Caca meminta kepastian kepada Nico
Caca : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Nico : Kamu dong?
Caca : Menurut kamu, aku ini siapa?
Nico : (Berpikir sejenak, lalu menatap Caca dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”
Setelah menikah, Caca dan Nico mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing2 dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.
Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Caca lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu ga cinta lagi sama aku!”
Nico sangat membenci ketidakdewasaan Caca dan secara spontan Nico balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”
Tiba2 Caca menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Nico, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.
Nico menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Caca kembali ke rumah dan mengambil barang2ny, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing2. ”
Lima tahun berlalu…..
Nico tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tau kehidupan Caca. Caca pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Nico yang tahu semua informasi tentang Caca, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Caca tak menunggunya.
Dan di tengah malam yg sunyi, saat Nico meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Caca.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Nico : Apa kabar?
Caca : Baik ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Nico : Belum.
Caca : Aku terbang ke New York dgn penerbangan berikutnya.
Nico : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tau no telepon aku kan
Caca tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye.”
1minggu kemudian, Nico mendengar bahwa Caca mengalami kecelakaan, lalu meninggal . Malam itu, sekali lagi, Nico meminum kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Caca, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.
Like & Share