Minggu, November 01, 2015

Tak Kunjung Hamil, Kapan Dibutuhkan Obat Penyubur?

Tak Kunjung Hamil, Kapan Dibutuhkan Obat Penyubur?

KOMPAS.com - Ketika kehamilan yang dinanti tak kunjung hadir, banyak pasangan melirik keberadaan obat penyubur. Sesungguhnya, kapan dibutuhkan obat penyubur?

Penyebab infertilitas (sulit hamil) dapat berasal dari kedua pasangan (40 persen), dari istri saja (25-30 persen), dari suami saja (20 persen), dan infertilitas idiopatik alias ketidaksuburan yang tak dapat dijelaskan atau diketahui penyebabnya (10-15 persen).

Dari faktor istri, 40 persen penyebab infertilitas adalah disfungsi atau kegagalan berovulasi. Nah, infertilitas yang membutuhkan obat penyubur adalah yang disebabkan gangguan ini.

Namun, tidak semua gangguan ovulasi dapat diberikan obat penyubur, sehingga harus ada pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui apa penyebab gangguan tersebut.

Gangguan ovulasi dapat disebabkan berat badan yang berlebihan, sindrom ovarium polikistik, kelebihan hormon prolaktin, atau memang kegagalan fungsi ovarium. Pemberian obat penyubur bertujuan memicu terjadinya ovulasi.

Sedangkan pada suami, penyebab infertilitas harus dinilai dengan menganalisis sperma, setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui faktor risiko dan kebiasaan hidup.

Pada penanganan awal, obat penyubur dapat diberikan selama maksimal 6 bulan. Setelah itu harus ada penilaian ulang bila tak terjadi kehamilan. Umumnya, pemberian obat penyubur lini pertama selama 3-6 bulan tergolong efektif dan menyebabkan 75 persen kehamilan pada pemberian 3 bulan pertama.

Sebaliknya, jika tidak ada respon, dapat dipilihkan terapi alternatif lain karena obat ini berperan dalam keberhasilan ovulasi sampai 80 persen, namun terjadinya kehamilan hanya sekitar 40 persen.

Sebagian orang beranggapan mengonsumsi obat penyubur dapat menyebabkan kegemukan. Padahal, tidak selalu demikian.

Obat penyubur dapat menyebabkan kegemukan, bila pada pemakaian dengan kombinasi tertertentu, misalnya pemberian adjuvant corticosteroid atau terjadi hiperstimulasi ovarium. Obat ini memang dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang berlebihan. Tetapi, pemakaian yang tepat dan terkontrol tidak menyebabkan hal ini selalu terjadi.

Risiko lain dari obat penyubur adalah rasa panas di dalam tubuh, nyeri di wilayah kelamin, tidak nyaman pada payudara, mual dan muntah, serta rambut rontok dan kering.

Itu sebabnya mengapa sebelum menggunakan obat penyubur perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
@http://health.kompas.com/