Senin, Juni 01, 2015

Srikaya....

Srikaya (Annona squamosa L.) merupakan tanaman buah yang memiliki banyak sebutan di berbagai daerah di Indonesia.  

Ada yang menyebutnya delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya, serkaya, surikaya, srikawis, sarkaja, serakaja, sirikaja, garoso, ata, atis soe walanda, sirikaya, sirikaja, dan hirikaya. Kalau di tempat anda buah srikaya ini disebut apa?

Dari bentuk buah dan daunnya, sekilas srikaya ini mirip dengan buah sirsak. Begitu pun khasiatnya, jika daun sirsak berkhasiat untuk pengobatan tradisional, maka daun dan buah srikaya pun begitu. Bahkan hampir semua bagian tanaman srikaya ini bermanfaat sebagai obat.

 

Kandungan Gizi Buah Srikaya

Buah srikaya mengandung energi sebesar 101 kilokalori, protein 1,7 gram, karbohidrat 25,2 gram, lemak 0,6 gram, kalsium 27 miligram, fosfor 20 miligram, dan zat besi 1 miligram.  

Selain itu di dalam Buah Srikaya juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,08 miligram dan vitamin C 22 miligram.  

Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Buah Serikaya, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 58 %.

Lebih rinci kandungan buah srikaya :

Nama Bahan Makanan : Buah Srikaya Versi DKBM P3G '90

Banyaknya Buah Srikaya yang diteliti (Food Weight) = 100 gr 

Bagian Buah Srikaya yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 48 %  

Jumlah Kandungan Energi Buah Srikaya = 63 kkal Jumlah Kandungan Protein Buah Srikaya = 1,1 gr 

Jumlah Kandungan Lemak Buah Srikaya = 0,5 gr  

Jumlah Kandungan Karbohidrat Buah Srikaya = 13,9 gr 

 Jumlah Kandungan Kalsium Buah Srikaya = 127 mg  

Jumlah Kandungan Fosfor Buah Srikaya = 30 mg    

Jumlah Kandungan Zat Besi Buah Srikaya = 2,7 mg   

Jumlah Kandungan Vitamin A Buah Srikaya = 0 IU   

Jumlah Kandungan Vitamin B1 Buah Srikaya = 0,08 mg    

Jumlah Kandungan Vitamin C Buah Srikaya = 28,3 mg

 

Manfaat Buah Srikaya

Adapun manfaat buah srikaya antara lain :

Kandungan vitamin B6 dalam buah srikaya dapat mencegah terjadinya penumpukan hemosistein, kandungan inilah yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung.

Salah satu peran penting dari riboflavin dalam tubuh adalah untuk memastikan bahwa tubuh memiliki semua vitamin B lainnya yang diperlukan. Vitamin B adalah kelompok vitamin yang larut dalam air serta sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsitubuh penting lainnya.Selain kaya akan vitamin  B dan vitamin C, buah srikaya kaya akan kandungan niasin sehingga manfaat buah srikaya juga dapat menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh.Buah srikaya juga mengandung tinggi serat,maka dari itu buah srikaya baik dikonsumsi bagi penderita konstipasi karena buah yang kaya akan serat akan memperlancar saluran pencernaan. Selain itu serat juga dapat memperlambat laju penyerapan gula darah sehingga dapat mencegah diabetes.

Asam folat merupakan kandungam nutrisi yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan otak bayi, maka dari itu bagi ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat untuk kebutuhan otak janin. Salah satu buah yang memiliki kandungan asam folat adalah buah srikaya, maka dari iti bagi ibu hamil dapat mengkonsumsi buah berbiji ini.

 

Manfaat Biji Srikaya

Bijinya juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi pencernaan lemah, cacingan, dan mematikan kutu kepala dan serangga. Buah sirsak yang masih muda digunakan untuk mengobati diare, disentri akut, dan gangguan pencernaan (atonik dispepsia).

Berikut ini contoh pemakaiannya:

Membasmi kutu anjing

Mandikan anjing yang berkutu dengan air rebusan daun atau biji srikaya. 
Caranya, tumbuk halus daun atau biji srikaya, tambahkan air secukupnya, lalu saring airnya dan gunakan untuk memandikan anjing.

Mematikan kutu kepala

Cuci biji srikaya (10 butir) dan daun srikaya segar (1 genggam), lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit minyak kelapa, lalu aduk merata. Turapkan pada kulit kepala, lalu bungkus dengan kain. Setelah tiga jam, buka dan cuci sampai bersih. Jangan sampai bilasan air masuk ke mata karena dapat menyebabkan iritasi dan meradang.

Mematangkan bisul

Ambil isi buah yang sudah masak, lalu giling halus. Tambahkan sedikit garam sambil diaduk merata, turapkan pada bisul, lalu balut dengan kain kasa.

 

Manfaat Akar dan Kulit Kayu

Akarnya digunakan untuk mengobati sembelit, disentri akut, depresi mental, dan nyeri tulang punggung. Kulit kayu digunakan untuk mengatasi diare, disentri, dan luka berdarah. Contoh Pemakaian: 
Diare 
Cuci kulit batang srikaya (6--10 g), potong kecil- kecil, lalu tambahkan gula merah secukupnya. Rebus dengan empat gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masing-masing satu gelas. 


CATATAN :

Ibu hamil dilarang minum rebusan biji buah srikaya. Hati-hati jika minum rebusan biji, kulit kayu, dan akar srikaya karena mengandung racun. Hanya digunakan dibawah pengawasan herbalis berpengalaman.

 

Manfaat Daun Srikaya

Berikut adalah beberapa manfaat daun srikaya yang baik untuk kesehatan tubuh kita :

Sebagai obat antiradang.Mengobati penyakit batuk ringan.Menyembuhkan demam.Meredakan nyeri reumatik.Membantu menurunkan kadar asam urat.Mengobati diare.Mengobati disentri.Membantu melancarkan pencernaan.Menyembuhkan flu.

Ada beberapa sumber yang mengatakan cara meramu daun srikaya adalah sebagai berikut :

Daunnya digunakan untuk mengatasi batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, diare, disentri, rectal prolaps pada anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, skabies, kudis, dan ekzema. Contoh pemakaian:

Borok dan bisul

Cuci daun segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit garam, lalu gunakan ramuan ini untuk menurap borok atau bisul dan balut. Dalam sehari, ganti 2--3 kali.

Tiba-tiba pingsan, menenangkan penderita histeris

Cuci daun segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Dekatkan gilingan daun tadi pada hidung penderita agar baunya terhisap oleh penderita.

Cacingan pada anak

Cuci daun srikaya segar (15 lembar), lalu rebus dengan lima gelas air sampai tersisa tiga gelas. Setelah dingin, saring dan minum tiga kali sehari, masing-masing satu gelas.

Gangguan pencernaan

Cuci daun srikaya segar secukupnya, giling sampai halus, lalu tambahkan minyak kelapa secukupnya. Tempelkan pada perut.

Kudis

Cuci daun srikaya segar (15 lembar), lalu giling sampai halus. Remas dengan air kapur sirih sebanyak satu sendok teh dan gunakan untuk menggosok kulit yang kudis. Lakukan sehari dua kali.

 

Demikian sekilas manfaat dari buah, daun, biji, kulit, kayu dan akar  srikaya semoga bisa bermanfaat bagi pembaca semua.

 

landasan teori dan komunikasi (Kar : Prof.Dr.Yusufhadi Miarso,M.Sc.)

KATA PENGANTAR

Teknologi Informasi dan komunikasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani.
Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran.
Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.



BAB 1
PENDAHULUAN

     a.      Latar belakang
Teknologi Siaran Sejak PELITA I teknologi berupa siaran radio dan televisi telah diprogramkan. Memang sarana dan prasarana pada waktu itu belum ada atau belum memadai, namun dengan perkembangan teknologi siaran, seperti siaran langsung dari satelit dan pemancar ulang berdaya rendah, telah memungkinkan dicapainya seluruh pelosok tanah air.
Teknologi ini terus berkembang sampai dengan PELITA berikutnya, yang kemudian berkembang dengan munculnya televisi swasta dan jaringan televisi siaran lokal.  
Satelit Komunikasi Sejak tahun 1976, Indonesia telah memasuki era informasi modern dengan beroperasinya SKSD PALAPA I. Sistem satelit komunikasi ini merupakan kebutuhan yang unik bagi Indonesia, karena keadaan dan letak geografisnya.
Dasar pertimbangan pengembangan sistem ini adalah untuk keperluan pendidikan, penerangan, hiburan, pemerintahan, bisnis, pertahanan keamanan, dan perindustrian.
Komputer Perkembangan perangkat keras komputer berlangsung sangat pesat. Selain daya muatnya yang semakin besar, kecepatan operasinya juga semakin tinggi.
Jika sepuluh tahun yang lalu microprocessor komputer mampu mengakses memori dengan kecepatan perjutaan detik, maka saat ini kecepatannya sudah dihitung dengan permiiliar (nano) detik.
Komputer meja atau personal computer saat ini sudah tidak dipandang sebagai barang mewah lagi, melainkan sebagai suatu kebutuhan yang esensial untuk dapat mengikuti kemajuan. Boleh dikatakan tidak ada satu kantorpun yang tidak memiliki dan mengoperasikan komputer.
Teknologi Video (Perekam Video) Perkembangan dalam teknolofi video sejalan dengan perkembangan komunikasi dan komputer, meskipun orientasi utamanya adalah untuk keperluan hiburan.

       b.      Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di rumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan komunikasi!
2.      Bagaimana konsep komunikasi!
3.      Apa fungsi teknologi komunikasi!

      c.       Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan proposal in adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian teknologi komunikasi
2.      Untuk mengetahui konsep dasar teknologi komunikasi
3.      Untuk mengetahui fungsi dari teknologi komunikasi

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Landasan Teori dan Teknologi Komunikasi
Pengertian Teknologi
Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa Latin ”texere” yang berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan (desain) untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. Suatu teknologi biasanya mempunyai dua aspek yaitu aspek hardware (terdiri dari material atau objek fisik) dan aspek software (Jacques Ellul (1967) mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Gary J. Anglin (1991) mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem, untuk memecahkan masalah (Yusufhadi Miarso, 2004).
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Menurut Laswell (1979) agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik harus memiliki komponen-komponen komunikasi yaitu:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

Proses berlangsungnya komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua belah pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.
4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim. The International Commission for the Study of Communication Problems (1980) menekankan pengertian komunikasi sebagai proses dalam mempertukarkan berita, data, pendapat, dan pesan antara perorangan dan masyarakat. Komunikasi mempunyai peranan sentral dalam segala kegiatan sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat, nasional maupun internasional.

B.       Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi
Teknologi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yang pertama dan lazim kita kenal adalah teknologi fisik atau mekanik yang ditandai oleh mesin, alat dan perangkatnya. yang kedua kurang sekali dikenal sebagai teknologi, yaitu teknologi sosial yang merupakan tatanan atau acuan yang ditetapkan oleh orang lain dalam mengorganisasikan manusia dan lingkungannya, serta hal-hal yang mengatur tugas, fungsi, wewenang dan kekuasaan.
Perkembangan yang sangat penting tetapi sering diacuhkan adalah bahwa teknologi pendidikan berusaha memecahkan dan atau menfasilitasi pemecahan masalah belajar pada manusia dimana saja, kapan saja, dengan cara apa saja, dan oleh siapa saja. apa yang telah berlangsung selama ini, terutama di Indonesia masih menitikberatkan pada pemecahan masalah dalam bidang persekolahan. Dengan memperhatikan: (1) dinamika global yang membawa tuntunan perubahan dan persaingan yang semakin tajam; (2) keadaan geografis indonesia yang terdiri dari kepulauan; (3) penyebaran penduduk yang tersebar pulau Jawa; (4) kemampuan, kelemahan, peluang maupun permasalahanyang melekat pada teknologi itu sendiri; serta (5) terbatasnya jangkauan pendidikan tatap muka konvensional yang bersifat formal.
Menurut Robert l. Mathis dan Jhon H. Jackson (2004) kontributor utama globalisasi adalah perkembangan dan evolusi telekomunikasi dan teknologi yang membantu pengiriman informasi yang cepat. Teknologi komunikasi seperti satelit telah menghadirkan televisi dan layanan telepon nirkabel ke desa-desa terpencil di Afrika, India, China, dan Amerika Latin. Pertumbuhan pengunaan internet di seluruh dunia telah menjadikan orang-orang dan perusahaan-perusahan dapat dengan mudah berkomunikasi dan memiliki akses data dalam jumlah yang sangat besar.

