BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam
perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup
dengan hanya memiliki kecerdasan berpikir dan kemampuan intelektual
saja, tetapi juga harus disertai dengan kesehatan mental dan budi
pekerti yang luhur atau akhlak yang mulia.
Hal
tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu
: Bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Guru
pada idealnya harus dijadikan idola dan dihormati oleh peserta didik,
maka guru harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk
menunjukkan perilaku yang baik, berdisiplin dan menanamkan
nilai-nilai moral yang sangat penting bagi perkembangan kejiwaan
siswanya.
Perilaku
guru akan memberikan warna dan corak tersendiri terhadap watak
peserta didik di kemudian hari. Contoh teladan yang ditunjukkan oleh
Guru akan lebih mudah melekat dalam perilaku siswa dibandingkan
dengan pembelajaran
secara verbal. Jadi guru harus memiliki akhlak baik dan menunjukkan
sikap disiplin yang tinggi agar dapat menjadi panutan bagi anak
didiknya, sehingga proses pendidikan yang dilaksanakan dapat berhasil
sesuia dengan tujuannya.
- Rumusan Masalah
Kurangnya
pemahaman
disiplin
guru
dalam mengajar sehingga berpengaruh terhadap siswa baik dari
pengetahuan, sikap maupun perilaku sehari-hari.
- Tujuan
Mengetahui
dan memahami konsep sikap disiplin dalam pembentukan akhlak siswa
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
- Manfaat
Manfaat
yang dapat diambil dari makalah Menanamkan akhlak mulia pada anak
didik dengan judul : Kunci pelaksanaan disiplin dalam pembentukan
akhlak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menambah
pengetahuan dan wawasan guru tentang disiplin dan etika dalam dunia
pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Disiplin
Disiplin adalah
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskanorang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan
peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap
mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkantanpa pamrih.
Dalam
ajaran Islam banyak ayat Al Qur’an dan Hadist yang memerintahkan
disiplin dalam artiketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan,
antara lain surat An Nisa ayat 59:
“Hai
orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah
kepada rasul-Nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu …” (An
Nisa: 59).
Dari
ayat diatas menunjukan bahwa, disiplin bukan hanya tepat waktu tetapi
juga patuh pada peratuan-peraturan yang ada, melaksanakan yang
diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Dari
uraian beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa disiplin
memiliki dua hakikat, yaitu:
adanya
kemampuan dan motivasi dari dalam diri sendiri untuk mengendalikan
diri, sehingga memiliki sikap taat dan patuh pada peraturan yang
berlaku, dan adanya
kemampuan atau motivasi dari luar dengan sukarela, sadar dan teguh
hati menerima tata nilai lingkungan guna menentukan perilakunya.
- Pengertian Akhlak.
Idris
Muhammad (tth:186) mendefinisikan bahwa kata akhlak “berasal dari
bahasa arab (akhlaqun),
jama dari (kholaqa,
yakhluqu, kholaqun).
Yang
secara etimologi berasal dari “budi pekerti, tabiat, perangai, adat
kebiasaan, prilaku dan sopan santun” (Jamhari; 1969,59). Ishak
sholih dalam bukunya berjudul Akhak dan Tasawuf (1998;1) menyatakan
bahwa: “kata akhlak yang berasal dari bahasa arab itu mengandung
segi-segi persamaan dengan kata-kata khalik dan kata makhluk”.
Kata
akhlak banyak ditemukan dalam hadits-hadits nabi, diantaranya yang
paling terkenal adalah :
عن أبي هريرة رضى الله
تعالى عنه أن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال إِنَما بعثت لأتمم صالح الأخلاق
“Dari
Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW. Telah bersabda “Aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (As-Suyuti:tth,
103).1
Sedangkan Hadits
Nabi yang menjadi sumber hukum berperilaku
atau berkarakter
yang
baik
ialah :
Dari Abu Hurairah
r.a. bahwa Rasulullah bersabda:
وعن أبى هريرة رضي الله
عنه قال :
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم :
"إنمابعثت
لأتمم مكارم الأاخلاق"
(رواه أحمد)
Artinya :
”sesungguhnya
aku diutus kebumi hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq”.
(Hadits riwayat Ahmad).2
Dari ayat Al-Qur’an
dan Hadits Nabi SAW di atas, dapat kita ketahui bahwa Allah SWT dan
Rasul-Nya menganjurkan kepada manusia untuk senantiasa memiliki
akhlak/karakter
yang baik, dimana kepribadian Rasulullah SAW lah yang menjadi
cerminan untuk dijadikan panutan.
- Peran guru dalam menanamkan akhlak mulia pada siswa
Guru merupakan figur
peserta didik karena dapat membimbing siswa pada saat proses
pembelajaran
berlangsung di dalam dan diluar ruang belajar, maka guru dituntut
untuk selalu bertindak professional dalam penanaman, pengembangan,
pelatihan nilai-nilai pengetahuan.
Andreas Harefa
memperjelas kedudukan disiplin dan peran guru kedalam sepuluh bagian:
Pertama, Guru
adalah pendamping utama kaum pembelajar, orang-orang muda dan
benih-benih kehidupan di masa depan dalam proses menjadi pemimpin.
Kedua, Guru
memainkan peran sebagai aktor/aktris
pendamping pembantu yang membuat pemimpin Nampak “bercahaya”.
Ketiga,
Sebagai
Aktor/Aktris utama sekaligus membesarkan hati para pembelajar untuk
sementara menjadi “figuran”.
Keempat, Guru
adalah “Aktor Intelektual yang selalu ada di belakang layar
perubahan.
Kelima, Guru
dirasakan kehadirannya, ia dikenal luar justru karena tidak
menganggap
penting lagi popularitas, kedudukan dan kekuasaan.
Keenam, Guru
memulai proses-proses yang bersifat transformasi total
Ketujuh Guru
sudah tidak lagi tertarik pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan
kehidupan di dunia ini sebab ia mengarahkan hidupnya pada “kehidupan
di dunia yang akan dating”
Kedelapan, Guru
menaruh minat pada penyelarasan ”Spiritualisasi hati nurani”
dengan “rasionalitas akal budi” dan aktivitas.
Kesembilan
Kebutuhan
utama sang guru adalah aktualisasi, orientasi-dekorasi diri
Kesepuluh, Guru
belajar dari dirinya sendiri, ketika pemimpin belajar pada semua
orang dan terinspirasi oleh matahari, air atau alam semesta,
sedangkan pembelajar belajar pada idolanya, tokoh-tokoh yang
dikaguminya.
Sebagai pendidik,
guru tidak hanya bertanggung jawab terhadap penyampaian materi
pelajaran atau ilmu pengetahuan kepada siswanya, tetapi lebih dari
itu ia juga bertanggung jawab dalam perkembangan kepribadian dan
pembentukan nilai-nilai moral dan budi pekerti atau akhlak siswanya.
Ada yang menyebutkan
bahwa peradaban suatu bangsa sangat ditentukan oleh akhlak masyarakat
bangsa tersebut. Guru sebagai penanggung jawab pendidikan dalam
masyarakat dituntut agar dapat menjaga wibawa, berdisiplin dan
memperlihatkan akhlak yang baik sebagai contoh yang harus diikuti
oleh para siswanya. Apabila teladan yang diberikan oleh guru tersebut
baik, maka akhlak yang mulia akan tersebar dalam kepribadian para
siswa. Dengan demikian masyarakat tersebut dapat dikatakan sebagai
masyarakat yang memiliki peradaban.
Peran penting guru
dalam pembentukan perilaku atau akhlak peserta didik dapat kita lihat
dalam pedoman penciptaan suasana sekolah yang kondusif dalam rangka
pembudayaan budi pekerti luhur bagi warga sekolah (Depdiknas,
2003:24-25) : antara lain; …”Guru memiliki daya pengikat yang
kuat bagi peserta didiknya. Apa yang dikatakan guru akan diingat dan
dituruti oleh peserta didik karena yang dikatakan guru adalah
kebaikan. Demikian juga apa yang dilakukan guru akan dicontoh oleh
peserta didiknya.
Berdasarkan
teori-teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin guru
meliputi kondisi-kondisi yang teratur dalam pribadi guru dalam
melaksanakan tugas dan fungsi yang diembannya sebagai tenaga
pendidik. Dalam mendidik guru berkewajiban membina, mengembangkan
ilmu pengetahuan dan bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta
didik sesuai dengan ketentuan zaman.
- Kunci pelaksanaan disiplin dalam pembentukan akhlak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Istilah kedisiplinan
yang berpengeruh dalam pembentukan akhlak peserta didik
memiliki makna yang beragam diantaranya yaitu penertiban dan
pengawasan diri, penyesuaian diri terhadap aturan, kepatuhan terhadap
perintah pimpinan, penyesuaian diri terhadap norma-norma
kemasyarakatan dan lain-lain.
Kegiatan
pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup,
dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai
karakter yang ditargetkan. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses
pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilai-nilai bagi
peserta didik. Diagram berikut menggambarkan penanaman karakter
melalui pelaksanaan pembelajaran karakter disiplin:3
- Kegiatan Pendahuluan
Tahapan Kegiatan
Guru pada Kegiatan Pendahuluan
-
No.Tahapan kegiatan GuruNilai yang Ditanamkan1Guru datang tepat waktuDisiplin2Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelasSantun, Peduli3Berdo’a sebelum memulai pelajaranReligius4Mengecek kehadiran siswaDisiplin5Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktuDisiplin6Menegur siswa yang terlambat dengan sopanDisiplin, Sopan, Peduli
- Kegiatan IntiNo.Kegiatan GuruNilai yang Ditanamkan
1
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain sesuai materi yang dipelajariKreatif, Kerja Keras
2
Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru PAI, lingkungan, dan sumber belajar lainnyaKerjasama, Saling Menghargai, Peduli Lingkungan dan disiplin3
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lainnya untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisKreatif, Percaya Diri, Kritis, Saling Menghargai, Santun dan disiplin4
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan masalah seputar materi pelajaran.Kreatif, Percaya iri, Kritis dan disiplin5
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompokPercaya Diri, Saling Menghargai, Mandiri, Kerjasama dan disiplin6
Memberikan upan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didikSaling Menghargai, Percaya Diri, Santun, Kritis, Logis - Kegiatan Penutup
-
No.Perilaku GuruNilai yang Ditanamkan1Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaranMandiri, Kerjasama, Kritis, Logis2Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaranSaling Menghargai, Santun, Kritis, Logis3Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didikDisiplin, Kritis, Logis, Kerja Keras
Seorang guru harus
mampu menumbuhkan disiplin dalam pembentukan
akhlak siswa,
terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru seharusnya memiliki
kesabaran yang baik sehingga mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
- Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.
- Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat ketentuan, peraturan dan tata tertib. Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.
Memberikan contoh
perilaku disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang disiplin
diharapkan siswa dapat mengenalinya atau dapat membedakan mana
perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.4
Dengan cara ini
siswa menjaga disiplin diri mereka dan bukan karena suatu tekanan
atau paksaan.
BAB
III
KESIMPULAN
Hakekat
pendidikan adalah pembelajaran. Belajar adalah membangun manusia
berkualitas, yakni menjadi manusia berkarakter. Disiplin adalah
karakter yang menentukan kualitas pendidikan Indonesia.
Mendisiplinkan
peserta didik, guru seharusnya menggunakan cara-cara memanusiakan
manusia. Menjalin, membina dan memperbaiki komunikasi mutualis
adalah cara aktif, kreatif, positif dan efektif untuk membiasakan
peserta didik kearah yang lebih baik, yaitu menjadi manusia yang
patuh dan taat.
Disamping
harus menjadi teladan bagi anak didiknya, guru seharusnya mampu
menyadarkan anak didik untuk mematuhi ketentuan, aturan dan tata
tertib sekolah. Dengan memahami latar belakang peserta didik, guru
diharapkan dan seharusnya membantu peserta didik mengenali diri dan
potensinya, membantu peserta didik meningkatkan kualitas perilakunya,
dan menjadikan peraturan dan tata tertib sekolah sebagai alat untuk
memotivasi peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
- Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1995)
- Jalaluddin Al-Suyuti, Jami’us Shogir (Surabaya: Dar-Al Nasyr Al Mishriyah, 1992) hal. 103
- Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
- Dini, 2016. Strategi Guru Mendisiplinkan Siswa Dalam Proses Pembelajaran. http://dini0922098.blogspot.com/2016/05/strategi-guru-mendisiplinkan-siswa.html. Di akses 05 mei 2016
1
Depag
RI, Al-Qur'an
dan Terjemahnya, (Semarang:
PT Toha Putra, 1995)
2
Jalaluddin Al-Suyuti, Jami’us
Shogir (Surabaya:
Dar-Al Nasyr Al Mishriyah, 1992) hal. 103
3
Majid,
Abdul. 2006.
Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
4
Dini,
2016.
Strategi
Guru Mendisiplinkan Siswa Dalam Proses Pembelajaran.
http://dini0922098.blogspot.com/2016/05/strategi-guru-mendisiplinkan-siswa.html.
Di akses 05
mei
2016