Senin, Maret 20, 2017

Dermatologi part 1

DERMATOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANNG

     Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit akan membantu mempermudah perawatan kulit untuk mendapatkan kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih. Luas kulit pada manusia rata-rata  + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet.

     Sistem endokrin adala suatu sistem yang bekerja dengan perantaraan zat – zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk kedalam darah dancairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid/kapiler darah. Hasil sekrsinya disebut hormon. Hormon merupakan bahan yang dihasilkan tubuh  oleh organ yang memiliki efek reegulatorik spesifik terhadap aktifitas organ tertentu, yang disekresikan oleh kelenjar endokrin, diangkut oleh darah ke jaringan sasaran untuk memengaruhi/mengubah kegiatan alat/jaringan sasaran. Hormon yang dihasilkan ada yang satu macam hormon (hormon tunggal) di samping itu ada yang lebih dari satu (hormon ganda). Sitem endokrin terdiri dari kelenjar – kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan sistem saraf, mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ – organ tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon.

     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan perkulitan?

2.      Apa fungsi kulit?

3.      Apa saja struktur kulit?

4.      Apa saja kelenjar – kelenjar kulit?

5.      Apa saja modalitas rasapada kulit?

6.      Apa pengertian sistem endokrin dan hormon?

7.      Apa saja struktur kimiawi hormon?

8.      Apa saja kelenjar – kelenjar pada sistem hormon

TUJUAN MAKALAH

     Tujuan dari makalah ini yaitu pembaca dapat mengetahui banyak tentang perkulitan (dermatologi) dan Perkelejaran (Endokrinologi) mulai dari pengertian, fungsi, strukturnya, dll.




BAB II

PEMBAHASAN

A.    PERKULITAN (DERMATOLOGI)

a.      Pengertian Kulit

     Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika kulit terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kafiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang beregenerasi sehingga membentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kafiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel.

b.      Struktur Kulit

1.      Kulit Ari (Epidermis)

     Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang sebagian besar terdiri dari epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami keratinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut.  Sel-sel epidermis disebut  keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.  Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :

·        Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan tanduk sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia, dikenal dengan lapisan  horny.  Lapisan  horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan sel  baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit terasa sedikit kasar. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki  self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Dengan bertambahnya usia, proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai  sekitar  60-tahunan, proses keratinisasi membutuhkan waktu sekitar 45-50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak putih karena melanosit lambat bekerjanya dan penyebaran melanin  tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit. Lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.

·        Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.

·        Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini paling jelas pada kulit telapak tangan dan kaki.

·        Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam  salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.

·        Lapisan benih (stratum germinatifum atau stratum basale) merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.  Alas  sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demoepidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas  atau  melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

2.      Kulit Jangat (Dermis)

     Kulit jangat atau  dermis  menjadi tempat ujung saraf perasa,  tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut.

     Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1-2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel. Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar.  Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak  menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri.

     Kulit jangat terdiri dari serat – serat kolagen, serabut – serabut elastis, dan serabut – serabut retikulin. Serat – serat ini bersama pembuluh darah dan pembuluhgetah bening membentuk anyam – anyaman yang memberikan perdarahan untuk kulit. Lapisan dermis terdiri dari :

·        Lapisan papila, mengandung lekuk – lekuk papila sehingga stratum malfigi juga ikut berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar membentuk lapisan bunga karang disebut lapisan stratum spongeosum. Lapisan papila terdiri serat kolagen halus, alastin, dan retikulum yang tersusun membentuk jaringan halus terdapat di bawah epidermis. Lapisan ini memegang peranan penting  dalam peremajaan dan penggandaan unsur – unsur kulit. Serat retulin dermis membentuk alas dari serabut yang  menyisip ke dalam membran basal di bawah epidermis. Pada umumnya papil – papil kulit jangat rendah tapi pada telapak kaki dan telapak tangan papil tinggi tebal dan banyak sehingga tampak berhimpitan membentuk rigi – rigi yang menonnjol di permukaan kulit ari dan membentuk pola sidik jari tangan dan jari kaki. Setiap papil dibentuk oleh anyaman serabut hhalus yang mengandung serabut elastin, padabagian ini terlihat lengkung – lengkung kapiler dan ujung – ujung saraf perasa.

