Minggu, Oktober 02, 2022

Bootstrap



Apa Itu Bootstrap? Pengertian, Fungsi, dan Kelebihannya

Apa Itu Bootstrap?

Bootstrap adalah framework web development berbasis HTML, CSS, dan JavaScript yang dirancang untuk mempercepat proses pengembangan web responsive dan mobile-first (memprioritaskan perangkat seluler).

Selain bisa digunakan untuk mengembangkan website dengan lebih cepat, Bootstrap adalah framework gratis yang bersifat open-source. Skrip dan syntax yang disediakan Bootstrap bisa diterapkan untuk berbagai komponen dalam desain web.

Nah! Kali ini, selain membahas pengertian Bootstrap, kami juga akan membahas kelebihan dan kekurangannya, serta berbagai jenis file yang digunakan framework ini. Jadi, kami akan membantu Anda menentukan apakah Bootstrap adalah pilihan tepat untuk Anda. Mari mulai!

Fungsi BootstrapApa Kelebihan Bootstrap?Mudah DigunakanResponsive GridKompatibel dengan Banyak BrowserBootstrap Image SystemDokumentasi Bootstrap yang LengkapApa Kekurangan Bootstrap?3 File Utama BootstrapBootstrap.cssBootstrap.jsGlyphiconsCara Menggunakan Bootstrap dalam Web Development

Fungsi Bootstrap

Tujuan dan fungsi Bootstrap adalah untuk membuat website responsive dan mobile-first. Jadi, semua elemen antarmuka website dipastikan bisa bekerja secara optimal di semua ukuran layar, baik desktop maupun perangkat seluler.

Bootstrap tersedia dalam dua varian: versi yang sudah dikompilasi dan didasarkan pada source code (kode sumber).

Developer yang sudah berpengalaman biasanya memilih penggunaan Bootstrap dengan source code, karena lebih bebas menyesuaikan gaya dengan proyek yang dikerjakan.

Contohnya, versi “kode sumber” Bootstrap memungkinkan Anda mengakses port Sass. Jadi, framework ini akan membuat stylesheet khusus yang mengimpor Bootstrap sehingga Anda bisa memodifikasi dan menambahkan fungsinya sesuai kebutuhan.

Anda juga bisa menginstal Bootstrap dengan package manager, yaitu tool yang mengelola dan memperbarui framework, library, dan aset.

Beberapa package manager yang paling populer adalah npm, Composer, dan Bower. Npm mengelola dependensi sisi server, sementara Composer fokus pada front-end. Apabila menangani proyek berbasis PHP, Anda bisa mencoba menggunakan Bower.

Karena popularitasnya ini, Bootstrap memiliki banyak komunitas. Para developer dan desainer web bisa menjelajahi komunitas ini untuk saling berbagi pengetahuan dan membahas versi terbaru patch Bootstrap.

Apa Kelebihan Bootstrap?

Beberapa komponen antarmuka Bootstrap mencakup navigation bar, sistem grid, carousel gambar, dan tombol.

Apabila Anda masih belum yakin apakah Bootstrap layak untuk dicoba, di bawah ini kami sudah merangkum sejumlah kelebihan Bootstrap dibandingkan dengan framework web development lainnya.

Mudah Digunakan

Yap, kelebihan utama Bootstrap adalah kemudahannya untuk dipelajari. Khususnya karena popularitasnya, banyak tutorial dan forum online yang tersedia di internet untuk membantu Anda mulai mempelajarinya.

Salah satu alasan Bootstrap sangat populer di kalangan developer dan desainer web adalah struktur filenya yang sederhana. File-filenya dikompilasi untuk akses yang mudah, dan hanya membutuhkan pengetahuan dasar HTML, CSS, serta JS untuk memodifikasinya.

Anda juga bisa menggunakan tema untuk CMS populer sebagai bahan praktik saat belajar. Sebagai contoh, hampir semua tema WordPress dikembangkan menggunakan Bootstrap, yang bisa diakses oleh siapa saja, termasuk web developer pemula.

Untuk mempercepat loading website, Bootstrap memperkecil (minify) file CSS dan JavaScript. Selain itu, Bootstrap selalu menjaga konsistensi syntax di antara berbagai website dan para developer, yang membuatnya cocok untuk proyek kolaborasi tim.

