Rabu, November 25, 2015

Penulisan Catatan Kaki - Penulisan Ibid, Op.Cit. dan Loc. Cit.

Tahukah Anda panduan penulisan catatan kaki ? Dalam sebuah karya ilmiah, penulis biasanya mempunyai daftar sumber informasi nan dapat menjadi acum para pembaca. Daftar ini disebut sebagai penulisan catatan kaki atau footnote dalam bahasa Inggris.
Karya ilmiah nan mencantumkan penulisan catatan kaki menunjukkan bahwa kualitas karya ilmiah tersebut lebih tinggi dan meningkatkan keindahan penulisan. Keberadaan penulisan catatan kaki juga bisa memudahkan para pembaca buat melihat sumber informasi nan dibutuhkan.
Penulisan catatan kaki memiliki dua bentuk, yaitu berupa surat keterangan dan berupa keterangan tambahan. Penulisan catatan kaki nan berupa surat keterangan merupakan pengakuan akan sumber informasi, verifikasi kutipan naskah, dan memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian.
Sementara itu, penulisan catatan kaki nan berupa keterangan tambahan dapat memberikan klarifikasi tambahan, memperjelas konsep, definisi dalam bentuk komentar, atau uraian tambahan sehingga menjadi uraian nan utuh.


Karya Ilmiah dan Penulisan Catatan Kaki
Sebelum membahas seputar metode penulisan catatan kaki, ada baiknya penulis bahas seputar karya ilmiah nan juga berhubungan dengan penulisan catatan kaki. Pembautan karya ilmiah selain dilengkapi dengan daftar pustaka, juga dilengkapi dengan penulisan catatan kaki. Secara umum, karya ilmiah bisa diartikan sebagai hasil hasil karya manusia berbentuk tulisan ilmiah.
Pembuatan karya ilmiah dimulai dengan hadirnya pendapat individu atau kelompok nan di dalamnya mengandung suatu permasalahan. Dari sinilah tercipta sebuah dugaan nan bersifat sementara (hipotesis) dan harus dibuktikan kebenarannya lewat teori nan ada. Setelah itu, diterapkan di lapangan dengan penelitian. Jika dianggap valid secara teoritis dan data memperlihatkan hubungan positif di lapangan, hipotesis tadi dianggap sahih sehingga akan diterima sebagai teori baru.
Perlu digarisbawahi bahwa karya ilmiah tak harus dibuat dengan konsep baru, namun bisa disajikan seperti bentuk berikut.
  1. Penyatuan atau penggabungan karya tulis lama.
  2. Pembuktian lebih dalam terkait penyempurnaan karya ilmiah sebelumnya.
  3. Perbaikan dan penambahan buat menyempurnakan karya ilmiah nan telah dibuat atau nan sudah ada.
  4. Dukungan terkait karya ilmiah nan sama dengan karya ilmiah nan disajikan.
Penyusunan karya ilmiah tak bisa dipisahkan dari peminjaman atau pengambilan pendapat orang lain nan dianggap valid dan sudah disajikan dam bentuk artikel, laporan penelitian, dan buku. Pengambilan pendapat orang lain dibenarkan jika sinkron dengan anggaran atau panduan penulisan nan ada dan berlaku. Bentuk dari pengambilan pendapat tersebut dapat berbentuk kutipan, ringkasan, ataupun parafrasa.
Kutipan bisa dirtikan sebagai pengambilan sebagian pendapat orang lain seutuhnya atau tanpa mengubah pendapat orang tersebut. Kompendium ialah mengambil pendapat orang lain dengan melakukan pengubahan terhadap pendapat tersebut. Terakhir, parafrasa artinya mengambil sebagian pendapat orang lain serta menulsikannya menjadi bentuk lain atau bentuknya menjadi lebih panjang. Kutipan, ringkasan, dan parafrasa, selalu menuliskan bukti diri sumber di bagian akhir tulisan atau disebut penulisan catatan kaki.
Penulisan catatan kaki atau catatan kaki ialah catatan pendek berupa keterangan tambahan atas bagian eksklusif dari tulisan dan letaknya ada di kaki halaman atau bagian bawah. Unsur penulisan catatan kaki yaitu nama pengarang, judul referensi, loka dan tahun terbit, dan nomor halaman nan dikutip. Sebuah surat keterangan di dalam karya ilmiah biasanya dikutip tak hanya sekali dan ada nan dikutip berulang-ulang sehingga dibuatlah anggaran spesifik agar memudahkan penulisan catatan kaki.
Seluruh penulisan catatan kaki nan ada di dalam karya ilmiah atau naskah harus dicantumkan juga di bagian daftar pustaka. Daftar pustaka merupokan susunan berjejer dari atas ke bawah memuat bukti diri buku maupun bacaan ilmiah lainnya nan digunakan sebagai surat keterangan dalam penulisan karya ilmiah.


