Sabtu, Agustus 08, 2015

Rabun Dekat

Pengertian Rabun Dekat

Rabun dekat adalah gangguan pada mata yang menyebabkan penderita tidak bisa melihat objek dekat dengan jelas atau terlihat buram, namun biasanya benda yang jauh justru terlihat jelas.
Rabun dekat, disebut juga dengan hyperopia, sering dikaitkan sebagai masalah pembiasan. Mata akan menjadi mudah lelah jika mengalami rabun dekat.
rabun dekat - Alodokter

Gejala Rabun Dekat

Rabun dekat umumnya terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun akibat berkurangnya kemampuan mata seiring bertambahnya usia. Namun sebagian kecil anak-anak juga bisa terlahir dengan kondisi ini.
Lensa mata anak-anak lebih fleksibel dibandingkan dengan orang dewasa, jadi biasanya anak-anak yang menderita rabun dekat tidak selalu memiliki masalah dengan penglihatan mereka. Namun rabun dekat pada anak-anak harus segera diatasi karena bisa menimbulkan komplikasi, seperti mata malas (amblyopia) atau mata juling (strabismus). Periksakan kondisi mata anak Anda ke dokter untuk mengetahui apakah ada masalah pada penglihatannya.
Berikut adalah beberapa gejala rabun dekat.
  • Sakit kepala.
  • Harus mengerlingkan mata untuk melihat dengan jelas.
  • Mata berair atau berwarna kemerahan.
  • Kesulitan untuk membaca.
  • Mata terasa lelah usai fokus melihat objek dekat, seperti menggunakan komputer atau membaca.
  • Objek jauh terlihat jelas, tapi objek dekat tampak tidak fokus dan buram.

Penyebab Rabun Dekat

Rabun dekat terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus di dalam retina, tapi terfokus di belakangnya. Hal ini terjadi karena kornea terlalu datar atau kurang melengkung, lensa yang kurang tebal, dan bola mata terlalu pendek.
Lensa mata mencoba memperbaiki masalah pembiasan yang terfokus di belakang retina dengan cara menjadi lebih tebal. Namun pada penderita rabun dekat, hal ini tidak cukup efektif. Hasilnya penglihatan akan menjadi buram karena cahaya tidak bisa terfokus dengan benar.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan rabun dekat.
  • Genetika. Sebagian orang diwariskan penyakit rabun dekat oleh orang tua.
  • Usia. Rabun dekat lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun, namun masih ada kemungkinan bisa dialami oleh usia berapa saja.
Selain beberapa faktor yang disebutkan di atas, ada juga faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya rabun dekat, yaitu tumor di sekitar mata, diabetes, masalah pembuluh darah di retina atau foveal hypoplasia, dan mata yang tidak berkembang sempurna saat bayi masih di dalam kandungan atau disebut sindrom mata kecil.

Diagnosis Rabun Dekat

Kebanyakan gangguan penglihatan pada anak-anak masih bisa disembuhkan, itu sebabnya penting untuk mendeteksi sejak dini dengan melakukan pemeriksaan mata pada anak-anak secara rutin. Kerusakan mata permanen dapat terjadi jika tidak melakukan pengobatan.
Diagnosis rabun dekat pada tahap awal akan mempermudah dokter untuk memberikan perawatan yang tepat untuk mengatasinya.
Tes mata dilakukan untuk memeriksa penglihatan dan kesehatan mata yang dilakukan oleh optometrist. Pemeriksaan mata biasanya diawali dengan pertanyaan yang akan diajukan oleh optometrist seperti apakah ada masalah penglihatan yang spesifik, dan jika ada, sudah berapa lama berlangsung. Optometrist juga akan menanyakan apakah Anda sedang menjalani pengobatan atau menderita gangguan kesehatan tertentu.
  • Tes penglihatan. Tes ini biasanya dilakukan dengan Anda membaca serangkaian huruf yang pada tiap barisnya berikutnya menjadi makin kecil atau disebut dengan Snellen chart. Tes ini bertujuan memeriksa penglihatan, baik jarak dekat maupun jarak menengah. Jika Anda menggunakan kacamata atau lensa kontak, jangan lupa untuk membawanya karena tes ini akan dilakukan dengan dan tanpa kacamata atau kontak lensa.
  • Tes mata. Tes ini dilakukan untuk memeriksa bagian dalam mata dengan menggunakan alat yang menyinari pupil atau biasa disebut oftalmoskop. Selain itu, tes ini juga memeriksa koordinasi dan gerakan mata, refleks pupil, dan jika ada kondisi seperti diabetic retinopathy serta glaukoma.
Jika berdasarkan hasil tes yang dilakukan diketahui bahwa ada permasalahan pada mata, biasanya optometrist akan membahas kacamata atau kontak lensa yang cocok dengan Anda. Dan jika masalah pada mata cukup parah atau memerlukan perawatan medis lebih, Anda akan dirujuk ke dokter ahli mata atau oftalmologis.

