BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Kajian
Teoritik
1. Pengertian Pengaruh
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747), kata pengaruh yakni “daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)yang ikut membentuk watak
kepercayaan dan perbuatan seseorang”.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang.”
Pengaruh
adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud, 2001:845).
WJS.Poerwardaminta
berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda
dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap
orang lain (Poerwardaminta:731).
Sementara itu, Surakhmad (1982:7)
menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda
atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap
apa-apa yang ada di sekelilingnya.
Bila
ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul
dari suatu hal yang memiliki akibat atau
hasil dan dampak yang ada.
2. Model
Pembelajaran
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu
pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51).
Richard
I Arends : model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Menurut
Komaruddin (2000) bahwa model belajar dapat diartikan sebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan.
Sedangkan
menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42). Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.
Menurut
Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi
perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memilih
model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh
tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran
tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula, setiap model pembelajaran juga mempunyai
tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan
siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan.
Perbedaan-perbedaan ini, diantaranya pembukaan dan penutupan pembelajaran yang
berbeda antara satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai keterampilan mengajar, agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang beraneka ragam
dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini.
Menurut
Kardi dan Nur dalam Trianto (2011: 142) istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat
ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:
1.
Rasional teoretis logis yang disusun oleh para
pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk
akal. Maksudnya para pencipta atau
pengembang membuat teori dengan
mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya
serta tidak
secara fiktif dalam menciptakan dan
mengembangankannya.
2.
Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai).
Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang
apa yang akan dicapai, termasuk di
dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan
suatu masalah pembelajaran.
3.
Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar
yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat
berhasil dalam pelaksanaannya.
4.
Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang
kondusif serta nyaman, sehingga suasana
belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang
apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.
Pada Akhirnya setiap model
pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap
pendekatan memberikan peran yang berbeda
kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan
informasi-informasi dari teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu
banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi
aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar
kegiatan siswa (Trianto, 2010: 55).
Berdasarkan
pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses
belajar mengajar.
3. Diskusi
Menurut Tohirin (2007: 291) diskusi kelompok merupakan suatu cara
dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara
bersama-sama.
Moh. Uzer Usman (2008: 94) menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan
suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2008: 220) diskusi kelompok adalah suatu
pertemuan dua orang atau lebih, yang ditunjukkan untuk saling
tukar pengalaman dan pendapat, dan biasanya menghasilkan suatu
keputusan bersama.
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan diskusi adalah cara
belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara siswa dengan guru,
siswa dengan siswa sebagai peserta diskusi.
Menurut Sumiati dan
Asra, diskusi adalah “Suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan
tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan
suatu masalah”.
Menurut beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
diskusi adalah suatu kegiatan yang
difungsikan untuk memberi kesempatan siswa saling bertukar pikiran yang
dibimbing oleh guru yang memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa, dimana anggota-anggota atau peserta diskusi itu
secara jujur berusaha memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan dan
mempelajari, serta mempertimbangkan pendapat-pendapat yang di kemukakan
dalam diskusi.
4. Disiplin
Menurut James Drever dari sisi
psikologis, disiplin adalah kemampuan mengendalikan perilaku yang berasal dari
dalam diri seseorang sesuai dengan hal-hal yang telah di atur dari luar atau
norma yang sudah ada. Dengan kata lain, disiplin dari segi psikologis merupakan
perilaku seseorang yang muncul dan mampu menyesuaikan diri dengan aturan yang
telah ditetapkan.
Menurut Pratt Fairshild dari sisi
sosiologi, disiplin terdiri dari dua bagian, yaitu disiplin dari dalam diri dan
juga disiplin sosial. Keduanya saling berhubungan satu sama lain, sehingga
seseorang yang mempunyai sikap disiplin merupakan orang-orang yang dapat mengarahkan
perilaku dan perbuatannya berdasarkan patokan atau batasan tingkah laku
tertentu yang diterima dalam kelompok atau lingkup sosial masing-masing.
Pengaturan tingkah laku tersebut bisa diperoleh melalui jalur pendidikan dan
pembelajaran.
Menurut John Macquarrie dari segi
etika, disiplin adalah suatu kemauan dan perbuatan seseorang dalam mematuhi
seluruh peraturan yang telah terangkai dengan tujuan tertentu.
Depdiknas (2001) mendefinisikan disiplin atau tetib adalah suatu sikap
konsisten dalam melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini disiplin sebagai suatu
sikap konsisten dalam melakukan sesuatu.
Menurut
Hasibuan (2002) disiplin adalah suatu sikap menghormati dan menghargai suatu
peraturan yang berlaku,baik secara tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak menolak untuk menerima sanksi-sanksi apabila dia
melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Pendapat
para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu kondisi
yang tercipta dan terbentuk melalui serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketentraman, keteraturan dan
ketertiban
5. Hasil
belajar
Menurut Gagne (dalam
Sumarno, 2011) hasil belajar merupakan kemampuan internal (kapabilitas) yang
meliputi pengetahuan, ketermpilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi
sesorang dan memungkinkan seseorang melakukan sesuatu.
Pendapat hampir sama dikemukakan
oleh Jenkins dan Unwin (Uno, 2011: 17) yang mengatakan bahwa hasil belajar
adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa
sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan pengalamanpengalaman
belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.
Winkel (dikutip oleh Purwanto, 2010) hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Sudjana (2010)
menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajar.
Dick dan Reiser (dalam
Sumarno, 2011) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemmpuan
yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas
empat jenis, yaitu: (1) pengetahun, (2) keterampilan intelektual, (3)
ketermpilan motor, dan (4) sikap.
Berdasarkan pendapat
dari para ahli di atas maka dapat di simpulkan bahwa Hasil belajar
(achievement) itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
6. Sejarah
Pengertian Sejarah Menurut "Bapak Sejarah" Herodotus, Sejarah
ialah satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seseorang
tokoh, masyarakat dan peradaban.
Pengertian
Sejarah Menurut M Yamin Sejarah adalah
ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh
sebagai hasil penfsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu
yang telah lampau atau tanda-tanda yang lain.
Pengertian Sejarah Menurut R. G. Collingwood, Sejarah ialah sebuah
bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh manusia pada masa
lampau.
Pengertian Sejarah Menurut Patrick Gardiner sejarah sebagai ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
Pengertian Sejarah Menurut Patrick Gardiner sejarah sebagai ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
Pengertian Sejarah Menurut Drs. Sidi Gazalba
sejarah sebagai masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang berlaku.
sejarah sebagai masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang berlaku.
Pengertian Sejarah Menurut E.H. Carr dalam buku teksnya What is History,
Sejarah adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
berdasarpan pendapat para ahli di atas sejarah, maka dapat di simpulkan bahwa sejarah yaitu: adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
Sejarah adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
berdasarpan pendapat para ahli di atas sejarah, maka dapat di simpulkan bahwa sejarah yaitu: adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.