Jumat, Juni 23, 2017

Cara Mendaftarkan Aplikasi di Google Play

Saya masih sering ditanyakan oleh pengembang aplikasi Android tentang bagaimana caranya untuk daftar di Google Play sebagai pengembang aplikasi untuk kemudian merilis aplikasinya di Google Play. Sebetulnya caranya tidak sulit selama memiliki kartu kredit.

Registrasi di Google Play Developer Console

Pertama-tama kamu harus membuat akun di Google Play Developer Console, caranya adalah sebagai berikut:

Masuk ke halaman web iniplay.google.com/apps/publishKamu akan diminta untuk loginmenggunakan akun Google kamu, jika belum memilikinya maka harus mendaftar terlebih dahulu.Kamu akan masuk ke bagian “Accept Developer Agreement”. Centang boks persetujuan perjanjian setelah kamu membaca detail perjanjiannya.

Setelahnya kamu akan diminta mengisi detail kartu kredit untuk membayar biaya registrasi sebesar $25 (sekitar Rp. 260.000). Biaya registrasi ini hanya perlu dibayar sekali saja.Setelah detail kartu kredit terverifikasi dan pembayaran sudah dilakukan, kamu akan diminta untuk melengkapi detail akun kamu.

Itu saja langkah-langkah untuk registrasi sebagai pengembang aplikasi di Google Play. Tidak sulit bukan? Selama kamu memiliki kartu kredit tidak akan ada masalah. Setelah sukses melakukan registrasi, kamu dapat langsung mengakses Google Play Developer Console kamu. Google Play Developer Console berfungsi sebagai tempat untuk melakukan hampir semua urusan mengunggah dan merilis aplikasi di Google Play.

Registrasi Akun Merchant Google Wallet

Registrasi di Google Play Developer Console saja sebetulnya belum cukup karena kamu hanya akan dapat merilis aplikasi gratis di Google Play. Agar kamu dapat merilis aplikasi berbayar dan menggunakan fitur in-app billing dari Google dalam aplikasi kamu, kamu harus membuat akunmerchant Google Wallet melalui Google Play Developer Console.

Pembuatan akun merchant Google Wallet tidak dikenakan biaya dan proses registrasinya cepat. Berikut adalah langkah-langkahnya:

Klik tautan “Set up a merchant account now” di menu “Settings” > “Account details” di Google Play Developer Console kamu.

Isi detail data kamu untuk registrasi akun merchant Google Wallet. Seharusnya sebagian besar data yang diminta sudah terisi secara otomatis.Registrasikan data kamu dan selanjutnya akun merchant Google Wallet kamu akan aktif.

Sekarang kamu sudah dapat merilis aplikasi berbayar dan menggunakan in-app billing.

Merilis Aplikasi Android di Google Play

Setelah kita menyelesaikan semua proses registrasi, saatnya mencoba untuk merilis aplikasi Android yang kita buat ke Google Play. Sepengalaman saya, Google Play cukup cepat dalam merilis aplikasi baru dan sering hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja.

Untuk merilis aplikasi Android di Google Play, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Klik tombol “Publish an Android App on Google Play” di halaman utama Google Play Developer Console.Pilih “Default language” yang diinginkan beserta judul aplikasinya. Jika aplikasinya berbahasa Indonesia, pilih saja bahasa Indonesia untuk “Default language”.Klik tombol “Upload APK” dan lalu unggah file APK dari aplikasi kamu.Setelah sukses mengunggah fileAPK, sekarang masuk ke bagian “Store Listing” di detail aplikasi kamu untuk memasukkan informasi-informasi tentang aplikasi kamu.Sekarang tinggal mengeset apakah aplikasinya berbayar atau gratis dan di negara mana saja aplikasinya dapat diunduh. Perlu dicatat jika aplikasinya diset gratis, maka tidak dapat dirubah ke berbayar.Setelah bagian “APK”, “Store Listing”, dan “Pricing & Distribution” sudah tercentang hijau maka aplikasi kamu sudah bisa dirilis. Jika salah satu dari ketiga bagian tersebut masih tercentang abu-abu, cek bagian tersebut untuk mencari data apa yang kurang.

Gambar di atas hanya sebagai contoh, mohon jangan diikuti karena bagian “Store Listing” harus dibuat secara optimal dan menarik untuk dilihat :D. Jika bingung bagaimana caranya untuk membuat materi promosi yang bagus di Google Play untuk aplikasi yang kita buat, salah satu caranya adalah dengan melihat dan mempelajari materi promo di aplikasi-aplikasi Android lainnya yang tersedia di Google Play terutama aplikasi-aplikasi yang dirilis oleh publisher senior.

Selain materi promosi di Google Play harus didesain agar enak dilihat, materi promosi juga bagusnya diusahakan untuk dioptimalkan juga agar aplikasinya dapat dengan mudah ditemukan oleh pengguna. Hal ini biasanya disebut dengan App Store Optimization atau ASO. ASO tidak berbeda jauh dengan SEO sebetulnya di dunia pengembangan aplikasi web.

Google sendiri sudah merilis informasi mengenai apa saja yang perlu kamu perhatikan dalam merilis aplikasi Android di Google Play. Informasi tersebut bisa dilihat di situs resmi Android Developer.

