Minggu, Agustus 14, 2016

disiplin

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan berpikir dan kemampuan intelektual saja, tetapi juga harus disertai dengan kesehatan mental dan budi pekerti yang luhur atau akhlak yang mulia. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu : Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru pada idealnya harus dijadikan idola dan dihormati oleh peserta didik, maka guru harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk menunjukkan perilaku yang baik, berdisiplin dan menanamkan nilai-nilai moral yang sangat penting bagi perkembangan kejiwaan siswanya.
Perilaku guru akan memberikan warna dan corak tersendiri terhadap watak peserta didik di kemudian hari. Contoh teladan yang ditunjukkan oleh Guru akan lebih mudah melekat dalam perilaku siswa dibandingkan dengan pembelajaran secara verbal. Jadi guru harus memiliki akhlak baik dan menunjukkan sikap disiplin yang tinggi agar dapat menjadi panutan bagi anak didiknya, sehingga proses pendidikan yang dilaksanakan dapat berhasil sesuia dengan tujuannya.
  1. Rumusan Masalah
Kurangnya pemahaman disiplin guru dalam mengajar sehingga berpengaruh terhadap siswa baik dari pengetahuan, sikap maupun perilaku sehari-hari.
  1. Tujuan
Mengetahui dan memahami konsep sikap disiplin dalam pembentukan akhlak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
  1. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah Menanamkan akhlak mulia pada anak didik dengan judul : Kunci pelaksanaan disiplin dalam pembentukan akhlak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menambah pengetahuan dan wawasan guru tentang disiplin dan etika dalam dunia pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
    1. Pengertian Disiplin
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskanorang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkantanpa pamrih. Dalam ajaran Islam banyak ayat Al Qur’an dan Hadist yang memerintahkan disiplin dalam artiketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan, antara lain surat An Nisa ayat 59: “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu …” (An Nisa: 59).
Dari ayat diatas menunjukan bahwa, disiplin bukan hanya tepat waktu tetapi juga patuh pada peratuan-peraturan yang ada, melaksanakan yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Dari uraian beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa disiplin memiliki dua hakikat, yaitu: adanya kemampuan dan motivasi dari dalam diri sendiri untuk mengendalikan diri, sehingga memiliki sikap taat dan patuh pada peraturan yang berlaku, dan adanya kemampuan atau motivasi dari luar dengan sukarela, sadar dan teguh hati menerima tata nilai lingkungan guna menentukan perilakunya.
    1. Pengertian Akhlak.
Idris Muhammad (tth:186) mendefinisikan bahwa kata akhlak “berasal dari bahasa arab (akhlaqun), jama dari (kholaqa, yakhluqu, kholaqun). Yang secara etimologi berasal dari “budi pekerti, tabiat, perangai, adat kebiasaan, prilaku dan sopan santun” (Jamhari; 1969,59). Ishak sholih dalam bukunya berjudul Akhak dan Tasawuf (1998;1) menyatakan bahwa: “kata akhlak yang berasal dari bahasa arab itu mengandung segi-segi persamaan dengan kata-kata khalik dan kata makhluk”.
Kata akhlak banyak ditemukan dalam hadits-hadits nabi, diantaranya yang paling terkenal adalah :

عن أبي هريرة رضى الله تعالى عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إِنَما بعثت لأتمم صالح الأخلاق

Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW. Telah bersabda “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (As-Suyuti:tth, 103).1
Sedangkan Hadits Nabi yang menjadi sumber hukum berperilaku atau berkarakter yang baik ialah :
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah bersabda:
وعن أبى هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "إنمابعثت لأتمم مكارم الأاخلاق" (رواه أحمد)
Artinya : ”sesungguhnya aku diutus kebumi hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq”. (Hadits riwayat Ahmad).2
Dari ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW di atas, dapat kita ketahui bahwa Allah SWT dan Rasul-Nya menganjurkan kepada manusia untuk senantiasa memiliki akhlak/karakter yang baik, dimana kepribadian Rasulullah SAW lah yang menjadi cerminan untuk dijadikan panutan.
    1. Peran guru dalam menanamkan akhlak mulia pada siswa
Guru merupakan figur peserta didik karena dapat membimbing siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam dan diluar ruang belajar, maka guru dituntut untuk selalu bertindak professional dalam penanaman, pengembangan, pelatihan nilai-nilai pengetahuan.
Andreas Harefa memperjelas kedudukan disiplin dan peran guru kedalam sepuluh bagian:
Pertama, Guru adalah pendamping utama kaum pembelajar, orang-orang muda dan benih-benih kehidupan di masa depan dalam proses menjadi pemimpin.
Kedua, Guru memainkan peran sebagai aktor/aktris pendamping pembantu yang membuat pemimpin Nampak “bercahaya”.
Ketiga, Sebagai Aktor/Aktris utama sekaligus membesarkan hati para pembelajar untuk sementara menjadi “figuran”.
Keempat, Guru adalah “Aktor Intelektual yang selalu ada di belakang layar perubahan.
Kelima, Guru dirasakan kehadirannya, ia dikenal luar justru karena tidak menganggap penting lagi popularitas, kedudukan dan kekuasaan.
Keenam, Guru memulai proses-proses yang bersifat transformasi total
Ketujuh Guru sudah tidak lagi tertarik pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan kehidupan di dunia ini sebab ia mengarahkan hidupnya pada “kehidupan di dunia yang akan dating”
Kedelapan, Guru menaruh minat pada penyelarasan ”Spiritualisasi hati nurani” dengan “rasionalitas akal budi” dan aktivitas.
Kesembilan Kebutuhan utama sang guru adalah aktualisasi, orientasi-dekorasi diri
Kesepuluh, Guru belajar dari dirinya sendiri, ketika pemimpin belajar pada semua orang dan terinspirasi oleh matahari, air atau alam semesta, sedangkan pembelajar belajar pada idolanya, tokoh-tokoh yang dikaguminya.
Sebagai pendidik, guru tidak hanya bertanggung jawab terhadap penyampaian materi pelajaran atau ilmu pengetahuan kepada siswanya, tetapi lebih dari itu ia juga bertanggung jawab dalam perkembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai moral dan budi pekerti atau akhlak siswanya.
Ada yang menyebutkan bahwa peradaban suatu bangsa sangat ditentukan oleh akhlak masyarakat bangsa tersebut. Guru sebagai penanggung jawab pendidikan dalam masyarakat dituntut agar dapat menjaga wibawa, berdisiplin dan memperlihatkan akhlak yang baik sebagai contoh yang harus diikuti oleh para siswanya. Apabila teladan yang diberikan oleh guru tersebut baik, maka akhlak yang mulia akan tersebar dalam kepribadian para siswa. Dengan demikian masyarakat tersebut dapat dikatakan sebagai masyarakat yang memiliki peradaban.
Peran penting guru dalam pembentukan perilaku atau akhlak peserta didik dapat kita lihat dalam pedoman penciptaan suasana sekolah yang kondusif dalam rangka pembudayaan budi pekerti luhur bagi warga sekolah (Depdiknas, 2003:24-25) : antara lain; …”Guru memiliki daya pengikat yang kuat bagi peserta didiknya. Apa yang dikatakan guru akan diingat dan dituruti oleh peserta didik karena yang dikatakan guru adalah kebaikan. Demikian juga apa yang dilakukan guru akan dicontoh oleh peserta didiknya.
Berdasarkan teori-teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin guru meliputi kondisi-kondisi yang teratur dalam pribadi guru dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diembannya sebagai tenaga pendidik. Dalam mendidik guru berkewajiban membina, mengembangkan ilmu pengetahuan dan bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik sesuai dengan ketentuan zaman.
    1. Kunci pelaksanaan disiplin dalam pembentukan akhlak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Istilah kedisiplinan yang berpengeruh dalam pembentukan akhlak peserta didik memiliki makna yang beragam diantaranya yaitu penertiban dan pengawasan diri, penyesuaian diri terhadap aturan, kepatuhan terhadap perintah pimpinan, penyesuaian diri terhadap norma-norma kemasyarakatan dan lain-lain. Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilai-nilai bagi peserta didik. Diagram berikut menggambarkan penanaman karakter melalui pelaksanaan pembelajaran karakter disiplin:3
    1. Kegiatan Pendahuluan
Tahapan Kegiatan Guru pada Kegiatan Pendahuluan
No.
Tahapan kegiatan Guru
Nilai yang Ditanamkan
1
Guru datang tepat waktu
Disiplin
2
Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas
Santun, Peduli
3
Berdo’a sebelum memulai pelajaran
Religius
4
Mengecek kehadiran siswa
Disiplin
5
Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
Disiplin
6
Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
Disiplin, Sopan, Peduli
    1. Kegiatan Inti
      No.
      Kegiatan Guru
      Nilai yang Ditanamkan
      1
      Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain sesuai materi yang dipelajari
      Kreatif, Kerja Keras
      2
      Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru PAI, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
      Kerjasama, Saling Menghargai, Peduli Lingkungan dan disiplin
      3
      Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lainnya untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulis
      Kreatif, Percaya Diri, Kritis, Saling Menghargai, Santun dan disiplin
      4
      Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan masalah seputar materi pelajaran.
      Kreatif, Percaya iri, Kritis dan disiplin
      5
      Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
      Percaya Diri, Saling Menghargai, Mandiri, Kerjasama dan disiplin
      6
      Memberikan upan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
      Saling Menghargai, Percaya Diri, Santun, Kritis, Logis
    2. Kegiatan Penutup
No.
Perilaku Guru
Nilai yang Ditanamkan
1
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran
Mandiri, Kerjasama, Kritis, Logis
2
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Saling Menghargai, Santun, Kritis, Logis
3
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
Disiplin, Kritis, Logis, Kerja Keras

Seorang guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam pembentukan akhlak siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru seharusnya memiliki kesabaran yang baik sehingga mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
  1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
  2. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.
  3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat ketentuan, peraturan dan tata tertib. Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.
Memberikan contoh perilaku disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang disiplin diharapkan siswa dapat mengenalinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.4
Dengan cara ini siswa menjaga disiplin diri mereka dan bukan karena suatu tekanan atau paksaan.




BAB III
KESIMPULAN

Hakekat pendidikan adalah pembelajaran. Belajar adalah membangun manusia berkualitas, yakni menjadi manusia berkarakter. Disiplin adalah karakter yang menentukan kualitas pendidikan Indonesia.
Mendisiplinkan peserta didik, guru seharusnya menggunakan cara-cara memanusiakan manusia.  Menjalin, membina dan memperbaiki komunikasi mutualis adalah cara aktif, kreatif, positif dan efektif untuk membiasakan peserta didik kearah yang lebih baik, yaitu menjadi manusia yang patuh dan taat.
Disamping harus menjadi teladan bagi anak didiknya, guru seharusnya mampu menyadarkan anak didik untuk mematuhi ketentuan, aturan dan tata tertib sekolah. Dengan memahami latar belakang peserta didik, guru diharapkan dan seharusnya membantu peserta didik mengenali diri dan potensinya, membantu peserta didik meningkatkan kualitas perilakunya, dan menjadikan peraturan dan tata tertib sekolah sebagai alat untuk memotivasi peserta didik.






















DAFTAR PUSTAKA

  1. Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1995)
  2. Jalaluddin Al-Suyuti, Jami’us Shogir (Surabaya: Dar-Al Nasyr Al Mishriyah, 1992) hal. 103
  3. Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


1 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1995)

2 Jalaluddin Al-Suyuti, Jami’us Shogir (Surabaya: Dar-Al Nasyr Al Mishriyah, 1992) hal. 103

3 Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya