Jumat, Maret 22, 2019

3D Printing bagian 2

3D Printing

A. Latar Belakang
Pada tahun 1986, ada seseorang bernama Charles W. Hull memiliki hak paten dengan teknologi stereolithography. Teknologi ini merupakan teknologi untuk membuat objek 3D. Tentu saja, Printer dengan teknologi 3D sangatlah mahal. Printer tradisional yaitu printer 2D bisa anda beli dengan hanya beberapa ratus ribu rupiah saja. Sedangkan untuk printer 3D, anda harus mengeluarkan uang ratusan juta rupiah untuk memilikinya.
Karena harga yang sangat mahal, berbagai orang mulai membuat printer 3D yang setidaknya dapat mengurangi harganya. Dari kemampuan itulah 3D Printing disebut-sebut sebagai teknologi terbaru yang akan mampu mengubah dunia. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menjelaskan cara kerja dan mekanisme dari printer 3D. Sehingga dengan begitu, pembaca dapat memahami cara kerja dan mekanime printer 3D dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Seperti halnya untuk mempermudah pekerjaan manusia baik di bidang manufaktur, kesehatan dan lain – lain.
3D cetak juga dikenal sebagai prototyping cepat teknologi adalah proses desain dimana panduan pemrograman komputer pembuatan Model tiga dimensi melalui layering bahan fabrikasi. Insinyur, desainer dan teknisi akan mendapat manfaat dari produksi prototipe maju. Baru-baru ini Teknologi baru telah dikembangkan memproduksi banyak keuntungan bagi mereka yang membutuhkan teknologi prototipe cepat. Printer 3D tersedia saat ini adalah lebih cepat, lebih mudah dan lebih terjangkau daripada teknologi fabrikasi sebelumnya. Cetak 3D juga menghilangkan kebutuhan untuk alat mahal dan pengrajin terampil untuk menghasilkan desain prototipe, membuat proses lebih terjangkau, biaya efisien dan diinginkan.
B. Rumusan Masalah
  • Pengertian print 3D?
  • Bagaimana cara kerja dan mekanisme printer 3D
C. Pembahasan
  • PENGERTIAN
3D Printing adalah sebuah printing yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, namun berbeda dengan printing biasanya yang mencetak data dalam sebuah kertas ataupun lembaran lainya. Dengan teknologi dari 3D printing sebuah perusahaan dapat membuat sebuah prototype tanpa harus menghabiskan bahan baku ataupun material. Karena sehabis seorang designer menggambar object 3D mereka akan bisa langsung mencetak hasil design mereka dengan printer tersebut dan langsung mengetahui kira-kira apa saja kekurangan dari design yang telah dibuatnya.
  1. sejarah printer dan jenis printer
Printer (Pencetak) adalah alat yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik berupa teks maupun gambar/grafik, di atas kertas. Pencetak biasanya terbagi atas beberapa bagian, yaitu penggetil picker sebagai alat mengambil kertas dari baki . Baki ialah tempat menaruh kertas. Tinta atau tinta bubuk toner adalah alat pencetak sesungguhnya, karena ada sesuatu yang disebut tinta atau tinta bubuk yang digunakan untuk menulis/mencetak pada kertas. Perbedaan tinta bubuk dan tinta ialah perbedaan sistem; tinta bubuk atau laser butuh pemanasan, sedangkan tinta atau sembur tinta tak butuh pemanasan, hanya pembersihan pada hulu pencetak (print-head) tersebut. mencetak di atas kertas, kain, kaca, film putih, ebonit, dll. Ada pula kabel lentur untuk pengiriman sinyal dari pengolah pencetak ke tinta atau tinta bubuk. Kabel ini tipis dan lentur, namun kuat. Pada bagian belakang pencetak biasanya ada colokan sejajar atau USB untuk penghubung ke komputer.
Teknik cetak mencetak sudah dilaksanakan secara sederhana di Cina pada abad ke-14. Inovasi orang-orang Cina telah berhasil menciptakan tinta dan block printing yang berpengaruh besar terhadap tradisi tulisan. Tetapi perkembangan teknik cetak di Cina tidak sehebat dengan perkembangan yang terjadi di Eropa. Hal ini terjadi disebabkan alfabet Cina memiliki ribuan ideogram spesifik, yang sangat sukar jika diterapkan di mesin tik. Akibatnya, hampir tidak ada perubahan yang berarti dalam hal efisiensi produksi di Cina sebagaimana yang terjadi di Eropa.
Di awal tahun 1950-an, terjadi perkembangan budaya yang sangat pesat di Eropa yang menimbulkan kebutuhan akan proses produksi dokumen tulisan yang cepat dan murah. Adalah Johannes Guternberg, seorang tukang emas dan usahawan asal Jerman, yang berhasil mengembangkan teknologi mesin cetak yang telah mengubah tehnik mencetak secara revolusioner. Percetakan sendiri mungkin merupakan penemuan yang paling penting pada millennium lalu, walaupun dampak yang ditimbulkannya pada perekonomian global tidak terlalu besar. Penemuan mesin cetak ini memungkinkan Alkitab jadi buku pertama yang diproduksi secara massal.
Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg (sekitar 1398 – 3 Februari 1468) adalah seorang pandai logam dan pencipta berkebangsaan Jerman yang memperoleh ketenaran berkat sumbangannya di bidang teknologi percetakan pada tahun 1450-an, termasuk aloy logam huruf (type metal) dan tinta berbasis-minyak, cetakan untuk mencetak huruf secara tepat, dan sejenis mesin cetak baru yang berdasarkan pencetak yang digunakan dalam membuat anggur.
Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg
Printer yang merupakan sebuah Hardware (perangkat keras) yang dihubungkan ke komputer. Printer mempunyai fungsi sebagai alat untuk menghasilan/menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik berupa gambar atau tulisan dari komputer ke kertas atau sejenisnya. Printer biasanya ada beberapa bagian dan juga ada beberapa jenis.
  • CARA KERJA DAN MEKANISME
Secara umum cara kerja printer 3D dibagi menjadi dua yaitu Printing dan Finishing. Printing terjadi saat jika telah selesai didesain 3D Robotnya Anda bisa langsung print di printer 3D. Proses mencetak pun dimulai, lamanya mencetak tergantung besar dan ukuran model. Kemudian Finishing,
setelah dicetak, proses finishing pun dilakukan, dengan melihat hasil cetakan dari desain 3D robot yang Anda buat.