Perawatan Rabun Dekat

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi rabun dekat seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
Lensa kontak
Lensa kontak dapat digunakan untuk mengatasi rabun dekat dan memiliki fungsi yang sama seperti kacamata, namun karena ringan dan tidak terlihat, beberapa orang lebih memilih menggunakan lensa kontak dibandingkan kacamata.
Konsultasikan dengan optometrist untuk mengetahui lensa kontak yang sesuai dengan Anda, karena lensa kontak tersedia dari berbagai bahan dan desain. Infeksi mata dapat terjadi jika tidak menjaga kebersihan lensa kontak dengan baik. Tanyakan kepada dokter atau optometrist tentang cara pemakaian dan penyimpanan lensa kontak yang baik dan benar.
Kacamata
Kacamata yang digunakan untuk mengatasi rabun dekat memiliki lensa yang ujungnya lebih tebal dibandingkan bagian tengah atau disebut dengan lensa cembung, yang bisa membuat fokus secara akurat karena sinar cahaya akan jatuh di atas retina.
Tingkat keparahan rabun dekat yang dialami akan berpengaruh pada ketebalan, berat, dan lengkungan lensa yang harus digunakan. Seiring bertambahnya usia, lensa mata akan makin kaku dan mungkin memerlukan kacamata yang makin kuat.
Operasi
Operasi yang paling dapat diandalkan untuk mengatasi rabun dekat adalah operasi laser untuk meningkatkan lengkungan kornea agar cahaya bisa lebih terfokus.
Operasi laser memiliki risiko kerusakan dan infeksi yang lebih kecil dibandingkan dengan operasi tradisional karena dalam operasi laser tidak menggunakan alat yang memasuki mata.
Pasien yang menjalani operasi laser tidak perlu dirawat inap di rumah sakit. Perawatan ini biasanya memerlukan waktu sekitar satu jam. Pasien yang telah menjalani operasi laser harus memeriksakan diri kembali ke klinik atau rumah sakit.
Berikut ini adalah tiga tipe utama operasi laser yang dapat mengatasi rabun dekat:
  • Laser in situ keratectomy (LASIK). LASIK adalah operasi yang menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea dan merupakan prosedur yang paling sering digunakan.
  • Photorefractive keratectomy (PRK). PRK menggunakan laser untuk menyingkirkan sedikit jaringan kornea sehingga mengubah bentuk kornea.
  • Laser epithelial keratomileusis (LASEK). LASEK juga menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea, namun menggunakan alkohol untuk mengendurkan permukaan kornea sebelum akhirnya diangkat.
Di antara tiga tipe operasi laser utama seperti yang disebutkan di atas, LASIK merupakan tipe operasi yang paling banyak dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu proses penyembuhan yang relatif lebih cepat dan pasien hampir tidak merasakan rasa sakit. Tapi LASIK hanya bisa dilakukan jika kornea mata cukup tebal untuk mengurangi risiko terkena efek samping dan komplikasi seperti kehilangan penglihatan karena LASIK memiliki prosedur yang lebih rumit.
Jika kornea mata tidak cukup tebal untuk melakukan operasi LASIK, maka pasien bisa melakukan operasi PRK atau LASEK. Tapi kedua operasi itu memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama.
Tidak semua pasien rabun dekat bisa melakukan operasi laser. Berikut ini adalah beberapa kondisi pasien yang tidak cocok menjalani operasi laser: memiliki masalah mata lainnya seperti katarak dan glaukoma, penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti rheumatoid arthritis atau HIV, ibu hamil atau menyusui, penderita diabetes, dan penderita presbyopia atau rabun dekat akibat proses penuaan.
Faktor usia juga dapat memengaruhi jenis perawatan yang sesuai untuk dilakukan. Penglihatan pada orang yang berusia di bawah 21 tahun masih berubah dan tidak boleh dilakukan operasi laser. Untuk Anda yang berusia di atas 21 tahun, pastikan bahwa dalam dua tahun terakhir, lensa mata Anda tidak mengalami perubahan yang banyak sebelum menjalani operasi laser.
Konsultasikan kondisi mata Anda dengan dokter sebelum memutuskan untuk melakukan operasi laser karena walau jarang terjadi, tapi tetap ada kemungkinan terjadinya komplikasi seperti berikut ini.
  • Penglihatan menjadi berkurang atau hilang dikarenakan kornea mata menjadi terlalu tipis atau disebut dengan ectasia.
  • Terjangkit microbial keratitis yang diakibatkan oleh terinfeksinya kornea mata.
  • Jika jumlah jaringan yang diambil dari kornea mata salah perhitungan maka penglihatan bisa memburuk.
  • Lingkaran cahaya akan terlihat di sekitar sinar cahaya.
  • Mata terasa kering.

Pencegahan Rabun Dekat

Rabun dekat tidak dapat dicegah, namun ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu melindungi mata dan penglihatan Anda.
  • Mengonsumsi makanan yang bernutrisi lengkap.
  • Menggunakan penerangan atau pencahayaan yang baik.
  • Jangan merokok.
  • Memeriksakan kondisi mata secara rutin.
  • Melindungi mata dari sinar matahari langsung.
  • Menggunakan kacamata yang tepat.
  • Mengendalikan gangguan kesehatan kronis seperti diabetes.
  • Mengenali gejala gangguan pada mata.

Komplikasi Rabun Dekat

Rabun dekat dapat menyebabkan beberapa komplikasi  atau masalah seperti berikut ini.
  • Amblyopia atau mata malas. Hal ini terjadi akibat mata juling atau gangguan mata lainnya, seperti katarak yang menyebabkan salah satu mata menjadi lebih dominan.
  • Strabismus atau mata juling. Hal ini terjadi ketika kedua mata fokus pada objek yang berbeda, diakibatkan oleh tidak sejajarnya posisi kedua mata.
  • Hambatan keselamatan. Jika rabun dekat tidak ditangani dengan benar sebaiknya jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin berat demi keselamatan diri sendiri dan orang lain.
  • Berkurangnya kualitas hidup. Rabun dekat mungkin akan membatasi rutinitas yang harus dilakukan dan memengaruhi kualitas hidup.
Komplikasi rabun dekat pada orang dewasa jarang terjadi, sedangkan penglihatan ganda atau diplopia, fokus berlebih, mata malas, dan mata juling lebih sering dialami oleh anak-anak yang menderita rabun dekat tingkat parah.

http://www.alodokter.com/mata/
..................................................................................................................................................................................................