Minggu, Januari 31, 2016

Ciri-Ciri Keracunan Makanan

Tips Cara Mengenali Ciri-Ciri Keracunan Makanan, dan Penanganannya

Fenomena mengenai keracunan makanan di masyarakat kerap kali kita temukan di media-media. Dari mulai anak-anak yang keracunan jajanan di sekolah, hingga pada keracunan pada sekeluarga yang mengalami keracunan makanan pada masakan yang telah di olah oleh si ibu di rumah. Yang terakhir adalah kasus mirna yaitu keracunan kopi.

Tentunya kita tidak ingin fenomena keracunan ini terjadi pada orang-orang yang kita cintai, oleh karena itu kita perlu memproteksi diri dan orang-orang yang kita cintai dari makanan yang terkontaminasi oleh bakteri atau racun yang ada didalam makanan, terlebih terhadap makanan yang di olah dengan cara yang salah.

Pada dasarnya makanan, dari bahan bakunya sayuran, buah dan jagung adalah makanan yang sudah umum diketahui mengandung kekayaan nutrisi dan vitaminya. Namun terkadang sayuran, buah dan daging bisa dengan mudah terkontaminasi oleh racun bila tidak dijaga dengan semestinya, contohnya pupuk yang di semprotkan pada tanaman sayur atau buah ketika masih di ladang. Buah atau sayur yang terkenan zat kimia ini bila dimakan secara langsung tanpa di bersihkan terlebih dahulu atau di cuci terlebih dahulu tentunya akan membahayakan bagi tubuh dan dapat menyebabkan keracunan makanan.

Sayur atau buah yang yang sudah di petik, agar dapat dinikmati oleh keluarga, sangat cocok dihidangkan dengan dengan menu andalan keluarga. Dalam pengolahannyapun ketika salah dalam mengolah malah akan berpeluang menjadi perantara keracunan makanan pada tubuh. Begitupun saat kita menikmati makanan ke dalam mulut kita. Melihat hal ini semua, perlu diwaspadai bagi diri kita untuk menjaga makanan yang akan kita nikmati kedalam mulut kita. Dimulai dari keadaan sayuran, buah, atau daging pada saat kita beli di pasar. Jangan sampai kita salah membeli bahan untuk keluarga tentunya. Membeli sayur, buah dan daging yang rusak keadaanya, tidak sehat kandungannya tentu awal dari makanan yang terkontaminasi yang berpotensi untuk meracuni tubuh.

Intinya,


penyebab pertama keracunan makanan adalah adanya bakteri yang berkembang biak pada makanan yang kurang bersih dalam proses pembuatannya ataupun pada penghidangannya. Bakteri-bakteri ini melepas toksin-toksinnya atau racunnya pada makanan yang dihinggapinya. Makanan yang sering dengan mudah dihinggapi mereka adalah semua makanan yang mengandung lemak tinggi seperti susu, keju, es cream, yogurt, roti , biskuit, dan makanan hasil laut seperti remis, kerang cumi, daging-dagingan. Begitu pula dengan kaleng yang dikemas dengan keadaan cacat.

Hal yang menyebabkan makanan menjadi racun

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami keracunan makanan. Pertama, karena bahan mentah makanan itu mengandung zat yang tidak untuk dikonsumsi, seperti kandungan peptisida yang masih menempel pada buah-buahan dan tidak menyimpan daging dan produk bahan dasar susu pada suhu yang tepat dalam kulkas. Kedua, makanan diolah dalam proses yang keliru, seperti pengolahan mie instant tanpa mengganti terlebih dahulu air rebusannya untuk dijadikan kuah mie dan Daging unggas, sosis dan burger yang tidak dimasak secara merata. Keempat, makanan siap makan yang tengah mengalami masa kadaluarsa, seperti sayur bayam yang sudah dimasak lebih dari tiga jam yang lalu, terlalu lama meninggalkan makanan matang dengan suhu hangat di ruangan dan sebab dari tangan yang kotor atau orang yang tengah sakit memegang makanan secara langsung.