Sekerang setelah mengetahui cara mendaftarkan aplikasi Android di Google Play, bagi yang belum mengerti cara membuat aplikasi Android bisa membaca artikel panduan membuat aplikasi Android untuk membantu pembelajaran dalam membuat aplikasi Android.

* UPDATE: sering saya mendengar kabar bahwa registrasi sebagai developer di Google Play bisa dengan kartu kredi virtual seperti BNI Virtual Card Number (VCN) untuk menggantikan kartu kredit. Untuk jelasnya tentang kartu kredit virutal, bisa mengontak bank masing-masing. Namun cara ini belum tentu berhasil 100% dan tentu ada resiko.

Kamis, Juni 22, 2017

aplikasi sederhana dengan Android Studio

Belajar Android Studio dengan Membuat Aplikasi Android Sederhana

Setelah tahapan instalasi selesai dilakukan, kita lanjut dengan membuat aplikasi sederhana dengan Android Studio.
Dalam belajar sesuatu yang baru biasanya saya belajar dari hal yang mudah-mudah dulu. Ibarat belajar matematika kia tahu angka dulu baru belajar pertambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Coba bayangkan bisakah kita memahami penambahan dalam matematika kalau tidak tahu angka. Begitu juga dalam pembuatan aplikasi bisakah kita buat aplikasi Android yang kompleks dan banyak fitur kalau membuat aplikasi yang sederhana saja tidak bisa.

Aplikasi Android sederhana yang akan kita buat adalah aplikasi yang dapat membantu kita menghitung luas persegi panjang.

Sekarang mari kita mulai

1. Buka Android Studio lalu pilih Start a newAndroid Studio Project.

Akan tampil jendelaCreate New Project, isikan seperti di bawah ini.

Klik Next lalau centangPhone and Tablet

Klik Next, lalu pilihBlank Activity

Klik Next, dan isi Activity Name dan lainnya seperti dibawah ini.

Setelah itu Klik Finish. Maka secara otomatis menampilkan project yang kita buat.

Disini langsung diperlihatkan layout tampilanactivity_main.xml. Dan bisa kita langsung run.

Jika kita punya Device Android silahkan connectkan ke komputer melalui usb port.

Klik Tombol Run maka akan muncul pilihan aplikasi uang dirun dimana. Karena saya sudah menghubungkan Android Moto G saya ke komputer, maka Moto G saya akan muncul Jendela Choose Device. Agar lebih cepat runnya Kita pilih saja Choose Running Device.

Jika tidak punya device maka bisa pilih “Launch Emulator” kemidan klik OK

Maka hasil tampilannya adalah seperti ini.

Loh aplikasi persegi panjang kok isinya Hello World. Harusnya kan ada inputan panjang dan lebar.

2. Untuk menambahkan inputan panjang dan lebar maka kita harus mengedit file layoutnya dalam hal iniactivity_main.xml untuk itu replace kode yang ada pada file tersebut dengan kode dibawah ini.

RelativeLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools" android:layout_width="match_parent" android:layout_height="match_parent" android:paddingLeft="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingRight="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingTop="@dimen/activity_vertical_margin" android:paddingBottom="@dimen/activity_vertical_margin" tools:context=".MainActivity" android:id="@+id/relativeLayout"> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:text="Panjang" android:id="@+id/textView" android:layout_alignParentTop="true" android:layout_alignParentLeft="true" android:layout_alignParentStart="true" /> <EditText android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:inputType="number" android:ems="10" android:id="@+id/editTextPanjang" android:layout_below="@+id/textView" android:layout_alignParentLeft="true" android:layout_alignParentStart="true" /> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:text="Lebar" android:id="@+id/textView2" android:layout_below="@+id/editTextPanjang" android:layout_alignParentLeft="true" android:layout_alignParentStart="true" /> <EditText android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:inputType="number" android:ems="10" android:id="@+id/editTextLebar" android:layout_below="@+id/textView2" android:layout_alignParentLeft="true" android:layout_alignParentStart="true" /> <Button android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:text="Hitung Luas" android:id="@+id/buttonHitungLuas" android:layout_below="@+id/editTextLebar" android:layout_alignParentLeft="true" android:layout_alignParentStart="true" /> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:text="Luas" android:id="@+id/textView3" android:layout_below="@+id/buttonHitungLuas" android:layout_alignParentLeft="true" android:layout_alignParentStart="true" /> <EditText android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:inputType="number" android:ems="10" android:id="@+id/editTextLuas" android:layout_below="@+id/textView3" android:layout_alignParentLeft="true" android:layout_alignParentStart="true" /> </RelativeLayout>

Nah salah satu android studio ini adalah kita bisa langsung lihat previewnya

3. Setelah layout selesai sekarang mari kita kerjakan otak dari aplikasi ini yaitu bagian javanya. BukaMainActivity.java lalu ketikan kode berikut.

