Kamis, Februari 23, 2017

Tips Sukses Programmer


20 Tips Sukses Menjadi Seorang Programmer :

Modal awal untuk belajar pemrograman adalah Motivasi.
Kalau motivasi untuk belajar motivasi besar, Selamat! Anda adalah calon seorang programmer handal. Fokus selanjutnya adalah mengasah skill untuk belajar pemrograman. Terus pertahankan motivasi yang telah dimiliki. Jangan sampai motivasi ini pupus ketika menemui kegagalan.

Jangan mudah menyerah. Memang belajar pemrograman adalah tidak mudah. Butuh perjuangan, kerja keras, serta pengalaman (jam terbang). Jangan mudah menyerah ketika banyak error yang muncul ketika membuat program.

Jangan sekali-kali menganggap pemrograman itu adalah sepenuhnya pelajaran ‘Menghapal’. Memang betul, menghapal juga diperlukan yaitu ketika menghapalkan sintaks dan aturan penulisan dalam program. Tapi secara prinsip, pemrograman adalah pelajaran cara berpikir dan logika bagaimana menyelesaikan masalah.

Jangan hanya menjadi tukang ketik. Ketika dosen memberikan contoh program di kelas atau ketika praktikum, jangan hanya memandang setiap barisan kode program tersebut sebagai angin lalu dan hanya Anda pindahkan ke kertas atau komputer. Kalau hanya demikian, sama halnya dengan belajar menjadi tukang ketik. Coba pahami setiap baris kode dan alur program yang dituliskan guru atau dosen Anda. Kalau sudah paham, coba tulis program menurut versi sendiri ke buku atau komputer. Apabila hal ini dilakukan, maka secara tidak sadar telah melatih logika berpikir dan belajar menuangkan logika berpikir ke dalam bentuk program.

Untuk mendukung pembelajaran, coba cari orang yang mau mengajari. Ketika menemui masalah dalam belajar pemrograman. Bisa teman dekat, teman di internet atau bahkan guru dan dosen atau siapapun yang dekat dan memahami hal yang ditanyakan.

Jangan mengandalkan tatap muka di kelas. Materi pemrograman sangatlah luas. Apa yang diberikan dosen ketika kuliah itu sangatlah kecil cakupannya dibandingkan keseluruhan ilmu pemrograman. Cobalah eksplorasi sendiri segala hal tentang pemrograman. Ada banyak referensi di internet yang membahas tentang tips dan trik serta teknik dalam pemrograman.

Carilah komunitas yang fokus dengan pemrograman. Di internet ada banyak forum diskusi via web atau mailing list yang membahas tentang pemrograman. Ingat bahwa orang yang sering bergaul dengan penjual minyak wangi maka dia akan ikut menjadi wangi. So, kita adopsi hal ini, banyak-banyaklah bergaul dengan orang dalam komunitas yang sama-sama interest dengan pemrograman.

Sangat disarankan memiliki komputer sendiri di rumah atau di kost. Seperti yang telah saya jelaskan di atas bahwa untuk menguasai pemrograman butuh pengalaman dan jam terbang yang banyak dalam membuat progam. Kalau tidak memiliki komputer sendiri, bagaimana bisa menambah jam terbangnya? Untuk belajar pemrograman tidaklah harus membutuhkan komputer dengan spesifikasi tinggi. Cukup komputer Pentium III saja itu sudah bisa, kecuali belajar program yang memang butuh spesifikasi besar misalnya programan berbasis visual. Oya, jangan sekali-kali mengandalkan jam praktikum di laboratorium karena waktu penggunaannya sangat-sangat terbatas. Anggap saja ketika beli komputer adalah sebagai investasi jangka panjang. Yakinlah suatu saat modal untuk membeli komputer itu akan balik kembali, atau malah akan memberikan return of investment yang jauh lebih besar.

Jangan hanya mengandalkan catatan atau modul yang diberikan oleh dosen. Isi modul yang ditulis oleh dosen itu rata-rata masih sedikit kontennya. Berusahalah mencari referensi sendiri terkait dengan pemrograman. Toh saat ini sudah banyak buku-buku yang mengulas tentang pemrograman. Kalau ingin yang gratis, coba cari referensi di internet karena tersedia banyak free ebook yang bisa didownload.

