Sabtu, Agustus 08, 2015

Petunjuk Pemakaian Obat

Rabun Dekat

Pengertian Rabun Dekat

Rabun dekat adalah gangguan pada mata yang menyebabkan penderita tidak bisa melihat objek dekat dengan jelas atau terlihat buram, namun biasanya benda yang jauh justru terlihat jelas.
Rabun dekat, disebut juga dengan hyperopia, sering dikaitkan sebagai masalah pembiasan. Mata akan menjadi mudah lelah jika mengalami rabun dekat.
rabun dekat - Alodokter

Gejala Rabun Dekat

Rabun dekat umumnya terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun akibat berkurangnya kemampuan mata seiring bertambahnya usia. Namun sebagian kecil anak-anak juga bisa terlahir dengan kondisi ini.
Lensa mata anak-anak lebih fleksibel dibandingkan dengan orang dewasa, jadi biasanya anak-anak yang menderita rabun dekat tidak selalu memiliki masalah dengan penglihatan mereka. Namun rabun dekat pada anak-anak harus segera diatasi karena bisa menimbulkan komplikasi, seperti mata malas (amblyopia) atau mata juling (strabismus). Periksakan kondisi mata anak Anda ke dokter untuk mengetahui apakah ada masalah pada penglihatannya.
Berikut adalah beberapa gejala rabun dekat.
  • Sakit kepala.
  • Harus mengerlingkan mata untuk melihat dengan jelas.
  • Mata berair atau berwarna kemerahan.
  • Kesulitan untuk membaca.
  • Mata terasa lelah usai fokus melihat objek dekat, seperti menggunakan komputer atau membaca.
  • Objek jauh terlihat jelas, tapi objek dekat tampak tidak fokus dan buram.

Penyebab Rabun Dekat

Rabun dekat terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus di dalam retina, tapi terfokus di belakangnya. Hal ini terjadi karena kornea terlalu datar atau kurang melengkung, lensa yang kurang tebal, dan bola mata terlalu pendek.
Lensa mata mencoba memperbaiki masalah pembiasan yang terfokus di belakang retina dengan cara menjadi lebih tebal. Namun pada penderita rabun dekat, hal ini tidak cukup efektif. Hasilnya penglihatan akan menjadi buram karena cahaya tidak bisa terfokus dengan benar.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan rabun dekat.
  • Genetika. Sebagian orang diwariskan penyakit rabun dekat oleh orang tua.
  • Usia. Rabun dekat lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun, namun masih ada kemungkinan bisa dialami oleh usia berapa saja.
Selain beberapa faktor yang disebutkan di atas, ada juga faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya rabun dekat, yaitu tumor di sekitar mata, diabetes, masalah pembuluh darah di retina atau foveal hypoplasia, dan mata yang tidak berkembang sempurna saat bayi masih di dalam kandungan atau disebut sindrom mata kecil.

Diagnosis Rabun Dekat

Kebanyakan gangguan penglihatan pada anak-anak masih bisa disembuhkan, itu sebabnya penting untuk mendeteksi sejak dini dengan melakukan pemeriksaan mata pada anak-anak secara rutin. Kerusakan mata permanen dapat terjadi jika tidak melakukan pengobatan.
Diagnosis rabun dekat pada tahap awal akan mempermudah dokter untuk memberikan perawatan yang tepat untuk mengatasinya.
Tes mata dilakukan untuk memeriksa penglihatan dan kesehatan mata yang dilakukan oleh optometrist. Pemeriksaan mata biasanya diawali dengan pertanyaan yang akan diajukan oleh optometrist seperti apakah ada masalah penglihatan yang spesifik, dan jika ada, sudah berapa lama berlangsung. Optometrist juga akan menanyakan apakah Anda sedang menjalani pengobatan atau menderita gangguan kesehatan tertentu.
  • Tes penglihatan. Tes ini biasanya dilakukan dengan Anda membaca serangkaian huruf yang pada tiap barisnya berikutnya menjadi makin kecil atau disebut dengan Snellen chart. Tes ini bertujuan memeriksa penglihatan, baik jarak dekat maupun jarak menengah. Jika Anda menggunakan kacamata atau lensa kontak, jangan lupa untuk membawanya karena tes ini akan dilakukan dengan dan tanpa kacamata atau kontak lensa.
  • Tes mata. Tes ini dilakukan untuk memeriksa bagian dalam mata dengan menggunakan alat yang menyinari pupil atau biasa disebut oftalmoskop. Selain itu, tes ini juga memeriksa koordinasi dan gerakan mata, refleks pupil, dan jika ada kondisi seperti diabetic retinopathy serta glaukoma.
Jika berdasarkan hasil tes yang dilakukan diketahui bahwa ada permasalahan pada mata, biasanya optometrist akan membahas kacamata atau kontak lensa yang cocok dengan Anda. Dan jika masalah pada mata cukup parah atau memerlukan perawatan medis lebih, Anda akan dirujuk ke dokter ahli mata atau oftalmologis.

Perawatan Rabun Dekat

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi rabun dekat seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
Lensa kontak
Lensa kontak dapat digunakan untuk mengatasi rabun dekat dan memiliki fungsi yang sama seperti kacamata, namun karena ringan dan tidak terlihat, beberapa orang lebih memilih menggunakan lensa kontak dibandingkan kacamata.
Konsultasikan dengan optometrist untuk mengetahui lensa kontak yang sesuai dengan Anda, karena lensa kontak tersedia dari berbagai bahan dan desain. Infeksi mata dapat terjadi jika tidak menjaga kebersihan lensa kontak dengan baik. Tanyakan kepada dokter atau optometrist tentang cara pemakaian dan penyimpanan lensa kontak yang baik dan benar.
Kacamata
Kacamata yang digunakan untuk mengatasi rabun dekat memiliki lensa yang ujungnya lebih tebal dibandingkan bagian tengah atau disebut dengan lensa cembung, yang bisa membuat fokus secara akurat karena sinar cahaya akan jatuh di atas retina.
Tingkat keparahan rabun dekat yang dialami akan berpengaruh pada ketebalan, berat, dan lengkungan lensa yang harus digunakan. Seiring bertambahnya usia, lensa mata akan makin kaku dan mungkin memerlukan kacamata yang makin kuat.
Operasi
Operasi yang paling dapat diandalkan untuk mengatasi rabun dekat adalah operasi laser untuk meningkatkan lengkungan kornea agar cahaya bisa lebih terfokus.
Operasi laser memiliki risiko kerusakan dan infeksi yang lebih kecil dibandingkan dengan operasi tradisional karena dalam operasi laser tidak menggunakan alat yang memasuki mata.
Pasien yang menjalani operasi laser tidak perlu dirawat inap di rumah sakit. Perawatan ini biasanya memerlukan waktu sekitar satu jam. Pasien yang telah menjalani operasi laser harus memeriksakan diri kembali ke klinik atau rumah sakit.
Berikut ini adalah tiga tipe utama operasi laser yang dapat mengatasi rabun dekat:
  • Laser in situ keratectomy (LASIK). LASIK adalah operasi yang menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea dan merupakan prosedur yang paling sering digunakan.
  • Photorefractive keratectomy (PRK). PRK menggunakan laser untuk menyingkirkan sedikit jaringan kornea sehingga mengubah bentuk kornea.
  • Laser epithelial keratomileusis (LASEK). LASEK juga menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea, namun menggunakan alkohol untuk mengendurkan permukaan kornea sebelum akhirnya diangkat.
Di antara tiga tipe operasi laser utama seperti yang disebutkan di atas, LASIK merupakan tipe operasi yang paling banyak dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu proses penyembuhan yang relatif lebih cepat dan pasien hampir tidak merasakan rasa sakit. Tapi LASIK hanya bisa dilakukan jika kornea mata cukup tebal untuk mengurangi risiko terkena efek samping dan komplikasi seperti kehilangan penglihatan karena LASIK memiliki prosedur yang lebih rumit.
Jika kornea mata tidak cukup tebal untuk melakukan operasi LASIK, maka pasien bisa melakukan operasi PRK atau LASEK. Tapi kedua operasi itu memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama.
Tidak semua pasien rabun dekat bisa melakukan operasi laser. Berikut ini adalah beberapa kondisi pasien yang tidak cocok menjalani operasi laser: memiliki masalah mata lainnya seperti katarak dan glaukoma, penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti rheumatoid arthritis atau HIV, ibu hamil atau menyusui, penderita diabetes, dan penderita presbyopia atau rabun dekat akibat proses penuaan.
Faktor usia juga dapat memengaruhi jenis perawatan yang sesuai untuk dilakukan. Penglihatan pada orang yang berusia di bawah 21 tahun masih berubah dan tidak boleh dilakukan operasi laser. Untuk Anda yang berusia di atas 21 tahun, pastikan bahwa dalam dua tahun terakhir, lensa mata Anda tidak mengalami perubahan yang banyak sebelum menjalani operasi laser.
Konsultasikan kondisi mata Anda dengan dokter sebelum memutuskan untuk melakukan operasi laser karena walau jarang terjadi, tapi tetap ada kemungkinan terjadinya komplikasi seperti berikut ini.
  • Penglihatan menjadi berkurang atau hilang dikarenakan kornea mata menjadi terlalu tipis atau disebut dengan ectasia.
  • Terjangkit microbial keratitis yang diakibatkan oleh terinfeksinya kornea mata.
  • Jika jumlah jaringan yang diambil dari kornea mata salah perhitungan maka penglihatan bisa memburuk.
  • Lingkaran cahaya akan terlihat di sekitar sinar cahaya.
  • Mata terasa kering.

