MODUL I
REGRESI
I.1 Tujuan
Dari
praktikum ini praktikan diharapkan :
1.
Dapat menjelaskan pentingnya
analisis hubungan.
2.
Dapat memahami dan
menerapkan regresi.
3.
Dapat menggunakan teknik
ramalan dan melakukan analisis regresi.
4.
Dapat melatih kemampuan
mahasiswa/mahasiswi untuk mengatasi permasalahan industri yang berhubungan
dengan regresi.
5.
Dapat mengembangkan
keterampilan mahasiswa/mahasiswi dalam menggunakan dan menganalisa dengan SPPS
Ver. 10.0
1.2 Landasan Teori
Dalam landasan teori ini yang dibahas mengenai regresi yaitu regresi linier dan regresi berganda. Kedua regresi ini memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
1.2.1 Regresi Linier
Persamaan regresi adalah
persamaan matematik yang memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai suatu peubah
tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas.
Regresi diterapkan pada semua jenis peramalan, dan tidak harus berimplikasi suatu regresi mendekati nilai tengah populasi (Wallpole, 1996).
Bila
diberikan data contoh [(xi, yi); I = 1,2 … n], maka nilai dugaan kuadrat
terkecil bagi parameter dalam garis regresi, yaitu :
ŷ = a + bx (1)
dapat diperoleh dari rumus :
(2)
dan
(3)
Dimana : a = Intersep / perpotongan dengan
sumbu tegak
b = Kemiringan
y = Nilai ramalan yang dihasilkan garis regresi
1.2.2 Regresi Berganda
Berbeda dengan regresi linier maka
regresi berganda lebih kompleks (sulit) untuk mencari persamaan regresi. Dengan
melambangkan nilai dugaannya dengan b0, b1, ….., br, maka didapat penulisan persamaan
dalam bentuk.
ŷ
= b0+b1 x1+b2 x2+…+br xr (4)
dengan dua peubah bebas,
persamaannya menjadi :
ŷ
= b0+b1 x1I +b2 x2I + ei (5)
Nilai
dugaan kuadrat terkecil b0, b1, dan b2 dapat diperoleh dengan memecahkan
persamaan linier stimultan.
Sistem
persamaan linier tersebut dapat diselesaikan untuk mendapatkan b1 dan b2 dengan
berbagai cara yang tersedia, antara lain dengan kaidah Cramer dan kemudian b0
dapat diperolah dari persamaan pertama dengan mengamati bahwa:
(9)
1.3
Tugas Pendahuluan
Tugas pendahuluan ini dibuat agar praktikan dapat mengerti dalam mengerjakan soal-soal mengenai regresi.
1.
Berikut ini data mengenai
jumlah kalori/hari yang dikonsumsi oleh mahasiswa dan berat badan mahasiswa
yang bersangkutan.
Tabel 1.3.1 Data Jumlah kalori/hari dan berat badan mahasiswa
Nama |
Berat Badan |
Jumlah Kalori yang dikonsumsi |
IvanMelyRosaSetia Mayone Lady Anita Wanto Heri Danu |
89 48 56 72 54 42 60 85 63 74 |
530 300 358 510 302 300 387 527 415 512 |
Tentukan
persamaan garis regresinya!
Jawab :
x = jumlah kalori yang
dikonsumsi, y
= berat badan
2.
Berikut ini data mengenai
pringkat kimia, nilai ujian dan frekuensi membolos dari kuliah kimia oleh
mahasiswa IKIP jakarta.
Tabel 1.2.3 Data peringkat
kimia, nilai ujian &
frekuensi membolos mahasiswa Jakarta
Siswa |
Peringkat Kimia |
Nilai Ujian |
Frekuensi Membolos |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 |
85 74 76 90 85 87 94 98 81 91 76 74 |
65 50 55 70 65 70 55 70 55 70 50 55 |
1 7 5 2 6 3 2 5 4 3 1 4 |
Tentukan persamaan regresinya!
Jawab :
x1
= Nilai ujian
x2
= Frekuensi membolos
y
= Peringkat kimia
Dengan
memasukkan nilai-nilai ini kedalam persamaan linier diatas, kita memperoleh :
12 b0 + 725 b1 + 43 b2 =1011
725 b0 + 44,475 b1 + 2540 b2 =61.685
43 b0 + 2540 b1 +195 b2 =3581
Dengan
menyelesaikan sistem persamaan linier ini, kita memperoleh b0 = 27.547, b1 =
0,922, dan b2 = 0,284. Dengan demikian persamaan regresinya adalah :
ŷ = 25.547
+ 0,922 x1 + 0,284 x2
1.4 Pengolahan Data
Dalam
pengujian data regresi dengan menggunakan software maka diperlukan software
penunjang, yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum di Laboraturium
Teknik Industri Dasar digunakan program SPSS Versi 10.00.
Dalam pengujian kasus regresi dengan menggunakan program SPSS
Versi 10.00, penyelesaian untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut
:
1.
Memasukan data SPSS
Langkah-langkahnya :
a.
Membuka lembar kerja baru
Dari menu utama file, pilih new, lalu ketik data
b.
Menamai variabel dan
property yang diperlukan
Klik tab sheet variable view yang ada dibagian kiri
bawah, setelah itu, akan tampak dilayar kotak SPSS data editor dengan urutan
name, tipe, width, dan lain-lain.
2.
Mengisi data
Hal yang diperlukan dalam
pengisian variabel name adalah “tidak boleh ada spasi dalam pengisiannya”.
3.
Pengolahan data dengan SPSS
Langkah-langkahnya :
a.
Pilih menu analyze, kemudian pilih submenu regression
b.
Kemudian lakukan pengisian
terhadap
v Kolom dependent
atau variabel tergantung
v Kolom independent atau
variabel bebas
v Kolom case labels atau keterangan pada kasus
v Kolom method,
untuk keseragaman pilih default yang ada yaitu enter
v Kolom options
Pilih stepping method criteria dengan uji F
Pilih include constant in equation
Pilih missing value yaitu exclude cases listwise
Klik continue untuk melanjutkan
v Kolom statistic
Pilih regression coefficient dengan klik estimate, desriptive, dan model fit
Pilih
residual, klik pada casewise diagnostics dan pilih all casses
Klik continue untuk melanjutkan
v Tekan O.K.
