Teknologi didefinisikan
sebagai pengetahuan, alat-alat, teknik dan kegiatan yang digunakan untuk
mengubah input menjadi output. Karena itu dapat dikatakan bahwa teknologi
meliputi seluruh proses transformasi yang terjadi dalam organisasi, menyangkut
mesin-mesin yang digunakan, pendidikan dan keahlian karyawan, serta prosedur
kerja yang digunakan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan (Lubis & Husaini :
1987 : 96).
Organisasi adalah
sebuah sistem terbuka, dan teknologi organisasi merupakan cerminan dari kondisi
lingkungan organisasi dan juga jenis kegiatan internal yang terjadi dalam
organisasi.
Teknologi dalam
organisasi memiliki peranan utama dalam mempelajari sifat-sifat dari teknologi
suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap struktur organisasi. Dalam
teori organisasi yaitu dengan prinsip ketergantungan (contingency), menyatakan
bahwa karakteristik organisasi mempunyai ketergantungan terhadap faktor-faktor
teknologi yang pada akhirnya berkembang menjadi pendekatan modern dalam teori
organisasi. Menurut James Thomson, teknologi organisasi tidak didasarkan pada
penyelidikan yang dilakukan dilapangan, melainkan merupakan suatu pembahasan
teoritis yang disusun berdasarkan landasan-landasan pemikiran yang telah muncul
sebelumnya.
Pembahasan mengenai
teknologi organisasi dilakukan dengan membedakan organisasi menjadi dua jenis,
yaitu : organisasi perusahaan manufaktur dan
organisasi non-manufaktur. manufaktur
adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium
proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Manufaktur
adalah
proses fisik dalam produksi barang non
jasa. Contoh manufaktur adalah seperti pembuatan minyak urut di mana jasa pijit
yang menggunakan minyak urut tersebut tidak termasuk dalam perusahaan manufaktur.
Penilitian mengenai teknologi organisasi perusahaan manufaktur yang dianggap
paling berpengaruh terhadap perkembangan teori organisasi, yang dilakukan Joan
Woodward pada tahun 1950-an di Inggris. Woodward menemukan bahwa perusahaan
yang mengunakan struktur yang sesuai dengan teknologi produksinya dikelompokkan
ke dalam tiga tipe teknologi produksi, yaitu : 1) pembuatan produk tunggal atau
dalam kelompok ukuran kecil, 2) produk massal atau dalam kelompok ukuran besar
dan 3) produksi menurut proses.
Thomson mengelompokkan
teknologi organisasi menjadi 3 jenis, yang masing-masing menggambarkan jenis
hubungan yang terjadi dengan konsumen maupun jenis kegiatan internal yang
terjadi dalam organisasi, yaitu :
1. Teknologi
perantara (mediating technology), digunakan untuk menghubungkan beberapa klien
yang satu sama lain tidak dapat dihubungkan secara langsung, misalnya jika
hubungan langsung tersebut memerlukan ongkos yang besar ataupun karena terlalu
rumit untuk dilaksanakan.
2. Teknologi
rangkaian panjang (long-linked technology) pada jenis teknologi ini kegiatan
organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang berurutan. Hasil dari
suatu kegiatan menjadi input bagi kegiatan berikutnya, berurutan, hingga
akhirnya produk siap untuk digunakan oleh konsumen.
3. Teknologi
intensif (intensitive technology) teknologi intensitif merupakan kumpulan dari
beberapa jenis pelayanan khusus, yang keseruhannya digabungkan untuk melayani
klien. Teknologi intensif ini umumnya digunakan pada kegiatan yang mempunyai
akibat yang cukup berarti pada klien sehingga klien mengalami perubahan.
Perow mengklarifikasi empat jenis
teknologi, yaitu :
1. Teknologi
rutin : ditandai dengan variasi tugas yang kecil, pekerjaan yang dilakukan
umumnya bisa mempunyai standar dan juga formal serat mempunyai prosedur
komputasi tertentu untuk menyelesaikannya. Ini berarti bahwa jenis teknologi
rutin mempunyai tingkat kemudahan analisis yang tinggi.
2. Teknologi
non-rutin : ditandai dengan mempunyai variasi tugas yang dapat dikatakan tinggi
dan juga proses yang tidak terlalu dimengerti sehingga tidak mudah untuk
dianalisis dalam penyelesaian pekerjaan yang termasuk teknologi non-rutin,
diperlukan usaha yang cukup besar untuk menganalisis kegiatan maupun
permasalahan yang muncul, karena itu diperlukan adanya pengalaman yang cukup
tinggi serta pengetahuan teknis yang memadai.
3. Teknologi
craft : cirinya adalah adanya aliran kegitan yang relatif stabil, tetapi dengan
proses yang tidak terlalu dimengerti. Karena itu pekerjaan jenis ini menuntut
pengalaman yang tinggi serta latihan yang cukup agar para karyawan dapat
menghadapi permasalahan yang rumit dengan bijaksana berdasarrkan intuisi dan
pengalamannya.
4. Teknologi
engineering : pekerjaan yang cukup rumit karena variasi tugas yang cukup tinggi
tetapi umumnya kegiatan ditangani dengan formula prosedur maupun teknik yang
sudah baku. Permasalahan umumnya diselesaikan dengan menggunakan sejumlah
pengetahuan yang sudah cukup mapan sebagai ajuan.
Pada suatu organisasi
yang kompleks setiap bagian organisasi mempunyai teknologi yang jenisnya
berbeda-beda disebabkan kenyataan bahwa setiap bagian organisasi melakukan
kegiatan mengubah input menjadi output dengan teknologi yang berlainan. Perrow
menunjukkan adanya dua dimensi dari kegiatan kerja yang mempunyai relevansi
terhadap struktur maupun kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi, yaitu :
1. Variasi
tugas , menunjukkan banyaknya kekecualian dalam tugas yang diukur dengan
banyaknya hal yang tak terduga dan hal yang baru yang terjadi dalam proses
pekerjaan.
2. Kemudahan
analisis, pekerjaan yang mudah dianalisis bisa diuraikan menjadi beberapa
langkah yang jelas dan juga bersifat mekanistik sehingga bisa dijalankan dengan
prosedur yang bersifat objektif dan terukur secara kuantitatif. Penyelesaian
masalah menjadi mudah karena setiap langkah dalam proses terukur secara jjelas
dan mudah diketahui jikan ada penyimpangan.
Teknologi yang
digunakan pada suatu organisasi mempunyai hubungan yang erat terhadap berbagai
karakteristik organisasi seperti kualifikasi karyawan, struktur organisasi dan pola
organisasi. Hubungan teknologi dengan berbagai karakteristik tersebut dapat
terlihat berdasarkan : a. Organisasi organik dan mekanistik. b. Kualifikasi
karyawan. c. Struktur formal. d. Rentang kendali, yaitu sebagian jumlah
karyawan yang dipimpin oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Besarnya
rentang kendali dipengaruhi oleh rumitnya kegiatan dan juga tingkat
profesionalisme karyawan dalam organisasi. Rentang kendali harus lebih kecil
agar atasan dan para bawahan bisa lebih sering berinteraksi. e. Desentralisasi,
power dan kebebasan mengambil keputusan. f. Komunikasi. g. Koordinasi dan
kontrol.
Organisasi modern
adalah organisasi yang sangat kompleks karena menyangkut hubungan yang kompleks
dalam pencapaian tujuan organisasi yang berdimensi ganda. Hubungan tersebut
meliputi, hubungan antara manusia-manusia, manusia-mesin, manusia-organisasi,
mesin-organisasi, mesin-mesin dan organisasi—organisasi. Dari segi manajemen
ada tiga tiga fungsi komputer, yaitu : 1). Komputer sebagai ingatan (memori),
2). Komputer sebagai pemroses, 3. Komputer sebagai informasi eksternal. Simon
(1970) : a. Komputer akan meningkatkan efektifitas apabila keluaran nilainya
lebih kecil dibanding dengan masukkan. b. Menyatakan indeks pasif (proses
pencatatan data) dengan indeks aktif (pemilihan dan penyaringan informasi). c.
Mengetahui model analitik dan sistematik dalam memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
B. Pemanfaatan Teknologi Dalam
Organisasi
Pemanfaatan atau
implementasi teknologi dalam kegiatan operasional organisasi akan memberikan
dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja tetapi juga
terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun keseluruhan
institusi. Pengelolaan administrasi kerja berbasis teknologi informasi juga
harus mempertimbangkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung
optimalisasi pada pemanfaatan atau implementasi teknologi informasi yang
bertahap yang dimulai dengan perencanaan, pengembangan, ahli kelola,
operasional sampai dengan tahap pemeliharaan.
Dengan adanya teknologi
informasi, maka produktivitas suatu organisasi atau perusahaan akan meningkat,
serta dapat membuat model bisnis yang sulit ditiru oleh pesaing, karena pada
dasarnya peranan teknologi informasi bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik.