Pencegahan Rabun Dekat

Rabun dekat tidak dapat dicegah, namun ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu melindungi mata dan penglihatan Anda.
  • Mengonsumsi makanan yang bernutrisi lengkap.
  • Menggunakan penerangan atau pencahayaan yang baik.
  • Jangan merokok.
  • Memeriksakan kondisi mata secara rutin.
  • Melindungi mata dari sinar matahari langsung.
  • Menggunakan kacamata yang tepat.
  • Mengendalikan gangguan kesehatan kronis seperti diabetes.
  • Mengenali gejala gangguan pada mata.

Komplikasi Rabun Dekat

Rabun dekat dapat menyebabkan beberapa komplikasi  atau masalah seperti berikut ini.
  • Amblyopia atau mata malas. Hal ini terjadi akibat mata juling atau gangguan mata lainnya, seperti katarak yang menyebabkan salah satu mata menjadi lebih dominan.
  • Strabismus atau mata juling. Hal ini terjadi ketika kedua mata fokus pada objek yang berbeda, diakibatkan oleh tidak sejajarnya posisi kedua mata.
  • Hambatan keselamatan. Jika rabun dekat tidak ditangani dengan benar sebaiknya jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin berat demi keselamatan diri sendiri dan orang lain.
  • Berkurangnya kualitas hidup. Rabun dekat mungkin akan membatasi rutinitas yang harus dilakukan dan memengaruhi kualitas hidup.
Komplikasi rabun dekat pada orang dewasa jarang terjadi, sedangkan penglihatan ganda atau diplopia, fokus berlebih, mata malas, dan mata juling lebih sering dialami oleh anak-anak yang menderita rabun dekat tingkat parah.

http://www.alodokter.com/mata/
..................................................................................................................................................................................................

Rabun Jauh

Pengertian Rabun Jauh

Rabun jauh adalah kondisi mata yang menyebabkan objek yang dekat terlihat jelas sementara objek yang jauh terlihat kabur. Kondisi ini juga disebut dengan istilah miopia.
Tingkat keparahan rabun jauh sangat beragam dan berbeda-beda pada tiap penderita. Pengidap rabun jauh ringan umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Sedangkan rabun jauh yang tergolong parah akan memengaruhi kemampuan melihat pengidapnya sehingga harus ditangani dengan seksama.
alodokter-rabun-jauh

Gejala-gejala Rabun Jauh

Gejala rabun jauh dapat terjadi pada siapa saja dan dari segala umur. Tetapi kondisi ini umumnya mulai dirasakan oleh pengidapnya pada masa kanak-kanak hingga usia sekolah. Berikut ini adalah gejala-gejala rabun jauh yang muncul secara umum.
  • Pandangan kabur saat melihat objek yang jauh sehingga sering menyipitkan mata, misalnya kesulitan melihat huruf di papan tulis.
  • Sakit kepala karena mata bekerja secara berlebihan.
  • Frekuensi mengedipkan mata yang berlebihan
  • Sering menggosok mata.
  • Terlihat tidak menyadari keberadaan objek yang jauh.
Gejala tersebut perlahan-lahan akan makin parah seiring bertambahnya usia dan perkembangan mata. Misalnya pada lansia, penurunan kemampuan mata biasanya berhubungan dengan terbentuknya katarak pada lensa mata.
Jika Anda atau anak Anda mengalami penurunan daya penglihatan secara signifikan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, periksakan kondisi mata Anda atau anak Anda ke dokter ahli mata.

Tingkat Keparahan Rabun Jauh

Rabun jauh terbagi dalam tiga kategori, yaitu rabun jauh ringan, menengah, dan berat. Pengelompokan ini ditentukan berdasarkan dioptri (D) yang dimiliki oleh pasien. Dioptri adalah unit pengukuran yang digunakan ahli medis dalam mengukur seberapa parah tingkat rabun jauh seseorang.
Penderita rabun jauh yang ringan umumnya hanya membutuhkan kacamata untuk melakukan aktivitas tertentu, misalnya saat belajar, mengemudi, atau menonton televisi. Jika berukuran -0.5D hingga -3D, rabun jauh tergolong ringan.
Jika mengidap rabun jauh tingkat menengah atau dioptri -3D hingga -6D, Anda dianjurkan untuk selalu memakai kacamata atau lensa kontak. Sementara pada rabun jauh yang parah, yaitu lebih dari -6D, pengidap hanya dapat melihat objek dengan jelas jika memegangnya sangat dekat dengan mata dan tanpa memakai kacamata.

Penyebab dan Faktor Pemicu Rabun Jauh

Pada kondisi normal, kornea atau lensa mata memiliki bentuk dan permukaan yang mulus sehingga bias cahaya yang masuk bisa terpusat pada retina. Tetapi lain halnya dengan pengidap rabuh jauh.
Kerusakan refraktif pada mata adalah penyebab utama rabun jauh. Kondisi ini terjadi jika cahaya yang masuk ke mata justru terfokus di depan retina dan bukan tepat pada retina. Inilah yang menyebabkan pandangan menjadi kabur.
Penyebab di balik kerusakan tersebut belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga kondisi ini dapat dipicu oleh dua faktor utama, yaitu keturunan dan pengaruh lingkungan.
Anak-anak dengan orang tua yang mengidap rabun jauh memiliki risiko sekitar 30 persen lebih tinggi untuk mengidap kondisi yang sama. Pengaruh dari lingkungan juga berperan penting, misalnya terlalu sering membaca, menonton televisi, atau menggunakan komputer.

Proses Diagnosis Rabun Jauh

Rabun jauh umumnya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata oleh ahli kacamata atau dokter spesialis mata. Dalam proses ini, ahli kacamata akan meminta Anda untuk membaca tiap huruf atau angka dengan ukuran berbeda-beda pada tabel dari jarak tertentu. Jika dibutuhkan, ahli kacamata bisa merujuk Anda ke dokter mata untuk menjalani retinoskopi untuk melihat reaksi retina terhadap cahaya.
Pengidap rabun jauh disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin agar perkembangan kondisinya bisa dipantau. Frekuensi pemeriksaan yang baik adalah setidaknya sekali tiap dua tahun.
Frekuensi pemeriksaan yang lebih sering terkadang dibutuhkan untuk mendeteksi kondisi mata. Misalnya, menderita diabetes, berusia di atas 40 tahun, menderita glaukoma atau memiliki anggota keluarga dengan glaukoma.

Langkah Penanganan Rabun Jauh

Penanganan rabun jauh dilakukan untuk membantu agar cahaya bisa terfokus pada retina. Jenis penanganan yang dipilih tergantung pada usia pasien, tingkat keparahan rabun jauh, serta kondisi pasien.
Penggunaan kacamata atau lensa kontak
Langkah penanganan rabun jauh yang paling sederhana dan terjangkau adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Pemilihan kacamata serta lensa kontak tergantung pada kebutuhan serta kenyamanan Anda. Jika Anda memilih lensa kontak, menjaga kebersihan lensa kontak sangatlah penting agar Anda terhindar dari infeksi mata.
Operasi dengan sinar laser
Proses operasi dengan sinar laser juga dapat menjadi alternatif. Diperkirakan sekitar 90 persen pasien yang menjalaninya merasakan perubahan yang signifikan.
Dalam operasi ini, sinar laser akan digunakan untuk membakar sebagian kecil kornea agar lengkungannya kembali normal. Laser epithelial keratomileusis (LASEK), laser in situ keratectomy (LASIK), dan photorefractive keratectomy (PRK) adalah tiga jenis operasi laser yang dapat menjadi pilihan.
Setelah menjalani LASEK atau LASIK, kemampuan mata Anda akan kembali dalam 24 hingga 48 jam. Tetapi pemulihan secara total umumnya memakan waktu hingga sebulan. Sedangkan untuk PRK, proses pemulihan sampai penglihatan kembali stabil dapat berlangsung lebih lama, yaitu hingga setengah tahun.
Selama masa penyembuhan, kemampuan mata Anda akan mengalami fluktuasi untuk sementara. Contohnya penurunan kemampuan melihat pada malam hari serta pandangan kabur saat terkena cahaya terang. Tetapi kondisi ini perlahan-lahan akan berkurang. Mata Anda juga mungkin akan terasa kering sehingga Anda akan membutuhkan obat tetes mata untuk mengatasinya.
Harap diingat bahwa prosedur ini tidak cocok untuk penderita rabun jauh berusia di bawah 21 tahun karena mata mereka masih dalam tahap perkembangan. Operasi ini juga tidak bisa dilakukan jika kornea mata Anda terlalu tipis karena risiko komplikasi serta efek sampingnya dapat berakibat fatal, misalnya kebutaan.
Selain itu, operasi ini juga tidak cocok bagi penderita diabetes, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, penderita HIV), ibu hamil atau menyusui, serta pengidap glaukoma atau katarak.
Implantasi lensa buatan
Alternatif penanganan lainnya adalah implantasi lensa buatan ke dalam mata. Proses ini dilakukan untuk menangani rabun jauh dengan tingkat keparahan tinggi yang tidak bisa ditangani dengan operasi laser. Prosedur ini dapat dilakukan dengan memasukkan lensa buatan tanpa mengeluarkan lensa mata yang asli atau mengganti lensa asli dengan lensa buatan.
Implantasi lensa buatan tanpa mengeluarkan lensa asli disebut juga dengan istilah implantasi lensa phakic. Proses ini umumnya dilakukan untuk pasien berusia 25 hingga 45 tahun. Sedangkan prosedur penggantian lensa biasanya lebih cocok untuk pasien lansia yang juga menderita gangguan atau kerusakan mata yang lain, misalnya glaukoma.
Komplikasi yang paling umum terjadi dalam prosedur implantasi adalah penggelapan kapsul posterior, yaitu lensa buatan yang menebal dan menyebabkan pandangan buram. Komplikasi ini sebagian besar terjadi pada jangka waktu setengah hingga lima tahun setelah operasi. Selain penggelapan, terdapat beberapa potensi komplikasi lain yang meliputi glaukoma, katarak, penurunan kemampuan melihat saat malam, serta penggeseran retina.

Pencegahan Perkembangan Rabun Jauh

Rabun jauh tidak bisa dicegah sepenuhnya. Meski demikian, ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk melindungi mata serta mengurangi perkembangan kondisi Anda. Langkah-langkah tersebut meliputi:
  • Melindungi mata dari sinar matahari. Gunakan kacamata hitam saat bepergian di siang hari.
  • Memeriksakan mata secara rutin.
  • Menggunakan kacamata atau lensa kontak dengan ukuran tepat dan sesuai kondisi mata.
  • Mengenali gejala-gejala rabun jauh secara seksama.
  • Menerapkan pola hidup sehat, misalnya berhenti merokok serta meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran (khususnya yang kaya vitamin A).
  • Mengontrol penyakit kronis yang diidap, terutama diabetes dan hipertensi.
=======================================================================================

Bintitan

Pengertian Bintitan

Bintitan adalah kondisi ketika bintil menyakitkan yang berbentuk seperti jerawat atau bisul tumbuh di tepi kelopak mata. Sebagian besar bintitan hanya muncul pada salah satu mata. Kondisi ini juga umumnya tidak berdampak buruk pada kemampuan penglihatan pengidap.
Bintitan biasanya terjadi di kelopak mata bagian luar, tapi terkadang juga bisa muncul di bagian dalam. Bintil yang tumbuh di bagian dalam lebih menyakitkan daripada yang tumbuh di luar.
alodokter-bintitan

Gejala-gejala Bintitan

Indikasi bintitan termasuk mudah terdeteksi karena tumbuhnya benjolan merah yang mirip bisul pada kelopak mata. Gejala-gejala lain yang menyertai kondisi ini meliputi:
  • Mata berair dan merah.
  • Kelopak mata yang bengkak dan terasa nyeri.
  • Munculnya kotoran mata di sekeliling kelopak mata.
Hampir semua kasus bintitan tidak membutuhkan penanganan medis khusus dan bisa sembuh sendiri, tapi risiko komplikasi tetap ada. Karena itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika bintitan yang Anda alami tidak menunjukkan tanda-tanda membaik setelah dua hari dan pembengkakan menyebar hingga ke bagian lain wajah, seperti pada pipi.

Penyebab Bintitan

Penyebab utama bintitan adalah bakteri stafilokokus. Bakteri ini biasanya hidup pada kulit manusia tanpa menyebabkan penyakit. Tetapi risiko bintitan akan meningkat jika kita menyentuh mata dengan tangan yang kotor. Contoh infeksi akibat bakteri yang dapat memicu bintitan adalah infeksi yang terjadi pada akar bulu mata, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat.
Di samping bakteri, peradangan pada kelopak mata atau blefaritis juga dapat memicu terjadinya bintitan. Terutama jika Anda mengidap blefaritis jangka panjang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau komplikasi akibat penyakit kulit rosaseae.

Langkah Pengobatan Bintitan

Sebagian besar bintitan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-20 hari. Bintitan akan sembuh setelah pecah dan mengeluarkan nanah. Tetapi jangan pernah memencet atau memecahkan benjolan bintitan Anda. Tunggu sampai benjolan pecah sendiri.
Terdapat langkah-langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi gejala serta ketidaknyamanan karena bintil tersebut. Beberapa di antaranya adalah:
  • Menjaga kebersihan mata, misalnya dengan menghindari pemakaian kosmetik untuk sementara.
  • Kompres air hangat. Mengompres kelopak mata dengan air hangat sebanyak 3-6 kali sehari dapat mengurangi rasa nyeri sekaligus mempercepat kesembuhan.
  • Jangan memakai lensa kontak. Hindari lensa kontak sampai bintitan sembuh.
  • Analgesik. Anda bisa mengonsumsi analgesik atau obat pereda sakit jika dibutuhkan.
Jika bintitan Anda tidak kunjung sembuh dan rasa nyeri bertambah parah, sebaiknya berobat ke dokter. Langkah penanganan yang umumnya dilakukan adalah mengeluarkan nanah agar tekanan pada mata akan berkurang.
Selain itu, penggunaan antibiotik terkadang akan dianjurkan. Terutama jika Anda juga mengalami komplikasi lain, misalnya kalazion (kista yang disebabkan tersumbatnya salah satu kelenjar pada kelopak mata) atau selulitis preseptal (infeksi pada jaringan di sekitar mata).

Pencegahan Bintitan

Menjaga kebersihan mata adalah langkah terpenting agar terhindar dari bintitan. Proses tersebut dapat kita lakukan melalui langkah-langkah sederhana sebagai berikut:
  • Jangan menggosok mata. Tindakan ini dapat memicu iritasi dan berpindahnya bakteri ke mata.
  • Lindungi mata Anda dengan senantiasa mencuci tangan sebelum menyentuh mata atau memakai kacamata pelindung saat membersihkan rumah agar terhindar dari debu.
  • Jika Anda menggunakan lensa kontak, cuci dan sterilkan sebelum digunakan. Pastikan Anda tidak lupa mencuci tangan sebelum memasangnya.
  • Perhatikan kosmetik yang Anda gunakan. Hindari kosmetik yang kedaluarsa, bersihkan dandanan Anda sebelum tidur, dan buanglah kosmetik untuk mata yang pernah Anda gunakan sebelum dan sewaktu mengidap bintitan.
  • Segera tangani infeksi atau inflamasi pada kelopak mata dengan seksama.
=====================================================================================

glaukoma

Pengertian Glaukoma

Glaukoma merupakan suatu kondisi yang membuat penderitanya mengalami gangguan penglihatan. Menurut Badan Kesehatan Dunia PBB atau WHO, glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di seluruh dunia setelah katarak.
Glaukoma-alodokter
Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut. Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina atau jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak juga. Hingga kini, belum jelas kenapa produksi cairan mata bisa berlebihan atau kenapa saluran pembuangannya bisa tersumbat.

Gejala glaukoma

Gejala-gejala glaukoma dapat berupa:
  • Nyeri pada mata
  • Sakit kepala
  • Melihat bayangan lingkaran di sekeliling cahaya lampu
  • Mata memerah
  • Mual atau muntah
  • Pandangan samar
  • Penglihatan yang makin menyempit hingga pada akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali

Jenis glaukoma

Dua jenis glaukoma yang disebabkan oleh tekanan pada mata adalah glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup.
Glaukoma sudut terbuka adalah jenis glaukoma yang paling umum. Jenis ini juga disebut sebagai glaukoma kronis karena muncul dan berkembang secara perlahan-lahan. Glaukoma sudut tertutup jauh lebih jarang terjadi dan dikenal sebagai glaukoma akut karena terjadi secara tiba-tiba. Glaukoma sudut tertutup merupakan kondisi darurat karena dapat menyebabkan kebutaan permanen dengan cepat.
Faktor-faktor yang dapat memicu glaukoma adalah peradangan dan infeksi parah pada mata, penyakit yang mendasari seperti diabetes, serta efek samping dari penggunaan obat-obatan steroid. Selain itu, risiko glaukoma juga meningkat seiring dengan usia seseorang, terutama jika berada di atas 40 tahun.

Mendiagnosis adanya glaukoma

Karena glaukoma menyebabkan saraf optik terganggu, maka diagnosis akan fokus pada hal tersebut. Dokter mata akan memeriksa daya penglihatan pasien dan struktur bagian dalam mata. Sebuah prosedur untuk memeriksa tekanan mata juga akan dilakukan. Prosedur ini disebut tonometri. Dokter juga akan melakukan tes bidang visual untuk memeriksa apakah penglihatan tepi pasien telah berkurang.

Pengobatan glaukoma

Sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami penurunan daya lihat yang mungkin saja disebabkan oleh glaukoma. Kerusakan mata yang ditimbulkan oleh glaukoma tidak dapat diobati, namun tujuan pengobatan kondisi ini adalah untuk mengurangi tekanan intraokular pada mata dan mencegah meluasnya kerusakan pada mata. Secara umum, glaukoma bisa ditangani dengan obat tetes, obat-obatan yang diminum, terapi laser, serta prosedur operasi.


Gejala Glaukoma

Umumnya glaukoma terbagi menjadi dua jenis yaitu glaukoma sudut tertutup atau glaukoma akut dan glaukoma sudut terbuka atau glaukoma kronis.
Pada glaukoma sudut tertutup, gejala berkembang dengan sangat cepat sehingga memerlukan penanganan medis untuk mengurangi tekanan dalam mata secepatnya. Gejala glaukoma sudut tertutup di antaranya adalah sakit mata dan sakit kepala yang parah, penglihatan menjadi samar, mata kemerahan, mual dan muntah, seperti melihat bayangan lingkaran pada lampu, dan penglihatan yang tiba-tiba terganggu pada kondisi cahaya redup.
Pada glaukoma sudut terbuka, gejala berbanding balik dengan glaukoma sudut tertutup. Penderitanya hampir tidak merasakan kerusakan pada mata mereka karena gejala berkembang secara perlahan-lahan. Ciri-ciri utama glaukoma sudut terbuka adalah menurunnya penglihatan tepi pada kedua mata secara perlahan-lahan, sebelum akhirnya menjadi sangat sempit atau tunnel vision.
Jika glaukoma terjadi sejak bayi atau anak-anak, glaukoma disebut sebagai glaukoma kongenital atau bawaan. Gejalanya akan muncul sejak bayi atau anak-anak. Namun kadang-kadang gejala tersebut tidak mudah untuk dikenali. Gejala glaukoma bawaan bisa berupa mata yang tampak berair dan berembun, mata yang sangat sensitif terhadap cahaya, mata tampak membesar akibat tekanan dalam mata yang tinggi. Mata juling juga bisa mengindikasikan adanya glaukoma pada anak.

Penyebab Glaukoma

Glaukoma terjadi ketika tekanan di dalam mata meningkat akibat sirkulasi cairan mata yang terganggu, sehingga merusak saraf optik. Penyebab jelas kenapa hal ini terjadi belum diketahui dengan pasti. Glaukoma bisa dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.

Glaukoma sudut terbuka

Glaukoma ini disebabkan oleh tersumbatnya saluran pembuangan cairan mata, sehingga tekanan pada mata meningkat. Disebut “sudut terbuka” karena saluran pembuangan cairan mata masih terbuka walau sebagian saluran ini di sudut mata mulai menyempit.
Kondisi yang juga disebut glaukoma kronis ini berkembang secara perlahan-lahan pada penderitanya, sehingga mereka hampir tidak merasakan gejala atau kerusakan mata yang terjadi.

Glaukoma sudut tertutup

Kebalikan dari glaukoma sudut terbuka, saluran pembuangan cairan mata terhalang karena sudut di antara iris dan kornea terlalu menyempit. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraokular secara mendadak.
Walau penyebab jelas glaukoma belum diketahui, berikut ini adalah faktor-faktor yang diduga berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami glaukoma:
  • Berusia di atas 40 tahun.
  • Pernah mengalami cidera pada mata atau menjalani operasi mata.
  • Pernah terdiagnosis mengalami tekanan mata tinggi atau hipertensi okular.
  • Menderita penyakit mata yang lain seperti rabun jauh, rabun dekat, peradangan pada mata, dan gangguan pada retina, lensa atau pembuluh darah mata.
  • Memiliki anggota keluarga yang juga menderita glaukoma.
  • Menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama.
  • Menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
  • Glaukoma dapat menyerang kedua mata dengan tingkat keparahan yang berbeda.

Diagnosis Glaukoma

Dalam mendiagnosis glaukoma, selain menanyakan gejala yang pasien rasakan, dokter mata juga akan membutuhkan keterangan mengenai riwayat kesehatan mereka. Dan untuk menguatkan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah tes, di antaranya:
  • Tes tonometry, yaitu pemeriksaan untuk mengukur tekanan di dalam mata. Sebelum prosedur ini dilakukan, biasanya mata pasien akan diteteskan obat bius lokal.
  • Tes perimetry atau tes bidang visual. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah penglihatan tepi pasien telah terganggu akibat glaukoma.  
  • Tes gonioscopy. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa sudut di antara iris dan kornea yang merupakan saluran pembuangan cairan mata. Dokter akan mengetahui apakah sudut di antara iris dan kornea tersebut terbuka atau tertutup.
  • Tes ophthalmoscopy,yaitu pemeriksaan untuk mengetahui adanya kerusakan pada saraf optik akibat glaukoma. Dalam pemeriksaan ini, mata pasien akan diberikan obat khusus yang diteteskan sehingga pupil mereka membesar. Setelah itu dokter akan meneliti mata pasien dengan sebuah alat yang fungsinya sama seperti mikroskop.
  • Tes pachymetry, yaitu pemeriksaan untuk mengukur ketebalan kornea. Jika hasil tes menunjukkan bahwa kornea mengalami penebalan, artinya tekanan intraokular juga tinggi dan pasien berpeluang menderita glaukoma.

Pengobatan Glaukoma

Glaukoma harus didiagnosis dan diobati sedini mungkin. Jika kondisi ini diabaikan, maka penyakit ini akan terus berkembang dan penderitanya bisa mengalami kebutaan.
Kerusakan mata yang ditimbulkan oleh glaukoma tidak dapat diobati hingga sepenuhnya sembuh seperti keadaan normal. Namun tujuan pengobatan kondisi ini adalah untuk mengurangi tekanan intraokular pada mata dan mencegah meluasnya kerusakan pada mata.
Glaukoma bisa ditangani dengan obat tetes mata, obat-obatan yang diminum, pengobatan laser, atau prosedur operasi.
Obat tetes mata
Umumnya obat tetes mata sering menjadi bentuk penanganan pertama untuk glaukoma sudut terbuka yang disarankan oleh dokter.  Obat tetes ini berguna melancarkan pembuangan cairan mata dan mengurangi produksinya.
Beberapa jenis obat tetes mata untuk glaukoma adalah:
  • Obat-obatan penghambat alfa, seperti apraclonidine dan brimonidine.
  • Obat-obatan penghambat beta, seperti timolol dan levobunolol.
  • Obat-obatan prostaglandin analoge, seperti travoprost dan bimatoprost.
  • Obat-obatan penghambat carbonic anydrase, seperti dorzolamide dan brinzolamide.
Untuk efek yang lebih maksimal, obat-obatan tetes mata di atas bisa dikombinasikan untuk menurunkan tingkat tekanan di dalam mata.
Beberapa potensi efek samping penggunaan obat tetes mata glaukoma adalah:
  • Iritasi pada mata
  • Mata merah
  • Mata terasa kering dan/atau gatal
  • Sensasi menyengat pada mata
Sangat penting bagi Anda untuk tidak menggunakan obat tetes mata tanpa bertanya lebih dahulu pada dokter karena dikhawatirkan beberapa jenis obat tetes memiliki efek samping yang dapat memengaruhi kinerja paru-paru atau pun jantung.

Obat-obatan glaukoma yang diminum

Untuk melengkapi kinerja obat tetes atau jika obat tetes terbukti kurang efektif, dokter akan meresepkan obat glaukoma dalam bentuk pil. Obat yang diminum adalah penghambat carbonic anhydrase seperti dorzolamide dan brinzolamide.
Beberapa efek samping pil untuk glukoma adalah:

Pengobatan laser

Pengobatan laser dapat diterapkan untuk mengobati glaukoma sudut terbuka dan tertutup. Pada glaukoma sudut terbuka, pengobatan laser dapat memperlancar aliran pembuangan cairan mata, sedangkan pada glaukoma sudut tertutup, prosedur ini mampu menghilangkan penyumbatan cairan. Setelah prosedur laser, obat tetes mata biasanya masih perlu digunakan.

Prosedur operasi

Sama seperti pengobatan laser, prosedur operasi pada glaukoma dilakukan jika obat-obatan tidak mampu lagi mengurangi tekanan di dalam mata. Berikut ini adalah jenis-jenis operasi glaukoma jika diurutkan berdasarkan penerapan secara umum:
  • Trabeculectomy, yaitu jenis operasi glaukoma yang paling umum. Operasi ini bertujuan memperlancar sirkulasi cairan mata dengan cara membuang sebagian dari trabecular meshwork, yaitu jaringan tempat cairan mata keluar.
  • Aqueous shunt implant, yaitu prosedur operasi yang bertujuan meningkatkan kinerja pembuangan cairan mata dengan cara memasang sebuah alat kecil menyerupai selang pada mata.

================================================================================



Konjungtivitis

Pengertian Konjungtivitis

Konjungtivitis adalah peradangan selaput yang meliputi bagian depan mata atau konjungtiva dan menyebabkan mata berwarna kemerahan. Konjungtivitis awalnya hanya menjangkiti satu mata, namun biasanya setelah beberapa jam akan menjangkiti kedua mata.
Konjungtivitis memiliki gejala seperti mata berair dan terasa gatal. Selain itu, jika konjungtivitis terjadi akibat alergi, terkadang muncul lapisan lengket pada bulu mata.
konjungtivitis - Alodokter
Perawatan dan diagnosis konjungtivitis sejak dini bisa membantu membatasi penyebaran karena konjungtivitis merupakan penyakit yang dapat menular.

Penyebab Konjungtivitis

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan konjungtiva mengalami peradangan dan munculnya penyakit konjungtivitis. Berikut ini adalah beberapa penyebabnya:
  • Konjungtivitis alergi atau reaksi alergi terhadap tungau debu atau serbuk sari.
  • Konjungtivitis iritasi yang terjadi akibat mata terkena unsur penyebab iritasi seperti sampo, air berklorin, atau bulu mata yang menggesek mata.
  • Konjungtivitis infektif atau infeksi yang terjadi akibat virus atau bakteri.

Perawatan Konjungtivitis

Obat tetes mata antibiotik bisa digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri pada konjungtivitis yang parah, namun kebanyakan konjungtivitis tidak memerlukan perawatan karena biasanya gejala akan hilang dalam dua pekan.
Bersihkan kelopak dan bulu mata dengan menggunakan kapas dan air dari lapisan yang lengket atau berkerak. Sebelum gejala konjungtivitis hilang, jangan memakai lensa kontak terlebih dulu.
Usahakan untuk menghindari pemicu alergi. Pengobatan dengan antihistamin biasanya digunakan untuk mengatasi konjungtivitis alergi. Untuk mencegah penyebaran, hindari berbagi penggunaan handuk atau bantal, dan cucilah tangan secara rutin.

Komplikasi Konjungtivitis

Kebanyakan konjungtivitis yang terjadi tidak menimbulkan masalah kesehatan serius, tapi bisa menimbulkan frustrasi, terutama pada penderita konjungtivitis alergi.
Walau jarang terjadi, komplikasi konjungtivitis bisa menimbulkan masalah serius, seperti jaringan parut pada mata akibat konjungtivitis alergi yang parah. Selain itu, penyakit infeksi lain yang lebih parah, seperti meningitis, bisa muncul jika infeksi penyebab konjungtivitis  menyebar.


Gejala Konjungtivitis

Gejala konjungtivitis awalnya hanya menjangkiti satu mata, namun biasanya setelah beberapa jam akan menjangkiti kedua mata. Konjungtivitis memiliki gejala yang umum terjadi seperti berikut ini:
  • Kelenjar menjadi terlalu aktif akibat peradangan, menyebabkan konjungtiva yang terdiri dari kelenjar-kelenjar kecil menghasilkan cairan lebih banyak dari biasanya, dan membuat mata menjadi berair.
  • Pembuluh darah kecil yang ada di dalam konjungtiva menjadi lebar dan menyebabkan terjadinya peradangan, serta membuat mata menjadi berwarna kemerahan.
Selain beberapa gejala konjungtivitis yang umum terjadi seperti disebutkan di atas, gejala konjungtivitis yang muncul juga tergantung pada penyebabnya.

Konjungtivitis Alergi

Konjungtivitis dapat terjadi akibat alergi dan menyebabkan mata terasa gatal. Gejala-gejala lain, seperti hidung berair atau tersumbat dan bersin-bersin, juga dapat terjadi.
Kelopak mata akan terasa perih dan menjadi kering jika Anda menderita alergi terhadap tetes mata atau biasa disebut dengan contact dermaconjunctivitis.
Selain itu, ada juga konjungtivitis papiler raksasa (giant papillary conjunctivitis/GPC) yaitu alergi terhadap pemakaian kontak lensa. Gejala yang muncul bisa berupa bintik kecil di dalam kelopak mata bagian atas dan berkembang secara perlahan. Segera temui dokter jika mengalami konjungtivitis tipe ini karena bisa menimbulkan komplikasi yang sangat berbahaya.

Konjungtivitis Infektif

Ada beberapa gejala yang biasanya muncul jika mengalami konjungtivitis infektif, yaitu:
  • Kelenjar getah bening yang membesar di depan telinga.
  • Mata terasa seperti terbakar.
  • Saat bangun pagi, bulu mata akan terasa menempel atau lengket.
  • Mata terasa seperti berpasir.
Kebanyakan kasus konjungtivitis tidak berbahaya dan tidak perlu dicemaskan, namun segera temui dokter jika mengalami gejala mata yang lebih parah seperti yang disebutkan di bawah ini.
  • Penglihatan terganggu.
  • Salah satu atau kedua mata berwarna sangat merah.
  • Mata terasa sakit.
  • Mengalami fotofobia atau sensitif terhadap cahaya.

Penyebab Konjungtivitis

Konjungtivitis terjadi karena adanya peradangan yang terjadi pada selaput yang meliputi bagian depan mata atau konjungtiva. Ada tiga penyebab terjadinya peradangan konjungtivitis yang paling umum seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

Konjungtivitis Alergi

Konjungtivitis alergi atau yang disebut juga reaksi alergi terjadi karena mata bersentuhan dengan alergen. Sistem kekebalan tubuh akan bereaksi tidak normal akibat zat tertentu atau disebut dengan alergen. Ada tiga tipe utama konjungtivitis alergi, yaitu:
  • Contact dermatoconjunctivitis. Konjungtivitis alergi tipe ini bisa disebabkan oleh zat kimia atau riasan, namun biasanya disebabkan oleh obat tetes mata.
  • Konjungtivitis papiler raksasa. Penyebab terjadinya konjungtivitis papiler raksasa adalah lensa kontak, bagian mata buatan atau prostesis yang dipasang saat operasi mata, dan jahitan yang digunakan pada operasi mata. Diperkirakan sekitar satu persen orang yang menggunakan lensa kontak keras dan tiga persen pengguna lensa kontak lunak terkena konjungtivitis papiler raksasa.
  • Konjungtivitis alergi menahun. Orang-orang yang memiliki alergi lain, seperti asma dan rhinitis alergi, lebih sering menderita konjungtivitis tipe ini. Konjungtivitis alergi menahun biasanya disebabkan oleh tungau debu, kelupasan kulit mati hewan, dan serbuk sari dari pohon, bunga atau rumput.

Konjungtivitis Iritasi

Penyebab terjadinya konjungtivitis iritasi sangat beragam dan beberapa penyebab yang paling umum adalah sebagai berikut.
  • Sampo
  • Asap atau uap
  • Bulu mata yang menyimpang dan menggesek konjungtiva
  • Berenang di kolam yang airnya mengandung klorin

Konjungtivitis Infektif

Konjungtivitis infektif disebabkan karena adanya infeksi pada mata. Berikut ini adalah beberapa penyebab infeksi mata yang paling umum terjadi.
  • Adenovirus merupakan virus yang paling umum menyebabkan infeksi mat yang disertai demam dan sakit tenggorokan.
  • Penyakit atau infeksi menular seksual seperti gonore atau chlamydia.
  • Bakteri yang sering menyebabkan terjadinya infeksi telinga dan lambung, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.
Penderita konjungtivitis infektif dapat menularkan infeksi mata pada orang yang berdekatan dengannya. Itu sebabnya disarankan untuk tidak berbagi handuk atau bantal yang sama dengan penderita, serta cuci tangan yang bersih usai bersentuhan dengan orang yang menderita konjungtivitis infektif.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang terkena konjungtivitis infektif, yaitu:
  • Penderita diabetes atau penyakit lain yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan membuat Anda lebih rentan terkena infeksi.
  • Berada di tempat yang ramai dan padat, seperti kereta dan bus.
  • Usia anak-anak karena memiliki kemungkinan besar terinfeksi di sekolah, serta pada orang yang berusia lanjut karena sistem kekebalan tubuh yang mereka miliki telah melemah.
  • Sedang mengalami peradangan pada sisi kelopak mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau disebut juga blefaritis.
  • Baru saja mengalami infeksi saluran pernapasan.
  • Mengonsumsi obat-obatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid atau sering disebut juga dengan steroid.

Diagnosis Konjungtivitis

Diagnosis dapat dilakukan oleh dokter dengan cara memeriksa mata dan menanyakan gejala yang dialami untuk menentukan perawatan yang akan dilakukan, serta menentukan konjungtivitis tipe apa yang diderita oleh pasien.
Segera temui oftalmologis atau dokter spesialis mata jika gejala yang dialami cukup parah dan tidak kunjung sembuh. Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lanjutan mengambil sampel cairan kental dari mata yang terinfeksi untuk dianalisis.
Berikut ini adalah beberapa kondisi parah yang memerlukan pemeriksaan lanjutan:
  • Kornea membengkak dan muncul luka terbuka atau disebut dengan keratitis.
  • Membengkaknya lapisan tengah mata yang menyebabkan sakit kepala, mata berair, dan terasa sakit. Kondisi ini disebut dengan iritis.
  • Menderita glaukoma akut yang menyebabkan munculnya tekanan pada mata dan rasa sakit.
Pemeriksaan oleh dokter spesialis mata harus segera dilakukan jika bayi yang baru lahir menderita konjungtivitis infektif.

Perawatan Konjungtivitis

Perawatan konjungtivitis yang dilakukan tergantung pada penyebabnya. Berikut ini adalah perawatan yang digolongkan berdasarkan penyebab terjadinya konjungtivitis.

Konjungtivitis Alergi

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan sendiri untuk mengatasi konjungtivitis alergi:
  • Kompres mata dengan kain yang dibasahi air dingin.
  • Hindari terpapar alergen.
  • Jangan memakai lensa kontak hingga gejala konjungtivitis hilang.
  • Agar gejala tidak memburuk, jangan menggosok mata walau terasa gatal.
Jika telah melakukan hal-hal seperti yang disebutkan di atas namun gejala tidak kunjung mereda, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat seperti berikut ini.
  • Obat antihistamin baik dalam bentuk tetes mata atau obat minum. Guna obat ini adalah meredakan gejala alergi. Contoh antihistamin adalah azelastine, cetirizine dan emedastine. Pastikan pilihan obat antihistamin Anda cocok untuk usia anak Anda.
  • Pemakaian obat kortikosteroid jangka pendek dalam bentuk gel, salep, atau krim akan diresepkan jika gejala konjungtivitis alergi yang dialami cukup parah.
  • Obat mast cell stabilisers berguna mengendalikan gejala alergi untuk jangka waktu yang panjang. Dokter mungkin akan meresepkan obat antihistamin untuk digunakan bersamaan dengan obat ini karena mast cell stabilisers memerlukan waktu selama beberapa pekan untuk merasakan efeknya. Contoh obat tetes mata mast cell stabilisers yang biasa diresepkan adalah nedocromil sodium, sodium cromoglicate, dan lodoxamide.

Konjungtivitis Papiler Raksasa

Lensa kontak adalah penyebab paling umum pada konjungtivitis papiler raksasa. Dengan berhenti memakai lensa kontak, gejala konjungtivitis akan reda.
Jika Anda menjalani operasi mata, dan mengalami konjungtivitis, segera temui oftalmologis untuk mendapatkan perawatan yang efektif.

Konjungtivitis Infektif

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan sendiri untuk mengatasi konjungtivitis infektif karena kebanyakan tidak memerlukan perawatan medis dan akan menghilang dalam waktu 1-2 pekan. Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala yang dialami.
  • Gunakan obat tetes air mata yang berguna sebagai pelumas untuk meredakan rasa sakit dan lengket pada mata. Obat ini bisa dibeli secara bebas di apotek.
  • Cucilah tangan secara rutin setelah menyentuh mata yang terinfeksi agar tidak menular.
  • Jangan menggunakan lensa kontak sebelum gejala infeksi hilang atau setidaknya satu hari setelah menyelesaikan perawatan. Ganti lensa kontak yang telah dipakai saat terinfeksi karena kemungkinan bisa menjadi sumber infeksi.
  • Gunakan kain kapas yang dibasahi untuk membersihkan kelopak dan bulu mata dengan lembut agar tidak lengket.
Jika gejala yang dialami tidak kunjung mereda setelah dua pekan atau infeksi yang terjadi cukup parah, dokter akan meresepkan obat antibiotik. Ada dua tipe utama antibiotik yang mungkin diberikan, yaitu chloramphenicol dan fusidic acid.
Biasanya dokter akan meresepkan obat tetes mata chloramphenicol sebagai alternatif pertama, namun salep mata antibiotik akan diresepkan jika pasien tidak cocok dengan obat tetes mata. Penglihatan mungkin akan menjadi buram selama 20 menit setelah pemakaian salep mata. Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter tentang cara pemakaian obat.
Selain obat tetes mata chloramphenicol, ada juga obat tetes mata fusidic acid. Anak-anak, wanita hamil, dan orang yang berusia lanjut lebih cocok untuk menggunakan obat tetes mata fusidic acid. Ikuti anjuran dokter untuk cara pemakaian obat.
Jika mengalami gejala seperti kehilangan penglihatan, mata terasa sakit, salah satu atau kedua mata berwarna sangat merah, mengalami fotofobia atau sensitif terhadap cahaya, temui dokter untuk pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan bertujuan untuk memeriksa apakah pasien menderita penyakit menular seksual yang bisa menyebabkan terjadinya konjungtivitis infektif, seperti chlamydia (klamidia).

Komplikasi Konjungtivitis

Komplikasi akibat konjungtivitis dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Berikut ini adalah komplikasi konjungtivitis yang dapat terjadi berdasarkan tipe konjungtivitis yang diderita.

Konjungtivitis Neonatal

Konjungtivitis infektif yang terjadi pada bayi yang baru lahir hingga usia 28 hari harus segera ditangani karena bisa menyebabkan kerusakan penglihatan permanen. Kebanyakan bayi yang terkena konjungtivitis infektif bisa sembuh total dan hanya sedikit yang mengalami komplikasi.

Punctate Epithelial Keratitis

Keratitis dapat terjadi akibat konjungtivitis yang menyebabkan kornea membengkak atau mengalami peradangan. Kondisi ini menyebabkan mata sensitif terhadap cahaya dan terasa sakit. Kebutaan bisa terjadi jika tukak muncul di kornea dan menyebabkan kerusakan permanen.

Konjungtivitis Infektif

Konjungtivitis bisa berlangsung selama beberapa bulan jika disebabkan oleh penyakit menular seksual, seperti chlamydia (klamidia). Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat konjungtivitis infektif:
  • Jika bakteri masuk ke aliran darah dan menyerang jaringan tubuh, pasien bisa mengalami keracunan darah atau disebut dengan sepsis.
  • Lapisan pelindung saraf tulang belakang dan otak, atau meninges, mengalami infeksi yang disebut dengan meningitis.
  • 25 persen anak yang menderita konjungtivitis akibat bakteri haemophilus influenzae terkena infeksi telinga bagian tengah.
Permukaan kulit menjadi bengkak atau meradang dan terasa sakit akibat infeksi yang terjadi pada jaringan dan lapisan dalam kulit, atau disebut juga dengan selulitis.

http://www.alodokter.com/konjungtivitis/komplikasi

=================================================================




Katarak Pada Manula

Katarak adalah bagian keruh pada lensa mata yang biasanya bening dan akan mengaburkan penglihatan. Ini adalah penyakit yang sangat umum terjadi.
Lensa mata adalah bagian transparan di belakang pupil (titik hitam di tengah mata) yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada retina. Dengan adanya katarak, cahaya yang masuk ke mata menjadi terhalang. Katarak biasanya terjadi saat seseorang memasuki usia lanjut.
Lama-kelamaan kondisi katarak akan meningkat sehingga dapat menghalangi penglihatan. Banyak pengidap yang pada akhirnya membutuhkan operasi untuk mengganti lensa yang rusak ini dengan lensa buatan.
katarak pada manula - alodokter

Penderita Katarak di Indonesia

Katarak adalah penyebab utama kebutaan di dunia. Katarak juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak (katarak anak-anak), meski kemungkinannya sangat kecil. Penyakit ini umumnya ditemukan pada orang-orang lanjut usia dan dikenal sebagai katarak manula.
Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 210.000 penderita baru yang muncul setiap tahun dan lebih dari 50% kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak.

Hal-hal yang Dapat Menjadi Gejala Katarak

Katarak sering menyerang kedua mata, meski tingkat kondisi keduanya bisa berbeda. Penyakit ini dapat berkembang selama bertahun-tahun tanpa terasa oleh penderitanya.
Katarak tidak menyebabkan rasa sakit atau iritasi. Penderita biasanya akan mengalami penglihatan yang samar-samar dan berkabut, selain itu akan muncul bintik atau bercak saat penglihatannya kurang jelas.
Katarak juga dapat memengaruhi pandangan Anda dengan cara sebagai berikut:
  • Mata yang sensitif terhadap cahaya yang menyilaukan.
  • Sulit melihat saat cahaya remang-remang atau sangat terang.
  • Semua menjadi terlihat ganda.
  • Semua terlihat seperti memiliki semburat kuning atau cokelat.
  • Ukuran lensa kacamata yang berubah.
  • Anda seperti melihat lingkaran cahaya di sekeliling cahaya terang, seperti lampu mobil atau lampu jalan.
  • Penglihatan warna yang memudar atau menjadi tidak jelas.

Berkonsultasi dengan Optisien

Konsultasikanlah dengan optisien (ahli lensa kacamata) jika Anda merasa ada masalah agar penglihatan Anda dapat diperiksa. Jika terdapat perubahan mendadak pada penglihatan Anda, segera lakukan pemeriksaan mata.
Optisien akan memeriksa mata dengan oftalmoskop. Alat ini akan memperjelas tampilan mata dan mengeluarkan cahaya terang sehingga optisien dapat melihat bagian dalam mata, termasuk memeriksa kondisi lensa mata Anda.
Jika terdapat katarak, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata yang dapat memberikan diagnosis dan merencanakan proses pengobatan Anda.

Faktor-faktor Penyebab Katarak pada Manula

Penyebab katarak belum diketahui secara pasti. Seiring dengan bertambahnya usia, protein yang membentuk lensa mata kian berubah. Hal ini menjadikan lensa mata yang tadinya bening, berubah menjadi keruh. Sampai saat ini, belum diketahui bagaimana proses penuaan dapat berujung pada perubahan protein di lensa mata.
Beberapa faktor lain yang akan mempertinggi risiko Anda terkena katarak:
  • Paparan mata terhadap sinar matahari untuk waktu lama.
  • Beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes atau peradangan pada bagian tengah mata (uveitis) jangka panjang.
  • Meminum obat kortikosteroid berdosis tinggi dalam waktu lama.
  • Pernah menjalani operasi mata.
  • Riwayat katarak dalam keluarga atau keturunan.
  • Pola makan tidak sehat dan kurang vitamin.
  • Konsumsi minuman keras dalam jumlah banyak secara rutin
  • Merokok
Pencegahan katarak masih belum diketahui karena penyebab sebenarnya masih belum jelas.

Pengobatan Katarak Pada Manula Lewat Proses Operasi
Kacamata dan lampu yang lebih terang mungkin bisa membantu katarak yang ringan, tetapi katarak akan berkembang seiring dengan waktu dan akhirnya penderita akan membutuhkan operasi.
Satu-satunya langkah pengobatan yang terbukti paling efektif adalah operasi. Efek penyembuhan dari operasi akan sangat dirasakan terutama bagi penderita yang kataraknya sudah menghambat kegiatan sehari-hari, seperti mengemudi atau membaca.
Dalam operasi katarak, lensa yang keruh akan diangkat dan digantikan dengan lensa plastik bening. Operasi tersebut biasanya dilakukan dengan pembiusan lokal agar mata Anda menjadi mati rasa. Karena ini termasuk operasi kecil, maka biasanya tidak perlu menginap di rumah sakit.
Meski pemulihan dari operasi akan membutuhkan beberapa waktu (dari beberapa hari hingga minggu), hampir semua orang yang menjalaninya akan merasakan peningkatan pada penglihatan mereka. Penderita biasanya bisa kembali melakukan rutinitas secara normal dalam waktu dua minggu setelah operasi.
Lensa plastik pada mata Anda disesuaikan untuk tingkat penglihatan tertentu. Setelah opersi, pemakaian kacamata akan diperlukan untuk membantu penglihatan jauh atau dekat. Sama halnya jika Anda telah berkacamata, ukuran lensa bisa berubah. Disarankan untuk menunggu pemulihan sampai selesai sebelum membuat kacamata baru.

===============================================================================

Pterygium

Pterygium adalah kondisi mata yang ditandai dengan tumbuhnya selaput yang menutupi bagian putih pada bola mata. Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata sekaligus.
Penyakit yang termasuk lesi nonkanker ini jarang menyebabkan komplikasi berbahaya. Tetapi jika terus tumbuh dan tidak ditangani, pterygium bisa menyebar sampai ke kornea mata sehingga mengganggu penglihatan penderitanya.
alodokter-pterygium

Gejala-gejala Pterygium

Pada umumnya, pterygium hanyalah berupa tumbuhnya selaput pada bagian putih mata. Meski demikian, kondisi ini tetap mungkin disertai oleh gejala-gejala lain yang meliputi:
  • Mata merah. Iritasi, gatal, atau perih pada mata.
  • Mata terasa mengganjal.
  • Pandangan samar/kabur.
Periksakan mata Anda ke dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut. Pemeriksaan dan penanganan secara dini akan menjauhkan Anda dari kemungkinan adanya komplikasi.

Penyebab dan Diagnosis Pterygium

Penyebab di balik pterygium belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini lebih banyak terjadi pada mereka yang sering melakukan aktivitas di luar ruangan. Pajanan sinar matahari, debu, asap, serta angin diduga berpotensi meningkatkan risiko pterygium. Mata yang kering juga diduga bisa menjadi faktor pemicu.
Pterygium bisa dideteksi oleh dokter melalui gejala utamanya, yaitu pertumbuhan seperti selaput pada bola mata. Anda juga akan menjalani pemeriksaan mata dengan lebih saksama 



==================================================================================================

usus buntu (Apendisitis)

Usus buntu adalah organ berbentuk tabung kecil dan tipis berukuran 5-10 cm yang terhubung di usus besar (tempat tinja terbentuk). Tidak ada yang tahu kenapa kita memiliki usus buntu dan pengangkatannya pun tidak memengaruhi kesehatan. Tetapi jika mengalami pembengkakan dan peradangan, penyakit usus buntu atau apendisitis dapat menyebabkan komplikasi serius.
alodokter-usus-buntu

Apendisitis merupakan penyakit yang umum dan paling sering ditemukan pada kalangan muda yang berusia 10-20 tahun. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit ini bisa menyerang siapa saja.
Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami sakit perut yang perlahan-lahan makin parah. Segera panggil ambulans jika sakit perut Anda tiba-tiba bertambah parah dan menyebar ke seluruh perut.

Gejala Penyakit Usus Buntu

Sakit perut yang mengindikasikan penyakit ini biasanya berawal di perut bagian tengah. Pada awalnya, rasa sakit itu datang dan pergi. Beberapa jam kemudian, rasa sakit akan berpindah ke perut kanan bawah (tempat usus buntu berada) lalu bertambah parah dan terus terasa.
Rasa sakit juga akan bertambah parah saat terjadi penekanan pada bagian itu atau saat Anda batuk atau berjalan. Beberapa gejala lain yang dapat menyertai sakit perut tersebut antara lain:
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Pembengkakan pada perut.
  • Tidak bisa buang gas.
  • Mual dan muntah.
  • Konstipasi atau diare.
  • Demam.
  • Sakit saat buang air kecil.
  • Kram perut.
Penyakit usus buntu sering disangka sebagai penyakit lain, seperti keracunan makanan, sindrom iritasi usus yang parah, konstipasi biasa, dan infeksi saluran kemih. Wanita muda juga sering mengira gejala penyakit ini berhubungan dengan kandungan, seperti kehamilan ektopik atau nyeri menstruasi.
Konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami sakit perut yang perlahan-lahan makin parah. Segera panggil ambulans jika sakit perut Anda tiba-tiba bertambah parah dan menyebar ke seluruh perut. Ini mengindikasikan kemungkinan pecahnya usus buntu yang dapat menyebabkan peritonitis (infeksi serius pada lapisan perut sebelah dalam).

Penyebab Penyakit Usus Buntu

Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan pasti sehingga pencegahannya juga belum diketahui, tapi sebagian besar diperkirakan terjadi akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju usus buntu oleh:
Penyumbatan tersebut akan menyebabkan terjadinya inflamasi dan pembengkakan. Tekanan akibat pembengkakan akan memicu pecahnya usus buntu.

Diagnosis Penyakit Usus Buntu

Gejala-gejala yang identik dengan peradangan usus buntu terkadang hanya ditemukan pada sebagian penderita dan cenderung mirip dengan penyakit lain sehingga sulit didiagnosis. Letak usus buntu pada tiap orang yang bisa berbeda-beda juga dapat mempersulit proses diagnosis. Ada yang terletak di bagian lain, misalnya pada panggul di belakang usus besar atau di belakang hati.
Dokter biasanya akan menanyakan gejala-gejala Anda sebelum mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:
  • Pemeriksaan fisik untuk mengonfirmasi rasa sakit pada perut. Bagian di sekitar usus buntu (perut kanan bawah) akan ditekan secara perlahan-lahan.
  • Tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah putih yang mengindikasikan adanya infeksi.
  • Tes urin untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit lain, misalnya infeksi saluran kemih atau batu ginjal.
  • CT scan atau USG untuk memeriksa usus buntu Anda bengkak atau tidak.
  • Pemeriksaan organ intim dan tes kehamilan untuk wanita yang belum menopause untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit yang berhubungan dengan organ kewanitaan.

Pengobatan Penyakit Usus Buntu

Langkah pengobatan utama untuk penyakit usus buntu adalah lewat operasi pengangkatan usus buntu atau yang dikenal dengan istilah apendektomi. Menjalani operasi jauh lebih aman daripada menunggu hasil konfirmasi adanya peradangan usus buntu karena risiko pecahnya usus buntu akan bertambah. Usus buntu tidak memiliki fungsi yang penting bagi tubuh manusia dan pengangkatannya tidak akan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Sama seperti semua operasi, apendektomi tetap memiliki risiko seperti terbentuknya infeksi luka operasi serta pendarahan. Tetapi operasi ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Ada dua jenis apendektomi yang dapat dilakukan, yaitu operasi laparoskopi atau ‘lubang kunci’ dan bedah sayatan terbuka. Keduanya dilakukan dengan pembiusan total.
Operasi pengangkatan usus buntu lewat ‘lubang kunci’ (laparoskopi) lebih banyak dipilih, terutama untuk pasien manula atau yang mengalami obesitas. Laparoskopi hanya membutuhkan beberapa sayatan kecil pada perut untuk mengangkat usus buntu. Karena itu, masa pemulihan pasien akan jauh lebih cepat. Pasien biasanya akan diizinkan pulang setelah beberapa hari atau bahkan 24 jam.
Tetapi tidak semua penderita usus buntu dapat menjalani operasi laparoskopi, misalnya karena usus buntu sudah pecah atau infeksinya yang sudah menyebar. Jika ini terjadi, penderita membutuhkan prosedur bedah sayatan terbuka untuk mengangkat usus buntu sekaligus membersihkan rongga perut.
Proses operasi ini membutuhkan masa pemulihan selama satu minggu sebelum pasien diizinkan pulang. Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam 2-3 minggu, tapi sebaiknya menghindari aktivitas berat setidaknya selama 1,5-2 bulan setelah operasi.
Pemantauan masa pemulihan juga sangat penting. Segera hubungi dokter atau rumah sakit tempat Anda dioperasi jika Anda mengalami gejala-gejala infeksi seperti muntah-muntah, rasa nyeri dan pembengkakan yang semakin parah, demam, luka operasi terasa panas, atau ada cairan yang keluar dari luka operasi.
Penyakit usus buntu juga bisa menyebabkan gumpalan atau benjolan pada usus buntu yang terdiri dari jaringan usus buntu dan lemak. Benjolan terbentuk karena upaya alami tubuh untuk mengobati penyakit ini. Dokter biasanya tidak menganjurkan Anda untuk segera menjalani operasi. Anda akan diberikan antibiotik selama beberapa minggu agar infeksi gumpalan usus buntu berkurang sebelum dioperasi.

Komplikasi Pecahnya Usus Buntu

Penyakit usus buntu yang tidak diobati memiliki risiko untuk pecah dan dapat mengancam jiwa. Segera hubungi rumah sakit jika sakit perut Anda mendadak makin parah dan menyebar ke seluruh perut. Ini mengindikasikan kemungkinan pecahnya usus buntu yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti peritonitis dan abses.
Abses merupakan kantong kumpulan nanah yang menyakitkan. Komplikasi ini muncul sebagai usaha alami tubuh untuk mengatasi infeksi akibat usus buntu yang pecah. Penanganannya dilakukan dengan penyedotan nanah dari abses atau terkadang dengan antibiotik. Jika ditemukan dalam operasi, abses dan bagian di sekitarnya akan dibersihkan dengan hati-hati dan diberi antibiotik.
Peritonitis adalah infeksi akibat bakteri yang menyebar ke selaput yang melapisi perut bagian dalam atau peritoneum. Gejalanya meliputi sakit perut yang parah dan terus-menerus, muntah, detak jantung cepat, demam, daerah perut yang bengkak, serta napas pendek dan terengah-engah. Komplikasi ini biasanya ditangani dengan pemberian antibiotik dan operasi pengangkatan usus buntu.

======================================================================================