Untuk
menghasilkan output dan menganalisa, maka kita dapat menggunakan contoh soal
dari tugas pendahuluan diatas.
Regression
Dari hasil output merupakan contoh soal untuk regresi linier, maka kita dapat menganalisanya sebagai berikut :
v Rata-rata berat badan tiap mahasiswa sebesar 64,30 kg dengan
standar deviasi 15,46
v Rata-rata jumlah kalori mahasiswa sebesar 414.10 kalori
dengan standar deviasi 98.57
v Besar hubungan antara berat badan dengan jumlah kalori tiap
mahasiswa yang dihitung dengan koefisien adalah 0.950. hal ini menunjukan hubungan
yang sangat erat ( mendekati + 1 ) diantara berat badan dengan jumlah kalori.
v Angka R Square adalah 0.903. R Square dapatdisebut koefisien
determinasi, yang dalam hal ini berarti 90.30% berat badan dapat dijelaskan
oleh variabel jumlah kalori.
v Standar error of estimate adalah 5.11
v Dari uji ANOVA, didapat F hitung adalah 74.201 dengan tingkat
signifikansi 0.00000. oleh karena probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari
0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksikan berat badan
v Tabel selanjutnya menggambarkan persamaan regresi :
Y = 2.608 + 0.149X
Dimana :
v Y = berat badan
v X = jumlah kalori
v Konstanta sebesar 2.608
v Koefisien regresi sebesar 0.149
v
Hipotesis
Ho = Koefisien regresi tidak signifikan
H1 = Koefisian regresi signifikan
Pengambilan keputusan
A. Dengan membandingkan
statistik hitung dengan statistik tabel
Jika
statistik t hitung < statistik t tabel, maka Ho diterima
Jika
statistik t hitung >statistik t tabel, maka Ho ditolak
v Statistik t hitung
Dari tabel
output diatas terlihat bahwa t hitung adalah 8.614
v Statistik tabel
·
Tingkat signifikansi = 5 %
·
Df = jumlah data –2 =10-2 =
8
·
Uji dilakukan dua sisi
Keputusan
·
Oleh karena statistik hitung
> statistik tabel, maka Ho ditolak
B. Berdasarkan probabilitas
Jika
probabilitas >0.05, maka Ho diterima
Jika
probabilitas <0.05, maka Ho ditolak
Keputusan
·
Terlihat bahwa pada kolom
significance adalah 0.000, atau probabilitas jauh dibawah 0.05, maka Ho ditolak
atau berat badan benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah
kalori.
·
Untuk mencari regresi linier
berganda cara memasukan data ke SPSS sama saja, yang berbeda hanya datanya saja
dan outputnya juga hampir sama tidak berbeda jauh dari output regresi linier.
MODUL II
KORELASI
II.1 Tujuan
Dari praktikum
ini praktikan diharapkan :
1. Dapat
menghitung.koefisien korelasi
2. Dapat
menjelaskan pentingnya analisis hubungan
3. Dapat melatih kemampuan mahasiswa/i
untuk mengatasi permasalahan industri yang berhubungan dergan kolerasi
4. Dapat
mengembangkan keterampilan mahasiswa/i dalam menggunakan dan menganalisa dengan
program SPSS Ver. 10.0
II.2 Landasan
Teori
Dalam landasan teori ini yang dibahas mengenai
kolerasi yaitu kolerasi linier dan kolerasi berganda.
II.2.1 Kolerasi Linier
Sampai saat ini dianggap bahwa peubah bebas X
dikendalikan, jadi bukan suatu peubah acak. Sebetulnya dalam hal ini, X sering
disebut peubah matematika, yang dalam proses pengambilan terak tanpa galat yang
berarti.
Kita ingin memandang permasalaban mengukur hubungan
antara kedua peubah X dan Y. Dalam suatu kasus, bila X adalah umur suatu mobil
bekas dan Y nilai jual mobil tersebut, maka kita membayangkan nilai-nilai X
yang kecil berpadanan dengan nilai-nilai Y yang besar. Analiis kolerasi mencoba
mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah demikian melalui sebuah bilangan
yang disebut koefisien kolerasi.
Didefinisikan koefisien kolerasi linier sebagai
huhungan linier antara dua peubah acak X dan Y, dan dilambangkan dengan r.
Jadi, r mengukur sejauh mana titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus.
Oleh karena itu dengan membuat diagram pencar bagi n pengamatan [(Xi, Yi), I =
1,2........, n] dan contoh acak, dapat ditarik kesimpulan tertentu mengenai r.
Bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan
positif, maka ada kolerasi positif yang tinggi kedua peubah. Akan tetapi, bila
titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan
negatif, maka antara kedua peubah itu terdapat kolerasi negatif yang tinggi.
Kolerasi antara kedua peubah semakin menurun secara numerik dengan semakin
memancarnya atau menjauhnya titik-titik dan suatu garis lurus.
Ukuran korelasi linier antara dua peubah yang paling
banyak digunakan adalah yang disebut koefisien korelasi momen hasil kali
pearson atau ringkasnya koefisien contoh.
Menurut Robert F. Walpole dalam bukunya Pengantar
Statistika, 1996, koefisien korelasi, ukuran hubungan linier antara dua peubah
x dan y diduga dengan koefisien korelasi contoh r, yaitu :
r = (1)
Dapat disimpulkan bahwa r nilainya pasti antara 0
dan 1. Alcibatnya r mungkin mengambil nilai dari -1 sampai +1. Nilai r = 1
semua titik contoh terletak pada satu garis iurus yang mempunyai kemiringan
positif. Jadi, hubungan linier sempurna terdapat antara nilai-nilai x dari y
dalam contoh, bila r = + 1 atau r = - 1. Bila r mendekati + 1 atau -1, hubungan
antara kedua peubah itu kuat dan terdapat korelasi yang tinggi aniara keduanya.
Akan tetapi, bila r mendekari nol hubungan linier antara x dan y sangat lemah
atau mungkin tidak ada sama sekali.
II.2.2 Korelasi Ganda
Koefisien deterininasi berganda contoh diberikan
oleh definisi berikut. Definisi koefisien deterimnasi berganda untuk contoh
acak.