C.       Penerapan konsep teknologi komunikasi
Pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh akan menjamah pendidikan yang berbeda diluar jangkauan pendidikan tatap muka konvensional yang bersifat klasikal Lembaga-lembaga yang mempunyai satu kepentingan untuk memanfaatkan sumber-sumber secara bersama akan berkolaborasi dalam suatu pendidikan jarak jauh.
Pendidikan profesi dan politeknik secara bertahap akan memanfaatkan kemampuan jaringan e-mail dan e-library untuk akses data atau informasi yang bersangkutan Daerah-daerah plosok dan terpencilsecara bertahap melalui kantong-kantong eksperintasi akan diperkenalkan dengan penggunaan dan teknologi yang tepat guna dalam semangat kebersamaan antara pemerintah, orang tua dan masyarakat sehingga pendidikan tidak hanya dapat diakses, tetapi juga terjangkau Penggunaan CD-ROM multimedia dalam pendidikan secara bertahap akan medapat mengganti TV dan Vidio karena sifatnya yang luwes, interaktif dan tahan rusak(durable), Sedangkan lembaga pendidikan, terutama perguruan tinggi, memiliki sejumlah pilihan alternatifuntuk memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi berbagai contoh berikut:
      a.       Perpustakaan elektronik
Merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. 
      b.      Surat Elektronik (E-mail)
Dengan aplikasi sederhana seperti e-mail, seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan dengan lainnya. 
      c.       Ensiklopedia
Sebagian perusahaan yang menjajakan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD ROOM untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia dimasa mendatang bukan hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video, audio, tulisan dan gambar, dan bahkan gerakan. 
    d.      Sistem Distribusi Bahan Belajar Secara Elektronis (Digital)
Berdasarkan pengalaman selama ini, beserta program penyetaraan D II yang tinggal didaerah terpencil karena keadaan geografisnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan belajar cetak (modul). 
      e.       Teledukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System
Pendidikan dan pelatihan jarak jauh diperlukan untuk memudahkan akses serta pertukaran data, pengalaman, dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu dan keterampilan profesional dari sumber daya manusia di indonesia.
      f.       Video Telecomperence
Keberadaan teknologi informasi video telecomperence memungkinkan bagi mahasiswa di seluruh dunia untuk saling berkenalan dan berhubungan satu dengan lainnya, diharapkan dengan demikian dapat bangsa-bangsa di dunia dan saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan dilapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar, belajar lebih efektif, efisien, banyak, luas, cepat dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri penerapan teknologi pembelajaran tidak jauh berbeda dengan perkembangan seperti di Amerika Serikat, hanya terpaut waktu yang cukup lama.
Mereka yang berprofesi atau bergerak dalam bidang teknologi pendidikan, harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan tugas profesionalnya yang utama yaitu keselenggaraannya proses belajar bagi setiap rang, dengan dikembangkan masing-masing pembelajaran serta perkembangan lingkungan. Karena lingkunganitu senantiasa mengikuti perkembangan atau perubahan itu dan oleh karena itu ia dituntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, termasuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
D.      Model- model Komunikasi
1. Model dasar : Stimulus Respon
Model iModel komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Komunikasi dianggap sebagai suatu proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan – tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Model ini mengabaikan adanya faktor manusia seperti sistem internal individu. Singkatnya model ini menggangap bahwa komunikasi itu bersifat statis. Manusia selalu berperilaku karena adanya stimulus atau rangsangan dari luar, bukan berdasarkan kehendak, keinginan atau kemauan bebasnya. Oleh karena itu model ini kurang tepat kalau diterapkan pada proses komunikasi manusia.
2. Model Aristoteles
Aristoteles merupakan filosof yang paling dini mengkaji komunikasi, Model Aristoteles adalah model yang paling klasik atau disebut juga model retoris (Mulyana, 2005) Oleh karena itu model ini merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, komunikasi publik atau pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dalam rangka merubah sikap mereka. Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener).
Dia mengemukakan bahwa persuasi dapat dicapai oleh:
a. Siapa anda (etos –kepercayaan anda)
b. Apa argumen anda (logos –logika dalam pendapat anda)
c. Dengan memainkan emosi khalayak (pathos –emosi khalayak).
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi dipandang sebagai suatu yang statis dan tidak memperdulikan saluran, umpan balik, efek, dan kendala2, di samping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai keinginan secara sadar untuk merubah sikap orang lain).
3. Model Lasswell

