang menjual, yang mampu mengubah pengunjung menjadi pembeli.

Jika Anda perharikan  toko online yang sukses dalam penjualan, bisa jadi design mereka tidak secantik seperti toko online Anda.  Seperti situs amazon yang bahkan jauh dari kesan cantik.  Tapi faktanya amazon sukses menjual produk jutaan dollar setiap tahunnya.

…dan berikut rahasianya jika Anda ingin memiliki website atau toko online yang menjual:

Toko online Anda butuh sentuhanCRO yang bertugas menarik perhatian pengunjung, menumbuhkan minat terhadap produk Anda, lalu kemudian mempengaruhinya untuk menekan tombol add to card (CTA).



“Modal terbesar untuk bersaing di bisnis online bukanlah uang, bukan pula teknologi. Di internet, pebisnis yang unggul adalah orang yang punya pengetahuan lebih luas dari pesaingnya.”

Bagikan Artikel ini jika bermanfaat...

Sumber : argun.id