{(x1i,
x21, y1); i = 1, 2, .............., n)} (2)
Koefisien determinasi berganda contoh yang
dilambangkan dengan R2 y. 12, didefinisikan sebagai berikut :
R2 y, 12 = 1 - (3)
Sedangkan dalam hal ini:
JKG = (n – 1) (S2y – b2 S2x) (4)
Koefisien korelasi berganda contoh, yang
dilambangkan dengan R2 y . 12, didefinisikan sebagai akar positif
dan koefisien deterininasi bergandanya.
II.3 Tugas
Pendahuluan
Tugas pendahuluan ini dibuat agar praktikan dapat
mengerti dalam mengerjakan soal-soal mengenai korelasi.
1 |
Jumlah jam
belajar / minggu (x) |
10 |
15 |
12 |
20 |
16 |
22 |
|
Nilai yang
diperoleh (y) |
98 |
81 |
84 |
74 |
80 |
80 |
Tentukan koefisien korelasinya!
Jawab :
Tabel 2.3.1 Tabel jumlah jam belajar dengan nilai yang
diperoleh
No |
xi |
yi |
xi .
yi |
x2i |
y2i |
1 2 3 4 5 6 |
10 15 12 20 16 22 |
98 81 84 74 80 80 |
920 1215 1008 1480 1280 1760 |
100 225 144 400 256 484 |
8464 6561 7056 5476 6400 6400 |
|
95 |
491 |
7663 |
1609 |
40.357 |
r =
r =
r = - 0,82
r2 = 0,67
Jadi koefisien korelasi sebesar - 0,82, hal ini berarti hubungan korelasi
lemah karena nilai koefisien mendekati nhlai - 1.
2. PT.
NIKE yang memproduksi sepatu ingin meneliti huhungan antara variabel jumlah
bahan baku dan variabel jumlah produk jadi. Berikut ini adalah data mengenai
jumlah bahan baku dan jumlah produk jadi dalam 5 bulan.
Tabel 2.3.2
Tabel jumlah bahan baku dengan jumlah produk jadi
Bulan
ke |
Jumlah
bahan baku |
Jumlah
produk jadi |
1 2 3 4 5 |
20 30 25 36 42 |
7 7 6 9 10 |
Tentukan koefesien korelasinya !
Bulan
ke |
xi |
yi |
x2i |
y2i
x2i |
xi .
yi y2i |
1 2 3 4 5 |
20 30 25 36 42 |
4 7 6 9 10 |
400 900 625 1296 1764 |
16 49 36 81 100 |
80 210 150 324 420 |
|
153 |
36 |
4985 |
1609 |
1184 |
r =
r =
r = 0,99
Jadi koefisien korelasinya sebesar 0,99, hal ini berarti ada hubungan
korelasi yang kuat karena mendekati nilai koefisien + 1.
II.4 Pengolahan
Data
Dalam pengolahan data korelasi dengan menggunakan
software maka diperlukan software penunjang, yaitu program SPSS. Pada
pelaksanaan praktikum di laboratoriun Teknik Industri Dasar digunakan program
SPSS Versi 10.00.
Dalam pengujian kasus korelasi dengan menggunakan
progran SPSS Versi 10.00, penyelesaian untuk pemecahan suatu masalah adalah
sebagai berikut :
1.
Memasukkan data
ke SPSS
Langkah-langkahnya :
v
Membuka lembar
kerja baru
Dan menu utama
file, pilih new, lalu klik data
v
Menamai vaniabel
dan property yang diperlukan
Kilk tab sheet variabel view yang ada di bagian kiri
bawah. Setelah itu, akan tampak SPSS data editor dengan urutan name, type,
width, dan lain-lain.
2.
Mengisi data
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian vaniabel name adalah “tidak
boleh ada spasi dalam pengisiannya”
3.
Pengolahan data
dengan SPSS
Langkah-langkahnya:
v
Pilih menu analyze, lalu pilih submenu correlate
v
Kemudian lakukan
pengisian terhadap:
·
Kolom variabel
·
Kolom correlation coefisients, pilih pearson
·
Kolom test of significance, pilih two- tailed
·
Kolom flag significant correlations
·
Kolom options
Pilih
statistics
Pilih missing values, pilih exclude cases pairwise
v
Tekan kontinu,
lalu O.K
Untuk menghitung basil output dan SPSS maka kita dapat
menggunakan contoh soal dan korelasi linier . Untuk memasukkan data pada
korelasi berganda sama dengan korelasi linier dan begitu juga outputnya tidak
berbeda jauh.
Correlations
Dari output SPSS
maka kita dapat menganalisanya :
v
Berkenaan dengan
besaran angka. Angka korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi sama sekali)
dan 1 (korelasi sempuma). Sebenamya tidak ada ketentuan yang tepat mengenai
apakah angka korelasi tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau
lemah. Namun, dapat dijadikan pedoman sederhana, bahwa angka korelasi di atas
0.5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedang di bawah 0.5 korelasi lemah.
v
Selain besar
korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda negatif
pada output menunjukkkan adanya arah yang berlawanan, sedangkan tanda positif
menunjukkan arah yang sama.
Hipotesis
H0 = Ada hubungan (korelasi) antara dua vaniabel
H1 = Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel
Pengambilan Keputusan
A. Berdasarkan
probabilitas
Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
Keputusan:
Terlihat bahwa antara jumlah bahan baku dengan jumlah produk jadi
berkorelasi secara signifikan karena probabilitas 0.99 lebih besar dan 0.05.
B. Berdasarkan
tanda ** yang diberikan SPSS
Signifikan tidaknya korelasi dua variabel dapat
dilihat dan adanya tanda ** pada pasangan data yang dikorelasikan.
Dari output yang dihasilkan terlihat variabel jumlah
bahan baku dengan variabel jumlah produk jadi terdapat tanda hingga dapat
disimpulkan antara kedua variabel tersebut berkorelasi secara signifikan.
MODUL III
CHI-SQUARE (KHI-KUADRAT)
III.1 Tujuan
Dari
praktikum ini praktikan diharapkan :
1.
Dapat membandingkan antara
frekuensi-frekuensi harapan dengan frekuensi-frekuensi teramati.
2.
Dapat mengetahui data sebuah
sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal
sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan.
3.
Dapat melatih kemampuan
mahasiswa/mahasiswi untuk mengatasi masalah industri yang berhubungan dengan chi-square.
4.