Harold Laswell (1948) menyebutkan sebuah model komunikasi yang mungkin paling dikenal sepanjang masa. Model ini muncul dalam perkembangan studi Laswell tantang propaganda politik. Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan dari batasan ilmu politik. Who says what in which channel to whom with what effect ? Konsep Model Laswell sama dengan model Aristoteles yaitu sama-sama menekankan pada elemen speaker, message & audience (tetapi menggunakan istilah yang berbeda), Baik Laswell maupun Aristoteles sama-sama melihat komunikasi sebagai proses satu arah dimana inidividu dipengaruhi individu lain sebagai akibat dari pengiriman pesan (Ruben, 1992)
Penggambaran Laswell tentang berbagai bidang dalam penelitian komunikasi memang berguna tetapi disisi lain penggambaran tersebut terlalu menyederhanakan bidang penelitian komunikasi itu sendiri. Braddock (1958) menambahkan dua hal dalam model Laswell yang dapat mempengaruhi tindakan komunikasi, yaitu:
1. Dalam situasi dan keadaan bagaimana sebuah pesan itu dikirimkan
2. Untuk tujuan apa komunikator mengirimkan pesan
Menurut Windahl model Laswell ini menggambarkan karakter awal model komunikasi. Sudah dianggap taken for granted bahwa komunikator itu selalu memiliki kesadaran untuk mempengaruhi komunikan, jadi komunikasi dilihat sebagai suatu proses persuasif. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu: pengawasan lingkungan, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan, dan transmisi warisan sosial.
4.    Model Shannon dan Weaver
Model ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan yang mengungkapkan isu “efek” dan bukannya “makna”. Efek secara tak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya. (Fiske, 1990:46). Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa, hal ini disebabkan latar belakang mereka yang merupakan insinyur yang bekerja untuk laboratorium telephone Bell di Amerika Serikat. Tujuan mereka adalah untuk memastikan “the maximum efficiency” dari kabel telephone dan gelombang radio. Mereka mengembangkan sebuah model komunikasi yang ditujukan untuk membantu mengembangkan sebuah teori matematis dari komunikasi (Chandler).
Model ini terdiri dari enam elemen :
a. Information Source adalah yang memproduksi pesan
b. Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal
c. Channel adalah saluran pesan
d. Receiver adalah pihak yang menguraikan/mengkonstruksikan pesan dari sinyal
e. Destination adalah dimana pesan sampai
f. Noise adalah segala macam gangguan yang mempengaruhi pesan sehingga menyebabkan sinyal yang berbeda dari yang dikirimkan (sifatnya disfungsional ).
Shannon dan Weaver mengidentifikasi 3 level masalah dalam studi komunikasi :
1. Level A ( masalah teknis ), bagaimana simbol2 komunikasi dapat
ditransmisikan secara akurat ?
2. Level B (masalah semantik), bagaimana simbol2 yang ditransmisikan secara persis menyampaikan makna yang diharapkan?
3. Level C (masalah keefektifan), bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi tingkah laku dengan cara yang diharapkan?
5. Model Schramm
Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan tahun 1954, Wilbur Schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif. Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur, yaitu :
a.       Sumber bisa berupa :
• Seorang individual berbicara, menulis , menggambar, bergerak
• Sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi)
b. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.
c. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi,dll.
Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari kata latin communis yang artinya common (sama).
Schramm mengenalkan konsep field of experience, yang menurut Schramm sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana yang diinginkan oleh komunikan.
Schramm menekankan bahwa tanpa adanya field of experience yang sama (bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama,dan lain-lain) hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini model Schramm diatas adalah pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise. Menurut Schramm feedback membantu kita untuk mengetahui bagaimana pesan kita diinterpretasikan.
• Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan
berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing
• Jika wilayah irisan semakin besar, maka komunikasi lebih mudah dilakukan.
Pada model ini Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umban balik maka ia akan berada pada posisi komunikator (source). Setiap individu dilihat sebagai sumber sekaligus penerima pesan dan komunikasi dilihat sebagai suatu proses sirkular daripada suatu proses satu arah seperti pada dua model Shramm sebelumnya. Model yang ketiga ini disebut juga model Osgood dan Schramm.
6.    Model Newcomb
Menurut Newcomb bentuk situasi komunikasi yang paling sederhana digam-barkan oleh situasi dimana Mr. A berbicara dengan Mr.B tentang sesuatu hal yang dilabeli X atau dikenal juga dengan “AtoBreX situation”. Model ini juga dikenal sebagai teori keseimbangan (Bettinghaus, 1968).
7.    Model Ritual
Seperti yang sudah dijelaskan pada model-model awal komunikasi bahwa proses komunikasi bersifat linear (satu arah ). Proses dari sumber ke tujuan. Perkembangan terbaru dari model komunikasi menawarkan adanya interaksi, umpan balik, dan paradigma interpretative dalam komunikasi antar manusia. James Carey (1975) yang mulai mengkritisi model “transmisi” . Dia memberikan pandangan alternatif yaitu model ritual. Karena komunikasi berhubungan dengan berbagi (sharing), partisipasi, asosiasi, kenggotaan dan kepercayaan yang sama. Model Ritual tidak diarahkan untuk perluasan pesan tetapi kepada pemeliharaan masyarakat dan bukan pada tindakan dalam memberikan /menyampaikan informasi tetapi pada terciptanya kepercayaan bersama.
Ritual atau model komunikasi ekspresif bergantung pada berbagi makna / pemahaman. Pesan dalam model komunikasi ritual biasanya bersifat laten dan ambigu tergantung pada asosiasi-asosiasi pesan yang tidak dipilih oleh partisipan tetapi sudah tersedia / dikondisikan oleh kebudayaan. Saluran dan pesan biasanya susah untuk dipisahkan. Komunikasi ritual juga relatif tidak lekang dimakan waktu dan tidak berubah.
Model pohon natal dari komunikasi ritual menggambarkan hal tersebut, di dalam satu kebudayaan sedikitnya, menandakan gagasan dan nilai-nilai keramahtamahan, persahabatan/beasiswa dan perayaan yang (mana) secara luas dipahami bersama, sekalipun hanya samar-samar dan dengan berbagai cara. Model ini diterapkan pada periklanan dan politik. Prinsip-prinsip model ritual seringkali dieksploitasi (penggunaaan simbol-simbol tertentu, tampilan-tampilan laten untuk nilai-nilai budaya dan tradisi.