Tanda dan gejala keracunan makanan

Umumnya tanda dan gejala keracunan makanan umumnya dapat di rasakan dengan datangnya rasa mual hingga muntah-muntah, badan terasa limbung, terasa pusing dan pening, buang air besar dengan frekuensi yang tinggi, demam menggigil kedinginan, hingga sampai mengakibatkan kejang-kejang karena racun sudah sampai pada otak. Bila sudah mengalami keracunan hingga ke otak segera lakukan tindakan kritis dengan membawanya ke Unit Gawat Darurat (UGD).

Tindakan terhadap keracunan

Bila terjadi keracunan makanan. Segera lakukan pertolongan pertama dengan memberikan korban minum dari air kelapa muda atau susu murni bila korban masih dalam keadaan sadar. Bila korban sudah pingsan, korban di miringkan atau tengkurapkan dengan memaksa korban untuk mengeluarkan makanan yang masih bisa dikeluarkan , tindakan selanjutnya adalah membawa korban ke rumah sakit.

Guna menghindari keracunan makanan pada diri kita dan keluarga perlu adanya pola hidup sehat dan bersih. Oleh karena itu perlu bagi kita untuk selektif dalam memilih makanan, daging, buah dan sayuran. Pilihlah makanan dalam keadaan baik dalam arti tidak busuk, di tempatkan pada tempat yang bersih dan diolah dengan olahan yang tepat. Selain itu pula, menjaga daya tahan tubuh agar senantiasa fit agar dapat menolak toksin-toksin yang berhasil masuk dalam tubuh kita.

@http://www.duniainformasikesehatan.com/

jenis-jenis gangguan kulit yang biasa menyerang anak-anak:

Gangguan Kulit pada Si Kecil dan Cara Mengatasinya

Kenali macam-macam gangguan kulit yang sering dialami oleh anak-anak.
Gangguan Kulit pada Si Kecil dan Cara Mengatasinya Banyak penyakit yang dapat menyerang kulit mulus Si Kecil, mulai dari alergi, infeksi virus, bakteri, jamur, hingga kutu. Mengenali gejala dan mengetahui pertolongan pertama di rumah akan membantu meringankan dan mempercepat penyembuhan kulit si Kecil. Berikut adalah jenis-jenis gangguan kulit yang biasa menyerang anak-anak:
Biang Keringat
Biang keringat terjadi karena adanya sumbatan pada kelenjar keringat. Pada bayi dan anak kecil, kelenjar keringatnya belum berkembang sempurna. Oleh karena itu, jika Si Kecil sering berada di ruangan yang panas dan banyak berkeringat, ia rentan terkena kelainan kulit ini.
Gejala biang keringat meliputi munculnya bintil-bintil pada kulit -- dapat sewarna kulit atau berwarna kemerahan -- yang umumnya menimbulkan gatal.
Untuk mencegah Si Kecil terkena gangguan kulit berupa biang keringat, usahakan agar ia berada di ruangan yang sejuk. Lap keringat dan ganti bajunya jika ia banyak berkeringat. Jika sudah telanjur timbul biang keringat, berikan losio (bedak kocok) yang mengandung kalamin.
Impetigo
Gangguan kulit ini berupa bentol merah yang cepat pecah dan menjadi koreng berwarna kecokelatan. Impetigo yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini, umumnya mengenai daerah wajah Si Kecil.
Karena disebabkan oleh infeksi bakteri, impetigo dapat menular. Maka, selalu biasakan Si Kecil untuk mencuci tangan sehabis bermain dan jangan biarkan ia sembarangan menggaruk atau memegang wajahnya sebelum mencuci tangan. Bakteri ini juga dapat menular melalui mainan, handuk, atau pakaian yang terinfeksi.
Sebelum mengoleskan krim antibiotik ke atas luka, koreng sebaiknya diangkat dulu dengan kompres garam fisiologis (normal saline).
Dermatitis Atopik (Eksim)
Dermatitis atopik umumnya timbul pada Si Kecil yang memiliki riwayat alergi pada keluarga. Si Kecil yang memiliki eksim biasanya rentan terkena jenis alergi lainnya, seperti alergi makanan, rinitis alergi, dan asma pada kemudian hari.
Gejalanya adalah ruam merah gatal dan kulit kering. Si Kecil cenderung ingin terus menggaruk hingga mengakibatkan luka dan infeksi sekunder (infeksi kedua setelah kondisi pertama). Pada bayi, ruam biasanya terdapat di kedua pipi. Sementara pada anak, ruam gatal terdapat di lipat lutut dan siku.
Salah satu pencetus eksim adalah makanan, karena itu sebisa mungkin hindarilah makanan yang bisa menyebabkan Si Kecil alergi. Selain itu, jangan mandikan Si Kecil dengan sabun antiseptik karena dapat membuat kulitnya menjadi lebih kering. Sebaiknya gunakan sabun lunak yang lembut. Sehabis mandi, selalu oleskan krim agar kulit Si Kecil terjaga kelembapannya. Untuk ruam merah gatal, Anda dapat menggunakan krim khusus dari dokter.
Biduran
Biduran merupakan bentol-bentol gatal yang muncul tiba-tiba akibat alergi akan suatu hal, yang akan menghilang perlahan dengan sendirinya. Biduran dapat dicetuskan oleh alergi makanan, debu, dingin atau panas, obat, dan lain-lain.
Perhatikanlah kapan, di mana, dan sedang melakukan apa Si Kecil ketika biduran tersebut timbul. Dengan demikian, Anda dapat memperkirakan pencetusnya. Lalu, untuk mencegah agar biduran tidak kambuh, Si Kecil harus menghindari pencetus tersebut. Namun jika biduran sudah telanjur timbul, Anda dapat memberikan Si Kecil sirop antihistamin.