package net.agusharyanto.persegipanjang; import android.support.v7.app.ActionBarActivity; import android.os.Bundle; import android.view.Menu; import android.view.MenuItem; import android.view.View; import android.widget.Button; import android.widget.EditText; public class MainActivity extends ActionBarActivity { private EditText edtPanjang; private EditText edtLebar; private EditText edtLuas; private Button btnHitungLuas; @Override protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState); setContentView(R.layout.activity_main); initUI(); initEvent(); } private void initUI(){ edtPanjang = (EditText) findViewById(R.id.editTextPanjang); edtLebar = (EditText) findViewById(R.id.editTextLebar); edtLuas = (EditText) findViewById(R.id.editTextLuas); btnHitungLuas = (Button) findViewById(R.id.buttonHitungLuas); } private void initEvent(){ btnHitungLuas.setOnClickListener(new View.OnClickListener() { @Override public void onClick(View v) { hitungLuas(); } }); } private void hitungLuas(){ int panjang = Integer.parseInt(edtPanjang.getText().toString()); int lebar = Integer.parseInt(edtLebar.getText().toString()); int luas = panjang*lebar; edtLuas.setText(luas+""); } @Override public boolean onCreateOptionsMenu(Menu menu) { // Inflate the menu; this adds items to the action bar if it is present. getMenuInflater().inflate(R.menu.menu_main, menu); return true; } @Override public boolean onOptionsItemSelected(MenuItem item) { // Handle action bar item clicks here. The action bar will // automatically handle clicks on the Home/Up button, so long // as you specify a parent activity in AndroidManifest.xml. int id = item.getItemId(); //noinspection SimplifiableIfStatement if (id == R.id.action_settings) { return true; } return super.onOptionsItemSelected(item); } }

4. Kalau dulu di eclipse untuk konfigurasi aplikasi ada difileAndroidManifest.xml, kalau di Android Studio konfigurasinya ada pada file build.gradle(module:app)

apply plugin: 'com.android.application' android { compileSdkVersion 21 buildToolsVersion "21.1.2" defaultConfig { applicationId "net.agusharyanto.persegipanjang" minSdkVersion 15 targetSdkVersion 21 versionCode 1 versionName "1.0" } buildTypes { release { minifyEnabled false proguardFiles getDefaultProguardFile('proguard-android.txt'), 'proguard-rules.pro' } } } dependencies { compile fileTree(dir: 'libs', include: ['*.jar']) compile 'com.android.support:appcompat-v7:21.0.3' }

6.Sekarang mari kita run aplikasi kita. Saya sarankan kita punya Handphone Android jadi kita bisa langsung Run ke HP. Karena kalau ke Run menggunakan Emulator itu lambat dan banyak makan Resource komputer kita

Hasil dari aplikasi kita

Isikan nilai Panjang dan Lebar kemudian sentuh tombol Hitung Luas

Mudahkan buat aplikasi android dengan android studio.

Untuk tutorial dalam versi pdf bisa dilihat dibawah ini

Untuk yang masih bingung bisa lihat videonya

Semoga Bermanfaat

Salam Hangat

Mengenal Android Studio

Mengenal Android Studio

Android Studio adalah Lingkungan Pengembangan Terpadu - Integrated Development Environment (IDE) untuk pengembangan aplikasi Android, berdasarkan IntelliJ IDEA . Selain merupakan editor kode IntelliJ dan alat pengembang yang berdaya guna, Android Studio menawarkan fitur lebih banyak untuk meningkatkan produktivitas Anda saat membuat aplikasi Android, misalnya:

Sistem versi berbasis Gradle yang fleksibelEmulator yang cepat dan kaya fiturLingkungan yang menyatu untuk pengembangan bagi semua perangkat AndroidInstant Run untuk mendorong perubahan ke aplikasi yang berjalan tanpa membuat APK baruTemplate kode dan integrasi GitHub untuk membuat fitur aplikasi yang sama dan mengimpor kode contohAlat pengujian dan kerangka kerja yang ekstensifAlat Lint untuk meningkatkan kinerja, kegunaan, kompatibilitas versi, dan masalah-masalah lainDukungan C++ dan NDKDukungan bawaan untuk Google Cloud Platform, mempermudah pengintegrasian Google Cloud Messaging dan App Engine

Struktur Proyek

Gambar 1. File proyek di tampilan Android.

Setiap proyek di Android Studio berisi satu atau beberapa modul dengan file kode sumber dan file sumber daya. Jenis-jenis modul mencakup:

Modul aplikasi AndroidModul PustakaModul Google App Engine

Secara default, Android Studio akan menampilkan file proyek Anda dalam tampilan proyek Android, seperti yang ditampilkan dalam gambar 1. Tampilan disusun berdasarkan modul untuk memberikan akses cepat ke file sumber utama proyek Anda.

Semua file versi terlihat di bagian atas di bawahGradle Scripts dan masing-masing modul aplikasi berisi folder berikut:

manifests: Berisi fileAndroidManifest.xml.java: Berisi file kode sumber Java, termasuk kode pengujian JUnit.res: Berisi semua sumber daya bukan kode, seperti tata letak XML, string UI, dan gambar bitmap.

Struktur proyek Android pada disk berbeda dari representasi rata ini. Untuk melihat struktur file sebenarnya dari proyek ini, pilih Project dari menu tarik turun Project (dalam gambar 1, struktur ditampilkan sebagai Android).

Anda juga bisa menyesuaikan tampilan file proyek untuk berfokus pada aspek tertentu dari pengembangan aplikasi Anda. Misalnya, memilih tampilan Problems dari tampilan proyek Anda akan menampilkan tautan ke file sumber yang berisi kesalahan pengkodean dan sintaks yang dikenal, misalnya tag penutup elemen XML tidak ada dalam file tata letak.

Gambar 2. File proyek dalam tampilan Problems, menampilkan file tata letak yang bermasalah.