·        Lapisan retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit serat retikulin, dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah jalan serat – serat tersebut terbentuk garis ketegangan kulit. Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada serat kolagen, elastin, dan turunan kulit. Glikosaminoglikans utama kulit adalah asam hialuronat,dermatan sulfat dengan perbandinganyang beragam di berbagai tempat, bahandasar ini sangat hidrofilik. Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan ikat yang lebih tebal. Dalam lapisan ini ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut kelenjar sebasea, kelenjar keringat, sel lemak, danotot penegak rambut.

3.      Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)

      Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh  dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak,  akan berkurang lemaknya dan akibatnya kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

c.       Fungsi Kulit

1.      Fungsi Termoregulasi

     Panas tubuh dihasilkan dari aktifitas metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti ini harus dikeluarkan atau suhu tubuh akannaikdi atas batas normal. Pada lingkungan suhu dingin panas harus dipertahankan atau suhu tubuh akan turun di bawah batas normal.

     Pengeluaran panas melalui kulit berlangsung melalui proses evaporasi air (perubahan molekul air) yang disekresi oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi (sekresi keringat), difusi molekul air melalui kulit.

     Retensi panas adalah salah satu fungsi dari kulit dan jaringan adiposa dalam lapisan subkutan. Lemak merupakan insulator (pelepasan eenergi) panas untuk tubuh dan derajat insulasi bergantung pada jumlah jaringan adiposa.

     Pembuluh darah dalam papila demal juga dikendalikan oleh sistem saraf. Jika pembuluh darah berdilatasi, aliran darah kepermukaan kulit meningkat, sehingga konduksi panas pada bagian eksterior dapat terjadi. Peembuluh arah berkontraksi untuk menurunkan aliran darah ke permukaan kulit dalam upaya memprtaankan panas tubu sentral.

     Dalam pengaturansuu tubuh kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup bai tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi ekstra cairan sehingga kulit bayi tampak edema karena lebih banyak mengandung air dan nutrium.

2.      Fungsi Proteksi

     Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis (mis., gesekan, tarikan, gangguan kimiawi) yang menimbulkan iritasi, gangguan panas (mis., radiasi, sinar ultraviolet, dan infeksi dari luar [bakteri/jamur]). Bantalan lemak di bawah kulit berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit melindungi kulit dari sinar matahari. Proteksi rangsangan kimia karena stratum korneum yang impermeabel terhadap zat kimia dan air. Terdapat lapisan keasaman pada kulit untuk melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Sabun menyebabkan keasaman kulit berada antara pH 5-5, 6 merupakan perlindungan terhadap infeksi dan jamur .sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.

3.      Fungsi Absorpsi

     Kulit yang sehat tidakmudah menyerap air dan larut tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap. Begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbon dioksida, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal atau tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan terjadi melalui celah antar-sel, menembus sel-sel epidermis, dan saluran kelenjar

4.      Fungsi Ekskresi

      Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa metabolisme) dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Lapisan sebum berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum mengandung minyak untuk melindungi kulit, menahan air yang berlebihan seingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keeringat menyebabkan keasaman pada kulit.

5.      Fungsi Persepsi

     Kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis. Sedangkan untuk rangsangan dingin terjadi di dermis. Perbedaan dirasakan oleh papila dermis markel renvier yang terletak pada dermis, sedangkan tekanan dirasakan oleh epidermis serabut saraf sensorik yang lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.

6.      Fungsi Pembentukan Pigmen

     Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosom dibentuk alat golgi dengan bantuan tiroksinasi yang meningkatkan metabolisme sel, ion Cu, dan oksigen. Sinar matahari memengaruhi melanosom, pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangan – tangan dendrit, sedangkan lapisan di bawah oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal/tipisnya kulit.

7.       Fungsi Keratinasi

     Sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Selanjutnya inti sel menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira – kira 14-21 hari. Keratin memberi perlindungan kulit terhadap infeksi melalui mekanisme fisiologis.

8.      Fungsi Pembentukan Vitamin D

     Pembentukan vitamin D berlangsung dengan mengubah dihidroksi kolestrol dengan pertolongan sinar matahari. Kebutuhan vitamin D tidak cukup hanya dari proses tersebut, pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

d.      Kelenjar – Keelenjar Kulit

     Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.

1.      Kelenjar Sebasea

     Kelenjar sebasea berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel rambut. Kelenjar ini tidak berhubungan dengan folikel rambut tetapi saluran bermuara langsung ke peermukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata. Kelenjar ini tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan tangan dan terletak di dalam dermis.