Metode Penulisan Catatan Kaki
Bagaimana metode penulisan catatan kaki? Berikut ini ialah metode penulisan catatan kaki.
  1. Metode penulisan catatan kaki nan pertama, yaitu catatan kaki dipisahkan dari naskah halaman nan sama dengan jeda tiga spasi.
  2. Metode penulisan catatan kaki nan kedua, yaitu antarcatatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
  3. Metode penulisan catatan kaki nan ketiga, yaitu catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
  4. Metode penulisan catatan kaki nan keempat, yaitu catatan kaki diketik sejajar dengan margin .
  5. Metode penulisan catatan kaki nan kelima, yaitu nomor urut angka Arab dan tak diberi tanda apapun.
  6. Metode penulisan catatan kaki nan keenam, yaitu nomor urut ditulis lebih kecil dari hurup lainnya, misalnya font size 10.
Penulisan catatan kaki nan berupa acum atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut ini.
  1. Nama pengarang tak dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang nan tertulis pada buku dan diikuti koma.
  2. Jika nama nan ditulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
  3. Judul karangan dicetak miring, tak diikuti koma.
  4. Nomor halaman bisa disingkat hlm. atau h. Angka nomor halaman diakhiri tanda titik (.).
Contoh:
1 William N. Dunn, Analisis Kebijaksanaan publik , terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32
2Dr. Albert Wijaya, “Pembangunan Pemukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota,” dalam Prof. Ir. Eko Budiharjo, M.Sc. (Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 121-124.


Penulisan Catatan Kaki - Penulisan Ibid, Op.Cit. dan Loc. Cit.
Untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam penulisan catatan kaki , lazim digunakan singkatan Ibid, Op.Cit. dan Loc. Cit. penjelasannya ialah sebagai berikut.
  1. Ibid merupakan singkatan dari kata Latin ibidem, nan berarti 'pada loka nan sama' dengan di atasnya. Singkatan ini dipergunakan bila catatan kaki berikutnya merujuk pada karya atau artikel nan telah disebut dalam catatan nomor sebelumnya. Ibid ditulis di bawah catatan kaki nan mendahuluinya dan diketik atau ditulis dengan huruf modal pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik. Apabila halamannya sama, hanya digunakan singkatan Ibid, tetapi bila surat keterangan berikutnya berasal dari halaman lain, urutan penulisannya ialah Ibid, halaman.
  2. Op.Cit. merupakan singkatan dari kata Latin Opere Citato, nan berarti 'pada karya nan telah dikutip' . Singkatan ini digunakan bila menunjukkan buku sumber nan telah disebutkan dan diselingi sumber lain. Op.Cit. ditulis dengan huruf modal pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diikuti titik (.). Urutan penulisannya adalah nama family pengarang, Op.Cit ., halaman.
  3. Loc. Cit. merupakan singkatan dari kata Latin Loco Citato, nan berarti 'pada loka nan telah dikutip' . Loc. Cit. biasanya digunakan buat menunjuk atau menyebut sumber nan sama berupa artikel majalah, ensiklopedi, jurnal nan telah disebut sebelumnya, tetapi diselingi sumber lain. Jika halaman sumber sama, kata Loc. Cit. tak diikuti nomor halaman. Akan tetapi, jika halaman sumber berbeda, kata Loc. Cit. diikuti nomor halaman. Urutan penulisannya ialah nama family pengarang, Loc. Cit.
Contoh:
1Daniel Goleman, Emotional Inteligence, (Jakarta: Gramedia, 2001), h. 43-156.
2 Ibid , 210.
3Satjipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, (Bandung: Alumni, 1976), 111.
4Goleman Op.Cit. 175
5Rahardjo, Loc.Cit.
Penulisan catatan kaki memiliki loka spesifik dalam karya tulis ilmiah. Keberadaan catatan kaki memberikan evaluasi nan lebih berkualitas bagi suatu karya tulis ilmiah.
Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis tersebut memiliki kejujuran intelektual, bukan plagiat dan mempertinggi estetika. Dengan demikian, penulisan catatan kaki merupakan bagian nan integral dalam karya tulis ilmiah sehingga setiap penulis perlu memperhatikan sistematika penulisan dalam menyusun penulisan catatan kaki.

rahasia dibalik Resep Tulisan dokter

Inikah rahasia dibalik Resep Tulisan dokter yang jelek itu ??