E. DAMPAK TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner, 1976, dikutif oleh Yusufhadi Miarso, 2004). Dampak dari teknologi komunikasi yaitu terjadinya perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi pengetahuan, sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat dari penyampaian pesan komunikasi (Rogers, 1986).
Menurut Eric Ashby (1972) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat. Revolusi pertama terjadi ribuan tahun yang lalu sejak masyarakat membedakan tanggung jawab orang dewasa, dan tugas mendidik para muda beralihdari orang tua ke guru dan dari rumah ke sekolah. Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana pendidikan. Revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan yang memungkinkan tersedianya buku secara meluas. Revolusi keempat ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekanman, dan komputer.
A.      Dampak Positif Teknologi Komunikasi
Menurut laporan the Carnegie Commission on Higher Education (1972) revolusi keempat telah berlangsung selama tiga dekade dan telah mampu menunjukkan karakteristik futuristiknya. Media baru telah menawarkansejumlah alternatif pemecahan masalah, tidak hanya yang akseptable tetapi juga yang spektakuler. Berbagai implikasi perkembangan teknologi, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi antara lain:
Ü Pembelajaran di luar kampus untuk orang dewasa akan semakin berkembang
Ü Mahasiswa dalam perguruan tinggi kecil akan mempunyai akses lebih besar dari berbagai sumber
Ü Perpustakaan berkembang menjadi pusat sumber belajar dalam berbagai bentuk
ÃœTumbuhnya profesi baru dalam bidang media dan teknologi
Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi komunikasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD.
Perkembangan teknologi komunikasi seperti Internet telah mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.
Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru/dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.
Para ahli sepakat bahwa belajar melalui televisi dan film (audio visual) lebih berhasil ketimbang belajar melalui radio (audio). Sebab, dengan televisi atau film kesan yang dihasilkannya lebih “dalam” lantaran ia masuk melalui kedua sensor channel (mata dan telinga). Media teknologi komunikasi ini rupanya telah meluas dipakai di pelbagai sekolah tidak hanya di kota-kota besar akan tetapi juga di daerah-daerah. Model pembelajaran yang dipilih (teacher centered learnig, student centered learning atau problem based learning).
1.Aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran antara lain:
2.Pembelajaran Berbantuan Komputer atau ”Computer Assisted Instruction” (CAI)
3.Pembelajaran Berbasis Komputer atau “Computer Based Instruction” (CBI)
4.Pelatihan Berbasis Komputer atau “Computer Based Training” (CBT),
5.Perpustakaan Elektronik (e-library)
6.Laboratorium Elektronik (e-laboratory)
7. Pembelajaran Berbasis Multimedia
Menurut website http://www.nsba.org (2008) pembelajaran di abad ke-21 harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
Ü Ketergantungan lebih besar pada komunikasi baru dan teknologi komputasi yang mendukung tingkat riset dan kreativitas siswa.
Ãœ Satu perubahan di dalam peran dari para guru dari “para orang bijaksana di atas panggung” sampai penasihat-penasihat, peneliti-peneliti, penerbit-penerbit, para pemakai teknologi, produsen-produsen pengetahuan, pecinta risiko dan pelajar-pelajar kekal.
Ü Keterlibatan orang tua untuk memainkan peran utama di dalam pendidikan anak-anak mereka dan untuk bekerja dengan aktif dengan para guru untuk menghubungkan pendidikan yang informal dan formal.
Ü Belajar bermitra dari bisnis-bisnis lokal dan organisasi-organisasi masyarakat lain sehingga mereka secara aktif dilibatkan di dalam kebijakan-kebijakan sekolah.
Ü Kerja sama/kolaborasi yang membawa para siswa, para guru, dan peneliti-peneliti bersama-sama untuk menciptakan kurikulum baru.
Secara umum keuntungan teknologi komunikasi dalam bidang pembelajaran, yaitu:
Ü Kemudahan mengakses berbagai informasi
Ü Memperkaya program pembelajaran
Ü Mengurangi/meminimalisasi biaya
Ü Mengurangi waktu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
Ü Mempermudah penjadwalan
Ü Dapat mendatangkan benefit
Dengan demikian aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran dewasa ini mutlak diperlukan.
B.       Dampak Negatif Teknologi Komunikasi
1. Dampak Negatif Pada Anak-anak
Aplikasi dari perkembangan teknologi komunikasi salah satunya adalah ditemukannya televisi, radio, internet, handphone dan lain-lain. Tidak selamanya teknologi komunikasi memiliki dampak yang positif dalam kehidupan. Tidak ada penemu yang berani menjamin bahwa penemuannya tidak akan menimbulkan dampak yang negative. Apalagi sesuatu hal yang berhubungan dengan kebebasan dan keterbukan. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, dapat dipastikan semakin kecil jarak ruang dan waktu.
Salah satu obyek yang akan terpengaruh dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi adalah anak-anak. Semua hal kemajuan teknologi komunikasi sudah pasti sangat berpengaruh pada kehidupan anak-anak. Anak-anak merupakan penerus bangsa yang sudah pasti harus kita didik dengan baik. Selain iti mereka harus dikontrol oleh orang tua saat berinteraksi dengan teknologi komunisaksi. Jangan sampai mereka terpengaruh atau tergiur dengan hal-hal negative yang ditimbulkan dari teknologi tersebut. Anak-anak juga harus dibatasi saat menonton TV dan mendengar radio, jangan sampai mereka ketagihan dan melupakan pendidikan.
Selain itu anak-anak juga jangan terlalu dibebaskan dalam mengakses internet. Dengan adanya internet, keterbukaan dan kebebasan menjadi hal yang biasa. Apapun dapat diakses dengan mudah melalui internet. Memang tidak semua teknologi komuniaksi menimbulkan dampak yang positif. Teknologi komunikasi juga dapat menyebabkan kebebasan yang kebablasan bila digunakan secara berlebihan.
2. Dampak Negatif Pada Pendidikan
Perkembangan baru teknologi komunikasi dalam kenyataannya melahirkan persoalan yang lain. Kehadiran media baru, sebagai contoh, di samping melahirkan banyak kajian baru, pada tataran yang lain melahirkan kesulitan baru yang harus dijawab dan disiasati dengan cara yang baru pula. Aho (2005), dalam hal ini menengarai dua masalah penting yang terkait dengan hadirnya media baru tadi, yaitu masalah sertifikasi dan program pendidikan yang applicable. Dua persoalan ini, perlu digarisbawahi, harus dipikirkan agar tidak menjadi persoalan laten yang kian bertumpuk ketika kemajuan teknologi komunikasi menjadi semakin kompleks.
