Senin, Agustus 29, 2016

Jawaban uas pengantar studi islam

1. Apa perbedaan akhlak tercela dan akhlak mulia di tinjau dari aspek mudharat!
Jawab :
Definisi akhlak secara bahasa berarti perangai, watak dasar, kebisaan, kelaziman dan peradaban yang baik. Sedangkan akhlak menurut istilah adalah sebagaimana menurut Ibnu Miskawaih (w.421 H/1030 M) yaitu :
حَالــــٌ لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ الَهَا إِلَى أَفْعَا لِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَلاَ رُوِيَةٍ
Artinya : “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. (Drs. H. Abudin Nata, 2010)
Berikut perbedaan akhlak tercela dan akhlah terpuji :
Akhlak tercela adalah Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya. Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:
A.     Berbohong
Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
B.     Takabur (sombong)
Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.
C.     Dengki
Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.
D.    Bakhil atau kikir
Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang lain.
Akhlak mulia adalah Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
A.     Akhlak Terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya.
B.     Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya: Menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan yang tercela.
C.     Akhlak terhadap sesama manusia
Manusia adalah makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita, dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.
Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang terpuji, di antaranya:
a)   Ikhlas
Prof. Dr. Hamka mendefinisikan ikhlas ialah bersih, tidak ada campuran, ibarat emas adalah emas tulen (asli) tidak bercampur perak sedikitpun, maksudnya ikhlas berarti murni dan bersih dari sifat tamak, riya, dan sombong kepada siapapun juga.
b)   Taat
Taat artinya telah memenuhi dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah, dengan ikhlas semata-mata mengharap ridho Allah. Taat dalam hal ini juga dapat disebut dengan taqwa kepada Allah. Cara menaati Allah dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan didalam Al-Qur’an dan mencontoh prilaku Rasulullah SAW.
c)   Khauf
Khauf artinya bersikap takut dan khawatir. Akhlak khauf terhadap Allah artinya senantiasa  takut dan khawatir terhadap Allah SWT akan azab-Nya apabila melanggar larangan-Nya karena Allah selalu mengawasi segala perbuatan hamba-hamba-Nya.
d)  Tobat
Tobat artinya meninggalkan perbuatan salahj atau dosa dengan penyesalan. Akhlak tobat kepada Allah artinya sikap untuk meninggalkan sifat dan perbuatan dosa dengan penyesalan diiringi niat untuk tidak melakukan perbuatan dosa itu lagi.
Kualitas Akhlak dalam Kehidupan
Komitmen dengan jalan hidup Islam
Loyal kepada Allah, RasulNya dan Islam
Kesungguhan dalam menjalani kehidupan
Kesungguhan ini mempunyai 2. Pengertian :
a.   Ijtihad (bersungguh-sungguh) adalah berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk mencapai suatu tujuan
b.  Tark al hazl (meninggalkan senda gurau) adalah mengerjakan suatu pekerjaan dengan tidak main-main atau sia-sia.
Sikap toleran atau tasamuh dan memaafkan
Sikap moderat terhadap orang lain dan segala sesuatu
Moderat adalah pertengahan diantara dua sifat secara kualitas dan kuantitas atau proporsional.

2. Apakah hakekat iman, islam dan ikhsan.
Jelaskan kedudukan masing-masing dan hubungan satu sama lainnya!
Jawab :
Pengertian Islam, Iman dan ikhsan :
ISLAM
Pengertian Islam secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang mempunyai bermacam-macam arti diantaranya:
Salam artinya Selamat, aman, sejahtera. Yaitu aturan hidup yang dapat menyelamatkan manusia didunia dan akhirat.
Aslama artinya menyerah atau masuk Islam. Yakni mengajarkan penyerahan diri, tunduk dan patuh kepada Alloh.
Silmun artinya keselamatan atau perdamaian.
Salamun artinya tangga atau kendaraan.
Sedangkan menurut terminologis, Islam adalah tunduk dan patuh lahir dan batin, kepada ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ada juga yang mengatakan  bahwa Islam adalah agama Alloh yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya sejak nabi pertama yaitu Adam AS hingga nabi terakhir Muhammad SAW.
Pengertian islam secara etimologis berasal dari bahasa Arab yaitu salima artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Secara terminologis, islam adalah tunduk dan patuh lahir batin, kepada apa yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW (Jamaludin Kafie, 1981:15). Seperti yang terdapat dalam HR.Muslim, islam adalah bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu utusan Allah.
Agama islam adalah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dan dipelihara serta dipahamkan dengan rapi dan teliti oleh para sahabat beliau dan orang-orang yang hidup pada zaman itu, yang mengajarkan manusia berserah diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah untuk menuju keselamatan di dunia dan di akhirat.
Islam adalah agama yang paling diridhoi disisi Allah dan sebagai agama yang benar ajaranya, dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagai berikut:
1.   Jelas asal usulnya yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.
2.   Dibawakan oleh nabi terakhir Muhammad SAW.
3.   Diterangkan dalam kitab sucinya yaitu Al-Quran.
4.   Ajaranya tidak bertentangan dengan fitrah manusia.
5.   Mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan dapat diamalkan secara    praktis oleh pemeluknya.
Karakteristik Islam:
1. Ajarannya sederhana, rasional dan praktis
2. Kesatuan antara kebendaan dan kerohanian
3. Islam memberi petunjuk seluruh segi kehidupan
4. Keuniversalan dan kemanusiaan
5. Keseimbangan antara individu dan masyarakat
6. Ketetapan dan perubahan (membuka ruang ijtihad)
7. Al-Quran sebagai pedoman, terjamin kesucian dan kemurniannya.
Sebagai agama Samawi terakhir, Islam merupakan agama universal yang merupakan penyempurnaan, pelurus terhadap penyimpangan dari agama Samawi sebelumnya. Agama Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia baik Ibadah, sosial, hukum, ekonomi, politik dan lain-lain yang menjadi pedoman hidup seluruh umat manusia agar tercapai kehidupan yang  diridhoi Alloh SWT.  Secara garis besar, aspek tersebut terdiri dari 3 hal  yaitu:
Aqidah, merupakan fondasi dari agama Islam yang sifat ajaranya pasti, mutlak kebenaranya, terperinci dan monoteistis yang intinya adalah mengesakan Alloh SWT.
Syariah,  secara bahasa berarti “Jalan yang harus dilalui”. Sedangkan menurut istilah adalah “Ketentuan Alloh yang mengatur hubungan manusia dengan Alloh, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitarnya. Syariah terbagi menjadi 2 bidang yaitu:
a.   Ibadah ialah hubungan manusia dengan Alloh SWT. Ibadah sendiri terbagi menjadi 2 macam yaitu Mahmudah dan Ghoiru Mahmudah.
b.   Muamalah adalah aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan hidupnya.
Akhlaq, menurut bahasa berarti “Perbuatan spontan”. Sedangkan menurut istilah adalah aturan tentang perilaku lahir dan batin yang membedakan antara yang hal terpuji dan hal tercela. Akhlak yang benar menurut Islam adalah yang dilandasi iman. Karena akhlaq merupakan realisasi dari iman seseorang. Secara garis besar akhlaq  mencakup manusia kepada Alloh, diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap  alam sekitar.
Selain itu kita juga mengetahui adanya 5 rukun Islam, yaitu :
1.   Syahadat
Yang intinya kita mengakui bahwa tiada tuhan selain Alloh SWT dan nabi Muhammad SAW adalah utusan Alloh SWT.
2.   Shalat
Merupakan salah satu kewajiban umat dengan mendirikan shalat lima waktu dalam satu hari satu malam.
3.   Zakat
Zakat ini bertujuan untuk menyucikan jiwa dan harta benda kita. Zakat ada 2 macam yaitu fitrah dan mal. Zakat ini dikeluarkan oleh Muzakki dan diterima oleh 8 asnaf Mustakhik.
4.   Puasa
Dalam Islam 2 macam  puasa, yaitu puasa wajib contohnya : puasa bulan Ramadhan, puasa nadzar, dan juga puasa denda. Yang kedua adalah puasa sunnah, contohnya : puasa senin-kamis, dll.
5.   Haji
Merupakan ibadah yang hanya diwajibkan satu kali seumur hidup bagi muslim yang mampu menjalankannya. Yang intinya menapak tilas kisah nabi Ibrahim AS.
Islam adalah agama perdamaian dengan  ajaran pokoknya adalah keesaan Tuhan dan keesaan seantero umat manusia. Islam ingin menciptakan kehidupan dunia yang damai dan rukun diantara umat manusia. Islam itu menuntut pemeluknya supaya percaya kepada semua agama didunia yang mendahuluinya yang diturunkan oleh Tuhan. Adalah merupakan sesuatu prinsip yang fundamental dalam Islam, bahwa seorang muslim juga harus percaya kepada para nabi dan rosul yang dibangkitkan sebelum nabi Muhammmad[1]. Dan juga Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Alloh SWT sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an yang artinya :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan tlah Kucukupkan kpadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu.” (Q. S Al Maidah ayat 3)
Apabila Islam di maknai secara umum, yaitu segala sesuatu yang turun kepada Nabi Muhammad dari syariatnya, maka telah mencakup makna Iman juga di dalamnya. Serta apabila di maknai secara khusus, yaitu amalan anggota badan, maka Iman tidak termasuk ke dalamnya. Sehingga muncul istilah “Iman dan Islam jika berpisah maka berkumpul, dan jika berkumpul maka berpisah.” yaitu jika Islam dan Iman berada pada pembahasan masing-masing, penyebutan Islam saja berarti telah mencakup juga Iman ke dalamnya. dan penyebutan Iman saja berarti telah mencakup Islam di dalamnya. Karena tidak ada orang yang beriman akan tetapi tidak islam. Dan tidak bisa disebut orang islam jika mengaku islam  tetapi tidak  mempunyai iman, contohnya seperti orang munafiq.
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak- lah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (surat Al-Imran:85)
b.   IMAN
Iman secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman diambil dari kata kerja 'aamana'-- yukminu' yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'. Secara terminologis iman adalah mempercayai dengan hati, mengikrarkan, dan mengamalkan dengan perbuatan, segala apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW (Jamaludin Kafie, 1981:23). Dalam HR. Muslim iman ialah hendaknya kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya,  hari kemudian, dan hendaknya kamu beriman dengan qada dan qadarNya ketentuan baik dan buruknya dari Allah ta’ala.
Iman merupakan bentuk musytaq dari al-amnu yang berarti keamanan, kedamaian dan merupakan lawan kata al-khauf, yang berarti ketakutan, kekhawatiran, larangan (Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, Syu`abul Iman, Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah, 1410, I, hlm.3)
Iman berarti juga percaya (A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir, Yogyakarta: Pustaka Progress, 1984, hlm. 45) atau membenarkan. Mu`min berarti orang yang percaya, orang yang beriman, sedang mu`minun merupakan jama` mudzakkar salim yang berarti orang-orang yyang beriman.
Katakanlah (hai orang-orang mu`min), Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya dan apa yang diturunkan kepada Musa serta apa yang diberikan kepada Nabi-nabi dari Tuhannya,… Q.S. al-Baqarah(2):136
Tahap-tahap Iman:
Iman orang yang bertaqlid atau imannya orang awam.
iman kepada Allah dan mengenaliNya dengan hanya mendengar kabar dari orang lain dan mengikuti kata-kata orang lain tentang wujudnya Allah. Ini adalah peringkat iman yang lemah.
Iman ahli ilmu atau para ulama’.
Keimanan kepada Allah dan mengenalinya dengan berfikir tentang kejadian alam ini dan mengemukakan bukti (dalil) dan ada bukti akal (dalil aqli) atau bukti Al-Quran dan hadith (dalil naqli).
3.  Iman nabi-nabi dan rasul.
Iman kepada Allah dan mengenalinya dengan hujah dan bukti. Iman mereka yang paling sempurna dan tinggi kerena mereka senantiasa kukuh dan takut melanggar perintah Allah. Mereka tidak melakukan dosa serta mereka terpelihara dari melakukan dosa.
Rasulullah SAW telah bersabda,

الإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُبْعَةً فَأَفْضَلْهَا قَوْلُ لاَ إِلَـٰـهَ إِلاَّ اللَّه وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَٰى عَنِ الطَّرِيقِ وَالأْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ .
Cabang-cabang Iman ada tujuh puluh lebih cabang,  yang paling utama ucapan  LAA ILAAHA ILLA ALLAH  dan yang paling rendah ialah mengalihkan benda yang berbahaya ditempat lalu lalang. Dan sikap malu adalah sebahagian dari cabang iman.
c.  IHSAN
Secara etimologis, ihsan berasal dari kata (mufrod) hasan, yang artinya baik. Ihsan secara terminologis mempunyai arti apabila kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah dan bila tidak melihatnya, maka Allah pasti melihat kita (MGMD, 2004:9). Menurut HR. Muslim ihsan ialah hendaknya kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihatnya. Dan jika kamu tidak melihatnya, maka sesungguhnya Allah melihat kamu.
Ihsan ditakrifkan dengan makna membuat sesuatu kebaikan dengan penuh keikhlasan kepada Allah SWT dan melakukan secara tekun dan terbaik. Kesempurnaan amalan seseorang itu adalah bergantung kepada sifat ihsan yang wujud dalam diri setiap muslim. Bahkan ibadah yang dikerjakan oleh seseorang itu mungkin menjadi sia-sia dan tidak mendatangkan sebarang kesan yang baik kiranya tidak disertai dengan sifat ihsan.
Tegasnya ihsan adalah merupakan asas penting untuk kesempurnaan dalam mengerjakan sesuatu ibadah kepada Allah SWT yang memberi nikmat dan kelebihan. Namun sebenarnya makna ihsan ini lebih luas. Perbuatan-perbuatan baik meliputi semua tingkah laku yg mengangkatkan taraf manusia serta mendidik jiwa seseorang dan menghampirkan dirinya kepada penciptanya.
´    Ihsan mempunyai landasan yaitu:
1. Landasan Qauli
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat Ihsan terhadap segala sesuatu” (HR. Muslim). Tuntutan untuk berbuat Ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal dan optimal.
2. Landasan Kauny
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunnatulloh setiap orang suka akan berbuat yang Ihsan.
    Alasan berbuat Ihsan:
a.  Adanya monitoring Allah (muraqabatulloh)
b.  Adanya kebaikan Allah (Ihsanulloh)
Dengan adanya muraqaabatulloh dan Ihsanulloh maka sudah selayaknya kita berihsanuniyat (berniat yang baik). Karena akan mengarahkan kita kepada:
a. Ikhlasunniyat (niat yang ikhlas)
b. Itqanul ‘amal (amal yang rapi)
c. Jaudatul adaa’ (penyelesaian yang baik)
Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.
Ihsan dianalogkan sebagai atap bangunan Islam (rukun Iman adalah pondasi dan rukun Islam adalah bangunanya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keIslaman seseorang. Jika seseorang berbuat Ihsan, maka amal-amal islam lainnya akan terpelihara dan tahan lama sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Surat al isra’ 7

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Surat Al Qashash 77

Kedudukan atau posisi Islam, Iman dan Ikhsan
Seseorang yang akan mendirikan sebuah rumah yang pertama dibangun adalah pondasinya. Begitu juga dengan seseorang yang beragama, dia harus tahu cara untuk membangunnya.  Pondasi dari agama islam merupakan iman. Diibaratkan sebuah rumah, apabila pondasinya tidak kuat maka bangunannya akan mudah runtuh.
Selanjutnya sebuah rumah yang dibangun adalah dinding dari bangunan tersebut. Islam merupakan dinding dari berdirinya agama. Terakhir, sebuah rumah yang didirikan adalah atapnya. Atap dari sebuah agama adalah ihsan.
C.  Hubungan Iman, Islam dan ikhsan             
Telah di jelaskan sebelumnya pengertian islam, iman, dan ihsan . Nah, dalam ketiga hal ini terdapat hubungan antara ketiganya. Lebih jelasnya hubungan – hubungan atau keterkaitan antar ketiga hal tersebut :
Iman itu bisa dikatakan sebagai landasan awal.  Seperti sebagai pondasi dalam keberadaan suatu rumah. Sedangkan Islam merupakan entitas yang berdiri diatasnya. Maka, apabila iman seseorang lemah, maka islamnya pun akan condong, lebih lebih akan rubuh. Dalam realitanya mungkin pelaksanaan sholat akan tersendat-sendat, sehingga tidak dilakukan pada waktunya, atau malah mungkin tidak terdirikan. Zakat tidak tersalurkan, puasa tak terlaksana, dan lain sebagainya. Sebaliknya, iman akan kokoh bila islam seseorang ditegakkan. Karena iman terkadang bisa menjadi tebal, kadang pula menjadi tipis, karena amal perbuatan yang akan mempengaruhi hati. Sedang hati sendiri merupakan wadah bagi iman itu. Jadi, bila seseorang tekun beribadah, rajin taqorrub, maka akan semakin tebal imannya, sebaliknya bila seseorang berlarut-larut dalam kemaksiatan, kebal akan dosa, maka akan berdampak juga pada tipisnya iman.
Ihsan bisa diumpamakan sebagai hiasan rumah, bagaimana rumah tersebut bisa terlihat mewah, terlihat indah, dan megah. Sehingga padat menarik perhatian dari banyak pihak. Sama halnya dalam ibadah, bagaimana ibadah ini bisa mendapatkan perhatian dari sang kholiq, sehingga dapat diterima olehnya. Tidak hanya asal menjalankan perintah dan menjauhi larangannya saja, melainkan berusaha bagaimana amal perbuatan itu bisa bernilai plus dihadapan-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan diatas kedudukan kita hanyalah sebagai hamba, budak dari tuhan, sebisa mungkin kita bekerja, menjalankan perintah-Nya untuk mendapatkan perhatian dan ridhonya. Disinilah hakikat dari ihsan.
Lalu Iman berkaitan dengan aqidah islam , islam berkaitan dengan syariah, ihsan berkaitan dengan khuluqiya. Dari tiga hal tersebut dapat kita pahami dalam perkembangan ilmu keislaman , ilmu terkelompokan menjadi aqidah, fiqih, akhlaq.
Diantara pengelompokan kata dalam agama islam ialah iman, islam dan ihsan. Berdasarkan sebuah hadist yang terkenal, ketiga istilah itu memberikan umat ide tentang rukun iman, rukun islam dan penghayatan terhadap Tuhan yang maha Hadir dalam hidup. Setiap pemeluk islam mengetahui dengan pasti bahwa islam tidak absah tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Dari pengertian tersebut memiliki arti masing-masing istilah terkait satu denga yang lain. Bahkan tumpang tindih sehingga satu dari ketiga istilah tersebut mengandung makna dua istilah yang lainnya. Dari pengertian inilah kita mengerti bahwa islam, iman dan ihsan adalah Trilogi ajaran Ilahi.

