Selasa, Agustus 17, 2021

Modul : Praktikum Statistik

 

MODUL I

REGRESI

 

I.1 Tujuan

Dari praktikum ini praktikan diharapkan :

1.      Dapat menjelaskan pentingnya analisis hubungan.

2.      Dapat memahami dan menerapkan regresi.

3.      Dapat menggunakan teknik ramalan dan melakukan analisis regresi.

4.      Dapat melatih kemampuan mahasiswa/mahasiswi untuk mengatasi permasalahan industri yang berhubungan dengan regresi.

5.      Dapat mengembangkan keterampilan mahasiswa/mahasiswi dalam menggunakan dan menganalisa dengan SPPS Ver. 10.0

 

1.2 Landasan Teori

            Dalam landasan teori ini yang dibahas mengenai regresi yaitu regresi linier dan regresi berganda. Kedua regresi ini memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya.

    

1.2.1 Regresi Linier

              Persamaan regresi adalah persamaan matematik yang memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas.

              Regresi diterapkan pada semua jenis peramalan, dan tidak harus berimplikasi suatu regresi mendekati nilai tengah populasi (Wallpole, 1996).

 

 

 

 

 

 

 


                                               

 

 

             

              Bila diberikan data contoh [(xi, yi); I = 1,2 … n], maka nilai dugaan kuadrat terkecil bagi parameter dalam garis regresi, yaitu :

                                                ŷ = a + bx                                                   (1)

     dapat diperoleh dari rumus :

 

 


                                                                                                                    (2)

                                              

      dan

                                                                                                                                          (3)

     Dimana : a = Intersep / perpotongan dengan sumbu tegak

                b = Kemiringan

                y = Nilai ramalan yang dihasilkan garis regresi

 

1.2.2  Regresi Berganda

         Berbeda dengan regresi linier maka regresi berganda lebih kompleks (sulit) untuk mencari persamaan regresi. Dengan melambangkan nilai dugaannya dengan b0, b1, ….., br, maka didapat penulisan persamaan dalam bentuk.

                             ŷ = b0+b1 x1+b2 x2+…+br xr                                  (4)

dengan dua peubah bebas, persamaannya menjadi :

                             ŷ = b0+b1 x1I +b2 x2I + ei                                       (5)

 

         Nilai dugaan kuadrat terkecil b0, b1, dan b2 dapat diperoleh dengan memecahkan persamaan linier stimultan.

                                                                                                                                                   

 

 

 

 

 

         Sistem persamaan linier tersebut dapat diselesaikan untuk mendapatkan b1 dan b2 dengan berbagai cara yang tersedia, antara lain dengan kaidah Cramer dan kemudian b0 dapat diperolah dari persamaan pertama dengan mengamati bahwa:

 

                                                                                                               (9)

 

1.3        Tugas Pendahuluan

            Tugas pendahuluan ini dibuat agar praktikan dapat mengerti dalam mengerjakan soal-soal mengenai regresi.

1.      Berikut ini data mengenai jumlah kalori/hari yang dikonsumsi oleh mahasiswa dan berat badan mahasiswa yang bersangkutan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 1.3.1 Data Jumlah kalori/hari dan berat badan mahasiswa

Nama

Berat Badan

Jumlah Kalori yang dikonsumsi

Ivan

Mely

Rosa

Setia

Mayone

Lady

Anita

Wanto

Heri

Danu

 

89

48

56

72

54

42

60

85

63

74

530

300

358

510

302

300

387

527

415

512

         Tentukan persamaan garis regresinya!

 

 

Jawab :

x = jumlah kalori yang dikonsumsi,                             y = berat badan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


2.      Berikut ini data mengenai pringkat kimia, nilai ujian dan frekuensi membolos dari kuliah kimia oleh mahasiswa IKIP jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel  1.2.3 Data peringkat kimia, nilai ujian &

frekuensi membolos mahasiswa Jakarta

Siswa

Peringkat Kimia

Nilai Ujian

Frekuensi Membolos

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

85

74

76

90

85

87

94

98

81

91

76

74

65

50

55

70

65

70

55

70

55

70

50

55

1

7

5

2

6

3

2

5

4

3

1

4

Tentukan persamaan regresinya!

 

Jawab :

          x1 = Nilai ujian

          x2 = Frekuensi membolos

          y = Peringkat kimia

 

 

 

 

 

 

 

 


          Dengan memasukkan nilai-nilai ini kedalam persamaan linier diatas, kita memperoleh :

 

12 b0 + 725 b1 + 43 b2            =1011

725 b0 + 44,475 b1 + 2540 b2 =61.685

43 b0 + 2540 b1 +195 b2         =3581

 

Dengan menyelesaikan sistem persamaan linier ini, kita memperoleh b0 = 27.547, b1 = 0,922, dan b2 = 0,284. Dengan demikian persamaan regresinya adalah :

 

ŷ = 25.547 + 0,922 x1 + 0,284 x2

 

1.4    Pengolahan Data

            Dalam pengujian data regresi dengan menggunakan software maka diperlukan software penunjang, yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum di Laboraturium Teknik Industri Dasar digunakan program SPSS Versi 10.00.

       Dalam pengujian kasus regresi dengan menggunakan program SPSS Versi 10.00, penyelesaian untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut :

1.      Memasukan data SPSS

Langkah-langkahnya :

a.       Membuka lembar kerja baru

Dari menu utama file, pilih new, lalu ketik data

b.      Menamai variabel dan property yang diperlukan

Klik tab sheet variable view yang ada dibagian kiri bawah, setelah itu, akan tampak dilayar kotak SPSS data editor dengan urutan name, tipe, width, dan lain-lain.

2.      Mengisi data

Hal yang diperlukan dalam pengisian variabel name adalah “tidak boleh ada spasi dalam pengisiannya”.

3.      Pengolahan data dengan SPSS

Langkah-langkahnya :

a.       Pilih menu analyze, kemudian pilih submenu regression

b.      Kemudian lakukan pengisian terhadap

v  Kolom dependent atau variabel tergantung

v  Kolom independent atau variabel bebas

v  Kolom case labels  atau keterangan pada kasus

v  Kolom method, untuk keseragaman pilih default yang ada yaitu enter

v  Kolom options

Pilih stepping method criteria dengan uji F

Pilih include constant in equation

Pilih missing value  yaitu exclude cases listwise

Klik continue untuk melanjutkan

v  Kolom statistic

Pilih regression coefficient dengan klik estimate, desriptive, dan model fit

Pilih residual, klik pada casewise diagnostics  dan pilih all casses

Klik continue untuk melanjutkan

v  Tekan O.K.

Untuk menghasilkan output dan menganalisa, maka kita dapat menggunakan contoh soal dari tugas pendahuluan diatas.

 

 

Regression

 

Dari hasil output merupakan contoh soal untuk regresi linier, maka kita dapat menganalisanya sebagai berikut :

v  Rata-rata berat badan tiap mahasiswa sebesar 64,30 kg dengan standar deviasi 15,46

v  Rata-rata jumlah kalori mahasiswa sebesar 414.10 kalori dengan standar deviasi 98.57

v  Besar hubungan antara berat badan dengan jumlah kalori tiap mahasiswa yang dihitung dengan koefisien adalah 0.950. hal ini menunjukan hubungan yang sangat erat ( mendekati + 1 ) diantara berat badan dengan jumlah kalori.

v  Angka R Square adalah 0.903. R Square dapatdisebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 90.30% berat badan dapat dijelaskan oleh variabel jumlah kalori.

v  Standar error of estimate adalah 5.11

v  Dari uji ANOVA, didapat F hitung adalah 74.201 dengan tingkat signifikansi 0.00000. oleh karena probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksikan berat badan

v  Tabel selanjutnya menggambarkan persamaan regresi  :

Y = 2.608 + 0.149X

Dimana :

v  Y = berat badan

v  X = jumlah kalori

v  Konstanta sebesar 2.608

v  Koefisien regresi sebesar 0.149

v   

Hipotesis

Ho = Koefisien regresi tidak signifikan

H1 = Koefisian regresi signifikan

 

Pengambilan keputusan

A.    Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel

Jika statistik t hitung < statistik t tabel, maka Ho diterima

Jika statistik t hitung >statistik t tabel, maka Ho ditolak

v  Statistik t hitung

Dari tabel output diatas terlihat bahwa t hitung adalah 8.614

v  Statistik tabel

·         Tingkat signifikansi = 5 %

·         Df = jumlah data –2 =10-2 = 8

·         Uji dilakukan dua sisi

Keputusan

·         Oleh karena statistik hitung > statistik tabel, maka Ho ditolak

B.     Berdasarkan probabilitas

Jika probabilitas >0.05, maka Ho diterima

Jika probabilitas <0.05, maka Ho ditolak

Keputusan

·         Terlihat bahwa pada kolom significance adalah 0.000, atau probabilitas jauh dibawah 0.05, maka Ho ditolak atau berat badan benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kalori.

·         Untuk mencari regresi linier berganda cara memasukan data ke SPSS sama saja, yang berbeda hanya datanya saja dan outputnya juga hampir sama tidak berbeda jauh dari output regresi linier.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MODUL II

KORELASI

 

II.1   Tujuan

   Dari praktikum ini praktikan diharapkan :

1.   Dapat menghitung.koefisien korelasi

2.   Dapat menjelaskan pentingnya analisis hubungan

3. Dapat melatih kemampuan mahasiswa/i untuk mengatasi permasalahan industri yang berhubungan dergan kolerasi

4.   Dapat mengembangkan keterampilan mahasiswa/i dalam menggunakan dan menganalisa dengan program SPSS Ver. 10.0

 

II.2   Landasan Teori

Dalam landasan teori ini yang dibahas mengenai kolerasi yaitu kolerasi linier dan kolerasi berganda.

II.2.1   Kolerasi Linier

Sampai saat ini dianggap bahwa peubah bebas X dikendalikan, jadi bukan suatu peubah acak. Sebetulnya dalam hal ini, X sering disebut peubah matematika, yang dalam proses pengambilan terak tanpa galat yang berarti.

Kita ingin memandang permasalaban mengukur hubungan antara kedua peubah X dan Y. Dalam suatu kasus, bila X adalah umur suatu mobil bekas dan Y nilai jual mobil tersebut, maka kita membayangkan nilai-nilai X yang kecil berpadanan dengan nilai-nilai Y yang besar. Analiis kolerasi mencoba mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah demikian melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien kolerasi.

Didefinisikan koefisien kolerasi linier sebagai huhungan linier antara dua peubah acak X dan Y, dan dilambangkan dengan r. Jadi, r mengukur sejauh mana titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus. Oleh karena itu dengan membuat diagram pencar bagi n pengamatan [(Xi, Yi), I = 1,2........, n] dan contoh acak, dapat ditarik kesimpulan tertentu mengenai r. Bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan positif, maka ada kolerasi positif yang tinggi kedua peubah. Akan tetapi, bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan negatif, maka antara kedua peubah itu terdapat kolerasi negatif yang tinggi. Kolerasi antara kedua peubah semakin menurun secara numerik dengan semakin memancarnya atau menjauhnya titik-titik dan suatu garis lurus.

Ukuran korelasi linier antara dua peubah yang paling banyak digunakan adalah yang disebut koefisien korelasi momen hasil kali pearson atau ringkasnya koefisien contoh.

Menurut Robert F. Walpole dalam bukunya Pengantar Statistika, 1996, koefisien korelasi, ukuran hubungan linier antara dua peubah x dan y diduga dengan koefisien korelasi contoh r, yaitu :

r =                 (1)

 

Dapat disimpulkan bahwa r nilainya pasti antara 0 dan 1. Alcibatnya r mungkin mengambil nilai dari -1 sampai +1. Nilai r = 1 semua titik contoh terletak pada satu garis iurus yang mempunyai kemiringan positif. Jadi, hubungan linier sempurna terdapat antara nilai-nilai x dari y dalam contoh, bila r = + 1 atau r = - 1. Bila r mendekati + 1 atau -1, hubungan antara kedua peubah itu kuat dan terdapat korelasi yang tinggi aniara keduanya. Akan tetapi, bila r mendekari nol hubungan linier antara x dan y sangat lemah atau mungkin tidak ada sama sekali.

 

II.2.2   Korelasi Ganda

Koefisien deterininasi berganda contoh diberikan oleh definisi berikut. Definisi koefisien deterimnasi berganda untuk contoh acak.

{(x1i, x21, y1); i = 1, 2, .............., n)}                                    (2)

Koefisien determinasi berganda contoh yang dilambangkan dengan R2 y. 12, didefinisikan sebagai berikut :

R2 y, 12 = 1 -                                            (3)

Sedangkan dalam hal ini:

    JKG = (n – 1) (S2y – b2 S2x)                                      (4)

Koefisien korelasi berganda contoh, yang dilambangkan dengan R2 y . 12, didefinisikan sebagai akar positif dan koefisien deterininasi bergandanya.

 

II.3   Tugas Pendahuluan

Tugas pendahuluan ini dibuat agar praktikan dapat mengerti dalam mengerjakan soal-soal mengenai korelasi.

1

Jumlah jam belajar / minggu (x)

10

15

12

20

16

22

 

Nilai yang diperoleh (y)

98

81

84

74

80

80

Tentukan koefisien korelasinya!

Jawab :

Tabel 2.3.1 Tabel jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh

No

xi

yi

xi . yi

x2i

y2i

1

2

3

4

5

6

10

15

12

20

16

22

98

81

84

74

80

80

920

1215

1008

1480

1280

1760

100

225

144

400

256

484

8464

6561

7056

5476

6400

6400

 

95

491

7663

1609

40.357

 


r  =

r  =

r  = - 0,82

r2 = 0,67

 

Jadi koefisien korelasi sebesar - 0,82, hal ini berarti hubungan korelasi lemah karena nilai koefisien mendekati nhlai - 1.

 

2.   PT. NIKE yang memproduksi sepatu ingin meneliti huhungan antara variabel jumlah bahan baku dan variabel jumlah produk jadi. Berikut ini adalah data mengenai jumlah bahan baku dan jumlah produk jadi dalam 5 bulan.

Tabel 2.3.2 Tabel jumlah bahan baku dengan jumlah produk jadi

Bulan ke

Jumlah bahan baku

Jumlah produk jadi

1

2

3

4

5

20

30

25

36

42

7

7

6

9

10

 

Tentukan koefesien korelasinya !

Bulan ke

xi

yi

x2i

y2i x2i

xi . yi y2i

1

2

3

4

5

20

30

25

36

42

4

7

6

9

10

400

900

625

1296

1764

16

49

36

81

100

80

210

150

324

420

 

153

36

4985

1609

1184

r  =

r  =

r  = 0,99

Jadi koefisien korelasinya sebesar 0,99, hal ini berarti ada hubungan korelasi yang kuat karena mendekati nilai koefisien + 1.

 

II.4   Pengolahan Data

Dalam pengolahan data korelasi dengan menggunakan software maka diperlukan software penunjang, yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum di laboratoriun Teknik Industri Dasar digunakan program SPSS Versi 10.00.

Dalam pengujian kasus korelasi dengan menggunakan progran SPSS Versi 10.00, penyelesaian untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut :

1.      Memasukkan data ke SPSS

Langkah-langkahnya :

v  Membuka lembar kerja baru

      Dan menu utama file, pilih new, lalu klik data

v  Menamai vaniabel dan property yang diperlukan

Kilk tab sheet variabel view yang ada di bagian kiri bawah. Setelah itu, akan tampak SPSS data editor dengan urutan name, type, width, dan lain-lain.

2.      Mengisi data

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian vaniabel name adalah “tidak boleh ada spasi dalam pengisiannya”

3.      Pengolahan data dengan SPSS

Langkah-langkahnya:

v  Pilih menu analyze, lalu pilih submenu correlate

v  Kemudian lakukan pengisian terhadap:

·         Kolom variabel

·         Kolom correlation coefisients, pilih pearson

·         Kolom test of significance, pilih two- tailed

·         Kolom flag significant correlations

·         Kolom options

      Pilih statistics

      Pilih missing values, pilih exclude cases pairwise

v  Tekan kontinu, lalu O.K

Untuk menghitung basil output dan SPSS maka kita dapat menggunakan contoh soal dan korelasi linier . Untuk memasukkan data pada korelasi berganda sama dengan korelasi linier dan begitu juga outputnya tidak berbeda jauh.

 

 

Correlations

 

 

Dari output SPSS maka kita dapat menganalisanya :

v   Berkenaan dengan besaran angka. Angka korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempuma). Sebenamya tidak ada ketentuan yang tepat mengenai apakah angka korelasi tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau lemah. Namun, dapat dijadikan pedoman sederhana, bahwa angka korelasi di atas 0.5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedang di bawah 0.5 korelasi lemah.

v   Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda negatif pada output menunjukkkan adanya arah yang berlawanan, sedangkan tanda positif menunjukkan arah yang sama.

Hipotesis

H0 = Ada hubungan (korelasi) antara dua vaniabel

H1 = Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel

 

Pengambilan Keputusan

A.    Berdasarkan probabilitas

Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak

Keputusan:

Terlihat bahwa antara jumlah bahan baku dengan jumlah produk jadi berkorelasi secara signifikan karena probabilitas 0.99 lebih besar dan 0.05.

 

B.     Berdasarkan tanda ** yang diberikan SPSS

Signifikan tidaknya korelasi dua variabel dapat dilihat dan adanya tanda ** pada pasangan data yang dikorelasikan.

Dari output yang dihasilkan terlihat variabel jumlah bahan baku dengan variabel jumlah produk jadi terdapat tanda hingga dapat disimpulkan antara kedua variabel tersebut berkorelasi secara signifikan.