     Setiap kelenjar berkapsul jaringan ikat tipis berupa kelenjar alveolar yang membuat lipid. Kebanyakan kelenjar alveolus bermuara ke dalam sebuah saluran keluar pendak dan lebar, tercurah kedalam leher folikel rambut. Setiap alveolus terisi penuh dengan epitel berlapis trletak d atas membran basal tipis yang permukaan dalamnya ditempati oleh sederetan sel kubis kecil yang berhubungan dengan sel – sel basal epidermis pada leheer folikel rambut.

2.      Kelenjar Keringat

     Kelenjar tubular bergelung tidak bercabang, terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis, dan gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapang tangan dan kaki. Bagian sekretori terletak di dalam dermis atau hipodermis bergabung membentuk massa tersendiri. Duktusnya keluar menuju epidermis, berjalan berkelok – kelok menyatu dengan epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit. Tempat bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat dua macam kelenjar keringat :

·        Kelenjar keringat ekrin : Tersebar diseluruh kulit tubuh kecuali kulup penis, bagian dalam telinga luar, telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Badan kelenjar terdapat antara perbatasan kulit ari dan kulit jangat. Saluran berbelok – beelok keluar berada pada lapisan jangat, brjalan lurus ke lapisan epidermis, dan bermuara pada permukaan kulit pada pori – pori keringat.

·        Kelenjar keringat apokrin : Kelenjar keringat yang besar hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit puting susu, kulit sekitar alat kelamin, dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam, saluran keeluarnya berbelok – belok, kemudian lurus menuju epidermis, dan bermuara pada folikel rambut. Beersama keringat keluar bagian – bagian sel kelenjar yang sudah rusak dan berbau khas.

3.       Kelenjar Mamae

     Glandula mamae sebagai kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodeermal. Secara fungsional termasuk sistem reproduksi, terletak di atas fasia pektoralis superfisialis dan dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, serta melekat erat dengan kulit di atasnya. Di sekitar puting susu (papila mamae) terdapat retikulum kutis yang tumbu dengan baik, dinamakan ligamentum suspensorium. Ke dalam puting susu bermuara 15 – 20 duktus lakiferus. Di sekitar papila mamae terdapat areola mamae yang mengandung kelenjar sebasea montgomeri (glandula areola mamae) untuk melindungi dan melicinkan puting susu pada waktu bayi mengisap. Pada daerah subkutan terdapat lobus – lobus yang berhubungan satu sama lain oleh jaringan areolar, pembuluh darah, dan duktus laktiferus.

e.       Modalitas Rasa kulit

1.      Rasa Mekanik

     Beberapa modalitas (kualitas) rasa tekan, rasa raba, rasa getar, dan rasa geli berada disetiap bagian tubuh tertentu. Dengan menggunakan aestesiometerdapat mengetahui bagian kulit yang paling peka terhadap rangsangan pada permukaan kulit yang peka. Titik tekan lebih padat dibandingkan dengan kulit lain. Hal ini merupakan manifestasi adanya reseptor tekan pada kulit dibawahnya.

2.      Rasa Suhu

     Kulit mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor ini brfungsi mengindra rasa dingin/panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor dalam sistem saraf pusat, dengan pengukuran waktu reaksi dapat dinyatakan kecepatan rasa dingin lebih cepat dibandingkan keecepatan hantaran rasa panas.

     Rasa suhu kulit tetap (statis). bila seseorang berada dalam air hangat mula – mula akan timbul rasa hangat, kemudian rasa hangat tidak dirasakan lagi dan bila keluar dari air, rasa hangat akan kembali. Hal ini karena tubu secara penuh beadaptasi terhadap suhu kulit yang baru. Aaptasi penuh ini hanya terjadi pada suhu netral (suhu nyaman). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan di atas 36oC dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17oC.

      Rasa suhu kulit yang berubah. Terdapat 3 parameter trtentu, yaitu suhu awal, kecepatan perubahan suhu, dan luas kulit yang terpapar terhadap rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah ambang rasa hangat tinggi. Sedangkan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas atau dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga berpengaruh pada timbulnya rasa panas/dingin.

     Titik – titik rasa dingin dan panas. Permukaan kulit yang peka terhadap rasa panas dan dingin berlokasi pada titik – titik tertentu. Kepadatan titik – titik rasa suhu lebih rendah dibanding titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih banyak dibandingkan rasa panas. Kulit wajah merupakan daerah yang paling peka trhadap rasa suhu dan kepadatan titik – titik rasa dingin yang paling tinggi.

3.      Rasa Prospriosepsi

     Rasa prospriosepsi berasal dari dalam tubuh, disebut juga rasa dalam. Rasa ini tidak terdapat pada kulit tetapi bagian yang lebih dalam, misalnya otot, tendo, dan sendi. Informasi prospriosepsi dihantarkan ke medula spinalis melalui kolom dorsal dan masuk ke serebelum. Sebagian berjalan ke laminikulus medial, talamus, dan sebagian lagi ke korteks. Impuls berasal dari kumparan otot berbentuk urat golgi, organ sensorik dalam, dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris berespons terhadap gerakan – gerakan tertentu.

4.      Rasa Nyeri

     Rasa nyeri ditimbulkan oleh rangsangan yang merusak. Rasa ini berfungsi melindungi dan mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Rasa nyeri terdiri dari :

ü  Nyeri proyeksi : Nyer yang timbul bila rangsangan bukan pada reseptornya tetapi langsung pada serat saraf di salah satu tempat dalam perjalanan sarafnya. Nyerinya bukan pada tempat rangsangan tetapi pada proyeksi perifer (ujung) saraf yang bersangkutan.

ü  Nyeri alih : Rasa nyeri berasal dari alat dalam. Serat saraf yang terangsang di alat dalam dan serat saraf dari kulit satu segmen dengan alat dalam, dan bersinaps pada satu neuron yang smam serta menimbulkan eksitasi diinterpretasikan datang dari kulit.

ü  Hiperalgesia : Salah satu bentuk nyeri khusus yang dialami seorang yang kulitnya terkena rangsangan nosiseptif. Misalnya, terik matahari dan luka bakar. Bagian yang luka mengalami vasodilatasi dan rasa nyeri yang lama kelamaan bagian yang nyeri akan menjadi lebih peka trhaddap rangsangan mekanik. Kemungknan rasa nyeri ditimbulkan oleh zat kimia yang akandi lepas oleh jaringan yang rusak, vasodilatasi berlangsung beberapa hari.

ü  Hipolgesia : Menurunnya rasa nyeri (analgesia) akibat kerusakan saraf atau tindakan analgesia dengan obat atau tusuk jarum. Hal ini dapat disertai dengan hilangnya modalitas rasa (anestsia)

ü  Nyeri kronis : Suatu perubahan pada sistem saraf pusat dalam pengolahan rasa nyerinya belum diketahui sebabnya. Salah satu organ tubuh yang diamputasi dapat mengalami rasa nyeri yang dirasakan seprti berasal dari bagian tubuh yang telah dibuang. Rasa nyeri ini sukar diobati dan timbul karena gangguan sentral yang prosesnya belum dapat diterangkan.

5.      Rasa Gatal

     Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi perangsangan tertentu. Rangsangan semakin kuat saat rasa gatal yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi maka rasa gatal yang dialami dapat hilang. Pada jaras spinotalmik yang sedang diewati rasa gatal dilewati juga oleh rasa nyeri dengan cara tertentu jika titik gatal sesuai dengan titik nyeri. Reseptor gatal terletak pada bagian kulit permukaan, sedangkan reseptor nyri terdapat lebih dalam dari kulit.  

B.     PERKELENJARAN (ENDOKRINOLOGI)

a.      Pengertian Sistem Endokrin dan Hormon

          Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan prantaraan zat – zat kimia (hormon) yang dihhasilkan oleh kelenjar endokrin.

          Hormon yaitu penghantar (transmiter) kimiawi yang dilepas dari sel – sel khusus ke dalam aliran darah dan selanjutnya dibawa sl – sel tanggap (rsponsivecells) tempat terjadinya khasiat itu (menurut starling).





b.       Struktur Kimiawi Hormon

      Struktur kimiawi hormon dapat digolongkan menjadi :

·        Derivat asam amino, dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medula supraren dan neurohipofisis. Termasuk hormon ini adalah epinefrin dan norepinefrin hasil modifikasi dari asam amino tirosin.

·        Peptida/derivat peptida, dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan, hipofise bagian depan (adenohipofisis), tiroid, paratiroid, dan pankreas. Peptida bersikulasi bebas dalam plasma lebih kurang 5 sampai 10 menit.

·        Steeroid. Hormon steroid mempunyai inti siklo-pentanoperhidrofenantren dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium (testis, ovarium, dan korteks supraren), bersirulasi dalam plasma dan terikat pada transpor protein kira – kira 60 – 100 menit.

·        Asam lemak. Hormon prostaglandin satu – satunya hormon yang masuk kategori ini yang merupakan biosintesis dari dua asam lemak yaitu asam lemak arakidonat dan di-homo-gama-linolenik.

·        Hormon perkembangan. Hormon yang memegang peranan dalam perkembangan dan pertumbuhan serta biologi reproduksi, mulai dari kandungan sampai usia remaja. Hprmon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.

·        Hormon metabolisme. Proses homeostasis gula (glukosa) dalam tubuh diatur oleh bermacam – macam hormon di antaranya glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.

·        Hormon trofik. Hormon yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi kelenjar endokrin yaitu keelenjar hipofise yang dikatergorikan sebagai hormon perangsang pertumbuhan folicle stimulating hormone (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis hormon penguning (Iuteinizing hormone, LH).

·        Hormon pengatur. Metabolisme air dan mineral. Kalsitonin dihasilkan olehh kelenjar tiroid untuk megatur matabolisme kalsium dan fosfor. Meingkatnya produksi kalsitonin menyebabkan menurunnya kalsium dan fosfor dalam darah, meningkatnya ekskresi kalsium, fosfor, natrium, kalium, dan magnesium melalui ginjal.

·        Hormon pengatur sistem kardiovaskuler. Epinefrin dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian medula. Efek hormon ini bergantung pada reseptor setiap organ tujuan, pada jantung mengakibatkan peningkatan konduksi dan kotraksi jantung.

c.       Kelenjar Hipofise

     Kelenjar hipofise adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak (sela tursika) fossa pituitaria os sfenoid. Besarna kira – kira 10 × 13 × 6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peranan peenting dalam menyekresi hormon dari semua organ endokrin (sebagai pengatur), kegiatan hormon yang lain, dan memengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain.

     Kelenjar hipofise mempunyai tiga lobus, yaitu lobus anterior, lobus intermedia, dan lobus posterior. Lobus posterior mendapat persarafan dari nukleus supraoptik dan paraventrikular di hipotalamus. Lobus anterior mendapat suplai darah dari pembuluh darah hipoofisis portal. Secara embrionik ketiga lobus ini berasal dari jaringan yang berbeda.

1.      Lobus anterior (adenohipofise), berasal dari kantong rathke (dua tulang rawan) yang menempel pada jaringan otak lobus posterior, menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.

ü  Hormon somatotropik (growth hormone).Hormon pertumbuan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan visera penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Eefek langsung (efek anti-insulin) memerlukan adanya kortisol untuk meningkatkan lipolisis dan glukosa darah. Efek tidak langsung merangsang hati untuk membentuksomatomedin(sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka serta meningkatkan sintesis protein meningkatkan proliferasi sel.

ü  Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH) mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan homon tiroksin. Sel – selnya besar dan berbentuk pollihedral mengandung granula kecil yang berdiameter 50 -100 nm. Fungsinya menstimulasi pembesaran tiroid, menambah uptake yodium, dan menamba sintesis tiroglobulin. Hormon – hormon dari kelenjar tiroid menyebabkan menurunnya jumlah sel – sel tirotropik yang merupakan reseptor terhadapthyroid releasing factor (TRF) menyebabkan menurunnya sekresi hormon TSH.

ü  Hormon adrenokortikotropik(ACTH) mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal. Selnya mengandung granul sekretori berdiameter 375 – 550 nm, merupakan yang terbesar ditemukan dalam sel – sel hipofisis. Sel ini menyintesis hormon ACTH dan beta lipoprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basofil hipofise anterior, mempunyai efek terhadap suprarenn dan ekstradrenal.

ü  Hormon gonadotropin, menghasilkan :

§  Folicle stimulating hormone(FSH). Sel-selnya berbentuk angular, terdapat di seluruh hipofisis, mengndung granula sekretori yang menyekresi FSH yang merangsang perkembangan folikel de Graaf dalam ovarium, membentuk spermatozoa pada testes, merangsang gametogenesis laki – laki.

§  Luteinizing hormone (LH) mengendalaikan sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium, memengaruhi luteinisasi pada wanita dan laki – laki, disebut sebagaiinterstisial cell stimulating hhormone(ICSH) yang memengauhi produksi testoteron dalam testes.

ü  Prolaktin (PRI) atau hormon luteotropik (LTH) memulai dan mempertahankan laktasi dengan memengaruhi langsung kelenjar – kelenjar susu di mamae. Prolaktin dihasilkan oleh sel – sel laktotrof di bagian hipofise bagian depan dengan bantuan hormon lain, mempunyai kemampuan untuk merangsang pertumbuan payudara dan merangsang produksi air susu. Akibat pengaruh hormon estrogen kadar prolaktin pada perempuan meningkat lebih tinggi sesudah perempuan dewasa (pubertas). Selama kehamilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai mendekati kelahiran, setelah lahir kadar prolaktin mulai menurun. Sekresi prolaktin diatur dan diawasi oleh hipotalamus.

ü  Melanocyte stimulating hormone (MSH) dihasilan oleh hipofise pada intermedius didapati pada manusiia dalam fase kehidupan fetus. Peran MSH dan proses fisiologisnya memengaruhi kulit.

2.      Lobus Posterior kelenjar hipofise (neurohipofisis) berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar ventrikel otak ketiga, menghasilkan dua macam hormon :

ü  Vasopresin atau arginen vasoprevin (APV), hormon anti-diuretik (ADH) yang bekerja melalu reseptor – reseptor tubulus distal ginjal, menghemat air, mengonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotik dari lumina – lumina ke intestinum medular yang membuat kontraksi otot polos. Dengan demikian ADH memelihara konstannya osmolaritas dan volume cairan dalam tubuh.

ü  Oksitosin diproduksi oleh anterior hipotalamik nuklei, sel ganglionik dari supraoptik nuklei, dan sel paraventrikular).

3.      Lobus Intermedia. Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe yang disebut celah rathke. Lobus intermedia pada manusi selnya tidak bergranula, kadang ditemukan juga koloid yang fungsinya tidak diketahui.

d.      Kelenjar Tiroid

      Kelenjar tiroid merupakankelenjar yang terletak di dalam leer bagian bawah, melekat pada tulang laeing, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri dari dua lobs (lobus dekstra dan lobus sinistra), saling berubungan, masing – masing lobus tebalnya 2cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormon tiroid :

·        Transpor aktif yodium dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel – folikel, proses ini dibantu olehthyrotrop stimulating hormone (TSH).

·        Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang aktif dan dibantu oleh TSH.

·        Idiotrosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan peroksidase. Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk iodotironin di antarannya T4 (tetraiodotironin), T3 (triiodotironin).

·        Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah. Setelah triglobuliin dipecah melalui hidrolisis, T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam darah.

Fungsi hormon tiroid :

·        Memengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan tubuh, penggunaan energi total.

·        Mengatur kecepatan matabolisme tubuh dan memengaruhi beberapa reaksi metabolik dalam tubuh.

·        Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein, suatu aksi yang mendahului meningginya basal metabolisme.

·        Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negatif dan sintesis protein berkurang.menambah produksi panas dan menyimpan energi pada konsentrasi hormon tiroid yang tinggi.

·        Absorpsi intestinal dari glukosa bertambah lancar oleh hormon tiroid, memungkinkan faktor toleransi glukosa yang abnormal sering ditemukan pada hipertiroidisme.

e.       Kelenjar Paratiroid

     Kelenjar paratiroid terletakdi atas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Terdapat dua pasang (4 buah) terletak di belakang tiap lobus dari kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebela kanan. Besarnya setiap kelenjar kira – kira 5 × 5 × 3 mm dengan berat antara 25 – 30 mg berat keseluruhan lebih kurang 120 mg. Fungsi kelenjar paratiroid :

·        Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dlam batas yang sempit meskipun terdapat variasi – variasi yang luas.

·        Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek teradap reabsorbsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor.

·        Mempercepat abrorpsi kalsium di intestinum.

·        Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratroid menstimulasi resorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.

·        Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui membran dari mitikondria.

f.       Kelenjar Timus

Kelennjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os sternum, di dalamm rongga toraks, kira – kira setinggi bifurkasi trakhea. Warnanya kemerah – merahan dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira – kira 10 gram, ukurannya bertambah setelah msa remaja antara 30 – 40 gram dan setelah dewasa akan mengerut. Fungsi kelenjar timus :

ü  Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.

ü  Sumber hormon timik yang mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel – sel yang mempunyai kemampuan potensial imonologis dalam banyak jaringan lain.

ü  Mengaktifkan pertumbuan badan seingga pertumbuhan sangat meningkat pada masa bayi sampai masa remaja dan setelah masa dewasa pertumbuhan akan berkurang.

ü  Mengurangi aktivitas kelamin

g.      Kelenjar Suprarenalis

     Kelenjar suprarenalis atau adrenal berbentuk ceper terdapat pada bagian atasdari ginjal. Beratnya kira – kira 5-9 gram berjumla dua buah sesuai dengan jumlah ginjal. Kelenjar ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (korteks) yang berasal dari sel – sel ektodermal. Berdasarkan perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan sel di dalam tubuh juga berbeda. Bagian korteks menghasilkan hormon – hormn yang dikategorikan sebagai hormon steroid, sedangkan bagian medula menghasilkan katekolamin.

Fungsi kelenjar suprarenalis terdiri dari :
1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam
2. Mengatur atau mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein
3. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid

Kelenjar suprarenalis ini terbagi atas 2 bagian, yaitu :

1. Medula Adrenal
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom. Stimulasi serabut saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel pada medulla adrenal aka menyebabkan pelepasan hormon katekolamin yaitu epinephrine dan norepinephrine. Katekolamin mengatur lintasan metabolic untuk meningkatkan katabolisme bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan kalori dari sumber-sumber endogen terpenuhi.

Efek utama pelepasan epinephrine terlihat ketika seseorang dalam persiapan untuk memenuhi suatu tantangan (respon Fight or Fligh). Katekolamin juga menyebabkan pelepasan asam-asam lemak bebas, meningkatkan kecepatan metabolic basal (BMR) dan menaikkan kadar glukosa darah.

2. Korteks Adrenal
Korteks adrenal tersusun dari zona yaitu zona glomerulosa, zona fasikulata dan zona retikularis. Korteks adrenal menghasilkan hormon steroid yang terdiri dari 3 kelompok hormon :

a. Glukokortikoid
Hormon ini memiliki pengaruh yang penting terhadap metabolisme glukosa ; peningkatan hidrokortison akan meningkatan kadar glukosa darah. Glukokortikoiddisekresikan dari korteks adrenal sebagai reaksi terhadap pelepasan ACTH dari lobus anterior hipofisis. Penurunan sekresi ACTH akan mengurangi pelepasan glukokortikoid dari korteks adrenal.

Glukokortikoid sering digunakan untuk menghambat respon inflamasi pada cedera jaringan dan menekan manifestasi alergi. Efek samping glukokortikoid mencakup kemungkinan timbulnya diabetes militus, osteoporosis, ulkus peptikum, peningkatan pemecahan protein yang mengakibatkan atrofi otot serta kesembuhan luka yang buruk dan redistribusi lemak tubuh. Dalam keadaan berlebih glukokortikoid merupakan katabolisme protein, memecah protei menjadi karbohidrat dan menyebabkan keseimbangan nitrogen negatif.

b. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid pada dasarnya bekerja pada tubulus renal dan epitelgastro intestinal untuk meningkatkan absorpsi ion natrium dalam proses pertukaran untuk mengeksresikan ion kalium atau hydrogen. Sekresi aldesteron hanya sedikit dipengaruhi ACTH. Hormon ini terutama disekresikan sebagai respon terhadap adanya angiotensin II dalam aliran darah. Kenaikan kadar aldesteron menyebabkan peningkatan reabsorpsi natrium oleh ginjal dan traktus gastro intestinal yang cederung memulihkan tekanan darah untuk kembali normal. Pelepasan aldesteron juga ditingkatkan oleh hiperglikemia. Aldesteron merupakan hormon primer untuk mengatuk keseimbangan natrim jangka panjang.

c. Hormon-hormon seksAdrenal (Androgen)
Androgen dihasilkan oleh korteks adrenal, serta sekresinya didalam glandula adrenalis dirangsang ACTH, mungkin dengan sinergisme gonadotropin. Kelompok hormon androgen ini memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks pria. Kelenjar adrenal dapat pula mensekresikan sejumlah kecil estrogen atau hormon seks wanita. Sekresi androgen adrenal dikendalikan oleh ACTH. Apabila disekresikan secara berlebihan, maskulinisasi dapat terjadi seperti terlihat pada kelainan bawaan defisiensi enzim tertentu. Keadaan ini disebut Sindrom Adreno Genital.

h.      Kelenjar Pienalis

      Kelenjar Epifise atau kelenjar pienalis adalah salah satu kelenjar endokrin yang belum terlalu diketahui hormon apa yang dihasilkan dan fungsinya. Kelenjar epifise terletak pada otak bagian atas tepatnya didalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah cemara terletak dekat korpus. Sedikit diketahui bahwa kelenjar epifise menghasilkan sekresi internal dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.

i.        Kelenjar Pankreas

     Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas dan dikenal dengan pulau-pulau Langerhans. Kelenjar pankreas yang berfungsi sebagai kelenjar endoktrin menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Fungsi kelenjar pankreas :

Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucogen, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.Kelenjar pankreas terdapat dekat dengan perut dan memiliki dua fungsi utama. Seiring dengan produksi hormon, ia memiliki peran lain untuk bermain dalam metabolisme tubuh serta.Dua fungsi utama kelenjar ini adalah untuk mengatur kadar glukosa darah dalam aliran darah dengan hormon insulin dan glukagon, dan membantu dalam pencernaan makanan oleh enzim pencernaan mensekresi.Fungsi pertama mengatur BSL dalam tubuh dilakukan dengan bantuan alpha dan beta sel, yang mensekresi glukagon dan insulin masing-masing. Ketika BSL naik, insulin melakukan pekerjaan mengkonversi glukosa darah ekstra menjadi glikogen, yang digunakan sebagai cadangan energi.Demikian pula, fungsi lain dari pankreas, ketika BSL menurunkan di bawah normal, sel-sel alfa yang membentuk glukagon, kembali mengubah glikogen menjadi glukosa dari cadangan dalam hati dan ini dilepaskan dalam aliran darah. Oleh karena itu, diabetes dan masalah kesehatan lainnya diatur dengan cara ini.Fungsi pencernaan sederhana untuk memahami, seperti pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang disebut sari pankreas. Ini membantu makanan untuk lulus dari usus kecil ke besar, membuat pencernaan lancar dan mengubah makanan menjadi bahan yang bermanfaat.

j.        Kelenjar Kelamin

     Kelenjar gonad adalah kelenjar endokrin yang terletak di dalam organ kelamin baik wanita ataupun pria yang fungsinya adalah memproduksi sel-sel kelamin dan mengeluarkan hormon-hormon yang mengendalikan karakteristik seksual sekunder.

Kelenjar kelamin pada manusia di bedakan menjadi 2, yaitu:

1. Kelenjar kelamin Pria/Jantan

Kelenjar kelamin jantan adalah testis. Testis menghasilkan hormon testosterone  yang berfungsi untuk  merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan ciri-ciri kelamin sekunder, seperti pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan penebalan pita suara. Produksi dan sekresi hormon testoteron oleh testis di rangsang oleh kelenjar hipofisi anterior yang memproduksi  hormon gonadotrofin (FSH & LH) dan oleh GnRF yang berasal dari hipotalamus.

2. Kelenjar kelamin Wanita/Betina

Kelenjar kelamin betina adalah ovarium. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH yang fungsinya adalah untuk pembentukan ciri-ciri kelamin sekunder pada wnita seperti tumbuhnya payudara, kulit halus, dll. Sedangkan sekresi progesteron di hasilkan oleh korpus luteum dan di rangsang oleh LH. Fungsi hormon progesteron adalah mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi, menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi laktogen (susu).

Pada dasarnya, kelanjar kelamin jantan dan betina sangat berbeda baik dari segi hormon yang di sekresikannya, struktur fisiologis, dll. Kelenjar-kelenjar ini baru aktif setelah masing-masing individu memasuki masa prepubertas yang di tandai dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisisteroid.



















BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

·         Perkulitan (Dermatologi)

      Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika kulit terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kafiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang beregenerasi sehingga membentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kafiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel.

Adapun struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :  kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,  kulit jangat (dermis, korium atau kutis), dan  jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkatis).

·         Perkelenjaran (Endokrinologi)

     Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Klasifikasi hormon berdasarkan fungsi diantaranya: Hormon perkembangan, Hormon metabolisme, Hormon trofik, Hormon pengatur metabolisne mineral dan air, Hormon pengatur sistem kardiovaskuler: hormon bekerja dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.

Saran

·         Perkulitan (Dermatologi)

     Kulit merupakan bagian yang sangat penting untuk melindungi bagian organ dalamnya sehingga diperlukan perhatian yang cukup untuk menjaga kulit dengan melakukan perawatan serta mempertahankan kesehatannya.

·         Perkelenjaran (Endokrinologi)

     Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang hormon. Makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami hormon.





DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Syafuddin, AMK (2014).Anatomi Fisiologi edisi 4. Penerbit buku kedokteran.