Sebagai pemrogrammer harus selalu ingat kepada yang maha kuasa, agar jangan lupa tetap menunaikan ibadah. Knowledge come from The Creator, semakin dekat anda dengan Tuhan, semakin berguna & enjoy dalam melakukan pemrograman.

Seorang programmer harus bisa mengatur (memprogram) diri nya – self programming. Dalam hal kepribadianya, contoh : kapan waktu makan, kapan waktu tidur, kapan waktu beribadah, dan kapan waktu untuk berkumpul dengan keluarga – tidak coding terus. memprogram waktu dengan baik.

Seorang orang programmer harus bisa menjaga kesehatan. Karena logika tidak bisa berjalan tanpa logistik, jadi makanan pun harus diperhatikan, teratur dan bergizi dengan begitu otak kita bisa berfikir secara jernih dan cerdas.

Jangan hanya fokus untuk menguntungkan diri sendiri. Programer seperti itu adalah programer yg egois. Karena suatu saat ia harus mengetahui bakat yg ia gunakan, haruslah berguna bagi orang lain

Layaknya seorang ilmuwan, programer juga harus terus mencari permasalahan dalam suatu program dan mencari pemecahan atas masalah tersebut.

Mulailah belajar pemrograman dengan logika-logika dasar yang kuat. Seorang programmer harus selalu bisa mengatasi masalah dan memberikan solusi selama itu masih logic, kecuali yang magic-magic lupakan saja, contoh: memindahkan monas ke papua / memindahkan tamanmini ke dalam saku.

Jangan takut untuk gagal. Setiap programmer pasti pernah mengalami kesulitan / bahkan mengalami kegagalan dalam menyelesaikan suatu project. Maybe, itulah jalan menuju kesuksesan. Yang secara tidak langsung tanpa Anda sadari.

Luangkan waktu sejenak untuk me-refresh otak, pikiran dan tenaga. Tak jarang programmer yang stres, terlalu memaksakan sistem kerja otak tanpa istirahat yang rutin, dikarenakan dikejar deadline.

Jangan takut untuk “copy paste”. Tidak diharuskan seorang programmer menulis coding manual. Disamping untuk mempersingkat waktu, disini seorang programmer di tuntut untuk mengembangkan kreatifitas. Banyak atau bahkan hampir setiap programmer menggunakan berbagai macam template.

Jangan hanya asal copy paste. Rata-rata orang yang asal copy paste program itu tidak berusaha memahami program yang dia copy. Coba pahami dahulu program yang diperoleh terutama pada algoritmanya, kalau bisa tulis kembali program tersebut menurut versi Anda. Boleh sih copy paste, asal juga berusaha memahami makna program di dalamnya. Syukur-syukur kalau Anda memodifikasi kode programnya.

Jangan lupa mengamalkannya. Karena ilmu tidak diamalkan bagaikan pohon tidak berbuah, berbagilah (ilmu tidak akan habis walau dibagi kepada seberapa banyak orang) bahkan dengan ilmu derajat kita akan terangkat.

                         ~~~~~~======~~~~~~

Kamis, Februari 02, 2017

Konsep Validitas dan Reliabilitas

Konsep Validitas dan Reliabilitas

VALIDITAS

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid akan mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen (kuesioner) yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Untuk menguji tingkat validitas, biasanya peneliti mencobakan instrumen pada uji coba instrumen.


Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan banyaknya subyek uji coba antara lain:

tersedianya subyek yang akan dijadikan sasaran;unit analisis yang diambil;kemampuan peneliti dalam hal waktu dan dana;tingkat kesulitan dalam pelaksanaan.

Jumlah subyek uji coba relatif, tidak ada aturan yang pasti, hanya saja sekitar 25-40 merupakan suatu jumlah yang sudah memungkinkan pelaksanaan dan analisisnya. Terdapat perbedaan pendapat mengenai dari mana subyek uji coba tersebut diambil. Apabila memungkinkan sebaiknya subyek uji coba diambil dari populasi yang nanti tidak akan dikenai penelitian. Namun jika tidak memungkinkan bisa mengambil di luar populasi dengan syarat ciri-ciri populasi yang diambil sebagai obyek uji coba sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasi yang akan diteliti.