Menurut Hans Jonas sebagaimana digambarkannya dalam buku The Imperative Responsibility: In Search of an Ethics for the Technological Age (1984: London), ada dua argumen mendasar mendasari keterkaitan teknologi dengan eksistensi manusia. Argumen pertama adalah posisi sentral manusia. Berbeda dengan Abad Pertengahan, di era modern eksistensi manusia menjadi pusat (antroposentris). Konsep bahwa manusia adalah subjek bagi dirinya sendiri diajarkan sebagai pandangan universal. Konsekuensi pemahaman itu ialah bahwa manusia menjadi penguasa atas dirinya dan alam semesta.
Paradigma antroposentris di atas menjadi pendorong bagi manusia modern untuk melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupannya. Perubahan itu tidak saja berkaitan dengan paradigma berpikir, melainkan juga bersangkut-paut dengan pola hidup keseharian. Argumen kedua adalah kemajuan. Kemajuan merupakan ideologi manusia modern. Karena ideologi itu, manusia modern selalu berusaha untuk melawan status quo. Status quo dipandang sebagai musuh yang paling berbahaya karena menghambat kemajuan itu sendiri. Dalam rangka mewujudkan kemajuan, teknologi memiliki peran penting. Jonas bahkan lebih jauh memperlihatkan bahwa teknologi sendiri merupakan simbol kemajuan yang paling dominan di era modern. Simbol-simbol itu terungkap dalam sarana-sarana yang digunakan. Ia bahkan melihat teknologi telah pula meningkatkan produktivitas yang sangat tinggi dalam bidang ekonomi global. Bagi konsumen teknologi telah membawa mimpi-mimpi baru, yakni mimpi untuk menikmati kehidupan yang lebih menyenangkan.
Akan tetapi, ada dua masalah yang harus dicairkan dan mendapat respons. Pertama masalah dana yang harus disediakan. Apakah dana yang tersedia cukup untuk pengadaan peralatan ini, andaikata tiap-tiap sekolah musti dilengkapi dengan peralatan ini? Kedua, sejauh mana media yang diperlukan dapat disediakan? Ini sebenarnya masalah perencanaan dan pengambil keputusan akhir, sebab ia akan menyangkut pula masalah kebijaksanaan. Sementara itu, timbul lagi pertanyaan lain, mengingat bahwa pemanfaatan media teknologi komunikasi telah menjadi bagian dalam sistem pendidikan nasional Indonesi, maka pembangunan pusat-pusat media secara menyeluruh merupakan suatu keharusan. Masalahnya sekarang, sejauh mana dana yang dapat disediakan untuk ini? Lantas, apakah pemerintah sendiri yang harus menanggungnya atau sama-sama memikulnya dengan masyarakat? Meskipun dana pendidikan yang dikucurkan pemerintah tidak menyentuh angka 20 persen sesuai dengan anggaran yang dijanjikan.
Dengan adanya media instruksional apakah peran guru dapat dihilangkan? Tentu saja tidak. Dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, sebenarnya bila kita tetap berpegang teguh pada sistem konvensional sedangkan tuntutan pendidikan itu makin bertambah, maka tidaklah mungkin guru mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana dibebankan ke pundaknya. Maka dengan adanya media instruksional ini bisa jadi beban guru terbantu. Kemudian, menjadi pemikiran kita pula dengan adanya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengadaan media yang diperlukan, maka mau tak mau sekolah-sekolah yang ada harus pula mempunyai semacam “ruang media”. Ini merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa yang akan datang, peran media instruksional ini akan bergulir seiring bersama dengan tatap muka dalam mengembangkan dunia pendidikan. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid dan harus diambil di universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.
3.    Dampak Negatif Pada Moral Masyarakat
Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Ideologi kemajuan tidak terlepas dari masalah moral. Sekurang-kurangnya tiga masalah moral mendasar yang muncul dalam ideologi ini. Pertama, ketidakadilan sosial. Tidak semua orang bisa dan mampu bersentuhan langsung dengan teknologi canggih. Dengan kata lain, hanya segelintir orang yang mampu menggunakan teknologi. Dampaknya, hasil-hasil teknologi komunikasi juga hanya dapat dinikmati segelintir orang. Lebih lagi orang-orang seperti itu sering kali menggunakan teknologi komunikasi sebagai alat untuk menguasai kelompok yang tidak memiliki akses terhadap teknologi tersebut. Dampaknya, jurang antara orang yang memiliki akses dengan teknologi dan orang yang sama sekali tidak memiliki akses, sangat dalam. Di sini justru terjadi ketidakadilan sosial. Dengan demikian teknologi komunikasi berperan pula menimbulkan kesenjangan sosial.
Kedua, bangkitnya sifat utopis. Ide kemajuan yang digaungkan teknologi komunikasi telah menyebar ke seluruh dunia. Tetapi bagi sebagian besar manusia di belahan dunia ini, khususnya di negara-negara yang berkembang, ide kemajuan itu hanyalah utopia, sebuah angan-angan belaka.
Ketiga, potensi deviasi fungsi teknologi. Seperti dikatakan di atas, di satu sisi teknologi telah memperbaiki kehidupan manusia modern, pada sisi lain teknologi memungkinkan tindakan kejahatan semakin cepat dan meluas.
Pertanyaan lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak negatif dari teknologi komunikasi itu sendiri? Menjawab pertanyaan ini kata yang paling tepat adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan teknologi komunikasi. Ranah kebangkitan tanggung jawab moral ini dimungkinkan oleh tiga hal.
Pertama, kesadaran yang terus-menerus akan sifat dan ciri teknologi komunikasi itu sendiri. Teknologi hanyalah alat, bukan menjadi tuan bagi manusia. Sebagai alat ia memiliki keterbatasan. Justru karena keterbatasan itulah kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran yang besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan dengan penggunaan teknologi akan mampu mengurangi dampak destruktif dari teknologi bagi keselamatan manusia yang menggunakannya.
Kedua, terkait dengan butir di atas, tanggung jawab moral juga terungkap dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mampu bekerja secara maksimal dan konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Ketiga, dampak dalam penggunaan teknologi komuinikasi. Tanggung jawab moral dalam penggunaan teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan terus menerus dan maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada dampak negatif yang diakibatkan dalam penggunaannya.
F.       Kegunaan/Fungsi Teknologi Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki seni dalam mengajar. Oleh karena itu, untuk mencapai interaksi belajar mengajar yang efektif sudah barang tentu perlu adanya komunikasi yang jelas antara guru (pendidik) dengan siswa (peserta didik). Sehingga terpadunya dua kegiatan, yakni kegiatan mengajar (usaha guru) dengan kegiatan belajar (tugas siswa) yang berdaya guna dalam mencapai tujuan pengajaran.

Sering kita jumpai kegagalan dalam pengajaran disebabkan lemahnya sistem komunikasi. Untuk itulah guru perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses belajar mengajar. Sudjana (2009: 31) mengemukakan bahwa ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara pendidik dengan peserta didik.
·       Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah
Dalam komunikasi ini, guru berperan sebagai penerima aksi. Guru aktif siswa pasif. Seperti ceramah, pada dasarnya adalah komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.
·       Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
Pada komunikasi jenis ini, guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi dan saling menerima. Komunikasi ini lebih baik dari pada yang pertama, sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama dan tidak menjadikan siswa sebagai objek pasif.
·        Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai tranaksi
Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi seperti ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal. Sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Seperti diskusi, simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan  komunikasi jenis ini.

Ketiga jenis komunikasi di atas tetap memiliki porsi dimasing-masing kondisi, tergantung tujuan apa yang ingin dicapai, sifat bahan pelajaran, sember belajar yang tersedia, karakteristik kelas, dan kemampuan guru itu sendiri. Sekarang tinggal bagaimana seorang guru akan memilih jenis komunikasi mana yang menurutnya bisa mengembangkan potensi-potensi yang sudah ada dalam diri siswa.

BAB III
KESIMPULAN
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya melalui kata-kata (lisan), gerak anggota tubuh, atau melalui media tertentu. Komunikasi yang baik memiliki komponen komunikasi yaitu: Pengirim atau komunikator (sender), Pesan (message, Saluran (channel), Penerima atau komunikate (receiver, dan Umpan balik (feedback).
Komunikasi menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan telah bersentuhan dengan teknologi komunikasi.
Teknologi Komunikasi memiliki dampak positif yang besar terhadap pendidikan, tetapi juga memiliki dampak negatif, oleh karena itu perlu meminimalisasi dampak negatif tersebut.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA DAN REFERENSI
Mathis, Robert L, and Jhon H. Jacson. 2004. Human Resources Management. Ohio: Thomson South Western Publisher.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.
Niemiec, Anne. 1982. “An Interactive Telecommunications System for Health care”. Communications Technology in Education and Training. Proceedings of the Fourth national Conference on Communications technology in Education and Training, March 15-17,1982.: Maryland: Information Dynamics, Inc.
Prawiradilaga, Dewi Salma dan Evelin Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Artikel “Mengenali Arti, Fungsi, dan Manfaat Telematika” (Naswil Idris dan F.B. Moerwanto). Jakarta: Prenada Media.
Rogers, Everett M. 1986. Communication Technology The New Media in Society. London: The Free Press.