3d-printing
Kemudian mekanisme diawali dari Stereolithography (SLA) adalah teknik pertama untuk 3D Printing. Caranya adalah menambahkan layer terus menerus pada bahan photopolymer menuju keatas. Material yang digunakan pada awalnya adalah liquid (cairan) dan akan mengeras ketika liquid tersebut terkena sinar ultraviolet.
Lalu Digital Light Processing (DLP), pada proses penyinaran digital, objek pada  awalnya berbentuk liquid yang penuh. Sebagian dari liquid tersebut akan disinari, yang tentu saja akan mengeraskan liquid tersebut, lalu objek yang mengeras akan tenggelam kebawah dan menaikkan liquid selanjutnya. Proses ini terus menerus dilakukan hingga objek 3D tersebut berhasil dibuat.
digital-light-processing-photopolymerization
Kemudian Selective Laser Sintering (SLS), menggunakan tenaga yang sangat tinggi untuk menggabungkan berbagai material, seperti plastik, gelas, keramik, dan metal menjadi output 3D.
selectivelasersintering_illustration1
Dan Electron Beam Melting (EBM), adalah proses dari 3D Printing untuk bahan metal. Prosesnya di sebuah vakum dan memulai prosesnya dengan menyebarkan sebuah layer dari metal powser (lebih sering menggunakan titanium). Electron beam akan mencairkan powder menjadi layer yang keras. Objek yang dibuat dengan teknik ini akan sangat kuat.
ebm-electron-beam-melting
Setelah itu tahap selanjutnya adalah Multi Jet Modelling (MJM) mempunyai cara kerja yang sama dengan inkjet printer. Ia menyebarkan sebuah layer dari resin powder dan menyemprotkan sebuat lem yang mempunyai berbagai warna dan akan mengeras pada satu layer. Multi Jet Modelling sangatlah berguna karena sangat cepat dan mendukung penyediaan warna.
mjm
Dan yang terakhir adalah Fused Deposition Modelling (FDM), menggunakan bahan nozzle yang dipanaskan dan akan melelehkan bahan seperti plastik pada hasil outputnya. Nozzle tersebut akan berpindah secara horizontal dan vertikal yang diatur oleh komputer. Ketika material keluar dari nozzle, material tersebut akan mengeras.
fdm
D. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa printer 3D merupakan salah satu trend Teknologi Informasi dan Komunikasi Masa kini. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan manusia yang semakin lama semakin mutakhir. Dalam printer 3D ini terdapat 2 cara kerja printing dan finishing. Kemudian mekanisme nya meliputi: Stereolithography (SLA), Digital Light Processing (DLP), Selective Laser Sintering (SLS), Electron Beam Melting (EBM), Multi Jet Modelling (MJM), Fused Deposition Modelling (FDM). Printer 3D mempunyai kelebihan seperti Mampu mengerjakan sekaligus 2 pekerjaan yaitu: membuat benda dan langsung bisa mewarnai benda tersebut. Apabila ada kesalahan gabar pada scanning bisa langsung diubah sesuai keinginan. Bisa membuat objek dengan kerumitan yang tinggi. Lebih mudah digunakan daripada teknologi rapid manufaktur lainnya. Dan di balik kelebihannya tersebut terdapat kekurangan seperti Mengurangi ketenaga kerjaan para ahli pengrajin. Mengurangi daya kreatifitas free hand. Hal ini bisa menyebabkan kemalasan pada masa mendatang. Dan di masa depan printer 3D akan dipakai oleh NASA untuk mereplikasi alat-alat yang tiak sengaja menghilang di angkasa.