Untuk informasi selengkapnya, lihat Mengelola Proyek.

Antarmuka Pengguna

Jendela utama Android Studio terdiri dari beberapa bidang logika yang diidentifikasi dalam gambar 3.

Gambar 3. Jendela utama Android Studio.

Bilah alat memungkinkan Anda untuk melakukan berbagai jenis tindakan, termasuk menjalankan aplikasi dan meluncurkan alat Android.Bilah navigasi membantu Anda bernavigasi di antara proyek dan membuka file untuk diedit. Bilah ini memberikan tampilan struktur yang terlihat lebih ringkas dalam jendela Project.Jendela editor adalah tempat Anda membuat dan memodifikasi kode. Bergantung pada jenis file saat ini, editor dapat berubah. Misalnya, ketika melihat file tata letak, editor menampilkan Layout Editor.Bilah jendela alat muncul di luar jendela IDE dan berisi tombol yang memungkinkan Anda meluaskan atau menciutkan jendela alat individual.Jendela alat memberi Anda akses ke tugas tertentu seperti pengelolaan proyek, penelusuran, kontrol versi, dan banyak lagi. Anda bisa meluaskan dan juga menciutkannya.Bilah status menampilkan status proyek Anda dan IDE itu sendiri, serta setiap peringatan atau pesan.

Anda bisa menata jendela utama untuk memberi Anda ruang layar yang lebih luas dengan menyembunyikan atau memindahkan bilah alat dan jendela alat. Anda juga bisa menggunakan pintasan keyboard untuk mengakses sebagian besar fitur IDE.

Anda dapat menelusuri seluruh kode sumber, basis data, tindakan, elemen antarmuka pengguna, dan seterusnya setiap saat dengan menekan tombol Shift dua kali, atau mengeklik kaca pembesar di sudut kanan atas dari jendela Android Studio. Ini akan sangat berguna misalnya saat Anda mencoba menemukan tindakan IDE tertentu yang Anda lupakan cara memicunya.

Jendela Alat

Daripada menggunakan perspektif yang sudah diatur sebelumnya, Android Studio mengikuti konteks Anda dan secara otomatis memunculkan jendela alat yang relevan saat Anda bekerja. Secara default, alat yang tersering dipakai akan disematkan ke bilah jendela alat di tepi jendela aplikasi.

Untuk meluaskan atau menciutkan jendela alat, klik nama alat di bilah jendela alat. Anda juga bisa menyeret, menyematkan, melampirkan, dan melepaskan jendela alat.Untuk kembali ke tata letak jendela alat default saat ini, klik Window > Restore Default Layout atau sesuaikan tata letak default Anda dengan mengeklik Window > Store Current Layout as Default.Untuk menampilkan atau menyembunyikan bilah jendela alat, klik ikon jendela  di sudut kiri bawah jendela Android Studio.Untuk menemukan jendela alat tertentu, arahkan ke atas ikon jendela dan pilih jendela alat tersebut dari menu.

Anda juga bisa menggunakan pintasan keyboard untuk membuka jendela alat. Tabel 1 mencantumkan pintasan jendela paling umum.

Tabel 1. Pintasan keyboard ke beberapa jendela alat yang penting.

Jendela AlatWindows dan LinuxMacProyekAlt+1Command+1Kontrol VersiAlt+9Command+9RunShift+F10Control+RDebugShift+F9Control+DAndroid MonitorAlt+6Command+6Kembali ke EditorEscEscMenyembunyikan Semua Jendela AlatControl+Shift+F12Command+Shift+F12

Jika Anda ingin menyembunyikan semua bilah alat, jendela alat, dan tab editor, klik View > Enter Distraction Free Mode. Ini akan mengaktifkan Distraction Free Mode. Untuk keluar dari Distraction Free Mode, klik View > Exit Distraction Free Mode.

Anda bisa menggunakan Speed Search untuk menelusuri dan memfilter di dalam sebagian besar jendela alat dalam Android Studio. Untuk menggunakan Speed Search, pilih jendela alat lalu ketik kueri penelusuran Anda.

Untuk tip selengkapnya, lihat Pintasan Keyboard.

Pelengkapan Kode

Android Studio memiliki tiga jenis pelengkapan kode, yang bisa Anda akses memakai pintasan keyboard.

Tabel 2. Pintasan keyboard untuk pelengkapan kode.

TipeKeteranganWindows dan LinuxMacPelengkapan DasarMenampilkan saran dasar untuk variabel, tipe, metode, ekspresi, dan seterusnya. Jika Anda memanggil pelengkapan dasar dua kali secara berturut-turut, Anda melihat lebih banyak hasil, termasuk anggota pribadi dan anggota statis yang tidak diimpor.Control+SpaceControl+SpacePelengkapan CerdasMenampilkan opsi relevan berdasarkan konteks. Pelengkapan cerdas mengetahui tipe yang diharapkan dan alur data. Jika Anda memanggil Pelengkapan Cerdas dua kali berturut-turut, Anda akan melihat lebih banyak hasil, termasuk rantai.Control+Shift+SpaceControl+Shift+SpacePelengkapan PernyataanMembantu Anda melengkapi pernyataan saat ini, menambahkan tanda kurung, tanda kurung siku, tanda kurung kurawal, pemformatan, dsb.Control+Shift+EnterShift+Command+Enter

Anda juga bisa melakukan perbaikan cepat dan menunjukkan tindakan maksud Anda dengan menekan Alt+Enter.

Untuk informasi selengkapnya tentang pelengkapan kode, lihat Pelengkapan Kode.

Menemukan contoh kode

Browser Contoh Kode di Android Studio membantu Anda menemukan contoh kode berkualitas tinggi yang disediakan Google berdasarkan simbol yang saat ini disorot dalam proyek Anda. Untuk informasi selengkapnya, lihat Menemukan Contoh Kode.

Navigasi

Berikut beberapa tip untuk membantu Anda menjelajahi di dalam Android Studio.

Beralih antar file yang baru saja diakses menggunakan tindakan Recent Files. TekanControl+E (Command+E pada Mac) untuk memunculkan tindakan Recent Files. Secara default, akses yang terakhir dipilih. Anda juga bisa mengakses jendela alat mana saja melalui kolom kiri dalam tindakan ini.Tampilkan struktur file saat ini menggunakan tindakan File Structure. Munculkan tindakan File Structure dengan menekan Control+F12 (Command+F12 pada Mac). Menggunakan tindakan ini, Anda bisa menavigasi dengan cepat ke bagian mana pun dari file Anda saat ini.Telusuri dan masuk ke kelas tertentu di proyek menggunakan tindakan Navigate to Class. Munculkan tindakan dengan menekanControl+N (Command+O pada Mac). Navigasikan ke Kelas yang mendukung ekspresi canggih, termasuk CamelHumps, jalur, baris menavigasi ke, nama tengah pencocokan, dan banyak lagi. Jika Anda memanggilnya dua kali berturut-turut, hasil dari kelas proyek akan
ditampilkan.Masuk ke file atau folder menggunakan tindakan "Navigate to File*. Munculkan tindakan Navigate to File dengan menekanControl+Shift+N (Command+Shift+O pada Mac). Untuk menelusuri folder dan bukan file, tambahkan / di akhir ekspresi Anda.Masuk ke metode atau bidang menurut nama menggunakan tindakan Navigate to Symbol. Munculkan tindakan Navigate to Symbol dengan menekanControl+Shift+Alt+N(Command+Shift+Alt+O pada Mac).Temukan semua bagian kode yang merujuk kelas, metode, bidang, parameter, atau pernyataan di posisi kursor saat ini dengan menekan Alt+F7.

Gaya dan Pemformatan

Saat Anda mengedit, Android Studio otomatis menerapkan pemformatan dan gaya seperti yang ditetapkan dalam setelan gaya kode. Anda dapat menyesuaikan setelan gaya kode dengan bahasa pemrograman, termasuk menetapkan konvensi untuk tab dan inden, spasi, pembungkusan dan tanda kurung kurawal, dan baris kosong. Untuk menyesuaikan setelan gaya kode, klik File > Settings > Editor > Code Style(Android Studio > Preferences > Editor > Code Style pada Mac.)

Meski IDE otomatis menerapkan pemformatan saat Anda bekerja, Anda juga dapat secara eksplisit memanggil tindakan Reformat Codedengan menekan Control+Alt+L(Opt+Command+L pada Mac), atau inden otomatis semua baris dengan menekanControl+Alt+I (Alt+Option+I pada Mac).

Gambar 5. Kode sebelum pemformatan.

Gambar 6. Kode setelah pemformatan.

Dasar-Dasar Kontrol Versi

Android Studio mendukung berbagai versi sistem kontrol, termasuk Git, GitHub, CVS, Mercurial, Subversion, dan Penyimpanan Google Cloud Source.

Setelah mengimpor aplikasi Anda ke dalam Android Studio, gunakan opsi menu Android Studio VCS untuk mengaktifkan dukungan VCS bagi sistem kontrol versi yang diinginkan, membuat penyimpanan, mengimpor file baru ke dalam kontrol versi, dan melakukan pengoperasian kontrol versi lainnya:

Dari menu Android Studio VCS, klik Enable Version Control Integration.Dari menu tarik-turun, pilih sistem kontrol versi yang terkait dengan akar proyek, lalu klik OK.

Menu VCS sekarang menunjukkan sejumlah opsi kontrol versi berdasarkan sistem yang Anda pilih.

Catatan: Anda juga bisa menggunakan opsi menu File > Settings > Version Controluntuk menyiapkan dan mengubah setelan kontrol versi.

Sistem Versi Gradle

Android Studio menggunakan Gradle sebagai dasar sistem versi, dengan kemampuan khusus Android yang disediakan oleh Plugin Android untuk Gradle. Sistem ini bisa dijalankan sebagai alat terpadu dari menu Android Studio dan secara independen dari baris perintah. Anda bisa menggunakan fitur-fitur sistem versi untuk melakukan yang berikut:

Menyesuaikan, mengonfigurasi, dan memperluas proses pembangunan.Membuat beberapa APK untuk aplikasi Android Anda, dengan aneka fitur menggunakan proyek dan modul yang sama. Menggunakan kembali kode dan sumber daya pada seluruh set sumber.

Dengan menerapkan fleksibilitas Gradle, Anda dapat mencapai semua ini tanpa mengubah file sumber inti aplikasi. File versi Android Studio diberi nama build.gradle. File ini adalah teks biasa yang menggunakan Groovymengonfigurasi versi dengan elemen yang disediakan oleh plugin Android untuk Gradle. Masing-masing proyek memiliki file versi level atas untuk seluruh proyek dan file versi level modul terpisah untuk setiap modul. Saat Anda mengimpor proyek saat ini, Android Studio otomatis menghasilkan file versi yang diperlukan.

Untuk mengetahui selengkapnya tentang versi sistem dan cara mengonfigurasi, lihatMengonfigurasi Versi.

Varian Versi

Sistem versi dapat membantu Anda membuat versi berbeda dari aplikasi yang sama dari satu proyek. Ini berguna ketika Anda sama-sama memiliki versi gratis dan versi berbayar dari aplikasi, atau jika Anda ingin mendistribusikan beberapa APK untuk perangkat berbeda di Google Play.

Untuk informasi selengkapnya tentang mengonfigurasikan varian versi, lihatMengonfigurasi Versi Gradle.

Pemisahan APK

Pemisahan APK memungkinkan Anda untuk membuat beberapa APK berdasarkan kepadatan layar atau ABI. Misalnya, pemisahan APK memungkinkan Anda membuat versi hdpi dan mdpi terpisah dari aplikasi sembari masih mempertimbangkannya sebagai satu varian dan memungkinkannya untuk berbagi setelan aplikasi pengujian, javac, dx, dan ProGuard.

Untuk informasi lebih lanjut tentang penggunaan Pemisahan APK, baca Pemisahan APK.

Penyusutan Sumber Daya

Penyusutan sumber daya di Android Studio secara otomatis membuang sumber daya yang tidak terpakai dari aplikasi terkemas dan dependensi perpustakaan. Misalnya, jika aplikasi Anda menggunakan layanan Google Play untuk mengakses fungsi Google Drive, dan saat ini Anda tidak memakai Google Sign-In, maka penyusutan sumber daya dapat membuang berbagai aset yang dapat digambar untuk tombolSignInButton.

Catatan: Penyusutan sumber daya bekerja bersamaan dengan alat penyusutan kode, misalnya ProGuard.

Untuk informasi selengkapnya tentang menyusutkan kode dan sumber daya, lihatMenyusutkan Kode dan Sumber Daya.

Mengelola Dependensi

Dependensi untuk proyek Anda ditetapkan oleh nama dalam file build.gradle. Gradle menangani penemuan dependensi Anda dan menyediakannya di versi Anda. Anda bisa mendeklarasikan dependensi modul, dependensi biner jarak jauh, dan dependensi biner setempat dalam file build.gradle Anda. Android Studio mengonfigurasi proyek untuk menggunakan Penyimpanan Pusat Maven secara default. (Konfigurasi ini disertakan dalam file versi tingkat atas untuk proyek tersebut). Untuk informasi selengkapnya tentang mengonfigurasi dependensi, bacalahMengonfigurasi Varian Versi.

Alat Profil dan Debug

Android Studio membantu Anda dalam melakukan debug dan meningkatkan kinerja kode Anda, termasuk alat debug inline dan analisis kinerja.

Debug Inline

Gunakan debug inline untuk meningkatkan langkah-langkah kode Anda dalam tampilan debugger dengan verifikasi inline dari nilai referensi, ekspresi, dan variabel. Informasi debug inline meliputi:

Nilai variabel inlineObjek perujuk yang merujuk objek terpilihNilai kembalian metodeEkspresi operator dan LambdaNilai keterangan alat

Gambar 7. Nilai variabel inline.

Untuk mengaktifkan debug inline, di jendelaDebug, klik Settings dan pilih kotak centang untuk Show Values Inline.

Pemantauan kinerja

Android Studio menyediakan pemantauan kinerja agar Anda dapat lebih mudah melacak penggunaan memori dan CPU aplikasi Anda, menemukan objek yang dibatalkan alokasinya, menemukan kebocoran memori, mengoptimalkan performa grafis, dan menganalisis permintaan jaringan. Dengan aplikasi yang berjalan pada perangkat atau emulator, buka jendela alat Android Monitor, lalu klik tab Monitors.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pemantauan kinerja, lihat Pemantauan Android.

Heap dump

Saat Anda memantau penggunaan memori di Android Studio, Anda bisa secara bersamaan memulai pengumpulan sampah dan membuang heap Java ke cuplikan heap dalam file format biner HPROF khusus-Android. Penampil HPROF menampilkan kelas, instance setiap kelas, dan pohon referensi untuk membantu Anda melacak penggunaan memori dan menemukan kebocoran memori.

Untuk informasi selengkapnya tentang bekerja dengan heap dump, lihat Pembuangan Analisis Java Heap.

Pelacak alokasi

Android Studio memungkinkan Anda melacak alokasi memori saat memantau penggunaan memori. Melacak alokasi memori memungkinkan Anda untuk memantau tempat objek dialokasikan saat Anda melakukan tindakan tertentu. Mengetahui alokasi ini memungkinkan Anda untuk mengoptimalkan kinerja aplikasi dan penggunaan memori dengan menyesuaikan metode panggilan yang terkait dengan tindakan tersebut.

Untuk mendapatkan informasi mengenai pelacakan dan analisis alokasi, lihat Pelacak Alokasi.

Akses file data

Alat Android SDK, seperti Systracelogcat, danTraceview, menghasilkan data kinerja dan debug untuk analisis aplikasi secara detail.