@http://klikdokter.com/

Asam Folat

Apa sih Pentingnya Asam Folat untuk Ibu?

Teman saya tidak pernah menyangka, bayi yang selama ini sudah ditunggu-tunggu kehadirannya oleh dia dan suami, ternyata didiagnosis menderita anencephaly atau otak bayi tidak terbentuk sempurna yang  ditandai dengan tengkorak kepala bayinya tidak berkembang maksimal dan berisi cairan otak dalam beberapa hari.  Menurut dokter ahli kandungan yang  dia temui, Anencephaly bisa disebabkan oleh kekurangan asam folat saat ibu sedang mengandung.

Apa sih asam folat itu? Asam folat adalah bagian dari vitamin B yang larut dalam air, sering juga disebut vitamin B9. Tubuh kita memerlukan asam folat untuk pembentukan sel-sel baru dalam tubuh.  Secara khusus, asam folat sangat dibutuhkan oleh wanita yang merencanakan kehamilan, juga selama periode hamil dan menyusui.  Asam folat terbukti dapat mencegah cacat bawaan otak dan tulang belakang  atau Bahasa kerennya disebut Neural Tube Defects (NTDs).

Sumber terbaik asam folat adalah dari sumber alaminya seperti susu segar, pisang ataupun alpukat. Hanya saja untuk mencapai kadar asam folat yang diperlukan oleh wanita terutama yang sedang mengandung, mereka harus mengonsumsi makanan ini dalam jumlah sangat besar.

Untungnya  saat ini asam folat bisa ditemukan dalam bentuk yang lebih praktis, yaitu pil asam folat 400 mcg ataupun multivitamin prenatal yang mengandung kombinasi asam folat dan vitamin lainnya, seperti Elevit Pronatal yang bisa Anda temukan di pasaran.

Sebuah uji klinis yang dilakukan di Hungaria terhadap sekitar hampir 5.000 wanita ditemukan bahwa wanita yang mengonsumsi multivitamin yang mengandung 800 mcg asam folat selama satu bulan sebelum kehamilan,  dapat mengurangi risiko NTDs sampai dengan 92 persen dibandingkan dengan konsumsi asam folat 400mcg yang hanya dapat menurunkan risiko NTDs sebesar 50 – 70 persen.

Kapan saat yang tepat untuk mengonsumsi asam folat?  Seringkali seorang wanita baru menyadari bahwa dirinya hamil bukan pada minggu pertama kehamilannya.  Risiko insiden NTDs pada bayi dapat terjadi pada masa pembentukan embrio yaitu dari minggu ke 3 sampai 8. Karena itu, wanita yang sedang merencanakan kehamilan dianjurkan untuk mengonsumsi asam folat sedini mungkin setiap hari.

@http://meetdoctor.com/