3D printing

Pernahkah kamu mengenal seputar teknologi 3D printing? Mungkin sebagian dari kita tau dan pernah mendengarnya. Sebenarnya, teknologi ini sudah lama ada dan sangat populer di seluruh belahan dunia loh!  Teknologi ini juga memiliki banyak manfaat bagi kehidupan.
Lantas, apa sih sebenarnya teknologi 3D printing ini? Bagaimana prosesnya? Berikut IDS bahas lebih lanjut.

Apa Itu 3D Printing?
3 Dimensional Printer
3D printing adalah teknologi yang pertama kali tercipta di tahun 1980-an. Diciptakan pertama kali oleh Chuck Hull dari 3D Systems Corp. Sejak saat itu 3D Printer terus berkembang dan digunakan secara luas.
3D printing adalah teknologi mencetak menggunakan mesin printing khusus sehingga hasil yang didapatkan berbentuk 3D. Mesin printing tersebut memiliki kecanggihan khusus, yakni mampu mencetak benda, yang sama persis dengan gambar soft file-nya, dalam bentuk 3D (tidak lagi sebatas mencetak gambar di atas kertas saja).

Apa kegunaannya?
2
Hasil dari 3D printing ini digunakan dalam prototyping (model) maupun industri secara luas, seperti dalam arsitektur, otomotif, militer, industri medis, fesyen, sistem informasi geografis sampai biotech (penggantian jaringan tubuh manusia).
Contohnya, dalam pembuatan sepatu yang dilakukan oleh salah satu merk ternama dunia, solnya sudah mulai menggunakan 3D printing, yang tentunya sangat bisa terkustomisasi sesuai pengguna sepatunya.

Material yang Digunakan?
3
Biasanya, untuk membuat 3D printing beberapa bahan yang biasa digunakan adalah Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) dan Polylactic acid atau Polylactide (PLA) . Kedua material ini berasal dari kelompok thermoplastik yang memiliki sifat mudah dibentuk ketika dipanaskan dan menjadi padat kembali ketika didinginkan. Kelebihan dari material thermoplastik yaitu dapat didaur ulang atau diproses kembali secara berulang-ulang sehingga lebih ramah lingkungan. Untuk material campuran (untuk membuat lintasan jalan raya misalnya) juga ada sebenarnya, namun masih dalam tahap pengembangan. Keterbatasan ini berlaku juga untuk pewarnaan produk. Apapun warna yang ada di gambar, produk yang tercetak nantinya hanya akan memiliki satu warna sesuai dengan material yang ada di dalam printernya. Sebab itu, ketika ingin mengaplikasikan warna yang beragam untuk satu produk, perlu dilakukan pengecatan secara manual menggunakan pilox atau pewarna lainnya.

Bagaimana Prosesnya?
5
Untuk menghasilkan 3D Printing, kamu harus paham dulu bagaimana cara membuat 3D modeling. Karena untuk membuat desainnya, tentu kamu harus memahami teknik 3D modeling.
Membuat desainnya menggunakan software khusus untuk model desain 3D (Auto CAD, dan software animasi 3D) yang mendukung printernya, misalnya kamu mendesain gambar 3D robot atau untuk percobaan dengan menggunakan software desain 3D.
Kedua, setelah di desain, maka cetak menggunakan mesin printer khusus 3D dengan bahan-bahan yang disebutkan di atas. Proses mencetak pun dimulai, lamanya mencetak tergantung besar dan ukuran model.
4
Terakhir, adalah proses finishing. Langkah ini membutuhkan keterampilan dan materi khusus. Ketika objek pertama kali dicetak, seringkali tidak dapat langsung digunakan atau dikirim. Kenapa? Karena biasanya akan diampelas, dipernis atau dicat dulu. Bahan yang dipilih untuk proyek akan menentukan metode pencetakan mana yang paling cocok.
Nah, itu dia sekilas seputar teknologi 3D printing. Kalau dalam masa-masa kemunculan awalnya saja sudah sangat beragam fungsinya, bayangkan akan semenakjubkan apa ke depannya.

contoh PPIC bagian 2 (lanjutan)

BAB VII
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
7.1 Definisi MRP (Material Requirement Planning)
Material Requirement Planning (MRP) merupakan metode yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan, dan seperangkat mekanisme pencatatan yang berkaitan secara logis dan dirancang untuk menjabarkan suatu jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) ke dalam kebutuhan setiap konsumen atau material yang dibutuhkan. Jadwal kebutuhan ini meliputi kapan dan berapa jumlah komponen atau material yang diperlukan atau dipesan.
  • Susunan struktur BOM perusahaan “Gayams Sejahtera”
 













§  Struktur produk berfase waktu
KOMPONEN UTAMA
WAKTU (HARI)
Cake Gayam (X)
1
Adonan (A)
1
Pemanggangan (B)
1
Pengemasan (C)
1
Susu Bubuk (D)
2
Buah Gayam (E)
2
Air (F)
1
Telur Ayam (G)
2
Gula Pasir (H)
2
Mentega (I)
1
Tepung Terigu (J)
2
Baking Powder (K)
1
Garam (L)
1
Timbangan (M)
0
Mixer (N)
0
Sendok (O)
0
Oven (P)
0
Loyang (Q)
0
Kompor (R)
0
Plastik (S)
2






                                                           

                                                                        A
                                                                                  X
                                                           
                 B
                                                            










          
                      1             2           3            4            5               Hari


§  Rencana Kebutuhan Bruto
KU
Uraian
Hari
Waktu Tunggu
1
2
3
4
5

X
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




300
1



300

A
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




300
1



300

B
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




300
1



300

C
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




300
1



300

D
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan



30

2

30



E
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan



30

2

30



F
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan



5

1


5


G
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan


20


2

20



H
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan


5


2

5



I
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan



5

1


5


J
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan


10


2

10



K
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan



5

1


5


L
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan



2

1


2


M
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




1
0



1

N
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




1
0



1

O
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




1
0



1

P
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




1
0



1

Q
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




1
0



1

R
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan




1
0



1

S
Tanggal dibutuhkan
Tanggal pengiriman pesanan


5


2

5



§  Rencana Kebutuhan Netto
LOT
Lead Time
Rincian
1
2
3
4
5
X
1 Hari
Kebutuhan Bruto




300
Persediaan di Tangan




100
Kebutuhan Netto




200
Penerimaan Pemesanan




200
Rencana Pemesanan



200

A
1 Hari
Kebutuhan Bruto




300
Persediaan di Tangan




50
Kebutuhan Netto




250
Penerimaan Pemesanan




250
Rencana Pemesanan



250

B
1 Hari
Kebutuhan Bruto




300
Persediaan di Tangan




80
Kebutuhan Netto




220
Penerimaan Pemesanan




220
Rencana Pemesanan



220

C
1 Hari
Kebutuhan Bruto




300
Persediaan di Tangan




10
Kebutuhan Netto




290
Penerimaan Pemesanan




290
Rencana Pemesanan



290

D
2 Hari
Kebutuhan Bruto



30

Persediaan di Tangan



20

Kebutuhan Netto



20

Penerimaan Pemesanan



20

Rencana Pemesanan

20



E
2 hari
Kebutuhan Bruto



30

Persediaan di Tangan



5

Kebutuhan Netto



25

Penerimaan Pemesanan



25

Rencana Pemesanan

25



F
1  hari
Kebutuhan Bruto



5

Persediaan di Tangan



3

Kebutuhan Netto



2

Penerimaan Pemesanan



2

Rencana Pemesanan

2



G
2 hari
Kebutuhan Bruto



20

Persediaan di Tangan



15

Kebutuhan Netto



5

Penerimaan Pemesanan



5

Rencana Pemesanan

5



H
2 hari
Kebutuhan Bruto



5

Persediaan di Tangan



4

Kebutuhan Netto



1

Penerimaan Pemesanan



1

Rencana Pemesanan

1



I
1 hari
Kebutuhan Bruto



5

Persediaan di Tangan



4

Kebutuhan Netto



1

Penerimaan Pemesanan



1

Rencana Pemesanan


1


J
2 hari
Kebutuhan Bruto



10

Persediaan di Tangan



5

Kebutuhan Netto



5

Penerimaan Pemesanan



5

Rencana Pemesanan

5



K
1 hari
Kebutuhan Bruto



5

Persediaan di Tangan



2

Kebutuhan Netto



3

Penerimaan Pemesanan



3

Rencana Pemesanan


3


L
1 hari
Kebutuhan Bruto



2

Persediaan di Tangan



1

Kebutuhan Netto



1

Penerimaan Pemesanan



1

Rencana Pemesanan


1


M
0
Kebutuhan Bruto



1

Persediaan di Tangan



1

Kebutuhan Netto



0

Penerimaan Pemesanan



0

Rencana Pemesanan



0

N
0
Kebutuhan Bruto



1

Persediaan di Tangan



1

Kebutuhan Netto



0

Penerimaan Pemesanan



0

Rencana Pemesanan



0

O
0
Kebutuhan Bruto



1

Persediaan di Tangan



1

Kebutuhan Netto



0

Penerimaan Pemesanan



0

Rencana Pemesanan



0

P
0
Kebutuhan Bruto



1

Persediaan di Tangan



1

Kebutuhan Netto



0

Penerimaan Pemesanan



0

Rencana Pemesanan



0

Q
0
Kebutuhan Bruto



1

Persediaan di Tangan



1

Kebutuhan Netto



0

Penerimaan Pemesanan



0

Rencana Pemesanan



0

R
0
Kebutuhan Bruto



1

Persediaan di Tangan



1

Kebutuhan Netto



0

Penerimaan Pemesanan



0

Rencana Pemesanan



0

S
2
Kebutuhan Bruto



5

Persediaan di Tangan



2

Kebutuhan Netto



3

Penerimaan Pemesanan



3

Rencana Pemesanan

3





BAB VIII
JUST IN TIME
8.1 Definisi Just In Time
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
   Sistem Just In Time ini berusaha melakukan pekerjaan secara terus-menerus tanpa henti, dengan menghilangkan segala pemborosan dan segala sesuatu yang tidak memberi nilai tambah dengan menyediakan sumber daya pada tempat dan  waktu yang tepat. Sistem ini akan mengakibatkan persediaan lebih sedikit, jumlah pekerja lebih sedikit, dan biaya produksi lebih rendah serta produk dapat  diserahkan ke pelanggan tepat waktu. Sedangkan kualitas yang sangat tinggi merupakan hasil dari suatu sistem pengendalian mutu yang sangat baik. Akhirnya, dengan kombinasi dan gabungan kedua sistem tersebut akan membuat perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain serta mencapai laba dan hasil dari  investasi yang maksimal.
   Dalam menerapkan strategi Just In time (JIT) pada perusahaan terdapat beberapa hal yang diperlukan antara lain :
§  Laporan kualitas yang komprehensif dalam perusahaan.
§  Pertemuan secara periodik dengan setiap pemasok material.
§  Laporan secara rutin kepada pemasok material dan departemen pembelian material dari perusahaan.
§  Daftar pemasok material dalam program Just In Time.
Namun, sebelum dilaksanakannya sistem JIT (Just in TIme) pada perusahaan kami, terlebih dahulu perlu dilakukan pemilihan pemasok terbaik yang dapat menyuplai kebutuhan akan bahan baku secara tepat waktu. Dalam pemilihan pemasok terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemilihannya. Adapun pemilihan pemasok harus memerhatikan hal-hal seperti berikut :
-          Pemasok mempunyai lokasi terdekat dengan perusahaan.
-          Perusahaan dapat menjalin hubungan yang erat dengan pemasok.
-          Pemasok dapat menawarkan harga yang bersaimg.
-          Pemasok mempunyai kinerja mutu dan kemampuan menyerahkan komponen tepat jumlah dan waktu sesuai dengan yang diperlukan
-          Pemasok mempunyai komitmen pada pembelian JIT yang digunakan oleh perusahaan
Agar strategi Just In Time yang diterapkan perusahaan tersebut menjadi efektif, tentu saja perlu dibuat tindakan korektif dalam program ini apabila berjalan tidak sesuai dengan harapan. Beberapa tindakan korektif dalam program persiapan Just In Time adalah:
v  Membuat daftar masalah kepada pemasok material
v  Meminta komitmen pemasok untuk menyelesaikan masalah
v  Memberikan dukungan teknik dan manajemen kepada pemasok apabila diperlukan
v  Melakukan inspeksi secara berkala
v  Diskualifikasi terhadap pemasok yang tidak melakukan peningkatan atau perbaikan kualitas terus-menerus.
v  Penjadwalan produksi dengan mixed scheduling
v  Diskualifikasi pemasok material iu apabila tidak ada respon terhadap masalah dalam waktu tertentu.



DAFTAR PUSTAKA