Untuk melihat ketersediaan file daya yang dihasilkan, buka jendela alat Captures. Dalam daftar file yang dihasilkan, klik ganda file tersebut untuk melihat datanya. Klik kanan file.hprof untuk mengonversinya ke format file standar .hprof.

Pemeriksaan kode

Kapan pun Anda mengompilasi program, Android Studio secara otomatis akan menjalankan Lint yang telah dikonfigurasi danPemeriksaan IDE untuk membantu Anda mengidentifikasi dan memperbaiki masalah secara mudah dengan kualitas struktur kode Anda.

Alat Lint memeriksa file sumber proyek Android Anda dari kemungkinan bug dan perbaikan optimalisasi untuk keakuratan, keamanan, kinerja, kegunaan, aksesibilitas, dan internasionalisasi.

Gambar 8. Hasil pemeriksaan Lint di Android Studio.

Selain pemeriksaan Lint, Android Studio juga dan melakukan pemeriksaan kode IntelliJ dan memvalidasi anotasi untuk merampingkan alur kerja pengkodean Anda.

Untuk informasi selengkapnya, lihatMemperbaiki Kode Anda dengan Lint dan alat lint.

Anotasi di Android Studio

Android Studio mendukung anotasi untuk variabel, parameter, dan mengembalikan nilai untuk membantu Anda menangkap bug, misalnya pengecualian pointer nol dan konflik tipe sumber daya. Android SDK Manager memaketkan perpustakaan di Android Support Repository untuk digunakan dengan Android Studio. Android Studio akan memvalidasi anotasi yang dikonfigurasi selama pemeriksaan kode.

Untuk detail selengkapnya tentang anotasi Android, lihat Memperbaiki Pemeriksaan Kode dengan Anotasi.

Pesan log

Saat membuat dan menjalankan aplikasi dengan Android Studio, Anda bisa melihat pesan output dan log perangkat dan adb(logcat) dengan mengeklik Android Monitor di bagian bawah jendela.

Jika Anda ingin men-debug aplikasi denganPemantauan Perangkat Android, Anda bisa membuka Pemantauan Perangkat dengan mengeklik Tools > Android > Android Device Monitor. Dalam Device Monitor Anda bisa menemukan seperangkat alat lengkap DDMS untuk mengidentifikasi aplikasi, mengontrol perilaku perangkat, dan sebagainya. Juga disertakan alat Hierarchy Viewer untuk membantu mengoptimalkan tata letak Anda.

Mengenal Arsitektur Android OS


Mengenal Arsitektur Android OS

Android dibangun dengan menggunakan asas object oriented, dimana elemen-elemen penyusun sistem operasinya berupa objek yang dapat kita gunakan kembali/reusable. Agar bisa membuat aplikasi dengan baik, tentunya kita harus mengetahui arsitektur OS Android beserta elemen elemennya.

Gambar dibawah merupakan skema pembagian elemen pada arsitektur Android. Secara garis besar arsitektur android terdiri dari empat layer komponen, yaitu:

Skema Arsitektur Android

Layer Applications dan Widget

Inilah layer pertama pada OS Android, biasa dinamakan layer Applications dan Widget. Layer ini merupakan layer yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi inti yang berjalan pada Android OS.  Seperti klien email, program SMS, kalender, browser, peta, kontak, dan lain-lain. Semua aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa Java. Apabila kalian membuat aplikasi, maka aplikasi itu ada di layer ini.

Layer Applications Framework

Applications Framework merupakan layer dimana para pembuat aplikasi menggunakan komponen-komponen yang ada di sini untuk membuat aplikasi mereka. Beberapa contoh komponen yang termasuk di dalam Applications Framework adalah sebagai berikut:

ViewsContent ProviderResource ManagerNotification ManagerActivity Manager

Layer Libraries

Libraries merupakan layer tempat fitur-fitur android berada. Pada umumnyalibraries diakses untuk menjalankan aplikasi. Beberapa library yang terdapat pada android diantaranya adalah librariesMedia untuk memutar media video atau audio, libraries untuk menjalankan tampilan, libraries Graphic, libraries SQLite untuk dukungan database, dan masih banyak library lainnya.

Android RunTime

Android RunTime merupakan layer yang membuat aplikasi android bisa dijalankan. Android RunTime dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a) Core Libraries : berfungsi untuk menerjemahkan bahasa Java/C
b) Dalvik Virtual Machine : sebuah mesin virtual berbasis register yang dioptimalkan untuk menjalankan fungsi-fungsi pada Android secara efisien.

Linux Kernel

Linux Kernel merupakan layer tempat keberadaan inti dari operating system android. Layer ini berisi file-file system yang mengatur system processing, memory, resource, drivers, dan sistem android lainnya. Inilah yang membuat file sistem pada Android mirip dengan file sistem pada sistem operasi berbasis Linux. Kernel yang digunakan adalah kernel Linux versi 2.6, dan versi 3.x pada Android versi 4.0 ke atas. Kernel ini berbasis monolithic.

Itulah sdikit gambaran tentang Android arsitektur. Lantas apa yang dimaksud dengan reusable di sini? Reusable berarti komponen-komponen yang ada pada aplikasi Android bisa kita pakai ketika kita membutuhkannya. Khususnya komponen-komponen pada layer pertama dan kedua. Misalnya kita ingin membuat sebuah web browser sederhana, maka kita hanya perlu menginstanstiasi kelas WebKit browser yang berfungsi untuk menampilkan web page. Semoga berguna 

Belajar  java dengan  Netbeans


Buat para pemula yang baru mengenal bahasa  java, mungkin agak kerepotan kalau langsung membuat suatu program,  jadi saya sarankan buat baca-baca terlebih dahulu refrensi2 dari media2 lain mengenai bahasa  java, setelah sedikit tau sukur2 udah tau/udah bisa, baru coba tutorial yang saya tulis ini. Pakek Nedbeans ini ngksulit.kox,  Cuma butuh kebiasaan dan sering2 mencoba2 aja, kalo sudah tau fungsi semua menu dan toolnya dan cara penulisan script eksennya saya yakin anda pasti bisa dan mahir membuat aplikasi java dengan Netbeans, netbeans tidak hanya menyediakan pemrograman java saja, tapi juga ada PHP dan masih banyak lagi tergantung penupdatetannya.

Ok langsung saja latihan yang pertama

Oh iya, sebelum anda meng instal netbeans, anda harus terlebih dahulu menginstal JDK ya, kalian bisa download di situsnya. Nah kalo sudah ter instal JDK dan netbeans-nya baru lah kita lanjutkan latihannya.

Kalo ngak mudeng(paham) nyari2 aja dulu artikel atau buku tentang java, biar tau apa itu JDK dan kenaharus wajib di instal. Disini saya tidak membahas tentang itu soalnya, maaf yaa.

Pertama2 buka program Netbean kalian

Tampilan awal maka akan seperti gambar dibawah

Lalu pilih New Project (yang gambarnya seperti kotak kuning) kemudian pilih Java => Java Aplikation.

Lihat gambar di bawah .!

Lalu Next

 

Berikan nama terserah kalian, saya di sini memberikan nama latihan (tapi disarankan namanya sama, agar tidak bingung saat mengikutinya)

Jangan lupa centang “Create Main Class” dan  “Set as Main Project”jangan sampek lupa ya..!

Kata dosenku begitu..,.lupa aku alesannya kenapa 

Klik Finish

Maka tampilannya seperti di bawah

Kemudian klik kanan pada packeges latihan, yang kayak kotak kuning itu namanya packages

Klik kanan pilih New => JFrame  From

Kasih nama latihan1 lalu finish

Maka tampilannya akan seperti dibawah

Langkah kedua(mendesain)

Kita awali latihan kita ini dengan menggunakan  LabelTextField,Buton, dan TextArea

Buat tampilan desain seperti di bawah

Caranya dengan mengeklik Label pada menu Swing Controls 

dan menggesernya ke kotak desain, dan ubah namanya menjadi Nama, dengan klik kanan lalu pilih Edit Text.

Dan lakukan cara seperti di atas untuk“Nomer HpAlamat dan Data”

Untuk “ .::DATA TEMAN::.  itu cara nya sama seperti cara di atas hanya menggati font dan ukurannya dengan menu di properties

Setelah itu untuk Kotak kotak di samping kita menggunakan TextField  dan TextArea

Untuk Nama  kita gunakan  TextField

Caranya klik TextField  pada menu Swing Controls dan geser seperti membuat Label tadi, setelah di letakkan di samping Nama

klik kanan lalu pilih Edit Text dan hapus tulisan yang ada didalamnya.

Dan lakukan cara tersebut untuk membuata kotak input pada Nomer Hp seperti di bawah

Lalu untuk Alamat kita gunakanTextArea 

caranya seperti membuat Nama dan Nomer Hp di atas.

Selanjutnya untuk tombol Input Data kita gunakan button pada menu Swing Controls dan ganti namanya dengan nama Input Data.

dan ganti namanya dengan nama Input Data.

Dan yang terakhir yaitu Data, ini sama seperti membuat Alamat yaitu dengan menggunakan TextArea.

Setelah semuanya selesai dan tampilannya menjadi seperti dibawah ini

Langkah selanjutnya adalah memberikan nama fariabel

Caranya yaitu dengan klik kanan pada inputan TextField lalu pilih Cange variable name

 

dan ganti dengan nama txtNama  

lalu ok.

Lakukan cara yang sama seperti di atas untuk memberikan nama variabel“Nomer Hp, Alamat, Input Data, dan Data” dengan ketentuan berikut

Nama        = txtNama

Nomer Hp = txtHp

Alamat      =txaAlamat

Input Data = btnInput

Data          =txaData

ingat variabel tidak boleh menggunakan sepasi..!!!

Setelah semua sudah di berikan nama variabel langkat terahir adalah memberikan eksen pada tombol input Data atau memberikan perintah script-nya.

Untuk memberikannya klik kanan pada tombol  input Data kemudain pilih Events =>Action=>actionPerformed

Kemudian berikan scipt dibawah

String nama=txtNama.getText();

        String Hp=txtHp.getText();

        String alamat=txaAlamat.getText();

        txaData.setText(“Nama  =”+nama+”\n”+”Nomer Hp =”+Hp+”\n”+”Alamat =”+alamat+”\n”);

gambarnya seperti di bawah ini

Janagn lupa di simpan kalo sudah

Dan untuk menjalankannaya kita tekan saja tombol Shift+f6 atau juga bisa menggunakan menu  Run

= > Run File

Taraaaa…..jadinya seperti ini

Terimakasi Semoga bermanfaat