Dapat mengembangkan
keterampilan mahasiswa/mahasiswi dalam menggunakan dan menganalisa dengan
program SPSS 10.00
III.2 Landasan Teori
Sebaran chi-square (chi-kuadrat) adalah sebaran
yang dimiliki oleh suatu statistik bila ragam contoh acak berukuran n ditarik
dari populasi normal dengan ragam s2. Sebaran chi-kuadrat dirumuskan:
(1)
III.2.1 Uji Kebaikan Suai
Uji
kebaikan suai adalah uji yang didasarkan pada seberapa baik kesesuaian antara
frekuensi yang teramati dalam data contoh dengan frekuensi harapan yang
didasarkan pada sebaran yang dihipotesiskan. Untuk menentukan apakah suatu
populasi mempunyai sebaran teoritik tertentu. (Wallpole, 1996).
Uji
kebaikan suai dirumuskan :
(2)
Lambang
OI dan ei masing-masing menyatakan frekuensi yang teramati dan frekuensi
harapan bagi sel ke-I, sedangkan nilai x2 merupakan sebuah nilai
bagi peubah acak x2 yang sebaran penarikan contohnya sangat
menghampiri sebaran chi-kuadrat.
Bila
frekuensi yang teramati sangat dekat dengan frekuensi harapannya nilai x2 akan
kecil. Hal ini menujukkan adanya kesesuaian yang baik, bila frekuensi yang
teramati berbeda cukup besar dari frekuensi harapannya nilai x2 akan besar sehingga kesesuaiannya akan
buruk. Kesesuaian yang baik akan membawa pada penerimaan Ho, sedangkan
kesesuaian yang buruk akan membawa pada penolakan Ho.
Untuk taraf nyata a nilai kritiknya x2 a dapat diperoleh pada tabel.
Dengan demikian wilayah kritiknya adalah x2 > x2 a. Kriteria keputusan ini
tidak untuk digunakan pada frekuensi harapan yang kurang dari 5. Persyaratan
ini mengakibatkan penggabungan sel yang
berdekatan sehingga mengakibatkan berkurangnya derajat bebas. Banyaknya derajat
bebas dalam uji kebebasan suai yang didasarkan pada sebaran chi-kuadrat adalah
sama dengan banyaknya sel dikurangi dengan banyaknya besaran yang diperoleh
dari data pengamatan (contoh) yang digunakan dalam perhitungan frekuensi
harapannya.
III.2.2 Uji Kebebasan Suai
Prosedur
uji chi-kuadrat dapat pula digunakan untuk menguji hipotesis kebebasan antara 2
peubah. Uji kebebasan suai dirumuskan :
(3)
dengan :
V = (r - 1) (c - 1) derajat bebas
Bila
x2 = x2 a tolak
hipotesis o bahwa kedua penggolongan itu bebas pada taraf nyata a, bila selainnya terima Ho
(Wallpole, 1996).
III.2.3 Pengujian Beberapa
Proporsi
Statistik
chi-kuadrat untuk uji kebebasan dapat juga diterapkan untuk menguji apakah k
populasi binom memiliki parameter yang sama. Uji ini merupakan selisih antara
dua proporsi menjadi selisih antara k proporsi. Jadi kita berkepentingan untuk
menguji hipotesis Ho=P1-P2=…=Pk.
Lawan
alternatifnya bahwa populasi proporsi itu tidak semuanya sama, yang ekuivalen
dengan pengujian bahwa terjadinya keberhasilan atau kegagalan tidak tergantung
pada populasi yang diambil contohnya.
Untuk
melakukan uji ini pertama kita harus mengambil contoh acak bebas yang berukuran
masing-masing n1, n2 …, nk bentuk tabel kontingensi sama dengan 2 x k.
Frekuensi
harapan dihitung seperti cara yang telah diterangkan di atas, kemudian bersama-sama
dengan yang teramati dimasukan kedalam rumus untuk uji kebebasan yaitu :
(4)
dengan :
V= (2-1) (k-1) derajat bebas
Dengan
mengambil wilayah kritik diekor bagian kanan yang berbentuk x2 >
x2 a maka Ho
dapat disimpulkan.
Perlu
diingat bahwa statistik yang kita gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan,
hanya dihampiri sebaran chi-kuadrat, nilai chi kuadrat hitung bergantung pada
frekuensi sel sebaran chi yang kontinue menghampiri sebaran contoh bagi x2
dengan sangat baik, asal V>1.
Dalam tabel kontingensi 2 x 2 dengan 1 derajat
bebas, biasanya digunakan koreksi Yate bagi kekontinuan. Rumus yang terkoreksi
adalah :
(5)
Bila
frekuensi harapannya besar, nilai yang terkoreksi maupun yang tidak terkoreksi
hampir sama. Bila f harapan antara 5 da 10 koreksi Yate harus diterapkan. Bila
f < 5 maka harus diterapkan uji pasti Fishe-Irwin. Untuk menghindari uji ini
kita harus mengambil contoh.
III.3 Tugas
Pendahuluan
Tugas pendahuluan ini dibuat agar
praktikan dapat mengerti dalam mengerjakan soal-soal mengenai chi-square.
1.
Survei dilakukan untuk
mencari informasi tentang pola minum-minuman beralkohol dengan status
perkawinan seseorang dari 21 orang.
Responden
yang diambil secara acak diketahui bahwa :
Tabel 3.3.1 Tabel status perkawinan dengan konsumsi minuman beralkohol
|
Bukan
peminum |
Peminum
ringan |
Peminum
berat |
Total |
Belum menikah Menikah Bercerai |
2 2 3 |
2 3 1 |
4 2 2 |
8 7 6 |
Total |
7 |
6 |
8 |
21 |
Dari data tersebut apakah ada keterkaitan antara status perkawinan dengan konsumsi minuman beralkohol?
Jawab
:
Diketahui
: Ho = P1 = P2 + P3 (tidak ada keterkaitan)
H1 = P1 ¹ P2 ¹ P3 (ada keterkaitan)
a = 0,05 V = (3 - 1) , (3 -
1) = 4
wilayah
kritik : x2 > 9,488
|
Bukan
peminum |
Peminum
ringan |
Peminum
berat |
Total |
Belum menikah Menikah Bercerai |
2 (2,67) 2 (2,34) 3(2) |
2(2,28) 3(2) 1(1,72) |
4(3,05) 2(2,67) 2(2,28) |
8 7 6 |
Total |
7 |
6 |
8 |
21 |
Kesimpulan
: Terima Ho karena 2,057 < 9,488 sehingga tidak ada keterkaitan antara
status perkawinan dengan konsumsi minuman beralkohol.
2.
Pengunjung salon “CANTIK”
pada tanggal 10 januari 2002 yang dikategorikan berdasarkan jenis kelamin dan
umur pengunjung.
Tabel
3.3.2 Tabel jenis kelamin dengan umur pengunjung
Umur |
Jenis
kelamin |
|
Pria |
Wanita |
|
<30 30
atau> |
4 3 |
3 2 |
Ujilah hipotesis bahwa jenis
kelamin dan umur pengunjung adalah independent pada tingkat signifikansi a = 0,01
Jawab :
Ho : m1 = m2 (tidak independen)
H1 : m1 ¹ m2 (independen)
a = 0,01 V = ( 2 - 1 ) . ( 2 –
1 ) = 1
Wilayah
kritik = `x 2 = ± 6,63 ⇨x2 < - 6,63
x2 > 6,63
Umur |
Jenis
kelamin |
Total |
|
Pria |
Wanita |
||
< 30 30 atau
> |
4 (4,08) 3 (2,92) |
3 (2,92) 2 (2,08) |
7 5 |
Total |
7 |
5 |
12 |
Kesimpulan : Terima Ho karena
0,0092 < 6,63 sehingga antara jenis kelamin dan umur pengunjung
bersifattidak independen.
III.4 Pengolahan
Data
Dalam pengujian data
chi-square dengan menggunakan software maka diperlukan software penunjang,
yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum di Laboraturium Teknik Informatika Dasar digunakan program SPSS Versi
10.00.
Dalam pengujian kasus
chi-square dengan menggunakan program SPSS Versi 10.00, penyelesaian untuk
pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut
1.
Memasukkan data ke SPSS
Langkah-langkahnya :
v Membuka lembar kerja baru
Dari menu utama file, pilih new,
lalu klik data
v Menamai variabel view yang
ada dibagian kiri bawah. Setelah itu akan tampil SPSS data editor dengan urutan
name, type, width dan lain-lain.
2.
Mengisi data
Hal yang diperlukan dalam pengisian
variabel name adalah “tidak boleh ada spasi dalam pengisiannya”
3.
Pengolahan data
Langkah-langkahnya :
v Pilih analyze, lalu
pilih menu statistics kemudian pilih
submenu nonparametric test
v Kemudian lakukan pengisian terhadap
·
Kolom test variabel list
·
Kolom expected range, lalu pilih
get from data
·
Kolom expected value, lalu pilih
all categories equal
v Setelah pengisian lalu kontinue dan tekan O.K.
NPar
Tests
Chi-Square
Test
Frequencies
Hipotesis
Ho = Tidak independen
H1 = Independen
Pengambilan Keputusan
A. Berdasarkan perbandingan
chi-square uji dan tabel
Jika chi-square hitung <
chi-square tabel, maka Ho diterima
Jika chi-square hitung >
chi-square tabel, maka Ho ditolak
v Chi-square hitung pada output SPSS adalah 0.333
v Oleh karena chi-square hitung < chi square tabel mqkq Ho
diterima (0.333<6.63)
B. Berdasarkan Probabilitas
Jika probabilitas >0.05, maka Ho
diterima
Jika probabilitas <0.05, maka Ho
ditolak
Keputusan :
Terlihat bahwa pada kolom asyimp. Sig adalah 0,564 atau
probabilitas diatas 0.05 maka Ho diterima. Sehingga antara jenis kelamin dan
umur bersifat tidak independent.
MODUL IV
ANOVA SATU
ARAH
Tujuan dan
pelaksanaan praktikum ANOVA 1 arah, yakni :
1. Untuk
mengetahui dan memahami uji statistik dengan menggunakan ANOVA, terutama ANOVA
1 arah,
2. Untuk
mengetahui persoalan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan uji ANOVA 1 arah
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Agar
dapat menyelesaikan persoalan uji ANOVA 1 arah dan menarik kesimpulan yang
sesuai dengan persoalan yang diujikan..
A. Teori
Analisis ragam (Analysis of Variance)
atau yang lebih dikenal dengan istilah ANOVA adalah suatu teknik untuk menguji
kesamaan beberapa rata-rata secara sekaligus. Uji yang dipergunakan dalam ANOVA
adalah uji F karena dipakai untuk pengujian lebih dan 2 sampel.
Anova dapat digolongkan kedalam beberapa kriteria, yaitu :
1.
Klasifikasi 1
arah
ANOVA klasifikasi 1 arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 1
kriteria.
2. Klasifikasi 2 arah
ANOVA kiasifikasi 2 arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 2
kritenia.
3. Klasifikasi banyak arah
ANOVA banyak arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan banyak
kriteria.
Pada pembahasan kali ini, dititikberatkan pada pengujian ANOVA 1 arah yaitu
pengujian ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 1 kriteria. Setiap kriteria
dalam pengujian ANOVA mempunyai level.
Contoh :
Gambar 4.1 Kriteria dan Level
Asumsi pengujian
ANOVA :
1. Populasi
yang akan diuji berdistribusi normal
2. Varians/ragam
dan populasi yang diuji sama
3. Sampel
tidak berhubungan satu dengan yang lain
Tujuan dan pengujian ANOVA ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
dan berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil yang diinginkan. Inisal,
seorang manajer produksi menguji apakah ada pengaruh kebisingan yang
ditimbulkan oleh mesin-mesin produksi di pabrik pada hasil perakitan sebuah
komponen yang cukup kecil dan sehuah sirkuit yang memerlukan konsentrasi yang
tinggi dan seorang operator rakit.
Dalam pengujian ANOVA ini, dipergunakan rumus hitung sebagai berikut:
Tabel 4.1 Analisis Ragam Kiasifikasi
Satu Arah
Sumber Keragaman |
Jumlah Kuadrat |
Derajat Bebas |
Kuadrat Tengah |
F hitung |
Nilai tengah kolom |
JKK |
k – 1 |
s12
= |
|
Galat (Error) |
JKG |
k
(n-1) |
s12
= |
|
Total |
HKT |
nk – 1 |
|
|
Sumber: Walpole, Ronald E. (199)
Dimana :
JKG = JKT – JKK
B. Aplikasi
Perhitungan Manual Pada Tugas Pendahuluan
1. Dari
5 tablet sakit kepala yang diberikan kepada 25 orang dicatat berapa lama
tablet-tablet itu dapat mengurangi rasa sakit. Ke-25 orang itu dibagi secara
acak ke dalam 5 grup dan masing-masing grup diberi satu jenis tablet.
Tabel 4.2
Lamanya Hilang Rasa Sakit
|
Tablet |
|
||||
A |
B |
C |
D |
E |
||
|
5 |
9 |
3 |
2 |
7 |
|
4 |
7 |
5 |
3 |
6 |
||
8 |
8 |
2 |
4 |
9 |
||
6 |
6 |
3 |
1 |
4 |
||
5 |
9 |
7 |
4 |
7 |
||
Total Nilai
Tengah |
28 5.2 |
39 7.8 |
20 4.0 |
14 2.8 |
33 6.6 |
132 5.28 |
Lakukan analisis ragam, dan ujilah hipotesis pada taraf nyata 0.05 bahwa
nilai tengah lamanya tablet itu mengurangi rasa sakit adalah sama untuk kelima
tablet sakit kepala itu!
Penyelesaian :
1. H0 = nilai tengah lamanya tablet itu mengurangi rasa sakit adalah
sama
2. H1 = sekurang-kurangnya dua nilai tengah tidak sama x = 0.05
3. a = 0.05
4. Wilayah kritik = f : 2.87
5. Perhitungan :
JKK = 776400 – 696960 = 79440
JKG = 137040 – 79440 = 47600
Hasilnya dan perhitungan lainnya :
Tabel 4.3 Analisis Ragam bagi Data
Klasifikasi Satu Arah
Sumber Keragaman |
Jumlah Kuadrat |
Derajat Bebas |
Kuadrat Tengah |
F hitung |
Nilai tengah kolom |
79440 |
4 |
19860 |
6.90 |
Galat (Error) |
57600 |
20 |
2880 |
|
Total |
137040 |
24 |
|
|
6. Keputusan:
Tolak H0, dan simpulkan bahwa nilai tengah lamanya obat itu dapat
mengurangi rasa sakit tidak sama untuk kelima merek tablet sakit kepala
tersebut.
2. Ada yang
mengatakan bahwa mobil mahal dirakit lebih berhati-hati dibandingkan dengan
mobil murah. Untuk menyelidiki apakah pendapat ini beralasan, diambil tiga tipe
mobil: mobil mewah besar A, sedan berukuran sedang B, dan sedan subkompak hatchback C, untuk diselidiki berapa
banyaknya bagian yang cacat. Semua mobil itu diproduksi oleh pabrik yang sama.
Data banyaknya yang cacat dan beberapa mobil bagi ketiga tipe itu dapat
dilihat:
Tabel 4.4 Banyaknya Mobil Yang Cacat
|
Mobil |
|
||
A |
B |
C |
||
|
4 |
5 |
8 |
|
7 |
1 |
6 |
||
6 |
3 |
8 |
||
6 |
5 |
9 |
||
|
3 |
5 |
||
|
4 |
|
||
Total |
23 |
21 |
36 |
80 |
Lakukan analisis ragam, dan ujilah hipotesis pada taraf nyata 0.05 bahwa
rata-rata banyaknya bagian yang cacat adalah sama untuk ketiga tipe mobil
tersebut!
Penyelesaian :
1. H0
= rata-rata banyaknya bagian yang cacat adalah sama untuk ketiga tipe mobil
2. H1
= sekurang-kurangnya dua nilai tengah tidak sama
3. a = 0,05
4. Wilayah
kritik = f : 3.89
5. Perhitungan
:
Hasilnya dan perhitungan lainnya :
Tabel 4.5
Analisis Ragam bagi Data Kiasifikasi
Satu Arah
Sumber Keragaman |
Jumlah Kuadrat |
Derajat Bebas |
Kuadrat Tengah |
F hitung |
Nilai tengah kolom |
38.283 |
2 |
19.142 |
8.49 |
Galat (Error) |
27.050 |
12 |
2.254 |
|
Total |
65.333 |
14 |
|
|
6. Keputusan:
Tolak H0, dan simpulkan bahwa rata-rata banyaknya bagian yang cacat untuk
ketiga model itu tidak sama.
C. Pengolahan Data
dengan Software
Dalam pengujian data ANOVA 1 arah dengan menggunakan software maka
diperlukan software penunjang, yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum
di Laboratorium Teknik Industri Dasar digunakan program SPSS ver. 10.0.
Dalam pengujian kasus ANOVA 1 arah dengan menggunakan program SPSS ver 10.0
penyelesaian untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut :
1. Memasukan
data ke SPSS
Langkah-langkahnya
:
a. Membuka lembar kerja baru
Dari
menu utama File, pilih News lalu klik Data
b.
Menamai variabel dan properti yang
diperlukan
Klik tab sheet Variable View yang ada di bagian kiri bawah atau dapat juga
dilakukan dari menu View, lalu pilih Variable.
Setelah itu, akan tampak Kotak Dialog SPSS Editor dengan urutan Name, Type,
Width, dan seterusnya.
2.
Mengisi data
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian variabel Name adalah “tidak
boleh ada spasi dalam pengisiannya”.
3. Pengolahan data dengan SPSS
Langkah-langkahnya :
a. Pilih
Analyze ------ Compare Means ------ One Way Anova
b. Kemudian
lakukan pengisian terhadap :
- Kolom
Dependent List
- Kolom Factor
- Kolom Option :
·
Statistics
Pilih Descriptive dan Homogeneity of variance
·
Missing Values
Pilih Exclude cases analysis by analysis
·
Setelah
pengisian5 tekan Continue
-
Kolom Post-Hoc
·
Equal Variances
Assumed
Pilih
Bonferroni
·
Setelah
pengisian, tekan Continue
- Setelah
pengisian selesai, tekan OK
4. Kasus
pengolahan data pada SPSS
Soal sama dengan soal Aplikasi manual pada bagian B.1 dan B.2.
Oneway
Post Hoc
Tests
Oneway
Post Hoc
Tests
ANALISA :
C.1. Soal Pertama
1. Descriptives
Pada bagian ini terlihat ringkasan statistik dan kelima
sampel.
2. Test of Homogeneity of Variances
Tes ini bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi
untuk ANOVA, yaitu apakah kelima sampel mempunyai varians yang sama
Hipotesis:
H0 = Kelima varians sampel adalah sama
H1 = Kelima varians sampel adalah tidak sama.
Keputusan:
·
Jika signifikan
lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih kecil dan 0,05 maka H0 ditolak
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada test of homogeneity of
variances, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebih
besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan hahwa kelima varians sampel adalah sama.
3.
Anova
Setelah kelima varians terbukti sama, baru dilakukan uji
ANOVA untuk menguji apakah kelima sampel mempunyai rata-rata yang sama.
Hipotesis :
H0 = Kelima rata-rata sampel adalah sama
H1 = Kelima rata-rata sampel adalah tidak
sama.
Keputusan :
·
Jika f hitung
lebih besar dari f tabel maka H0 ditolak
·
Jika f hitung
lebih kecil dari f tabel maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada uji ANOVA, dimana dihasilkan
bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari 0.05 dan f hitung
yang dihasilkan (6,896) lebih besar dan f tabel (2.87) maka dapat disimpulkan
bahwa kelima rata-rata sampel adalah tidak sama.
4.
Pos Hoc Test
Setelah diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara kelima
kelompok sampel, maka yang akan dibahas adalah kelompok mana saja yang berbeda
dan mana yang tidak berbeda?
Perbedaan antara kelompok yang satu dengan yang lainnya dapat diketahui dan
ada tidaknya. tanda bintang (*). Misalnya, pada hasil output diatas diketahui
bahwa B tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan A dan E tetapi memiliki
perbedaan yang signifikan dengan C dan D.
C.2. Soal Kedua
1. Descriptives
Pada bagian ini terlihat ringkasan statistik dan ketiga sampel.
2. Test of Homogeneity of Variances
Tes ini bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi untuk ANOVA, yaitu
apakah ketiga sampel mempunyai varians yang sama
Hipotesis :
H0 = Ketiga varians sampel adalah sama
H1 = Ketiga varians sampel adalah tidak sama.
Keputusan :
·
Jika signifikan
lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih kecil dan 0.05 maka H0 ditolak
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada test of
homogeneity of variances, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan
lebih besar dan 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ketiga varians sampel adalah
sama.
3. Anova
Setelah kelima varians terbukti sama, baru dilakukan uji ANOVA untuk
menguji apakah kelima sampel mempunyai rata-rata yang sama.
Hipotesis :
H0 = Kelima rata-rata sampel adalah sama
H1 = Kelima rata-rata sampel adalah tidak sama.
Keputusan :
·
Jika f hitung
lebih besar dari f tabel maka H0 ditolak
·
Jika f hitung
lebih kecil dari f tabel maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih besar dan 0.05 maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih kecil dan 0,05 maka H0 ditolak
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada uji ANOVA, dimana dihasilkan
bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebih kecil dan 0.05 dan f hitung yang
dihasilkan (8.492) Iebih besar dan f tabel (3,89) maka dapat disimpulkan bahwa
kelima rata-rata sampel adalah tidak sama.
4. Pos Hoc Test
Setelah diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara kelima
kelompok sampel, maka yang akan dibahas adalah kelompok mana saja yang berbeda
dan mana yang tidak berbeda?
Perbedaan antara kelonipok yangsatu dengan yang lainnya dapat diketahui dan
ada tidaknya tanda bintang (*). Misalnya, pada hasil output diatas diketahui
bahwa B tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan A tetapi memiliki
perbedaan yang signifikan dengan C.
MODUL V
ANOVA DUA ARAH
Tujuan dan
pelaksanaan praktikum ANOVA 2 arah, yakni :
1. Untuk
mengetahui dan memahami uji statistik dengan menggunakan ANOVA, terutama ANOVA
2 arah,
2. Untuk
mengetahui persoalan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan uji ANOVA 2 arah
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Agar
dapat menyelesaikan persoalan uji ANOVA 2 arah dan menarik kesimpulan yang
sesuai dengan persoalan yang diujikan.
A. Teori
Analisis ragam (Analysis of Variance)
atau yang lebih dikenal dengan istilah ANOVA adalah suatu teknik untuk menguji
kesamaan beberapa rata-rata secara sekaligus. Uji yang dipergunakan dalam ANOVA
adalah uji F karena dipakai untuk pengujian lebih dari 2 sampel.
Anova dapat digolongkan kedalam beberapa kritenia, yaitu :
1. Klasifikasi 1 arah
ANOVA kiasifikasi 1 arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 1
kriteria.
2. Klasifikasi 2 arah
ANOVA klasifikasi 2 arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 2
kriteria.
3. Klasifikasi banyak arah
ANOVA banyak arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan banyak
kriteria.
Pada pembahasan. kali ini, dititikberatkan pada pengujian ANOVA 2 arah
yaitu pengujian ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 2 kriteria. Setiap
kriteria dalam pengujian ANOVA mempunyal level.
Contoh :
Gambar 5.1 Kriteria dan Level
Asumsi pengujian
ANOVA:
1. Populasi
yang akan diuji berdistribusi normal
2. Varians/ragam
dan populasi yang diuji sama
3. Sampel
tidak berhubungan satu dengan yang lain
Tujuan dan pengujian ANOVA 2 arah ini adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh dan berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil yang diinginkan.
Misal, seorang manajer teknik menguji apakah ada pengaruh antara jenis pelumas
yang dipergunakan pada roda pendorong dengan kecepatan roda pendorong terhadap
hasil penganyaman sebuah karung plastik pada mesin circular.
Dalam pengujian ANOVA ini, dipergunakan rumus hitung sebagai berikut:
Tabel 5.1 Analisis Ragam Klasifikasi Dua
Arah
Sumber Keragaman |
Jumlah Kuadrat |
Derajat Bebas |
Kuadrat Tengah |
F hitung |
|
Nilai tengah baris |
JKB |
r – 1 |
s12
= |
|
|
Nilai tengah kolom |
JKK |
k – 1 |
s22
= |
||
|
|||||
Galat (Error) |
JKG |
(r –
1) (c – 1) |
s32
= |
|
|
Total |
JKT |
rc – 1
|
|
|
|
Sumber: Walpole, Ronald E. (1995)
Dimana:
Dimana :
JKG = JKT – JKB - JKK
B. Aplikasi
Perhitungan Manual Pada Tugas Pendahuluan
1. Data
berikut ini adalah nilai akhir yang dicapai oleh 4 mahasiswa dalam mata kuliah
kalkulus, manajemen, fisika, dan agama.
Tabel 5.2 Daftar Nilai Akhir Mahasiswa
Mhs |
Mata Kuliah |
Total |
|||
Kalkulus |
Ekonomi |
Fisika |
Agama |
|
|
1 |
68 |
94 |
91 |
86 |
339 |
2 |
83 |
81 |
77 |
87 |
328 |
3 |
72 |
73 |
73 |
66 |
284 |
4 |
55 |
68 |
63 |
61 |
247 |
Total |
278 |
316 |
304 |
300 |
1198 |
Lakukan analisis ragam, dan gunakan taraf nyata 0.05 untuk menguji
hipotesis bahwa :
a. Keempat
mata kuliah itu mempunyai tingkat kesulitan yang sama!
b. Keempat
mahasiswa itu mempunyai kemampuan yang sama!
Penyelesaian
:
1. H0’
= Keempat mata kuliah itu mempunyal tingkat kesulitan yang sama
H0”
= Keempat mahasiswa itu mempunyai kemampuan yang sama
2. H1’
= sekurang-kurangnya satu tidak sama
H1”
= sekurang-kurangnya satu tidak sama
3. a = 0.05
4. Wilayah
kritik = f1 : 3.86, dan f2 : 3.86
5. Perhitungan:
Hasilnya dan perhitungan lainnya :
Tabel 5.3 Analisis Ragam bagi Data
Klasifikasi Dua Arah
Sumber Keragaman |
Jumlah Kuadrat |
Derajat Bebas |
Kuadrat Tengah |
F hitung |
|
Nilai tengah baris |
1342.25 |
3 |
447.42 |
f1 =
10.3 |
|
Nilai tengah kolom |
188.75 |
3 |
62.92 |
||
f2 =
1.45 |
|||||
Galat (Error) |
390.75 |
9 |
43.42 |
|
|
Total |
1921.75 |
15 |
|
|
|
6. Keputusan :
a. Tolak
H0’, dan simpulkan bahwa keempat mata kuliah mempunyai kesulitan
yang tidak sama.
b. Terima
H0”, dan simpulkan bahwa keempat mahasiswa itu mempunyai kemampuan
yang sama.
C. Pengolahan Data dengan Software
Dalam pengujian data ANOVA 2 arah dengan menggunakan software maka
diperlukan software penunjang, yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum
di Laboratorium Teknik Industri Dasar digunakan program SPSS ver. 10.0.
Dalam pengujian kasus ANOVA 2 arab dengan menggunakan program SPSS ver
10.0, penyelesaian untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:
1.
Memasukan data
ke SPSS
Langkah-langkahnya :
- Membuka lembar kerja baru
Dan menu utama File, pilih New, lalu klik Data.
- Menamai variabel dan properti yang diperlukan
Klik tab sheet Variable View yang ada di bagian kiri bawah atau dapat juga
dilakukan dan menu View, lalu pilih Variable.
Setelah itu, akan tampak Kotak Dialog SPSS Editor dengan urutan Name, Type,
Width, dan seterusnya.
2.
Mengisi data
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian variabel Name adalah “tidak
boleh ada spasi dalam pengisiannya”.
3.
Pengolahan data
dengan SPSS
Langkah-langkahnya :
a. Pilih Analyze ------ General
Linear Model ------ Univariate
b. Kemudian lakukan pengisian
terhadap :
- Kolom
Dependent Variable
- Kolom
Factor(s)
·
Masukkan yang
termasuk Fixed Factor(s)
·
Masukkan yang
termasuk Random Factor(s)
·
Setelah
pengisian, tekan Continue
- Setelah
pengisian selesai, tekan OK
4. Kasus pengolahan data pada SPSS
Soal sama dengan soal Aplikasi manual pada
bagian B.1
Univariate
Analysis of Variance
ANALISA :
C.1. Soal
Test of
Between-Subjects Effects adalah tes ini bertujuan untuk menguji:
1.
Uji ANOVA 1
Faktor
Uji ini berguna untuk melihat apakah ada perbedaan yang nyata antara hasil
diantara jenis pupuk dan varietas gandum.
Hipotesis :
H0 = Keempat rata-rata sampel adalah sama
H1 = Keempat rata-rata sampel adalah tidak sama.
Keputusan :
·
Jika f hitung
lebih besar dan f tabel maka H0 ditolak
·
Jika f hitung
lebih kecil dan f tabel maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih besar dan 0.05 maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih kecil dan 0.05 maka H0 ditolak
a. Perbedaan
rata-rata hasil berdasarkan kelompok gandum berdasarkan pada hasil yang
diperoleh, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan lebib
kecil dan 0.05 dan f hitung yang dihasilkan (9.22) lebih besar dan f tabel
(4.76) maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa keempat rata-rata
sampel adalah tidak sama.
b. Perbedaan
rata-rata hasil berdasarkan kelompok pupuk
Berdasarkan
pada hasil yang diperoleh, dimana dihasilkan bahwa tingkat signifikan yang
dihasilkan lebih besar dari 0.05 dan f hitung yang dihasilkan (1.56) lebih
kecil dan f tabel (5.14) maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa
keempat rata-rata sampel adalah sama.
2.
Uji ANOVA
Interaksi 2 Faktor
Uji ini berguna untuk melihat apakah ada interaksi terhadap hasil diantara
jenis pupuk dan varietas gandum.
Hipotesis :
H0 = Keempat rata-rata sampel adalah sama
H1 = Keempat rata-rata sampel adalah tidak sama.
Keputusan :
·
Jika f hitung
lebih besar dari f tabel maka H0 ditolak
·
Jika f hitung
lebih kecil dari f tabel maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima
·
Jika signifikan
lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, dihasilkan bahwa f hitung dan
signifikannya tidak ada maka tidak ada interaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Penerbit: PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Santoso, Singgih. 2002. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Penerbit:
PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta