Jumat, Maret 22, 2019

DIAGRAM PARETO


Nostalgia pelajaran waktu kuliah....... :) 

APLIKASI DIAGRAM PARETO
Berikut ini merupakan teori untuk modul pareto
1.   Pengertian Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks. Diagram pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah). Selain itu, Diagram pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses.
Diagram pareto dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilredo Pareto pada abad ke 19. Diagram Pareto digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar di sebelah kiri ke yang paling kecil di sebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji. Bantuan diagram pareto tersebut kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian daripada meninjau berbagai sebab suatu waktu. Kunci peningkatan proses pertama kali adalah mengidentifikasi area utama dan memfokuskan perhatian pada masalah itu. Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Tahapan penggunaan dari diagram pareto adalah mencari fakta dari data ciri gugus kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan sebelumnya dan mengelompokkan sesuai dengan periodenya, membentuk histogram evaluasi dari kondisi awal permasalahan yang ditemui, melakukan rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi awal permasalahan yang ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan yang telah ditetapkan dan menentukan tema selanjutnya (DitjenNak,2000).
Vilfredo Pareto, ekonom Italia pencetus prinsip Pareto. (Wikimedia Commons)
Vilfredo Pareto, ekonom Italia pencetus prinsip Pareto. (Wikimedia Commons)
Prinsip Pareto berasal dari gagasan filsuf dan ekonom asal Italia, yaitu Vilfredo Federico Damaso Pareto. Gagasan ini ditemukannya sewaktu ia mengamat-amati tanaman kacang.
Dari pengamatan tersebut, ia menemukan fakta bahwa sekitar 20 persen tanaman kacang polong di kebun menyumbang 80 persen kacang polong yang sehat. Penasaran dengan penemuan ini, ia pun mencari fakta lainnya.
Pareto kemudian melihat seluruh Italia dan ia menemukan fakta bahwa 20 persen dari populasi penduduk Italia memiliki 80 persen tanah di negara tersebut. Ia pun menemukan fakta-fakta lainnya dan lahirlah prinsip Pareto dalam aturan 80/20.
Dari aturan 80/20 inilah, prinsip Pareto diterapkan ke semua hal, misalnya aja:
20 persen dari jumlah pelanggan menciptakan 80 persen pendapatan usaha.
20 persen dari aplikasi menguras 80 persen daya smartphone.
20 persen dari pakaian digunakan buat 80 persen aktivitas.
Dengan kata lain, setiap kejadian yang ada ternyata 20 persen penyebabnya berkontribusi ke 80 persen akibat. Itulah yang mau dijelaskan Pareto dalam aturan 80/20 ciptaannya.
Lalu, apa keuntungan yang diperoleh dari penerapan prinsip Pareto dalam bisnis?
Ilustrasi prinsip Pareto. (Shutterstock)
Ilustrasi prinsip Pareto. (Shutterstock)
Dengan menggunakan prinsip Pareto ini, kamu bisa meningkatkan keuntungan dari bisnis yang kamu jalankan. Gimana penerapan prinsip Pareto ini dalam bisnis?
Misalnya aja, kamu adalah pelaku usaha yang menjalankan bisnis online. Menurut prinsip Pareto, 80 persen keuntungan yang kamu peroleh berasal dari 20 persen produk yang kamu jual. Sementara sisa keuntungan yang 20 persen berasal dari 80 persen produk yang terjual.
Berdasarkan pembagian itulah, kamu harus menelusuri 20 persen produk mana aja yang paling laris dijual. Nah, kalau udah tahu apa aja produk-produk yang menyumbang penjualan terbesar, kamu tinggal menjaga agar produk-produk tersebut terus menyumbang 80 persen penghasilan.
Kamu bisa menjaga ketersediaan produk agar jangan sampai stok yang tersedia kosong. Dengan begitu, hasil penjualan sebesar 80 persen tetap terjaga.
Selain buat pelaku usaha, prinsip Pareto ini juga berguna buat para produsen produk. Penerapannya bisa dimulai dengan mencari tahu siapa aja pelanggan-pelanggan, dalam hal ini distributor yang rutin melakukan pembelian produk.
Setelah kamu dapat daftarnya, urutkan dari yang penjualannya tertinggi hingga terendah. Dengan aturan 80/20 prinsip Pareto, ambil 20 persen pelanggan penyumbang terbesar hasil penjualan. Pastikan benar-benar 20 persen pelanggan tersebut memberi 80 persen hasil penjualan.
Kalau udah tahu siapa aja pelanggan yang 20 persen itu, tugas produsen selanjutnya adalah bikin mereka tetap loyal berbelanja. Memberikan pelayanan terbaik dengan tambahan produk lainnya atau hadiah bisa jadi cara menjaga loyalitas mereka.
2. Kegunaan Diagram Pareto
Ada beberapa kegunaan dalam sebuah diagram pareto. Berikut ini adalah kegunaan diagram pareto (Purba,2008):
a.    Menunjukkan persoalan utama.
b.    Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan.