3. Apa misi utama manusia di dunia!
Dan apa hubungannya dengan misi anda sebagai pendidik!
Jawab :
Misi utama manusia di dunia adalah :
Pertama: Hidup Adalah Ibadah
Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz Dzaariyaat:56)
Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad: عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:  صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود)   “Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.
Kedua: Hidup Adalah Ujian
Allah berfirman dalam QS Al Mulk [67] : 2 yang terjemahnya,
“(ALLAH) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Allah akan menguji manusia melalui hal-hal sebagai berikut sesuai dengan QS Al Baqarah [2]:155-156 sbb,
“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.”
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
Ketiga: Kehidupan di Akhirat Lebih Baik dibanding Kehidupan di Dunia
Dalam QS Ali ‘Imran [3]:14,
“dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).“
Yaa Allah, tak ada kehidupan selain kehidupan akhirat. (HR. Bukhari)
QS Adh Dhuha [93]:4,
“dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).”
Keempat: Hidup Adalah Sementara
Dalam QS Al Mu’min [40]:39, Allah berfirman,
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.“
Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.“
Itulah keempat inti pemahaman tentang Makna Hidup yang dipaparkan oleh Al-Qur’an. Mudah-mudahan usaha kita memahami makna hidup menjadikan hidup kita lebih berharga dan berguna.
Kebenaran Mutlak Dari dan Milik Allah Azza Wa Jalla, jika ada kekurangan itu dari kesalahan saya pribadi.
Misi utama saya sebagai pendidik adalah :
Saya sebagai guru memiliki prinsip hidup yang diajarkan orang tua yaitu  menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri, keluarga dan lebih besar lagi masyarakat bangsa, Negara dan agama.
Misi saya sebagai guru adalah: “Menjadi guru professional yang dicintai  dan disegani siswa”
Selama saya menjadi siswa hingga menjadi guru selama 10 tahun saya mengamati para pola pikir  siswa. Seorang siswa akan  mengidolakan dan senang pada guru apabila: nilai ulangan  siswa bagus, mengajarnya mudah diterima, memberi motivasi siswa untuk maju, membimbing siswa dengan sabar, guru bisa memberi rasa aman saat suasana belajar (smart). Untuk itu penulis berusaha mewujudkan keinginan siswa itu.
Untuk  mewujudkan Misi itu saya memiliki misi yaitu:
1)  Selalu disiplin menjalankan tugas.
2)  Memberikan pengajaran yang menarik berganti-ganti metode dan model pembelajaran sesuai materi,
3) Memberi penghargaan (reward) pada anak yang taat dan selalu disiplin menjalankan tugas dan peraturan sekolah.
4)  Menamkan kejujuran saat ulangan dan berperilaku
5)  Menanmakan sopan santun saat berbicara dan bersikap. saya terinspirasi oleh Kepala Sekolah, saat beliau berkata yang sifatnya menyuruh selalu mengggunakan kata-kata “minta tolong dengan lemah lembut dan apabila sudah selesai selalu mengatakan terima kasih” selain itu pula kami diajarkan secara tidak langsung untuk selalu saling memaafkan dengan cara setiap selesai kegiatan apapun pasti ditutup dengan saling bersalaman. Dan masih banyak yang diajarkan oleh beliau kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung.





DAFTAR PUSTAKA
H. A. Mukti Ali, Memahami Beberapa Aspek Pelajaran Islam (PT. Mihzan : Yogyakarta), 50
hadirukiyah.blogspot.com/2016/06/inovasi-pendidikan-akhlak-berbasis.html diakses tanggal 22 agustus 2016 jam 17.10

Kamis, Agustus 18, 2016

Kenapa kebanyakan orang korea bermarga Kim atau Lee?


Kenapa Kebanyakan Orang Korea Bermarga Kim Atau Lee?

Lee Min Ho (foto: blogspot.com)
Bagi yang tidak terlalu akrab dengan budaya di Korea, mungkin sangat mudah mengasumsikan bahwa kebanyakan warga Korea memiliki marga Kim, Lee, Park atau Choi.

Menurut The Economist, 1 dari 5 orang Korea Selatan memiliki nama Kim atau Lee dan 1 dari 10 orang memiliki nama Park. Tiga nama ini merupakan yang paling sering digunakan dari lebih 50 juta penduduk Korea. Tahu tidak kenapa kebanyakan warga Korea memakai tiga nama tersebut?

Sebelum tahun 1000, Raja Korea Wang Geon, yang mendirikan dinasti Goryeo, memutuskan untuk mengizinkan orang untuk mengadopsi nama keluarga atau marga untuk membedakan mana anggota dari keluarga garis keturunan kerjaan.


Kim Hee-sun (foto: wordpress.com)
Ketika itu, sebagian besar orang mengikuti ujian pegawai negeri sipil dalam upaya meningkatkan derajat nama keluarga mereka. Siapa pun yang lulus ujian, maka mereka berhak menuliskan nama keluarganya dan akan dicatat dalam buku silsilah.

Nama Kim, Lee, dan Park dulu digunakan hanya untuk anggota kerajaan. Setelah beberapa abad berlalu, rakyat mulai menggunakan nama-nama itu untuk mereka sendiri dan terus berlanjut sampai sekarang.

Park Shin-hye (foto: Twitter)
Pada tahun 1894, Korea menghapuskan sistem mereka yang berbasis kelas atau serupa dengan kasta, dan mengizinkan warga untuk menggunakan nama-nama yang populer. Dan pada tahun 1909, semua orang diwajibkan mendaftarkan nama keluarga mereka dalam catatan negara.

Sudah hampir seribu tahun berlalu, nama Kim, Lee, Park atau Choi masih populer digunakan oleh orang Korea karena dianggap berkelas.

30 orang yang pertama dalam islam...

30 ORANG YANG PERTAMA DALAM ISLAM

1. Orang yang pertama menulis Bismillah : Nabi Sulaiman AS.

2. Orang yang pertama minum air zamzam : Nabi Ismail AS.

3. Orang yang pertama berkhatan : Nabi Ibrahim AS.

4. Orang yang pertama diberikan pakaian pada hari qiamat : Nabi Ibrahim AS.

5. Orang yang pertama dipanggil oleh Allah pada hari qiamat : Nabi Adam AS.

6. Orang yang pertama mengerjakan saie antara Safa dan Marwah : Sayyidatina Hajar (Ibu Nabi Ismail AS).

7. Orang yang pertama dibangkitkan pada hari qiamat : Nabi Muhammad SAW.

8. Orang yang pertama menjadi khalifah Islam : Abu Bakar As Siddiq RA.

9. Orang yang pertama menggunakan tarikh hijrah : Umar bin Al-Khattab RA.

10. Orang yang pertama meletakkah jawatan khalifah dalam Islam : Al-Hasan bin Ali RA.

11. Orang yang pertama menyusukan Nabi SAW : Thuwaibah RA.

12. Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan lelaki : Al-Harith bin Abi Halah RA.

13. Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan wanita : Sumayyah binti Khabbat RA.

14. Orang yang pertama menulis hadis di dalam kitab / lembaran : Abdullah bin Amru bin Al-Ash RA.

15. Orang yang pertama memanah dalam perjuangan fisabilillah : Saad bin Abi Waqqas RA.

16. Orang yang pertama menjadi muazzin dan melaungkan adzan: Bilal bin Rabah RA.

17. Orang yang pertama bersembahyang dengan Rasulullah SAW : Ali bin Abi Tholib RA.

18. Orang yang pertama membuat minbar masjid Nabi SAW : Tamim Ad-dary RA.

19. Orang yang pertama menghunuskan pedang dalam perjuangan fisabilillah : Az-Zubair bin Al-Awwam RA.

20. Orang yang pertama menulis sirah Nabi SAW : Ibban bin Othman bin Affan RA.

21. Orang yang pertama beriman dengan Nabi SAW : Khadijah binti Khuwailid RA.

22. Orang yang pertama mengasaskan usul fiqh : Imam Syafei RH.

23. Orang yang pertama membina penjara dalam Islam: Ali bin Abi Tholib RA.

24. Orang yang pertama menjadi raja dalam Islam : Muawiyah bin Abi Sufyan RA.

25. Orang yang pertama membuat perpustakaan awam : Harun Ar-Rasyid RH.

26. Orang yang pertama mengadakan baitul mal : Umar Al-Khattab RA.

27. Orang yang pertama menghafal Al-Qur'an selepas Rasulullah SAW : Ali bn Abi Tholib RA.

28. Orang yang pertama membina menara di Masjidil Haram Mekah : Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur RH.

29. Orang yang pertama digelar Al-Muqry : Mus'ab bin Umair RA.

30. Orang yang pertama masuk ke dalam syurga : Nabi Muhammad SAW.


Semoga bermanfaat dan sekaligus pengingat untuk kita semua ...
Aamiin....

Rabu, Agustus 17, 2016

GMP di dunia industri pangan khususnya di Indonesia

PRACTICES (GMP) of FOOD INDUSTRY CARA PRODUKSI MAKANAN YANG BAIK (CPMB)

Istilah GMP di dunia industri pangan khususnya di Indonesia sesungguhnya telah diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan RI sejak tahun 1978 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 23/MEN.KES/SKJI/1978 tentang Pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB).Persyaratan GMP sendiri sebenarnya sebenarnya merupakan regulasi atau peraturan sistem mutu (Quality System Regulation) yang diumumkan secara resmi dalam Peraturan Pemerintah Federral Amerika SerikatNo. 520 (Section 520 of Food, Drug and Cosmetics (FD&C) Act).Peraturan sistm mutu ini termuat dalam Title 21 Part 820 of the Code of Federal Regulation), (21CFR820),tahun 1970dan telah direvisi tahun 1980.Di Indonesia GMP ini dikenal dengan istilah Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) yang diwujudkan dalam Peraturan Pemerintah.

Penerapan GMP atau CPMB akan dapat membantu jajaran manajemen untuk membangun suatu sistem jaminan mutu yang baik.Jaminan mutu sendiri tidak hanya berkaitan dengan masalah pemeriksaan (inspection) dan pengendalian (control) namun juga menetapkan standar mutu produk yang sudah harus dilaksanakan sejak tahap perancagan produk (product design) sampai produk tersebut didistribusikan kepada konsumen.

Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Pangan No.7 Tahun 1996 maka penerapan standar mutu untuk produk pangan dan mutu di dalam proses produksi telah menjadi suatu kewajiban (mandatory) yang harus dijalankan oleh para produsen pangan.Dalam UU pangan No.7 Tahun 1996, Bab II tentang Keamanan Pangan secara tegas telah diatur bahwa produsen produk pangan harus mampu untuk memenuhi berbagai persyaratan produksi sehingga dapat memberikan jaminan dihasilkannya produk pangan yang aman dan bermutu bagi konsumen.Hal ini menjadi penting karena akan berdampak pada keselamatan konsumen pribadi dan keselamatan masyarakat umum dan juga penting bagi produsen, terutama untuk melindungi pasarnya dan terpeliharanya kepercayaan konsumen dan target penjualan/keuntungan yang ingin dicapai.

Jaminan mutu bukan hanya menyangkut masalah metode tetapi juga merupakan sikap tindakan pencegahan terjadinya kesalahan dengan cara bertindak tepat sedini mungkin oleh setiap orang baik yang berada di dalam maupun di luar bidang produksi.Penerapan jaminan mutu pangan harus di dukung oleh penerapan GMP dan HACCP sebagai sistem pengganti prosedur inspeksi tradisional yang mendeteksi adanya cacat dan bahaya dalam suatu produk pangan setelah produk selesai diproses.GMP menetapkan KRITERIA (istilah umum, persyaratan bangunan dan fasilitas lain, peralatan serta control terhadap proses produksi dan proses pengolahan), STÁNDAR (Spesifikasi bahan baku dan produk, komposisi produk) dan KONDISI (parameter proses pengolahan) untuk menghasilkan produk mutu yang baik.Sedangkan HACCP (HazardAnalysis Critical Control Points) memfokuskan perhatian terhadap masalah pengawasan dan pengendalian keamanan pangan melalui identifikasi, analisis dan pemantauan terhadap titik-titikkritis pada keseluruhan bahan yang digunakan dan tahapan proses pengolahan yang dicurigai akan dapat menimbulkan bahaya bagi konsumen.

I. PENGERTIAN GMP

GMP memiliki beberapa pengertian yang cukup mendasar yaitu :

Suatu pedoman yang menjelaskan bagaiaman memproduksi makanan agar aman bermutu, dan layak untuk dikonsumsiBerisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir.

II.MANFAAT

Tersedianya cara memproduksi makanan yang baik melalui GMP atau CPMB di industri pangan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan pemeliharaan maka perusahaan dapat memberikan JAMINAN produk pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan unit usaha tersebut akan berkembang semakin pesat.

KEUNTUNGAN:

üMenjamin kualitas dan keamanan pangan

üMeningkatkan kepercayaan dalam keamanan produk dan prouksi

üMengurangi kerugian dan pemborosan

üMenjamin efisiensi penerapan HACCP

üMemenuhi persyaratan peraturan/ spesifikasi/sandar

III. RUANG LINGKUP GMP

Penerapan GMP meliputi

Lingkungan sarana pengolahan dan lokasiBangunan dan fasilitas unit usahaPeralatan pengolahanFasilitas dan kegiatan sanitasiSistem pengendalian hamaHigiene karyawanPengendalian prosesManajemen pengawasanPencatatan dan Dokumentasi

1. Lingkungan sarana pengolahan dan lokasi

Lingkungan :

§Lingkungan sarana pengolahan harus terawat baik, bersih dan bebas sampah

§Penanganan limbah dikelola secara baik dan terkendali

§Sistem saluran pembuangan air lancar

Lokasi :

§Terletak di bagian perifer kota, tidak berada di lokasi padat penduduk serta terletak di bagian yang lebih rendah dari pemukiman

§Tidk menimbulkan gangguan pencemaran terhadap lingkungan

§Tidak berada dekat industri logam dan kimia

§Bebas banjir dan polusi asap, debu, bau dan kontaminan lainnya

2. Bangunan dan fasilitas unit usaha

Desain Bangunan :

§Desain, konstruksi dan tata ruang harus sesuai dengan alur proses

§Bangunan cukup luas dapat dilakukan pembersihan secara intensif

§Terpisah antara ruang bersih dan ruang kotor

§Lantai dan didnding terbuat dari bahan kedap air, kuat dan mudah dibersihkan

§Sudut pertemuan dinding dan lantai serta dinding dan dinding berbentuk lengkung

Kelengkapan ruang pengolahan :

§Penerangan cukup, sesuai dengan spesifikasi proses

§Ventilasi memadai memungkinkan udara segar selalu mengalir dari ruang bersih ke ruang kotor

§Sarana pencucian tangan dilengkapi sabun dan pengering yang tetap terjaga bersih

§Gudang mudah dibersihkan, terhaga dari hama, sirkulasi udara cukup, penyimpanan sistem FIFO dilengkapipencatatan

3. Peralatan pengolahan

Alat yang kontak langsung dengan produk harus terbuat dari bahan yang tidask toksik, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan mudah didesinfeksi sehingga mudah dilakukan perawatanLetak penempatannya disusun sesuai dengan alur proses, dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan program sanitasi

4. Fasilitas dan kegiatan sanitasi

Program sanitasi meliputi sarana pengolahan untuk menjamin kebersihan baik peralatan yang kontak langsung dengan produk, ruang pengolahan maupun ruang lainnya, sehingga produk bebas dari cemaran biologis, fisik dan kimiaProgram sanitasi meliputi :

-Jenis peralatan dan ruang yang harus dinersihkan, frekuensi dan cara pembersihan

-Pelaksana kegiatan dan penanggung jawab

-Cara pemantauan dan dokumentasi

Fasilitas higiene karyawan tersedia secara cukup (tempat cuci tangan, locker, toilet, dan ruang istirahat)Suplai air mencukupi kebutuhan seluruh proses produksi dan kualitas air memenuhi standar air minumPembuangan air limbah di desain sedemikian sehingga tidak mencemari sumber airbersih dan produknya

5. Sistem pengendalian hama

Program pengenegndalian untuk mencegah hama diarahkan

-Sanitasi yang baik

-Pengawasan atas barang/bahan yang masuk

-Penerapan/Praktek higienis yang baik

Upaya pencegahan masuknya hama :

-Menutup lubang dan saluran yang memungkinkan hama dapat masuk

-Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

-Mencegah hewan piaraan berkeliaran di lokasi unit usaha

6. Higiene karyawan

Persyaratan kesehatan karyawanPemeriksaan rutin kesehatan karyawanPelatihan higiene karyawanPeraturan kebersihan karyawan (petunjuk, peringatan, larangan, dll)

7. Pengendalian proses

Pengendalian Pre-Produksi

-Menetapkan persyaratan bahan mentah/baku

-Menetapkan komposisi bahan yang digunakan

-Menetapkan cara pengolahan bahan baku

-Menetapkan persyaratan distribusi/transportasi

-Menetapkan cara penggunaan/penyiapan produk sebelum konsumsi

§Pengendalian Proses Produksi

Meliputi prosedur yang telah ditetapkan harus diterapkan, dipantau dan diperlukan kembali agar proses berjalan efektif

§Pengendalian Pasca Produksi

Dilengkapi dengan keterangan sebagai berikut :

1.Jenis dan jumlah bahan, bahan pembantu dan tambahan

2.Bagan alur proses pengolahan

3.jenis, ukuran dan persyaratan kemasan yang digunakan

4.jenis produk pangan yang dihasilkan

5.keterangan lengkap produk(nama produk, tanggal produksi, kadaluarsa, nomor pendaftaran, dll)

6.penyimpanan produk dilakukan sedemikian agar tidak terjadi kontaminasi silang (perhatikan dinding, lantai, langit-langit, saluran airdan sistem FIFO)

7.sarana transportasi dan distribusi produk harus didesain khusus untuk menjaga produk dari kontaminasi dan kerusakan produk

8. Manajemen pengawasan

§Pengawasan ditujukan terhadap jalannya proses produksi dan mencegah/memperbaiki bila terjadi penyimpangan yang menurunkan mutu dan keamanan produk

§Pengawasan merupakan proses rutin dan selalu dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produksi

9. Pencatatan dan Dokumentasi

Berisi catatan tentang proses pengolahan termasuk tanggal produksi dan kadaluarsa, distribusi dan penarikan produk karena kadaluarsaDokumen yang baik akan meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk

Minggu, Agustus 14, 2016

Ciri-ciri kolesterol, asam urat dan gula darah

Sedikit panduan buat yg punya riwayat kholesterol, asam urat dan gula darah yg kadarnya melebihi batas normal.

Ciri2nya biasanya adalah sbb:

1. Untuk kolesterol dan trigliserid tinggi: sakit kepala, tegang di leher belakang, nyeri otot, pegal2, kesemutan, nyeri dada.

2. Untuk asam urat tinggi: nyeri di persendian biasanya di pergelangan tangan, kaki, jari2, kadang sampai bengkak dipersendian.

3. Untuk gula darah tinggi: lemas, pusing kliyengan, banyak buang air kecil, mudah lapar, berat badan turun drastis, sulit konsentrasi.

disiplin

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan berpikir dan kemampuan intelektual saja, tetapi juga harus disertai dengan kesehatan mental dan budi pekerti yang luhur atau akhlak yang mulia. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu : Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru pada idealnya harus dijadikan idola dan dihormati oleh peserta didik, maka guru harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk menunjukkan perilaku yang baik, berdisiplin dan menanamkan nilai-nilai moral yang sangat penting bagi perkembangan kejiwaan siswanya.
Perilaku guru akan memberikan warna dan corak tersendiri terhadap watak peserta didik di kemudian hari. Contoh teladan yang ditunjukkan oleh Guru akan lebih mudah melekat dalam perilaku siswa dibandingkan dengan pembelajaran secara verbal. Jadi guru harus memiliki akhlak baik dan menunjukkan sikap disiplin yang tinggi agar dapat menjadi panutan bagi anak didiknya, sehingga proses pendidikan yang dilaksanakan dapat berhasil sesuia dengan tujuannya.
  1. Rumusan Masalah
Kurangnya pemahaman disiplin guru dalam mengajar sehingga berpengaruh terhadap siswa baik dari pengetahuan, sikap maupun perilaku sehari-hari.
  1. Tujuan
Mengetahui dan memahami konsep sikap disiplin dalam pembentukan akhlak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
  1. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah Menanamkan akhlak mulia pada anak didik dengan judul : Kunci pelaksanaan disiplin dalam pembentukan akhlak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menambah pengetahuan dan wawasan guru tentang disiplin dan etika dalam dunia pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
    1. Pengertian Disiplin
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskanorang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkantanpa pamrih. Dalam ajaran Islam banyak ayat Al Qur’an dan Hadist yang memerintahkan disiplin dalam artiketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan, antara lain surat An Nisa ayat 59: “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu …” (An Nisa: 59).
Dari ayat diatas menunjukan bahwa, disiplin bukan hanya tepat waktu tetapi juga patuh pada peratuan-peraturan yang ada, melaksanakan yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Dari uraian beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa disiplin memiliki dua hakikat, yaitu: adanya kemampuan dan motivasi dari dalam diri sendiri untuk mengendalikan diri, sehingga memiliki sikap taat dan patuh pada peraturan yang berlaku, dan adanya kemampuan atau motivasi dari luar dengan sukarela, sadar dan teguh hati menerima tata nilai lingkungan guna menentukan perilakunya.
    1. Pengertian Akhlak.
Idris Muhammad (tth:186) mendefinisikan bahwa kata akhlak “berasal dari bahasa arab (akhlaqun), jama dari (kholaqa, yakhluqu, kholaqun). Yang secara etimologi berasal dari “budi pekerti, tabiat, perangai, adat kebiasaan, prilaku dan sopan santun” (Jamhari; 1969,59). Ishak sholih dalam bukunya berjudul Akhak dan Tasawuf (1998;1) menyatakan bahwa: “kata akhlak yang berasal dari bahasa arab itu mengandung segi-segi persamaan dengan kata-kata khalik dan kata makhluk”.
Kata akhlak banyak ditemukan dalam hadits-hadits nabi, diantaranya yang paling terkenal adalah :

عن أبي هريرة رضى الله تعالى عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال Ø¥ِÙ†َما بعثت لأتمم صالح الأخلاق

Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW. Telah bersabda “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (As-Suyuti:tth, 103).1
Sedangkan Hadits Nabi yang menjadi sumber hukum berperilaku atau berkarakter yang baik ialah :
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah bersabda:
وعن أبى هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "إنمابعثت لأتمم مكارم الأاخلاق" (رواه أحمد)
Artinya : ”sesungguhnya aku diutus kebumi hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq”. (Hadits riwayat Ahmad).2
Dari ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW di atas, dapat kita ketahui bahwa Allah SWT dan Rasul-Nya menganjurkan kepada manusia untuk senantiasa memiliki akhlak/karakter yang baik, dimana kepribadian Rasulullah SAW lah yang menjadi cerminan untuk dijadikan panutan.
    1. Peran guru dalam menanamkan akhlak mulia pada siswa
Guru merupakan figur peserta didik karena dapat membimbing siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam dan diluar ruang belajar, maka guru dituntut untuk selalu bertindak professional dalam penanaman, pengembangan, pelatihan nilai-nilai pengetahuan.
Andreas Harefa memperjelas kedudukan disiplin dan peran guru kedalam sepuluh bagian:
Pertama, Guru adalah pendamping utama kaum pembelajar, orang-orang muda dan benih-benih kehidupan di masa depan dalam proses menjadi pemimpin.
Kedua, Guru memainkan peran sebagai aktor/aktris pendamping pembantu yang membuat pemimpin Nampak “bercahaya”.
Ketiga, Sebagai Aktor/Aktris utama sekaligus membesarkan hati para pembelajar untuk sementara menjadi “figuran”.
Keempat, Guru adalah “Aktor Intelektual yang selalu ada di belakang layar perubahan.
Kelima, Guru dirasakan kehadirannya, ia dikenal luar justru karena tidak menganggap penting lagi popularitas, kedudukan dan kekuasaan.
Keenam, Guru memulai proses-proses yang bersifat transformasi total
Ketujuh Guru sudah tidak lagi tertarik pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan kehidupan di dunia ini sebab ia mengarahkan hidupnya pada “kehidupan di dunia yang akan dating”
Kedelapan, Guru menaruh minat pada penyelarasan ”Spiritualisasi hati nurani” dengan “rasionalitas akal budi” dan aktivitas.
Kesembilan Kebutuhan utama sang guru adalah aktualisasi, orientasi-dekorasi diri
Kesepuluh, Guru belajar dari dirinya sendiri, ketika pemimpin belajar pada semua orang dan terinspirasi oleh matahari, air atau alam semesta, sedangkan pembelajar belajar pada idolanya, tokoh-tokoh yang dikaguminya.
Sebagai pendidik, guru tidak hanya bertanggung jawab terhadap penyampaian materi pelajaran atau ilmu pengetahuan kepada siswanya, tetapi lebih dari itu ia juga bertanggung jawab dalam perkembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai moral dan budi pekerti atau akhlak siswanya.
Ada yang menyebutkan bahwa peradaban suatu bangsa sangat ditentukan oleh akhlak masyarakat bangsa tersebut. Guru sebagai penanggung jawab pendidikan dalam masyarakat dituntut agar dapat menjaga wibawa, berdisiplin dan memperlihatkan akhlak yang baik sebagai contoh yang harus diikuti oleh para siswanya. Apabila teladan yang diberikan oleh guru tersebut baik, maka akhlak yang mulia akan tersebar dalam kepribadian para siswa. Dengan demikian masyarakat tersebut dapat dikatakan sebagai masyarakat yang memiliki peradaban.
Peran penting guru dalam pembentukan perilaku atau akhlak peserta didik dapat kita lihat dalam pedoman penciptaan suasana sekolah yang kondusif dalam rangka pembudayaan budi pekerti luhur bagi warga sekolah (Depdiknas, 2003:24-25) : antara lain; …”Guru memiliki daya pengikat yang kuat bagi peserta didiknya. Apa yang dikatakan guru akan diingat dan dituruti oleh peserta didik karena yang dikatakan guru adalah kebaikan. Demikian juga apa yang dilakukan guru akan dicontoh oleh peserta didiknya.
Berdasarkan teori-teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin guru meliputi kondisi-kondisi yang teratur dalam pribadi guru dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diembannya sebagai tenaga pendidik. Dalam mendidik guru berkewajiban membina, mengembangkan ilmu pengetahuan dan bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik sesuai dengan ketentuan zaman.
    1. Kunci pelaksanaan disiplin dalam pembentukan akhlak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Istilah kedisiplinan yang berpengeruh dalam pembentukan akhlak peserta didik memiliki makna yang beragam diantaranya yaitu penertiban dan pengawasan diri, penyesuaian diri terhadap aturan, kepatuhan terhadap perintah pimpinan, penyesuaian diri terhadap norma-norma kemasyarakatan dan lain-lain. Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilai-nilai bagi peserta didik. Diagram berikut menggambarkan penanaman karakter melalui pelaksanaan pembelajaran karakter disiplin:3
    1. Kegiatan Pendahuluan
Tahapan Kegiatan Guru pada Kegiatan Pendahuluan
No.
Tahapan kegiatan Guru
Nilai yang Ditanamkan
1
Guru datang tepat waktu
Disiplin
2
Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas
Santun, Peduli
3
Berdo’a sebelum memulai pelajaran
Religius
4
Mengecek kehadiran siswa
Disiplin
5
Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
Disiplin
6
Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
Disiplin, Sopan, Peduli
    1. Kegiatan Inti
      No.
      Kegiatan Guru
      Nilai yang Ditanamkan
      1
      Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain sesuai materi yang dipelajari
      Kreatif, Kerja Keras
      2
      Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru PAI, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
      Kerjasama, Saling Menghargai, Peduli Lingkungan dan disiplin
      3
      Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lainnya untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulis
      Kreatif, Percaya Diri, Kritis, Saling Menghargai, Santun dan disiplin
      4
      Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan masalah seputar materi pelajaran.
      Kreatif, Percaya iri, Kritis dan disiplin
      5
      Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
      Percaya Diri, Saling Menghargai, Mandiri, Kerjasama dan disiplin
      6
      Memberikan upan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
      Saling Menghargai, Percaya Diri, Santun, Kritis, Logis
    2. Kegiatan Penutup
No.
Perilaku Guru
Nilai yang Ditanamkan
1
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran
Mandiri, Kerjasama, Kritis, Logis
2
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Saling Menghargai, Santun, Kritis, Logis
3
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
Disiplin, Kritis, Logis, Kerja Keras

Seorang guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam pembentukan akhlak siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru seharusnya memiliki kesabaran yang baik sehingga mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
  1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
  2. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.
  3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat ketentuan, peraturan dan tata tertib. Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.
Memberikan contoh perilaku disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang disiplin diharapkan siswa dapat mengenalinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.4
Dengan cara ini siswa menjaga disiplin diri mereka dan bukan karena suatu tekanan atau paksaan.




BAB III
KESIMPULAN

Hakekat pendidikan adalah pembelajaran. Belajar adalah membangun manusia berkualitas, yakni menjadi manusia berkarakter. Disiplin adalah karakter yang menentukan kualitas pendidikan Indonesia.
Mendisiplinkan peserta didik, guru seharusnya menggunakan cara-cara memanusiakan manusia.  Menjalin, membina dan memperbaiki komunikasi mutualis adalah cara aktif, kreatif, positif dan efektif untuk membiasakan peserta didik kearah yang lebih baik, yaitu menjadi manusia yang patuh dan taat.
Disamping harus menjadi teladan bagi anak didiknya, guru seharusnya mampu menyadarkan anak didik untuk mematuhi ketentuan, aturan dan tata tertib sekolah. Dengan memahami latar belakang peserta didik, guru diharapkan dan seharusnya membantu peserta didik mengenali diri dan potensinya, membantu peserta didik meningkatkan kualitas perilakunya, dan menjadikan peraturan dan tata tertib sekolah sebagai alat untuk memotivasi peserta didik.






















DAFTAR PUSTAKA

  1. Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1995)
  2. Jalaluddin Al-Suyuti, Jami’us Shogir (Surabaya: Dar-Al Nasyr Al Mishriyah, 1992) hal. 103
  3. Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


1 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1995)

2 Jalaluddin Al-Suyuti, Jami’us Shogir (Surabaya: Dar-Al Nasyr Al Mishriyah, 1992) hal. 103

3 Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya