Sabtu, Agustus 13, 2016

konsep desain pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebagai suatu usaha sadar dan terencana sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses belajar. Sehingga dapat menjangkau ranah-ranah hasil belajar itu sendiri baik dalam ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotorik. Setiap guru haruslah memiliki kompetensi dalam membuat desain pembelajaran, sehingga dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang sesuai, inovatif, sehingga mengarah terhadap tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Dalam menyusun sebuah desain pembelajaran, konsep interaksi merupakan sesuatu cukup dijadikan yang penting untuk diperhitungkan. Oleh karena hal itu desain pembelajaran tidak dapat digantikan dengan desain informasi. Interaksi sangat berkaitan dengan keberadaan peserta didik, lingkungan belajar, dan kondisi psikologis peserta didik itu sendiri. Hal inilah yang menuntut guru sebagai ”designer” pembelajaran untuk dapat merancang dan mengaplikasikan desain-desain pembelajaran.

  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
  1. Apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran ?
  2. Apa saja yang termasuk komponen desain pembelajaran?
  3. Bagaimana ruang lingkup desain pembelajaran ?
  4. Apa saja jenis-jenis model desain pembelajaran itu sendiri?

  1. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
  1. Untuk mengetahui konsep dan paradigma tentang desain pembelajaran.
  2. Untuk mengetahui komponen-komponen desain pembelajaran.
  3. Untuk mengetahui ruang lingkup desain pembelajaran.
  4. Untuk mengetahui jenis-jenis model desain pembelajaran.

  1. Manfaat
Manfaat yang didapat setelah mempelajari makalah ini adalah :
  1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar desain pembelajaran
  2. Menambah wawasan, pengetahuan, dan hasanah keilmuan dalam teknologi kinerja khususnya dalam hal mendesain pembelajaran 

    BAB II
PEMBAHASAN

  1. Konsep Desain Pembelajaran
  1. Pengertian Desain Pembelajaran
Pembelajaran Instructional bisa dimaknai sebagai sebuah upaya untuk “membelajarkan” peserta didik (siswa, mahasiswa, warga belajar, santri, taruna, dan sebagainya pada satuan pendidikan tertentu). Beragam latar dan sasaran kegiatan pembelajaran menjadi salah satu alasan mengapa diperlukan desain atau rancangan yang khas atau spesifik.
Herbert Simon (Dick dan Carey, 2006) mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memacahkan masalah enggan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa dimana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang. Shambaugh(2006) menjelaskan tentang desain pembelajaran yakni sebagai “ An intellectual process to help teachers systematically analyze learner needs and construct structures possibilities to responsively address those needs”.Yang artinya suatu desain pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan tersebut.
Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran1. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Dari pendapat para ahli diatas maka desain pembelajaran berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik dan media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.

2.Paradigma Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai proses, sebagai disiplin, sebagai ilmu, dan sebagai proses. Appplied Research Laboratory, Penn State University memandang desain pembelajaran dari empat posisi yaitu:
  1. Desain Pembelajaran Sebagai Proses
Sebagai sebuah proses Desain Pembelajaran bermakna sebagai pengembangan yang sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan belajar dan teori pembelajaran untuk menjamin mutu pengajaran. Desain pembelajaran mencakup seluruh proses analisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran dan pengembangan sistem penyajian untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini termasuk pengembangan bahan ajar dan kegiatan, dan uji coba dan evaluasi dari semua kegiatan pengajaran dan pelajar.
  1. Desain Pembelajaran sebagai sebuah disiplin
Desain Pembelajaran adalah bahwa cabang pengetahuan yang menaruh perhatian pada penelitian dan teori tentang strategi pembelajaran dan proses untuk mengembangkan dan penerapannya.
  1. Desain Pembelajaran sebagai sains
Desain pembelajaran adalah ilmu menciptakan spesifikasi rinci untuk pengem- bangan, implementasi, evaluasi, dan pemyang memfasilitasi pembelajaran pada unit-unit besar dan kecil dari materi pelajaran di semua tingkat yang kompleks.
  1. Desain Pembelajaran sebagai realitas
Desain pembelajaran dapat mulai pada setiap titik dalam proses desain. Seringkali sebuah ide dikembangkan untuk memberikan inti dari situasi instruksi. Pada saat seluruh proses dilakukan desainer melihat ke belakang dan dia atau dia memeriksa untuk melihat bahwa semua bagian dari “ilmu” telah diperhitungkan. Kemudian seluruh proses ditulis seolah-olah itu terjadi secara sistematis. Adapun cakupan dari desain pembelajaran meliputi: lembaga pendidikan, sekolah, dan kelas.

  1. Komponen – Komponen Desain Pembelajaran
Komponen utama dalam mendasain pembelajaran adalah:
  1. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
  2. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
  3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
  4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
  5. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar
  6. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.

  1. Ruang Lingkup Desain Pembelajaran
Kebutuhan akan perencanaan muncul sebagai akibat semakin insentif dan kompleksnya permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu masalah terjadi apabila suatu aktivitas atau kejadian menyimpang dari yang seharusnya terjadi. Adapun rung lingkup desain pembelajaran diantaranya sebagai berikut :
  1. Dari segi umum, desain pembelajaran adalah suatu penelitian, pengembangan teori dan teknik, penggambaran rencana pada tingkat lokal, regional maupun nasional dan global.
  2. Dari segi fisik, desain pembelajaran adalah perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangk pendek.
  3. Dari segi sosial, desain pembelajaran adalah tinjauan yang merefleksikan orang, perencanaan kurikulum, strategi pembelajaran
  4. Dari segi administrasi, adalah kontrol dalam pengembangan kebijakan kurikulum.

  1. Model Desain Pembelajaran
Terdapat beberapa model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul.
Model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekiolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey
sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya dapat memberikan manfaat, beberapa manfaat itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki. Beberapa contoh dari model-model di atas diuraikan sebagai berikut2:
  1. Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
  1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
  2. Melaksanakan analisi pembelajaran
  3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakter.
  4. Merumuskan tujuan performansi
  5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
  6. Mengembangkan strategi pembelajaran
  7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran.
  8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
  9. Merevisi bahan pembelajaran
  10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Gambar 2.1 Model Desain Dick and Carey

  1. Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah diagram, model ini akan tampak seperti gambar berikut ini:














Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:
  1. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya.
  2. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain.
  3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar.
  4. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan.
  5. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topic.
  6. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan.
  7. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran.
  8. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
  1. Model ASSURE
Model desain pembelajaran yang dikembangkan oleh Sharon E. Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich dan Michael Molenda ini merupakan akronim dari:
  1. A nalilyze Learner (Analisis pelajar)
  2. S tate Objectives (Menetapkan tujuan)
  3. S elect Methods, Media,and Materials (Memilih Metode,Media, dan Bahan)
  4. U tilize Materials (Penggunaan Media dan Bahan)
  5. R equires Learner Participation (Partisispasi pelajar di dalam kelas)
  6. E valuate and Revise (Penilaian dan Evaluasi)

  1. Model ADDIE
Model desain pembelajaran ini sifatnya lebih generik, yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an dan dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini menggunakan 5 tahap yakni :
    1. Analysis (analisa)
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).
    1. Design (disain / perancangan)
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (Blue-print). Pada tahapan ini harus merumuskan tahapan yang SMAR (Specific, Measurable, Applicable, Realistic).
    1. Development (pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain yang telah dibuat dan bias dikembangkan.
    1. Implementation (implementasi/eksekusi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang sudah dibuat. Semua yang telah dirancang dan dikembangkan sudah dapat diimplementasikan.
    1. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah system pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Evaluasi juga dapat dilaksakanakan pada tahap-tahap sebelumnya, supaya memberikan dampak yang positif.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Desain pembelajaran berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik dan media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul.
Model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekiolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey
sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.



Daftar Pustaka

Budiningsih, Iffah .2014. Bahan Ajar (Diktat) Desain Pembelajaran. Jakarta:Pascasarjana MTP UIA.

Dadang Supriatna.2009. Konsep Desain Pembelajaran Pendidikan (Bahan Diklat). Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik (online) [diakses pada 16 Mei 2016].

Ruhimat, Toto, (2009), “Kurikulum & Pembelajaran” jurusan kurtekpend, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (Repository Online) [diakses 19 Mei 2016]

Sagala Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta


1 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung:CV Alfabeta,2011) hal 136

2 Iffah Budiningsih,Bahan Ajar (Diktat) Desain Pembelajaran. (Jakarta:Pascasarjana MTP UIA,2014)