c.    Menunjukkan tingkat perbaikan setelah adanya tindakan perbaikan.
d.    Menunjukkan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan sesudah perbaikan.
Analisis diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe yang tidak sesuai.
Diagram pareto tersebut dibuat dengan mengikuti langkah-langkah yang ditunjukkan dengan mengalihkan perhatian kepada ketidaksesuaian paling tinggi frekuensinya, meskipun tidak harus yang paling penting.
3. Prinsip Diagram Pareto
Prinsip Diagram Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20% dari pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal, seperti (library.binus.ac.id):
a.    80% dari keluhan pelanggan timbul 20% dari produk atau jasa.
b.    80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.
c.    20% dari produk atau account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda.
d.    20% dari-tenaga penjualan menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda.
e.    20% dari cacat sistem penyebab 80% masalah nya.
Prinsip pareto untuk manajer proyek adalah mengingatkan untuk fokus pada 20% hal yang materi, tetapi tidak mengabaikan 80% masalah.
4. Cara Pembuatan Diagram Pareto
Untuk menjelaskan proses pembuatan diagram Pareto. Berikut ini akan dijabarkan melalui beberapa langkah (DitjenNak,2000):
a.    Menentukan masalah yang akan diteliti, mengidentifikasikan kategori-kategori atau penyebab-penyebab dari masalah yang akan diperbandingkan, setelah itu merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data.
b.    Membuat suatu ringkasan data atau tabel yang mencatat frekuensi kejadian dari masalah yang telah diteliti dengan menggunakan formulir pengumpulan data.
c.    Membuat daftar masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari yang tertinggi sampai yang terendah, serta hitunglah frekuensi kumulatif, persentase dari total kejadian, dan persentase dari total kejadian secara kumulatif.
d.    Menggambar dua buah garis vertikal dan sebuah garis horizontal.
e.    Membuat histogram pada diagram pareto.
f.     Menggambar kurva kumulatif serta mencantumkan nilai-nilai kumulatif (total kumulatif atau persen kumulatif) disebelah kanan atas dari interval setiap item masalah.
g.    Memutuskan untuk mengambil tindakan peningkatan atas penyebab utama dari masalah yang sedang terjadi.
5. Langkah Penyusunan Diagram Pareto
Ada beberapa langkah dalam pembuatan sebuah diagram pareto. Berikut ini adalah langkah-langkah membuat diagram pareto:
1.  Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
3.  Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif.
6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing masalah.
Diagram Pareto merupakan salah satu tools (alat) dari QC 7 Tools yang sering digunakan dalam hal pengendalian Mutu. Pada dasarnya, Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi sampai yang paling sedikit terjadi. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi (paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan).
Dalam aplikasinya, Diagram Pareto  sangat bermanfaat dalam menentukan dan mengidentifikasikan prioritas permasalahan yang akan diselesaikan. Permasalahan yang paling banyak dan sering terjadi adalah prioritas utama kita untuk melakukan tindakan.
Sebelum membuat sebuah Diagram Pareto, data yang berhubungan dengan masalah atau kejadian yang ingin kita analisis harus dikumpulkan terlebih dahulu. Pada umumnya, alat yang sering digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan Check Sheet atau Lembaran Periksa.
6. Contoh Membuat Diagram Pareto
Langkah-langkah dalam membuat Diagram Pareto adalah sebagai berikut :
a.    Mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan penyebab-penyebab kejadian.
(Contoh Permasalahan : Tingginya tingkat Cacat di Produksi Perakitan PCB,  Penyebabnya : Solder Short, No Solder, Missing, Solder Ball dan Solder Crack)
b.    Menentukan Periode waktu yang diperlukan untuk analisis (misalnya per Bulanan, Mingguan atau per harian)
c.    Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet)
d.    Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi kejadian (dari tertinggi sampai terendah).
e.    Menghitung Frekuensi kumulatif dan Persentase kumulatif
f.     Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang
g.    Gambarkan kumulatif Persentase dalam bentuk grafik garis
h.    Intepretasikan (terjemahkan) Pareto Chart tersebut
i.      Mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian / permasalahan
j.      Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan tindakan improvement (tindakan peningkatan) untuk melakukan perbandingan hasil.
Contoh-Diagram-Pareto-dan-Langkah-langkah-membuatnya

Diagram Pareto juga merupakan salah satu alat yang dipakai oleh Metodologi Six Sigma dalam tahap Definisi (Definition Phase).
Tempat kerja kita dibanjiri oleh banyak masalah (semoga juga tidak terlalu banyak biar bisa pulang tepat waktu J), sedangkan sumber daya yang kita punya, baik manuasia maupun waktu, sangat terbatas. Untuk itu kita perlu memusatkan sumberdaya yang ada untuk menyelesaikan masalah yang paling signifikan memberikan hasil terbesar. Prinsip Pareto atau lebih dikenal juga sebagai aturan 20/80 menyatakan banyak kejadian atau akibat sebesar 80% dari total efeknya hanya disebabkan 20% dari sebabnya. Prinsip ini dinamakan berdasarkan seorang ekonom dari italia yang bernama Vilfredo Pareto yang pada tahun 1906 mengamati dan menemukan fakta bahwa 80% tanah di Italia, hanya dimiliki oleh 20% dari total populasi. Contoh diagram Pareto adalah adalah sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqYqoCanpoM7hvpkDx2oP5XfAeytfW-S1UCiaQbY85J9ISgJRLinrmMX4lqxLOFC6OmPpPlCktHGl-BR8WGZ3ND9OYg8GRZ_GQ4fUphVfwvk7hkE_ZPerElSsDQpgpfq0qar0cgH2lJh0p/s400/Pareto+1.jpg
Dari diagram Pareto diatas, dapat diketahui bahwa hanya 4 Masalah yang menyebabkan kerugian terbesar, yaitu hingga 80% dari total masalah. Sehingga, untuk mengurangi total kerugian, kita dapat berfokus pada 4 masalah tersebut dari pada keseluruhan masalah yang ada namun tetap memberikan implikasi yang besar terhadap pengurangan total kerugian yang ada.
Pareto diagram merupakan salah satu perangkat kendali mutu (QC 7 Tools) yang membantu kita untuk menganalisa data berdasarkan kategorinya dan implikasi dari pola datanya (sebab terhadap akibat) terhadap akibat atau masalah seluruhnya. Serta membantu kita untuk memfokuskan usaha kepada kontribusi data terbesar (20/80).
Cara membuat diagram pareto secara sederhana melalui program MS Excel dalah sebagai berikut:
1. Definisikan apa masalah yang akan dianalisa (sebab) dan kumpulkan data kerugian dari masalah tersebut (akibat), contoh sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxUtxerJx3bJDASUzKs_NMCrtq0J5pA9a3sDqHEN7Ueb0YpKEsVovEbejE3Hw49U3x4IlAiLtPnkmo7oGY6zdZFtjq4ZsGZBAgFoBmTIdn9dwnRxM5XR1AzPaPnDtXnU6SBc30csGdthFe/s400/Pareto+2.jpg

2. Lalu urutkan berdasarkan jumlah kerugian mulai dari yang terbesar, hingga yang terkecil. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZkaxyHNRg4AtF9CCNZp5ukGYjjQDMBdAa4CxmDTWj09iyWA_UK94c0ExcxRohxBKTAE2RmYeFZHTGQHtpKG3FcgDmHZW5lV6s2jLvqxSkKhUzYG9_1mi0Hq5m2vaidOyrI6Vj4V4g1sgC/s400/Pareto+3.jpg
3. Buatlah tabel sebagai berikut, lalu hitung rasio kerugian tersebut serta kalkulasi juga kumulatif dari rasio tersebut. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizogGU5ilgPEzSok58NE2XgBWY0d7TGx3Oy10WR1ONjAXfG-VABXh2Tm6ARKBgpna7SJaKunTgeyjlwaHGnci-VqxBgOZgLiZOIx0yRUtscgzXuSP7jH0rl-x169YAmaKLOTGsysTtJnQe/s400/Pareto+4.jpg
4. Buatlah grafik batang dan secondary axis berupa grafik garis. Untuk grafik batang, gunakan data kerugian, sedangkan grafik garis gunakan data kumulatif rasio. Hasilnya adalah grafik sebagai berikut. Lalu interpretasikan berdasarkan hasil data dan tujuan kita dalam membuat data tersebut, misal mengurangi kerugian. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEXayKi1Edy4mQ5atY_YCZ5EFkq_1O9iaQ3VVy1uDIZhcmYZf3aqFCtzoU574dSO3co9moxZQqM_OHbgEE46VKP8Dadq_amtfwIhhyYupmPUobJfKXkSYcTmdTmAY9zWaLJAJn65AdWVdw/s400/Pareto+5.jpg

Berdasarkan grafik Pareto, kita dapat mengolah berapa besarkah masalah yang kita hadapi, akibat dari setiapmasalah yang ada dan strategi apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah berdasarkan target yang ada. Jadi, misalnya kita dapat target untuk mengurangi kerugian sebesar 30% dari kerugian total Rp. 132.004 atau sebesar Rp. 39.601. Maka dari pada kita menurunkan seluruh kerugian baik masalah A sampai J masing-masing sebesar 30%, lebih effisien jika kita menurukan kerugian dimasalah yang paling besar yaitu G dan C dengan total kontribusi kerugian sebesar 65% (kumulatif) menjadi separuhnya atau 50%. Sehingga didapatkan hasil penurunan kerugian sebesar 32.5% sesuai atau melebihi target.
Diagram Pareto juga bisa kita gunakan sebagai analisa perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan. Fungsinya adalah untuk menganalisa hasil perbaikan dan implikasi dari tindakan perbaikan yang dilakukan. Gambarannya sebagai berikut. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9wIZwf8mzSHBGyuiT3k-2GLgSTfbYRytYfVc8feDcWOfLHGGsXn_IJ-NJkWyu8gIjD6DCYDvA2yTpYe06FCoP_X95RrJxPh9UFE3PjUrmhofGxSInQ_FfPeGGc6FV78H0tUjIH1EaEzOU/s400/Pareto+6.jpg
Memungkinkan juga, dari hasil perbandingan Pareto sebelum dan sesudah perbaikan, terdapat distribusi data yang berubah, bisa jadi lebih baik atau lebih buruk, contohnya sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihvu7a1z5ajnXneApFpfV28zeWr7bNDfX6OQwM2SyTHMme2prVpheNFp6MpEgZt0gdE_JWY0QZpkiGbyz58LwUoJAjaNBAbzg8_q_-i_VLduxvA6biTfxxL5Ix9vNsj_sCJO13jPC2VSjW/s400/Pareto+7.jpg

Terdapat peningkatan kerugian di masalah F. Hal ini perlu dianalisa, apakah peningkatan kerugian ini akibat implikasi “negatif” penerapan perbaikan ataukah ada akar masalah lain yang timbul.
Prinsip Pareto dapat kita gunakan juga sebagai filosofi dalam tindakan kita. Kita harusnya berfokus untuk mengerjakan dengan baik sebab yang 20% untuk menghasilkan akibat sebesar 80%. Contoh sederhananya adalah, Tukul Arwana yang “fenomenal” hanya menggunakan 1 jam waktunya di acara empat mata, sedangkan sebagian karyawan menghabiskan 10 sampai 12 jam ditempat kerja (kurang lebih 20% tukul 80% karyawan untuk waktu kerja). Namun hasil sehari yang didapatkan Tukul Arwana jauh lebih besar dari pada gaji sebulan sebagian besar karyawan (kurang lebih 20% Karyawan 80% Tukul Arwana untuk besar penghasilan). 

Pustaka Diagram Pareto dan Diagram Sebab Akibat
1. Diagram Pareto (Pareto Charts)
Diagram Pareto (Pareto Chart) adalah diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilfredo Pareto pada abad XIX (Nasution, 2004: 114). Diagram Pareto digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurutukurannya, dari yang paling besar di sebelah kiri ke yang paling kecil di sebelah kanan. Susunan tersebut membantu menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji atau untuk memngetahui masalah utama proses.
Heizer (2001:92) Diagram Pareto memiliki peranan penting dalam proses perbaikan kualitas. Prinsip diagram Pareto adalah dengan aturan 80/20 yang diadaptasi oleh Joseph Juran, yaitu 80% dari masalah (ketidaksesuaian) disebabkan oleh penyebab (cause) sebesar 20%. Diagram Pareto membantu pihak manajemen mengidentifikasi area kritis (area yang paling banyak mengakibatkan masalah) yan membutuhkan perhatian lebih dengan cepat. 
Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang yang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan. Penggunaan diagram pareto biasanya dokombinasikan dengan penggunaan lembar periksa (check sheet). Contoh garafik pareto dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Diagram Pareto juga mengidentifikasi hal yang penting, serta alternatif pemecahan yang akan membawa perbaikan secara substansial dalam kualitas. Diagram ini juga memberikan pedoman dalam menempatkan sumber-sumber yang terbatas untuk aktivitas pemecahan masalah. Diantara manfaat diagram Pareto terdapat berbagai kegunaan lain, yaitu:
·      Untuk menetapkan masalah utama dalam kualitas.
·      Untuk menentukan setiap masalah secara komparatif terhadap masalah keseluruhan.
·      Untuk menunjukan tingkat perbaikan sesudah perbaikan tersebut. Dilakukan pada bagian – bagian yang terbatas.
·      Untuk menentukan perbandingan setiap masalah sebelum dan sesudah tindakan perbaikan dilakukan.
Langkah – langkah membuat diagram Pareto:
·      Menentukan rata-rata dari kualifikasi data, contoh berdasar penyebab masalah, tipe ketidaksesuaian atau hal lain yang khusus
·      Menentukan sejauh mana kepentingan relatif yang akan diputuskan, apakah akan berdasar pada nilai finansial atau frekuensi dari kejadian.
·      Urutkan kategori prioritas dari yang terpenting sampai ke prioritas yang memiliki kepentingan terbawah.
·      Menghitung nilai frekuensi kumulatif dari kategori data berdasarkan urutannya.
·      Membuat diagram batang untuk menunjukan kepentingan relatif dari masing-masing permasalahan dalam urutan angka. identifikasikan sebab utama yang membutuhkan perhatian lebih.
·      Hasil diagram Pareto dapat digunakan pada diagram sebab-akibat untuk mengetahui akar penyebab masalah. Setelah penyebab potensial diketahui dari diagram tersebut, diagram Pareto dapat disusun untuk merasionalisasi data yang diperoleh dari diagram sebab akibat. Selanjutnya, diagram Pareto dapat digunakan pada semua tahap PDCAcycle. Pada tahap evaluasi hasil, Diagram Pareto ditampilkan untuk melihat perbedaan pada waktu sebelum dan sesudah proses penanggulangan untuk mengetahui efek upaya perbaikan.   
2. Diagram Sebab Akibat
Khoru (1985:85) Diagram Sebab Akibat dikembangkan oleh Ishikawa Ph.D sering disebut diagram Ishikawa. Karena bentuk dari diagram ini yang menyerupai tulang ikan maka sering disebut juga diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram). Diagram ini pada dasarnya digunakan untuk mengidentifikasikan masalah dan menunjukkan kumpulan dari sebab akibat yang disebut sebagai faktor serta akibat yang ditimbulkannya yang disebut sebagai karakteristik mutu.
Kegunaan dari diagram ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang merupakan sebab pada suatu masalah. Jika suatu proses stabil maka diagram akan memberikan petunjuk pada penyebab yang akan diperiksa untuk perbaikan proses. Dalam diagram sebab akibat, penyebab terjadinya masalah umumnya dibagi menjadi 5 faktor, yaitu Faktor Manusia, Faktor Metode, Faktor Alat/ Mesin , Faktor Material dan Faktor Lingkungan
Penggunaan diagram sebab akibat mengikuti langkah-langkah (Gaspertz, 1997:112) berikut:
·      Dapatkah kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapkan masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah.
·      Temukan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide-ide yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi.
·      Gambarkan diagram dengan pertanyaan mengenai masalah untuk ditempatkan pada sisi kanan (membentuk kepala ikan) dan kategori utama, seperti bahan baku, metode, manusia, mesin, dan lingkungan ditempatkan pada cabang utama (membentuk tulang-tulang besar dari ikan). Kategori utama dapat diubah sesuai kebutuhan.
·      Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan menempatkannya pada cabang yang sesuai.
·      Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan ”mengapa” untuk menemukan akar penyebab, kemudian tulis akar-akar penyebab itu pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang kecil dari ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita dapat menggunakan teknik bertanya ”mengapa ” sampai lima kali, tapi jika pada pertanyaan ke-1 atau 2 kali sudah tidak bisa dilakukan, maka akar utama sudah ditemukan.
·      Interprestasi atas diagram sebab-akibat itu adalah dengan melihat penyebab-penyebab yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab tersebut. Selanjutnya, fokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui konsensus. Alasan yang lebih kuat untuk menentukan prioritas dominan adalahdengan mereferensi data yang ditemukan saat analisa kondisi yang ada di lapangan.
·      Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat, dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif yang dilakukan efektif karena telah menghilangkan akar penyebab dari masalah yang dihadapi.
Sumbang saran dan penelusuran lanjut diperlukan unutk menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah tersebut. Setiap faktor, dibagi lagi menjadi akar-akar kecil sampai penyebab sesungguhnya kenapa masalah tersebut terjadi ditemukan. Tidak semua faktor digunakan untuk mencari penyebab terjadinya masalah, tetapi hanya faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi yang ada saja yang ditarik akar penyebabnya. Bisa jadi dalam satu masalah hanya ada satu faktor saja, namun terdiri dari beberapa penyebab.

DAFTAR PUSTAKA