Resep dapat diartikan sebagai Permintaan Tertulis dari seorang Dokter  terhadap sejumlah Obat atau Alat Kesehatan kepada seorang Apoteker di Apotek. Lalu bagaimana kita, sebagai orang awam dapat membacanya? Sering kita merasa kesulitan saat membaca tulisan dokter yang acak-acakan dan menganggap bahwa tulisan dokter itu jelek. Tapi, pihak apotek selalu bisa membacanya dengan baik dan memberikan obat yang benar sesuai dengan yang tertulis dalam resep.

1.Sebuah Resep yang Lengkap diantaranya Harus Mencantumkan Nama Dokter dan Alamat Prakteknya, seperti terlihat dibagian atas Resep ini.

2. Harus menyertakan Tanda R/ di resepnya. Tanda R/ ini singkatan dari Bahasa Latin yakni Recipe artinya Ambilah.

3. Di bagian R/ yang pertama terlihat ada beberapa obat dalam satu R/. Sudah bisa ditebak, bahwa Obat ini akan diracik. Obat yang terdapat didalam R/ yang pertama terdiri dari : CTM, Efedrin, Aminophyline, Laktas Calsium, Glyceril guaicolate. Jumlah Miligram (mg) atau Tablet (tab) disamping obat, adalah jumlah obat yang dibutuhkan.

4. Masih diresep R/ pertama, ada perintah Cara Pembuatan dengan kata-kata seperti ini : ” m.f. pulv. dtd No. XC da in caps”. Ini adalah singkatan dalam Bahasa Latin yakni “Misce Fac Pulvis Da Tales Dosis Numero XC, Da In Capsule”.

m.f = Misce Fac = Buatlah

pulv = Pulvis = Serbuk

dtd = Da Tales Dosis = Sesuai Dosis

No. XC = Nomero XC = Banyaknya 90

da in caps = Da In Capsule = Buat dalam bentuk Kapsul

5. Masih di R/ yang pertama. Tertulis “S. 3 dd caps I”. Ini dapat diartikan : Signa Tre De Die Capsule Uno. Artinya : Tandailah 3 Kali Sehari Satu Kapsul.

6. Beralih di R/ yang kedua. Tertulis “Salbutamol 2mg tab No VL”. Artinya : Obat Salbutamol 2mg Berbentuk Tablet Sebanyak 45 Tablet. Setelah itu tertulis juga : “S. 3 dd ½”, artinya “Pakailah Salbutamol 2mg itu, 3 kali sehari 1/2 Tablet sekali minumnya”

7. Beralih ke R/ yang ke tiga. Tertulis “Interhistin tab No XXX”. Sama dengan R/ yang kedua, Obat Interhistin diminta sejumlah 30 tablet. Dan dibawahnya tertulis aturan pakainya : “S. 2 dd 1?, artinya Minumlah 2 Kali sehari masing-masing 1 tablet.

8. Masuk ke R/ ke empat. Disana tertulis “OBH Syr fl. I”. Bahasa latinnya : “OBH Sirup Flesh Uno”. Artinya : “OBH Sirup sebanyak 1 Botol. Dibawahnya tertulis aturan pakai nya “S. 3 dd C I”. Bahasa Latinnya : “Signa Thre De Die Cochlear Uno”. Artinya : “Minum OBH Sirup 3 Kali Sehari Satu Sendok Makan”.

9. Setelah pembahasan semua jumlah obat, tidak kalah pentingnya, bahwa Nama Pasien, Umur dan Alamat. Jangan terima jika resep bila Nama Pasien Anda tidak jelas atau lengkap (Bagi Petugas Apotek).

10. No. RM = Nomer Rekam Medik. Artinya Pasien Tn Sodikin sedang menjalani Rawat Inap di RSAL Mintohardjo.

Nah, itulah alasan kenapa tulisan dokter terlihat jelek dan susah dibaca..