Hal tersebut disebabkan karena masing-masing organisasi atau perusahaan
memiliki strategi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pemanfaatan teknologi
informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga berkaitan dengan
keunggulan kompetitif untuk meningkatkan kualitas informasi, pengawasan kinerja
organisasi atau perusahaan menggunakan teknologi informasi baik sebagai alat
bantu maupun strategi yang tangguh untuk mengintegrasikandan mengolah data
dengan cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya
saing untuk menghadapi kompetisi.
Selain itu implementasi
atau pemanfaatan teknologi informasi memiliki dampak positif yang secara umum
adalah terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang akan
memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi. Oleh karena itu,
pengoperasian secara optimal juga harus diperhatikan, agar semua perangkat
teknologi informasi bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan
selanjutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat.
Pemanfaatan teknologi
informasi akan melibatkan semua karyawan dalam organisasi yang dioperasikan
secara rutin oleh staf administrasi dan bagian teknologi informasi. Karyawan
dengan kualifikasi tertentu baik bagian teknologi informasi maupun bagian lain
perlu dilibatkan selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan
karyawan dalam menghadapi perubahan. Di sisi lain, diperlukan kesadaran
personal lainnya tehadap manfaat sistem bagi dirinya dan kemudahan
penggunaannya secara bertahap akan memberikan motivasi untuk menigkatkan
kemampuan mereka.
Berdasarkan struktur organisasi, pemanfaatan
teknologi informasi diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Perbaikan
efisiensi : Pemanfaatan
teknologi informasi untuk perbaikan efisiensi diterapkan pada level operasional
organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan
penurunan waktu dan biaya proses.
2. Perbaikan
efektivitas : Pemanfaatan
teknologi informasi untuk perbaikan efektifitas diterapkan pada level
manajerial organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi
diukur dengan kemudaan dan kecepatan memperoleh status pencapaian target
organisasi.
3.
Strategic Improvement : Pemanfaatan teknologi
informasi untuk strategic improvement (perbaikan daya saing) diterapkan pada level
eksekutif organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur
dengan kemudahan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh eksekutif.
Peran teknologi
informasi bagi sebuah perusahaan dapat kita lihat dengan menggunakan kategori
yang diperkenalkan oleh G.R. Terry, ada 5 peranan mendasar teknologi informasi
di sebuah organisasi, yaitu:
1) Fungsi
Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah
diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya
yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen
teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana
teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.
2) Fungsi Monitoring and Control mengandung arti
bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer,
sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of
control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif
dengan para manajer di perusahaan terkait.
3) Fungsi Planning and Decision mengangkat
teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena
keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan
sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada
realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak
jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi
informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat
karena fungsi strategis tersebut di atas.
4) Fungsi
Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era
organisasi moderen dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai
sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi,
berkooperasi, dan berinteraksi.
5) Fungsi Interorganisational merupakan sebuah
peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa
perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah
perusahaan lain.
Konsep kemitraan
strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada
implementasi Supply Chain Management atau Enterprise Resource Planning membuat
perusahaan melakukan sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur
organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan tidak jarang ditemui perusahaan
yang cenderung melakukan kegiatan pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah
proses bisnis terkait dengan manajemen teknologi informasinya ke pihak lain
demi kelancaran bisnisnya. Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi ini
secara langsung akan berpengaruh terhadap rancangan atau desain struktur
organisasi perusahaan; dan struktur organisasi departemen, divisi, atau unit
terkait dengan system informasi, teknologi informasi, dan manajemen informasi.
C.
Bagaimana
Teknologi Dalam
Organisasi Seharusnya
Diterapkan
Pada dasarnya tujuan teknologi adalah menjamin
ketercapaian tujuan atau target organisasi. Untuk mengidentifikasi tujuan penggunaan teknologi dapat dilakukan
dengan sistem pengukuran balanced
scorecard. Dari sistem pengukuran ini, akan diperoleh beberapa proses
manajemen penting :
·
Menentukan visi dan
strategi organisasi.
·
Mengomunikasikan dan
mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis.
·
Merencanakan,
menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
·
Meningkatkan umpan
balik dan pembelajaran strategis.
Bahkan hingga saat ini sudah banyak organisasi-organisasi
yang bergerak di bidang teknologi informasi meluncurkan produk-produk yang
berhubungan dengan pengelolaan balanced
scorecard itu sendiri. Salah satu contoh, PUSINTEK Kementerian Keuangan RI
sedang mengembangkan aplikasi yang bertujuan penentuan arah kebijakan berupa
pengendalian work flow hasil rapat pimpinan dan persuratan adalah aplikasi yang
diadopsi dari konsep balanced scorecard.
Dengan aplikasi ini, pemegang kendali keuangan negara dapat menentukan arah dan
strategi kebijakan keuangan dengan lebih mudah.