Responsive Grid

Bootstrap hadir dengan sistem grid siap pakai, sehingga Anda tidak perlu membuatnya dari nol. Sistem grid ini terdiri dari baris dan kolom, memungkinkan Anda membuat grid baru di dalam grid yang sudah ada tanpa perlu memasukkan kueri media dalam file CSS.

Selain itu, sistem grid Bootstrap membantu mempersingkat proses entri data. Tersedia banyak kueri media yang memungkinkan Anda menentukan breakpoint (titik henti) kustom setiap kolom berdasarkan kebutuhan Anda.

Untuk menggunakan grid ini, Anda bisa langsung menggunakan pengaturan defaultnya. Setelah membuat grid, Anda hanya perlu menambahkan konten ke container yang ada.

Sistem grid Bootstrap memiliki dua kelas container untuk mempermudah penanganan proyek berbasis desktop dan seluler: fixed container (.container) dan fluid container (.container-fluid).

Kelas container pertama menyediakan container dengan lebar tetap, sedangkan yang kedua menyediakan container dengan lebar penuh yang mampu menyesuaikan proyek Anda dengan semua ukuran layar.

Kompatibel dengan Banyak Browser

Website yang bisa diakses dari berbagai browser tentu akan membuat pengunjung betah membukanya. Bounce rate pun berkurang, dan peringkat website di hasil pencarian akan turut naik. Bootstrap memenuhi persyaratan ini melalui kompatibilitasnya dengan versi terbaru web browser utama.

Meskipun tidak mendukung browser yang kurang populer seperti WebKit dan Gecko, website dengan Bootstrap biasanya tetap bisa berfungsi tanpa masalah. Namun, akan ada sejumlah batasan modal dan dropdown yang mungkin ditetapkan pada layar berukuran kecil.

Bootstrap Image System

Bootstrap menangani tampilan gambar dan responsivitas menggunakan aturan HTML dan CSS yang telah ditentukan.

Dengan menambahkan kelas .img-responsive, Anda bisa mengubah ukuran gambar secara otomatis sesuai ukuran layar pengguna. Tentu saja ini akan meningkatkan performa website Anda, karena mengurangi ukuran gambar merupakan salah satu cara optimasi website.

Bootstrap juga menyediakan kelas tambahan seperti .img-circle dan .img-rounded, yang membantu memodifikasi bentuk gambar.

Dokumentasi Bootstrap yang Lengkap

Bootstrap menyediakan dokumentasi bagi para developer yang baru mulai belajar menggunakan framework ini. Berikut adalah beberapa topik yang bisa Anda temukan di halaman dokumentasi Bootstrap:

Konten ‒ menyediakan kompilasi source code Bootstrap.Browser dan perangkat ‒ mencantumkan semua browser web dan mobile yang didukung, serta komponen berbasis seluler.JavaScript ‒ menguraikan berbagai plugin JS yang dikembangkan berdasarkan jQuery.Tema ‒ menjelaskan variabel Sass bawaan untuk penyesuaian yang lebih mudah.Alat ‒ mengajarkan cara menggunakan skrip npm Bootstrap untuk berbagai tindakan.Aksesibilitas ‒ mencakup fitur dan batasan Bootstrap terkait markup struktural, komponen, kontras warna, visibilitas konten, dan efek transisi.

Dokumentasi ini juga mencakup contoh kode untuk praktik tingkat dasar. Bahkan, Anda bisa menyalin dan memodifikasi contoh kode untuk proyek Anda sehingga tidak perlu repot-repot menulis kodenya dari nol.

Apa Kekurangan Bootstrap?

Meskipun memiliki banyak kelebihan, Bootstrap juga punya keterbatasan tertentu yang tidak cocok untuk proyek tertentu.

Kekurangan Bootstrap adalah gaya visualnya yang hampir selalu sama, sehingga Anda perlu melakukan banyak penyesuaian gaya agar proyek Anda tidak monoton. Kalau tidak, semua website yang dibuat dengannya akan memiliki navigasi, struktur, dan komponen desain yang sama, yang tentu saja kurang menarik dan profesional.

Selain itu, jumlah fungsi yang sangat banyak membuat ukuran file jadi membengkak. Akibatnya, waktu loading website menjadi lambat dan server cukup terbebani kalau Anda tidak cermat. Untuk menghindari masalah ini, tambahkan kelas yang Anda butuhkan saja dan gunakan versi file yang di-minify.

Meskipun Bootstrap kompatibel dengan versi terbaru browser populer, masalah terkadang malah timbul di versi lama browser.

Artinya, tampilan website Anda akan sepenuhnya bergantung pada pengguna, apakah mereka sudah memperbarui browsernya atau belum.

Kelemahan lainnya adalah gaya Bootstrap relatif besar. Tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya akan ada output HTML yang tidak diperlukan, sehingga membuang-buang resource CPU.

Meskipun mudah digunakan, Bootstrap agak sulit dipelajari kalau benar-benar baru memulai. Perlu waktu untuk mempelajari kelas dan komponennya, yang mungkin cukup rumit apabila tidak memiliki skill teknis sama sekali.

3 File Utama Bootstrap

Bootstrap terdiri dari kumpulan syntax yang dikompilasi dalam tiga file utama: Bootstrap.css, Bootstrap.js, dan Glyphicons. Perlu diingat bahwa Bootstrap memerlukan library JS yang disebut jQuery untuk menjalankan plugin dan komponen JS.

Berikut adalah tiga file framework utama yang mengelola antarmuka pengguna dan fungsionalitas website.

Bootstrap.css

Bootstrap.css adalah framework CSS yang mengatur dan mengelola tata letak website. Kalau HTML bertugas untuk menangani konten dan struktur halaman web, CSS menangani tata letaknya. Jadi, kedua struktur ini perlu bekerja sama untuk melakukan tindakan tertentu.

Dengan fungsionalitasnya, Bootstrap.css membantu para developer menciptakan tampilan yang seragam di sebanyak mungkin halaman sesuai kebutuhan. Hasilnya, mereka pun tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengedit secara manual.

Daripada menulis coding dari awal, Anda hanya perlu mereferensikan halaman web ke file CSS. Setiap perubahan yang diperlukan bisa dilakukan dalam file itu sendiri.

Fungsi CSS tidak terbatas pada gaya teks saja karena Anda bisa menggunakannya untuk memformat aspek lain dalam website, seperti tabel dan tata letak gambar.

Karena CSS memiliki banyak deklarasi dan selector, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menghafalkan semuanya.

Bootstrap.js

Ini adalah bagian inti Bootstrap, terdiri dari file JavaScript yang bertugas untuk menangani interaktivitas website.

Agar tidak perlu menulis syntax JavaScript berulang kali, developer biasanya menggunakan jQuery, library JavaScript populer yang open-source dan bisa digunakan lintas platform.

Berikut adalah beberapa fungsi yang bisa dilakukan jQuery:

Melakukan permintaan AJAX, seperti mengurangi data dari lokasi lain secara dinamis.Membuat widget menggunakan kumpulan plugin JavaScript.Membuat animasi kustom menggunakan properti CSS.Menambahkan dinamika pada konten website.

Meskipun bisa berfungsi lancar dengan properti CSS dan elemen HTML, Bootstrap membutuhkan jQuery untuk membuat desain responsive. Tanpanya, Anda hanya bisa menggunakan bagian kosong dan statis bahasa stylesheet tersebut.

Jadi, setiap engineer software harus memahami dulu apa itu jQuery, karena merupakan salah satu bagian penting pengembangan web.

Glyphicons

Ikon merupakan bagian yang cukup krusial pada front-end website, karena biasanya merepresentasikan tindakan dan data dalam antarmuka pengguna.

Bootstrap menggunakan ikon yang disebut Glyphicons, yang mencakup set Halflings Glyphicons. Meskipun desainnya terlihat biasa saja, Glyphicons memiliki fungsi yang penting, dan boleh digunakan secara bebas.

Kalau Anda ingin menggunakan gaya ikon yang lebih beragam, Glyphicons menjual berbagai kumpulan ikon premium untuk website dengan niche tertentu.

Anda juga bisa mendownload ikon individual dan ikon khusus tema secara gratis di berbagai website seperti Flaticon, GlyphSearch, dan Icons8.

Untuk mengubah ukuran Glyphicons, Anda perlu menimpa gaya default dengan properti font-size (ukuran font) CSS.

Cara Menggunakan Bootstrap dalam Web Development

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang cara menggunakan bootstrap, mari lihat contoh di bawah ini.

<html lang="en">

<head>

<meta charset="utf-8" />

<meta http-equiv="X-UA-Compatible" content="IE=edge" />

<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1" /> 

<title>Bootstrap 101 Template</title>

<link href="css/bootstrap.min.css" rel="stylesheet" />

</head>

<body>

<h1>Hello, world!</h1>

<script src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.11.3/jquery.min.js"></script>

<script src="js/bootstrap.min.js"></script>

</body>

</html>

Kami akan menjelaskan beberapa baris ini secara lebih mendetail.

meta charset="utf-8"

Menyatakan set karakter yang digunakan untuk menulis website. Di sini, UTF-8 mengacu pada Unicode.

meta http-equiv="X-UA-Compatible"

Menentukan versi Internet Explorer yang akan merender halaman. Menggunakan mode Edge, konfigurasinya menetapkan mode paling tinggi yang tersedia.

meta name="viewport"

Memastikan bahwa halaman memiliki rasio 1:1 dengan ukuran viewport (area pandang).

link href="css/bootstrap.min.css" rel="stylesheet"

Ini adalah area untuk menambahkan CSS inti Bootstrap.

src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.11.3/jquery.min.js"

Memuat jQuery melalui CDN Google. Akan lebih baik untuk memuatnya dari CDN melalui HTTP karena file bisa disimpan selama setahun dalam cache.

src="js/bootstrap.min.js

Menambahkan JavaScript inti Bootstrap. Syntax ini harus berada di bawah syntax jQuery agar berfungsi dengan baik. Proses penambahan bisa dilakukan melalui URL Google atau download manual.

<script src="https://code.jquery.com/jquery-3.5.1.slim.min.js" integrity="sha384-DfXdz2htPH0lsSSs5nCTpuj/zy4C+OGpamoFVy38MVBnE+IbbVYUew+OrCXaRkfj" crossorigin="anonymous"></script>

<script src="https://cdn.jsdelivr.net/npm/bootstrap@4.5.3/dist/js/bootstrap.bundle.min.js" integrity="sha384-ho+j7jyWK8fNQe+A12Hb8AhRq26LrZ/JpcUGGOn+Y7RsweNrtN/tE3MoK7ZeZDyx" crossorigin="anonymous"></script>

Bootstrap menyediakan bundle JavaScript untuk menyederhanakan proses tersebut. Tapi, bootstrap.bundle.js dan bootstrap.bundle.min.js menyertakan Popper, bukan jQuery. Popper adalah mesin pemosisian untuk menghitung pemosisian elemen.

<nav class="navbar navbar-expand-lg navbar-light bg-light">

<a class="navbar-brand" href="#">Navbar</a>

<button class="navbar-toggler" type="button" data-toggle="collapse" data-target="#navbarNavAltMarkup" aria-controls="navbarNavAltMarkup" aria-expanded="false" aria-label="Toggle navigation">

<span class="navbar-toggler-icon"></span>

</button>

<div class=

</button>

<div class="collapse navbar-collapse" id="navbarNavAltMarkup">

<div class="navbar-nav">

<a class="nav-item nav-link active" href="#">Home <span class="sr-only">(current)</span></a>

<a class="nav-item nav-link" href="#">Features</a>

<a class="nav-item nav-link" href="#">Pricing</a>

<a class="nav-item nav-link disabled" href="#">Disabled</a>

</div>

</div>

</nav>

Contoh cara menggunakan link navigasi navbar Bootstrap untuk membuat menu website.

Jadi, Bootstrap adalah…

Bootstrap adalah framework front-end gratis yang cukup populer di kalangan developer saat ini, khususnya yang bekerja di bidang desain web. Framework ini mudah digunakan dan membantu developer bekerja lebih cepat tanpa harus menulis kode HTML, CSS, dan JavaScript secara manual.

Selain itu, Bootstrap merupakan framework yang fleksibel dan mampu membantu hampir semua proses web development front-end. Fitur terbaiknya adalah template desain yang mengoptimalkan performa halaman web di semua ukuran layar.