Kamis, April 15, 2010

Konsumsi Garam & Kesehatan

Konsumsi Garam & Kesehatan

Gula banyak terdapat didalam kandungan makanan, walaupun dalam bentuk yang berbeda, bisa berupa madu, dextrose, sirup jagung tinggi fruktosa ataupun jenis lainnya. Alasan kenapa gula banyak digunakan dalam bentuk lain adalah karena gula merupakan salah satu jenis makanan selain lemak yang banyak dicermati karena gula dipercaya sebagai salah satu penyebab obesitas sehingga konsumsinya perlu di kurangi. Garam akan tetapi kurang mendapat perhatian seperti halnya gula, padahal dapat juga mempengaruhi kesehatan.

Seperti gula, garam juga biasa terdapat pada makanan sebagai perasa/penyedap, tetapi banyak yang belum mengetahui mengenai bahaya mengkonsumsi garam secara berlebihan. Rata-rata kita mengkonsumsi garam 1,5 x lebih banyak dari yang di anjurkan oleh Dietary Guidelines yaitu sekitar 2300 mg/hari (sekitar 1 sendok teh). Konsumsi yang berlebihan ini 20-30 kali lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan & elektrolit. Konsumsi garam yang berlebih juga dihubungkan dengan tekanan darah tinggi yang merupakan penyebab utama penyakit jantung.

Selain berhubungan langsung dengan penyakit darah tinggi, konsumsi garam yang berlebih juga dapat meningkatkan kebutuhan tubuh akan kalium, kalsium, magnesium atau nutrisi lain untuk mengimbangi kadar garam / natrium yang berlebih tersebut . Akibat ketidak seimbangan nutrisi tersebut, Dietary Guidelines merekomendasikan untuk mengkonsumsi banyak produk susu, buah & sayur untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang dapat mengimbangi kadar garam yang tinggi dalam tubuh.

Orang yang cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan garamnya beresiko untuk mengalami beberapa penyakit. “Di Cina, konsumsi garam yang tinggi di masyarakat berakibat fatal dimana penyakit jantung merupakan penyebab 33 % kematian “ menurut Linda Van Horn, PhD, RD yang merupakan juru bicara komite dari the American Heart Association. Sementara itu penduduk Indian Yanomani di Brazil dimana konsumsi garamnya < style="font-style: italic;">Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang dilakukan pada tahun 1990. Hasil penelitian tersebut dapat dipercaya karena memberikan bukti nyata bahwa dengan mengurangi konsumsi garam & memperbanyak asupan buah & sayur memiliki respon terhadap tekanan darah yang signifikan, menurut Van Horn. Bahkan partisipan yang memiliki tekanan darah yang normal juga mengalami penurunan tekanan darah selama penelitian tersebut. Ha l tersebut bernilai besar karena semestinya tekanan darah tidak perlu mengalami kenaikan karena pertambahan usia.

Memang akan sangat sulit bagi kita untuk dapat mengkonsumsi garam < style="font-style: italic;">the Institute of Food Technologists. Yang terkandung dalam garam terkadang merupakan bahan ajaib yang membuat cracker menjadi lebih garing ataupun makanan kaleng lebih tahan lama.

Jika kita ingin mengurangi konsumsi garam, apa yang harus kita lakukan ?. Pertama kurangi makanan keripik, perhatikan label makanan & cari makanan yang berlabel rendah garam. Saat ini sudah banyak tersedia berbagai produk makanan yang rendah garam. Tambahkan buah, sayur & produk susu rendah lemak. Perhatikan juga asupan garam dari makanan di restoran, jadilah orang yang lebih perduli lagi terhadap apa yang kita makan.
Intinya adalah bukan menjadi orang yang takut garam, tetapi batasi asupannya. Dengan mengkonsumsi 1 sendok teh garam sehari tidak masalah untuk kesehatan, tetapi lebih baik lagi jika kita dapat mengurangi konsumsinya.