Selain itu terdapat dua pendapat pro dan kontra mengenai penggunaan data uji coba. Pendapat yang pro menyatakan bahwa apabila uji coba menggunakan subyek yang diambil dari populasi, dan terbukti baik (valid), maka boleh ditambahkan sebagai data penelitian. Namun pendapat yang kontra menyatakan, data yang terkumpul dalam uji coba tidak boleh dicampur dengan data penelitian. 

Secara umum terdapat dua macam validitas, yaitu:

1. Validitas kriterium/Eksternal

yaitu validitas yang ditinjau berdasarkan hubungannya dengan kategori tertentu. Tinggi-rendahnya koefisien validitas tes atau angket ditentukan berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi. Validitas Eksternal terdiri dari:

Validitas banding (validitas bersama atau validitas yang ada sekarang), yaitu validitas tes yang diperoleh dengan cara menghitung koefisien korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan nilai-nilai hasil tes terstandar yang telah mencerminkan kemampuan siswa.Dalam dunia pendidikan, biasanya diasumsikan bahwa nilai rata-rata ulangan harian sebagai hasil dari tes terstandar.Validitas ramal, yaitu validitas yang berkenaan dengan kemampuan suatu tes untuk dapat meramalkan keadaan yang akan datang berdasarkan kondisi yang ada sekarang. Suatu tes seleksi masuk siswa baru haruslah memiliki tingkat validitas ramal yang tinggi.

Rumus korelasi product momen (Pearson) yaitu


atau secara kasar sebagai berikut 



2. Validitas Teoritik /Internal

Artinya validitas dicapai apabila terdapat kesesuaian antar bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. berikut jenis dari validitas internal:

a. Validitas butir,

yaitu sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas tinggi apabila butir-butir yang membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen 

Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas butir adalah sebagai berikut:

Menghitung korelasi setiap butir (item) dengan skor total (corrected item-total correlation).Membandingkan nilai korelasi dengan tabel r dengan tingkat signifikansi α dan derajat bebas N-2.Pengambilan keputusan
Jika r hasil > r tabel, item tersebut validJika r hasil < r tabel atau r bernilai negatif, maka item tersebut tidak validDalam penerapan SPSS, butir-butir yang tidak valid dikeluarkan dari proses dan pengujian diulang untuk butir-butir yang valid saja.
Apabila dalam pengujian berikutnya masih ada butir yang belum valid maka proses pengeluaran butir yang tidak valid dan pengulangan pengujian harus terus dilakukan sampai semua butir valid. Semakin banyak pengulangan maka item yang menyusut semakin banyak 

Hipotesis yang digunakan : 

H0 = butir pertanyaan berkorelasi positif dengan skor total 

H1 = butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan skor total 

b. Validitas faktor/konstrak

yaitu sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila faktor-faktor yang merupakan bagian dari instrumen tersebut tidak meyimpang dari fungsi instrumen. 

Prosedurnya, tes dipengaruhi oleh faktor tertentu yang disebut sebagai tes yang memiliki muatan faktor (factor loading) yang tinggi.Pernyataan atau pertanyaan dikatakan valid jika r hitung > r tabel.

Hipotesis yang digunakan dalam uji validitas adalah sebagai berikut:

H0: Pernyataan tidak mengukur aspek yang sama

H1: Pernyataan mengukur aspek yang sama

Langkah-langkah pengujian validitas konstruk (menurut Suharsimi, dalam buku Husein Umar) adalah sebagai berikut:

Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.Mencari definisi dan rumusan tentang konsep yang akan diukur dari literarur yang ditulis para ahli.Kalau di dalam literatur tidak dapat diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, maka tugas penelitilah untuk membuat definisi dan rumusan konsep tersebut.Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur.Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment.

Penentuan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956, h.145) adalah sebagai berikut:

0,80 - 1,00: validitas sangat tinggi (sangat baik)

0,60 - 0,80: validitas tinggi (baik)

0,40 - 0,60: validitas sedang (cukup) 

0,20 - 0,40: validitas rendah (kurang)

0,00 - 0,20: validitas sangat rendah (jelek) rxy 0,00 tidak valid


RELIABILITAS

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan instrumen, apabila datanya memang benar sesuai kenyataannya maka berapa kalipun diambil tetap akan memperoleh hasil yang sama. Sebagaimana validitas, terdapat dua jenis reliabilitas yaitu:

1. RELIABILITAS EKSTERNAL

a. Teknik Paralel

Peneliti menyusun dua instrumen, keduanya diuji-cobakan pada sekelompok responden (responden mengerjakan dua kali) kemudian hasilnya dikorelasikan dengan korelasi product momen. Teknik ini sering disebut teknik double test double trial. 

b. Teknik Ulang

Peneliti hanya menyususn satu instrumen yang diujikan pada sekelompok responden. Pada waktu yang lain instrumen tersebut diberikan kepada kelompok semula untuk dikerjakan lagi. Kemudian hasil dari dua kali pengerjaan tersebut dikorelasikan. Pada teknik ini peneliti menggunakan satu tes tetapi dilaksanakan dua kali uji coba, disebut juga teknik single test double trial. 

2. RELIABILITAS INTERNAL

Reliabiltas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengujian. Terdapat beberapa teknik mencari reliabilitas, tentunya pemilihan teknik tersebut disesuaikan dengan sifat atau karakteristik data. 

1. Rumus Spearman-Brown 

Reliabilitas hanya dihitung berdasarkan butir-butir pertanyaan yangterbukti valid!  

Syarat : 
Data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0
jumlah butir pertanyaan genap
Langkah: 
skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal, baik ganjil-genap maupun awal-akhir 

Rumus: 



Keterangan:
  
r11 = reliabilitas instrumen 

r12 12 = indeks korelasi antara dua belahan instrumen



2. Rumus Flanagan

Syarat : 
data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0
jumlah butir pertanyaan genap

Langkah: skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal, baik ganjil-genap maupun awal-akhir 

Rumus: 


Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen 

V1 = varians belahan pertama 

V2 = varians belahan kedua 

Vt = varians skor total 

3. Rumus Rulon

Syarat : 
data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0
jumlah butir pertanyaan genap

Langkah: 
skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal, baik ganjil-genap maupun awal-akhir 

Rumus: 

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen 

Vt = varians skor total 

Vd = varians beda 

d = skor pada belahan awal dikurangi dengan skor pada belahan akhir

Persyaratan utama pada model belah dua adalah:

Banyaknya butir pertanyaan pada instrumen harus genap agar bisa dibelahAntara belahan pertama dengan belahan kedua harus seimbang. (untuk lebih jelas baca buku Suharsimi Arikunto)  

4. Rumus K-R 20

Syarat : 
data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0 
Digunakan apabila peneliti mempunyai instrumen dengan butir pertanyaan yang valid ganjil

Rumus:



Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen 

Vt = varians skor total 

k = banyaknya butir pertanyaan 

p = proporsi subyek yang mendapat skor 1 

q = proporsi subyek yang mendapat skor 0 

5. Rumus K-R 21

Syarat : data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0 

Rumus:

Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen 

Vt = varians skor total 

k = banyaknya butir pertanyaan 

M = skor rata-rata 

6. Rumus Hoyt

Syarat : data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0 

Rumus: 


keterangan: 
r11 = reliabilitas instrumen 

Vt = varians skor total 

Vs = varians sisa 

7. Rumus Alpha

Syarat: 
Digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal uraian 

Rumus: 




Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen 
k = banyaknya butir pertanyaan 

Σσb = jumlah varians butir 

σt = varians total 

Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut:

0,80 - 1,00: reliabilitas sangat tinggi

0,60 - 0,80: reliabilitas tinggi

0,40 - 0,60: reliabilitas sedang

0,20 - 0,40: reliabilitas rendah