MODUL III

CHI-SQUARE (KHI-KUADRAT)

 

III.1  Tujuan

          Dari praktikum ini praktikan diharapkan :

1.      Dapat membandingkan antara frekuensi-frekuensi harapan dengan frekuensi-frekuensi teramati.

2.      Dapat mengetahui data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan.

3.      Dapat melatih kemampuan mahasiswa/mahasiswi untuk mengatasi masalah industri yang berhubungan dengan chi-square.

4.      Dapat mengembangkan keterampilan mahasiswa/mahasiswi dalam menggunakan dan menganalisa dengan program SPSS 10.00

III.2  Landasan Teori

              Sebaran chi-square (chi-kuadrat) adalah sebaran yang dimiliki oleh suatu statistik bila ragam contoh acak berukuran n ditarik dari populasi normal dengan ragam s2. Sebaran chi-kuadrat dirumuskan:

 

                                                                                                                    (1)

 

 

              III.2.1 Uji Kebaikan Suai

              Uji kebaikan suai adalah uji yang didasarkan pada seberapa baik kesesuaian antara frekuensi yang teramati dalam data contoh dengan frekuensi harapan yang didasarkan pada sebaran yang dihipotesiskan. Untuk menentukan apakah suatu populasi mempunyai sebaran teoritik tertentu. (Wallpole, 1996).

 

              Uji kebaikan suai dirumuskan :

 

                                                                                                           

                                                                                                            (2)

 

              Lambang OI dan ei masing-masing menyatakan frekuensi yang teramati dan frekuensi harapan bagi sel ke-I, sedangkan nilai x2 merupakan sebuah nilai bagi peubah acak x2 yang sebaran penarikan contohnya sangat menghampiri sebaran chi-kuadrat.

              Bila frekuensi yang teramati sangat dekat dengan frekuensi harapannya nilai x2 akan kecil. Hal ini menujukkan adanya kesesuaian yang baik, bila frekuensi yang teramati berbeda cukup besar dari frekuensi harapannya nilai x2  akan besar sehingga kesesuaiannya akan buruk. Kesesuaian yang baik akan membawa pada penerimaan Ho, sedangkan kesesuaian yang buruk akan membawa pada penolakan Ho.
              Untuk taraf nyata
a nilai kritiknya x2 a dapat diperoleh pada tabel. Dengan demikian wilayah kritiknya adalah x2 > x2 a. Kriteria keputusan ini tidak untuk digunakan pada frekuensi harapan yang kurang dari 5. Persyaratan ini mengakibatkan penggabungan  sel yang berdekatan sehingga mengakibatkan berkurangnya derajat bebas. Banyaknya derajat bebas dalam uji kebebasan suai yang didasarkan pada sebaran chi-kuadrat adalah sama dengan banyaknya sel dikurangi dengan banyaknya besaran yang diperoleh dari data pengamatan (contoh) yang digunakan dalam perhitungan frekuensi harapannya.

 

III.2.2    Uji Kebebasan Suai

              Prosedur uji chi-kuadrat dapat pula digunakan untuk menguji hipotesis kebebasan antara 2 peubah. Uji kebebasan suai dirumuskan :

                                         

                                                                                                        (3)

dengan :

V = (r - 1) (c - 1) derajat bebas

              Bila x2 = x2 a tolak hipotesis o bahwa kedua penggolongan itu bebas pada taraf nyata a, bila selainnya terima Ho (Wallpole, 1996).

 

III.2.3    Pengujian Beberapa Proporsi

              Statistik chi-kuadrat untuk uji kebebasan dapat juga diterapkan untuk menguji apakah k populasi binom memiliki parameter yang sama. Uji ini merupakan selisih antara dua proporsi menjadi selisih antara k proporsi. Jadi kita berkepentingan untuk menguji hipotesis Ho=P1-P2=…=Pk.

              Lawan alternatifnya bahwa populasi proporsi itu tidak semuanya sama, yang ekuivalen dengan pengujian bahwa terjadinya keberhasilan atau kegagalan tidak tergantung pada populasi yang diambil contohnya.

              Untuk melakukan uji ini pertama kita harus mengambil contoh acak bebas yang berukuran masing-masing n1, n2 …, nk bentuk tabel kontingensi sama dengan 2 x k.

              Frekuensi harapan dihitung seperti cara yang telah diterangkan di atas, kemudian bersama-sama dengan yang teramati dimasukan kedalam rumus untuk uji kebebasan yaitu :

 


                                                                                                        (4)

 

dengan :

V= (2-1) (k-1) derajat bebas

              Dengan mengambil wilayah kritik diekor bagian kanan yang berbentuk x2 > x2 a maka Ho dapat disimpulkan.

              Perlu diingat bahwa statistik yang kita gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, hanya dihampiri sebaran chi-kuadrat, nilai chi kuadrat hitung bergantung pada frekuensi sel sebaran chi yang kontinue menghampiri sebaran contoh bagi x2 dengan sangat baik, asal V>1.

              Dalam  tabel kontingensi 2 x 2 dengan 1 derajat bebas, biasanya digunakan koreksi Yate bagi kekontinuan. Rumus yang terkoreksi adalah :

 


                                                                                                            (5)

 

              Bila frekuensi harapannya besar, nilai yang terkoreksi maupun yang tidak terkoreksi hampir sama. Bila f harapan antara 5 da 10 koreksi Yate harus diterapkan. Bila f < 5 maka harus diterapkan uji pasti Fishe-Irwin. Untuk menghindari uji ini kita harus mengambil contoh.

III.3    Tugas Pendahuluan

                          Tugas pendahuluan ini dibuat agar praktikan dapat mengerti dalam mengerjakan soal-soal mengenai chi-square.

1.      Survei dilakukan untuk mencari informasi tentang pola minum-minuman beralkohol dengan status perkawinan seseorang dari 21 orang.

   Responden yang diambil secara acak diketahui bahwa :

 

          Tabel 3.3.1 Tabel status perkawinan dengan konsumsi minuman beralkohol

 

Bukan peminum

Peminum ringan

Peminum berat

Total

Belum menikah

Menikah

Bercerai

2

2

3

2

3

1

4

2

2

8

7

6

Total

7

6

8

21

 

Dari data tersebut apakah ada keterkaitan antara status perkawinan dengan konsumsi minuman beralkohol?

                   Jawab :

                   Diketahui : Ho = P1 = P2 + P3 (tidak ada keterkaitan)

                                      H1 = P1 ¹ P2 ¹ P3 (ada keterkaitan)

                   a = 0,05                             V = (3 - 1) , (3 - 1) = 4

                   wilayah kritik : x2 > 9,488

                                                                                                                   

 

 

 

 

 

 

 

Bukan peminum

Peminum ringan

Peminum berat

Total

Belum menikah

Menikah

Bercerai

2 (2,67)

2 (2,34)

3(2)

2(2,28)

3(2)

1(1,72)

4(3,05)

2(2,67)

2(2,28)

8

7

6

Total

7

6

8

21

 

 

 

 

 

 

 


Kesimpulan : Terima Ho karena 2,057 < 9,488 sehingga tidak ada keterkaitan antara status perkawinan dengan konsumsi minuman beralkohol.

 

2.      Pengunjung salon “CANTIK” pada tanggal 10 januari 2002 yang dikategorikan berdasarkan jenis kelamin dan umur pengunjung.

   Tabel 3.3.2 Tabel jenis kelamin dengan umur pengunjung

Umur

Jenis kelamin

Pria

Wanita

<30

30 atau>

4

3

3

2

Ujilah hipotesis bahwa jenis kelamin dan umur pengunjung adalah independent pada tingkat signifikansi a = 0,01

Jawab :

Ho : m1 = m2 (tidak independen)

H1 : m1 ¹ m2 (independen)

  a = 0,01                          V = ( 2 - 1 ) . ( 2 – 1 ) = 1

 

 

  Wilayah kritik = `x 2 =  ± 6,63 x2 < - 6,63

                                                        x2 >  6,63

Umur

Jenis kelamin

Total

Pria

Wanita

< 30

30 atau >

4 (4,08)

3 (2,92)

3 (2,92)

2 (2,08)

7

5

Total

7

5

12

 

 

 

 

 

 

 

 


              Kesimpulan : Terima Ho karena 0,0092 < 6,63 sehingga antara jenis kelamin dan umur pengunjung bersifattidak independen.

 

III.4       Pengolahan Data

                          Dalam pengujian data chi-square dengan menggunakan software maka diperlukan software penunjang, yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum di Laboraturium Teknik Informatika Dasar digunakan program SPSS Versi 10.00.

                          Dalam pengujian kasus chi-square dengan menggunakan program SPSS Versi 10.00, penyelesaian untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut

1.      Memasukkan data ke SPSS

Langkah-langkahnya :

v  Membuka lembar kerja baru

Dari menu utama file, pilih new, lalu klik data

v  Menamai variabel view yang ada dibagian kiri bawah. Setelah itu akan tampil SPSS data editor dengan urutan name, type, width dan lain-lain.

2.      Mengisi data

Hal yang diperlukan dalam pengisian variabel name adalah “tidak boleh ada spasi dalam pengisiannya”

3.      Pengolahan data

Langkah-langkahnya :

v  Pilih analyze, lalu pilih menu statistics kemudian pilih submenu nonparametric test

v  Kemudian lakukan pengisian terhadap

·         Kolom test variabel list

·         Kolom expected range, lalu pilih get from data

·         Kolom expected value, lalu pilih all categories equal

v Setelah pengisian lalu kontinue dan tekan O.K.

 

 

 

 

 

 

NPar Tests

Chi-Square Test

Frequencies

 

Hipotesis

Ho = Tidak independen

H1 = Independen

Pengambilan Keputusan

A.    Berdasarkan perbandingan chi-square uji dan tabel

Jika chi-square hitung < chi-square tabel, maka Ho diterima

Jika chi-square hitung > chi-square tabel, maka Ho ditolak

v  Chi-square hitung pada output SPSS adalah 0.333

v  Oleh karena chi-square hitung < chi square tabel mqkq Ho diterima (0.333<6.63)

B.     Berdasarkan Probabilitas

Jika probabilitas >0.05, maka Ho diterima

Jika probabilitas <0.05, maka Ho ditolak

Keputusan :

Terlihat bahwa pada kolom asyimp. Sig adalah 0,564 atau probabilitas diatas 0.05 maka Ho diterima. Sehingga antara jenis kelamin dan umur bersifat tidak independent.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MODUL IV

ANOVA SATU ARAH

 

 

Tujuan dan pelaksanaan praktikum ANOVA 1 arah, yakni :

1.   Untuk mengetahui dan memahami uji statistik dengan menggunakan ANOVA, terutama ANOVA 1 arah,

2.   Untuk mengetahui persoalan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan uji ANOVA 1 arah dalam kehidupan sehari-hari.

3.   Agar dapat menyelesaikan persoalan uji ANOVA 1 arah dan menarik kesimpulan yang sesuai dengan persoalan yang diujikan..

 

A.    Teori

Analisis ragam (Analysis of Variance) atau yang lebih dikenal dengan istilah ANOVA adalah suatu teknik untuk menguji kesamaan beberapa rata-rata secara sekaligus. Uji yang dipergunakan dalam ANOVA adalah uji F karena dipakai untuk pengujian lebih dan 2 sampel.

Anova dapat digolongkan kedalam beberapa kriteria, yaitu :

1.      Klasifikasi 1 arah

ANOVA klasifikasi 1 arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 1 kriteria.

2.   Klasifikasi 2 arah

ANOVA kiasifikasi 2 arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 2 kritenia.

3.   Klasifikasi banyak arah

ANOVA banyak arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan banyak kriteria.

Pada pembahasan kali ini, dititikberatkan pada pengujian ANOVA 1 arah yaitu pengujian ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 1 kriteria. Setiap kriteria dalam pengujian ANOVA mempunyai level.

Contoh :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 4.1 Kriteria dan Level

 

Asumsi pengujian ANOVA :

1.   Populasi yang akan diuji berdistribusi normal

2.   Varians/ragam dan populasi yang diuji sama

3.   Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain

Tujuan dan pengujian ANOVA ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil yang diinginkan. Inisal, seorang manajer produksi menguji apakah ada pengaruh kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin produksi di pabrik pada hasil perakitan sebuah komponen yang cukup kecil dan sehuah sirkuit yang memerlukan konsentrasi yang tinggi dan seorang operator rakit.

Dalam pengujian ANOVA ini, dipergunakan rumus hitung sebagai berikut:

 

Tabel 4.1 Analisis Ragam Kiasifikasi Satu Arah

Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Derajat

Bebas

Kuadrat Tengah

F hitung

Nilai tengah kolom

JKK

k – 1

s12 =

Galat

(Error)

JKG

k (n-1)

s12 =

Total

HKT

nk – 1

 

 

Sumber: Walpole, Ronald E. (199)

 

Dimana :

                          JKG = JKT – JKK

 

B. Aplikasi Perhitungan Manual Pada Tugas Pendahuluan

1.   Dari 5 tablet sakit kepala yang diberikan kepada 25 orang dicatat berapa lama tablet-tablet itu dapat mengurangi rasa sakit. Ke-25 orang itu dibagi secara acak ke dalam 5 grup dan masing-masing grup diberi satu jenis tablet.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.2

Lamanya Hilang Rasa Sakit

 

Tablet

 

A

B

C

D

E

 

5

9

3

2

7

 

4

7

5

3

6

8

8

2

4

9

6

6

3

1

4

5

9

7

4

7

Total

Nilai Tengah

28

 

5.2

39

 

7.8

20

 

4.0

14

 

2.8

33

 

6.6

132

 

5.28

 

Lakukan analisis ragam, dan ujilah hipotesis pada taraf nyata 0.05 bahwa nilai tengah lamanya tablet itu mengurangi rasa sakit adalah sama untuk kelima tablet sakit kepala itu!

 

Penyelesaian :

1.   H0 = nilai tengah lamanya tablet itu mengurangi rasa sakit adalah sama

2.   H1 = sekurang-kurangnya dua nilai tengah tidak sama x = 0.05

3.   a = 0.05

4.   Wilayah kritik = f : 2.87

5.   Perhitungan :

                                    JKK = 776400 – 696960 = 79440

                                    JKG = 137040 – 79440 = 47600

 

Hasilnya dan perhitungan lainnya :

 

Tabel 4.3 Analisis Ragam bagi Data Klasifikasi Satu Arah

Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Derajat

Bebas

Kuadrat Tengah

F hitung

Nilai tengah kolom

79440

4

19860

6.90

Galat

(Error)

57600

20

2880

Total

137040

24

 

 

 

6.   Keputusan: Tolak H0, dan simpulkan bahwa nilai tengah lamanya obat itu dapat mengurangi rasa sakit tidak sama untuk kelima merek tablet sakit kepala tersebut.

 

2.   Ada yang mengatakan bahwa mobil mahal dirakit lebih berhati-hati dibandingkan dengan mobil murah. Untuk menyelidiki apakah pendapat ini beralasan, diambil tiga tipe mobil: mobil mewah besar A, sedan berukuran sedang B, dan sedan subkompak hatchback C, untuk diselidiki berapa banyaknya bagian yang cacat. Semua mobil itu diproduksi oleh pabrik yang sama. Data banyaknya yang cacat dan beberapa mobil bagi ketiga tipe itu dapat dilihat:

 

 

 

Tabel 4.4 Banyaknya Mobil Yang Cacat

 

Mobil

 

A

B

C

 

4

5

8

 

7

1

6

6

3

8

6

5

9

 

3

5

 

4

 

Total

23

21

36

80

 

Lakukan analisis ragam, dan ujilah hipotesis pada taraf nyata 0.05 bahwa rata-rata banyaknya bagian yang cacat adalah sama untuk ketiga tipe mobil tersebut!

 

Penyelesaian :

1.   H0 = rata-rata banyaknya bagian yang cacat adalah sama untuk ketiga tipe mobil

2.   H1 = sekurang-kurangnya dua nilai tengah tidak sama

3.   a = 0,05

4.   Wilayah kritik = f : 3.89

5.   Perhitungan :

 


Hasilnya dan perhitungan lainnya :

 

Tabel 4.5

Analisis Ragam bagi Data Kiasifikasi Satu Arah

Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Derajat

Bebas

Kuadrat Tengah

F hitung

Nilai tengah kolom

38.283

2

19.142

8.49

Galat

(Error)

27.050

12

2.254

Total

65.333

14

 

 

 

6.   Keputusan: Tolak H0, dan simpulkan bahwa rata-rata banyaknya bagian yang cacat untuk ketiga model itu tidak sama.

 

C.    Pengolahan Data dengan Software

Dalam pengujian data ANOVA 1 arah dengan menggunakan software maka diperlukan software penunjang, yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum di Laboratorium Teknik Industri Dasar digunakan program SPSS ver. 10.0.

Dalam pengujian kasus ANOVA 1 arah dengan menggunakan program SPSS ver 10.0 penyelesaian untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut :

1.   Memasukan data ke SPSS

      Langkah-langkahnya :

      a.   Membuka lembar kerja baru

            Dari menu utama File, pilih News lalu klik Data

      b.   Menamai variabel dan properti yang diperlukan

Klik tab sheet Variable View yang ada di bagian kiri bawah atau dapat juga dilakukan dari menu View, lalu pilih Variable.

Setelah itu, akan tampak Kotak Dialog SPSS Editor dengan urutan Name, Type, Width, dan seterusnya.

2.      Mengisi data

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian variabel Name adalah “tidak boleh ada spasi dalam pengisiannya”.

3.   Pengolahan data dengan SPSS

Langkah-langkahnya :

a.   Pilih Analyze ------ Compare Means ------ One Way Anova

b.   Kemudian lakukan pengisian terhadap :

-     Kolom Dependent List

-     Kolom Factor

-     Kolom Option :

·         Statistics

Pilih Descriptive dan Homogeneity of variance

·         Missing Values

Pilih Exclude cases analysis by analysis

·         Setelah pengisian5 tekan Continue

-          Kolom Post-Hoc

·         Equal Variances Assumed

      Pilih Bonferroni

·         Setelah pengisian, tekan Continue

-     Setelah pengisian selesai, tekan OK

4.   Kasus pengolahan data pada SPSS

Soal sama dengan soal Aplikasi manual pada bagian B.1 dan B.2.

 

 

 

 

Oneway

Post Hoc Tests

Oneway

Post Hoc Tests

 

ANALISA :

C.1. Soal Pertama

1.   Descriptives

Pada bagian ini terlihat ringkasan statistik dan kelima sampel.

2.   Test of Homogeneity of Variances

Tes ini bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi untuk ANOVA, yaitu apakah kelima sampel mempunyai varians yang sama

Hipotesis:

H0 = Kelima varians sampel adalah sama

H1 = Kelima varians sampel adalah tidak sama.

 

Keputusan:

·         Jika signifikan lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih kecil dan 0,05 maka H0 ditolak

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada test of homogeneity of variances, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan hahwa kelima varians sampel adalah sama.

3.      Anova

Setelah kelima varians terbukti sama, baru dilakukan uji ANOVA untuk menguji apakah kelima sampel mempunyai rata-rata yang sama.

Hipotesis :

H0 = Kelima rata-rata sampel adalah sama

H1 = Kelima rata-rata sampel adalah tidak sama.

Keputusan :

·         Jika f hitung lebih besar dari f tabel maka H0 ditolak

·         Jika f hitung lebih kecil dari f tabel maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada uji ANOVA, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari 0.05 dan f hitung yang dihasilkan (6,896) lebih besar dan f tabel (2.87) maka dapat disimpulkan bahwa kelima rata-rata sampel adalah tidak sama.

4.      Pos Hoc Test

Setelah diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara kelima kelompok sampel, maka yang akan dibahas adalah kelompok mana saja yang berbeda dan mana yang tidak berbeda?

Perbedaan antara kelompok yang satu dengan yang lainnya dapat diketahui dan ada tidaknya. tanda bintang (*). Misalnya, pada hasil output diatas diketahui bahwa B tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan A dan E tetapi memiliki perbedaan yang signifikan dengan C dan D.

 

C.2. Soal Kedua

1.   Descriptives

Pada bagian ini terlihat ringkasan statistik dan ketiga sampel.

2.   Test of Homogeneity of Variances

Tes ini bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi untuk ANOVA, yaitu apakah ketiga sampel mempunyai varians yang sama

Hipotesis :

H0 = Ketiga varians sampel adalah sama

H1 = Ketiga varians sampel adalah tidak sama.

Keputusan :

·         Jika signifikan lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih kecil dan 0.05 maka H0 ditolak

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada test of homogeneity of variances, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dan 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ketiga varians sampel adalah sama.

3.   Anova

Setelah kelima varians terbukti sama, baru dilakukan uji ANOVA untuk menguji apakah kelima sampel mempunyai rata-rata yang sama.

Hipotesis :

H0 = Kelima rata-rata sampel adalah sama

H1 = Kelima rata-rata sampel adalah tidak sama.

Keputusan :

·         Jika f hitung lebih besar dari f tabel maka H0 ditolak

·         Jika f hitung lebih kecil dari f tabel maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih besar dan 0.05 maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih kecil dan 0,05 maka H0 ditolak

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada uji ANOVA, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebih kecil dan 0.05 dan f hitung yang dihasilkan (8.492) Iebih besar dan f tabel (3,89) maka dapat disimpulkan bahwa kelima rata-rata sampel adalah tidak sama.

4.   Pos Hoc Test

Setelah diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara kelima kelompok sampel, maka yang akan dibahas adalah kelompok mana saja yang berbeda dan mana yang tidak berbeda?

Perbedaan antara kelonipok yangsatu dengan yang lainnya dapat diketahui dan ada tidaknya tanda bintang (*). Misalnya, pada hasil output diatas diketahui bahwa B tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan A tetapi memiliki perbedaan yang signifikan dengan C.

 

 

 

 

MODUL V

ANOVA DUA ARAH

 

 

Tujuan dan pelaksanaan praktikum ANOVA 2 arah, yakni :

1.   Untuk mengetahui dan memahami uji statistik dengan menggunakan ANOVA, terutama ANOVA 2 arah,

2.   Untuk mengetahui persoalan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan uji ANOVA 2 arah dalam kehidupan sehari-hari.

3.   Agar dapat menyelesaikan persoalan uji ANOVA 2 arah dan menarik kesimpulan yang sesuai dengan persoalan yang diujikan.

 

A.    Teori

Analisis ragam (Analysis of Variance) atau yang lebih dikenal dengan istilah ANOVA adalah suatu teknik untuk menguji kesamaan beberapa rata-rata secara sekaligus. Uji yang dipergunakan dalam ANOVA adalah uji F karena dipakai untuk pengujian lebih dari 2 sampel.

Anova dapat digolongkan kedalam beberapa kritenia, yaitu :

1.   Klasifikasi 1 arah

ANOVA kiasifikasi 1 arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 1 kriteria.

2.   Klasifikasi 2 arah

ANOVA klasifikasi 2 arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 2 kriteria.

3.   Klasifikasi banyak arah

ANOVA banyak arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan banyak kriteria.

Pada pembahasan. kali ini, dititikberatkan pada pengujian ANOVA 2 arah yaitu pengujian ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 2 kriteria. Setiap kriteria dalam pengujian ANOVA mempunyal level.

Contoh :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 5.1 Kriteria dan Level

 

 

Asumsi pengujian ANOVA:

1.   Populasi yang akan diuji berdistribusi normal

2.   Varians/ragam dan populasi yang diuji sama

3.   Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain

Tujuan dan pengujian ANOVA 2 arah ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil yang diinginkan. Misal, seorang manajer teknik menguji apakah ada pengaruh antara jenis pelumas yang dipergunakan pada roda pendorong dengan kecepatan roda pendorong terhadap hasil penganyaman sebuah karung plastik pada mesin circular.

Dalam pengujian ANOVA ini, dipergunakan rumus hitung sebagai berikut:


Tabel 5.1 Analisis Ragam Klasifikasi Dua Arah

Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Derajat

Bebas

Kuadrat Tengah

F hitung

 

Nilai tengah baris

JKB

r – 1

s12 =

 

 

Nilai tengah kolom

JKK

k – 1

s22 =

Galat

(Error)

JKG

(r – 1) (c – 1)

s32 =

 

Total

JKT

rc – 1

 

 

 

 

Sumber: Walpole, Ronald E. (1995)

 

Dimana:

Dimana :

                           JKG = JKT – JKB - JKK

 

B. Aplikasi Perhitungan Manual Pada Tugas Pendahuluan

1.   Data berikut ini adalah nilai akhir yang dicapai oleh 4 mahasiswa dalam mata kuliah kalkulus, manajemen, fisika, dan agama.

 

Tabel 5.2 Daftar Nilai Akhir Mahasiswa

Mhs

Mata Kuliah

Total

Kalkulus

Ekonomi

Fisika

Agama

 

1

68

94

91

86

339

2

83

81

77

87

328

3

72

73

73

66

284

4

55

68

63

61

247

Total

278

316

304

300

1198

 

Lakukan analisis ragam, dan gunakan taraf nyata 0.05 untuk menguji hipotesis bahwa :

a.   Keempat mata kuliah itu mempunyai tingkat kesulitan yang sama!

b.   Keempat mahasiswa itu mempunyai kemampuan yang sama!

 

Penyelesaian :

1.   H0’ = Keempat mata kuliah itu mempunyal tingkat kesulitan yang sama

      H0” = Keempat mahasiswa itu mempunyai kemampuan yang sama

2.   H1’ = sekurang-kurangnya satu tidak sama

      H1” = sekurang-kurangnya satu tidak sama

3.   a = 0.05

4.   Wilayah kritik = f1 : 3.86, dan f2 : 3.86

5.   Perhitungan:

 

 

Hasilnya dan perhitungan lainnya :

 

Tabel 5.3 Analisis Ragam bagi Data Klasifikasi Dua Arah

Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Derajat

Bebas

Kuadrat Tengah

F hitung

 

Nilai tengah baris

1342.25

3

447.42

f1 = 10.3

 

 

Nilai tengah kolom

188.75

3

62.92

f2 = 1.45

Galat

(Error)

390.75

9

43.42

 

Total

1921.75

15

 

 

 

 

6.   Keputusan :

a.   Tolak H0’, dan simpulkan bahwa keempat mata kuliah mempunyai kesulitan yang tidak sama.

b.   Terima H0”, dan simpulkan bahwa keempat mahasiswa itu mempunyai kemampuan yang sama.

 

C. Pengolahan Data dengan Software

Dalam pengujian data ANOVA 2 arah dengan menggunakan software maka diperlukan software penunjang, yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum di Laboratorium Teknik Industri Dasar digunakan program SPSS ver. 10.0.

Dalam pengujian kasus ANOVA 2 arab dengan menggunakan program SPSS ver 10.0, penyelesaian untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:

1.      Memasukan data ke SPSS

      Langkah-langkahnya :

  1. Membuka lembar kerja baru

Dan menu utama File, pilih New, lalu klik Data.

  1. Menamai variabel dan properti yang diperlukan

Klik tab sheet Variable View yang ada di bagian kiri bawah atau dapat juga dilakukan dan menu View, lalu pilih Variable.

Setelah itu, akan tampak Kotak Dialog SPSS Editor dengan urutan Name, Type, Width, dan seterusnya.

2.      Mengisi data

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian variabel Name adalah “tidak boleh ada spasi dalam pengisiannya”.

3.      Pengolahan data dengan SPSS

Langkah-langkahnya :

a.   Pilih Analyze ------ General Linear Model ------ Univariate

b.   Kemudian lakukan pengisian terhadap :

-     Kolom Dependent Variable

-     Kolom Factor(s)

·         Masukkan yang termasuk Fixed Factor(s)

·         Masukkan yang termasuk Random Factor(s)

·         Setelah pengisian, tekan Continue

-     Setelah pengisian selesai, tekan OK

4.   Kasus pengolahan data pada SPSS

      Soal sama dengan soal Aplikasi manual pada bagian B.1

 

 

Univariate Analysis of Variance

 


ANALISA :

C.1. Soal

Test of Between-Subjects Effects adalah tes ini bertujuan untuk menguji:

1.      Uji ANOVA 1 Faktor

Uji ini berguna untuk melihat apakah ada perbedaan yang nyata antara hasil diantara jenis pupuk dan varietas gandum.

Hipotesis :

H0 = Keempat rata-rata sampel adalah sama

H1 = Keempat rata-rata sampel adalah tidak sama.

Keputusan :

·         Jika f hitung lebih besar dan f tabel maka H0 ditolak

·         Jika f hitung lebih kecil dan f tabel maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih besar dan 0.05 maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih kecil dan 0.05 maka H0 ditolak

a.   Perbedaan rata-rata hasil berdasarkan kelompok gandum berdasarkan pada hasil yang diperoleh, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebib kecil dan 0.05 dan f hitung yang dihasilkan (9.22) lebih besar dan f tabel (4.76) maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa keempat rata-rata sampel adalah tidak sama.

b.   Perbedaan rata-rata hasil berdasarkan kelompok pupuk

      Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 0.05 dan f hitung yang dihasilkan (1.56) lebih kecil dan f tabel (5.14) maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa keempat rata-rata sampel adalah sama.

2.      Uji ANOVA Interaksi 2 Faktor

Uji ini berguna untuk melihat apakah ada interaksi terhadap hasil diantara jenis pupuk dan varietas gandum.

Hipotesis :

H0 = Keempat rata-rata sampel adalah sama

H1 = Keempat rata-rata sampel adalah tidak sama.

Keputusan :

·         Jika f hitung lebih besar dari f tabel maka H0 ditolak

·         Jika f hitung lebih kecil dari f tabel maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima

·         Jika signifikan lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, dihasilkan bahwa f hitung dan signifikannya tidak ada maka tidak ada interaksi.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Santoso, Singgih. 2002. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Penerbit: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta