BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan sebagai suatu usaha sadar dan terencana
sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
proses belajar. Sehingga dapat menjangkau ranah-ranah hasil belajar
itu sendiri baik dalam ranah kognitif, afektif, dan ranah
psikomotorik. Setiap guru haruslah memiliki kompetensi dalam membuat
desain pembelajaran, sehingga dapat menciptakan kondisi pembelajaran
yang sesuai, inovatif, sehingga mengarah terhadap tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Dalam
menyusun sebuah desain pembelajaran, konsep interaksi merupakan
sesuatu cukup dijadikan yang penting untuk diperhitungkan. Oleh
karena hal itu desain pembelajaran tidak dapat digantikan dengan
desain informasi. Interaksi sangat berkaitan dengan keberadaan
peserta didik, lingkungan belajar, dan kondisi psikologis peserta
didik itu sendiri. Hal inilah yang menuntut guru sebagai ”designer”
pembelajaran untuk dapat merancang dan mengaplikasikan desain-desain
pembelajaran.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
- Apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran ?
- Apa saja yang termasuk komponen desain pembelajaran?
- Bagaimana ruang lingkup desain pembelajaran ?
- Apa saja jenis-jenis model desain pembelajaran itu sendiri?
- Tujuan
Adapun tujuan dari
makalah ini adalah :
- Untuk mengetahui konsep dan paradigma tentang desain pembelajaran.
- Untuk mengetahui komponen-komponen desain pembelajaran.
- Untuk mengetahui ruang lingkup desain pembelajaran.
- Untuk mengetahui jenis-jenis model desain pembelajaran.
- Manfaat
Manfaat yang didapat
setelah mempelajari makalah ini adalah :
- Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar desain pembelajaran
- Menambah wawasan, pengetahuan, dan hasanah keilmuan dalam teknologi kinerja khususnya dalam hal mendesain pembelajaranBAB II
PEMBAHASAN
- Konsep Desain Pembelajaran
- Pengertian Desain Pembelajaran
Pembelajaran
“Instructional”
bisa
dimaknai
sebagai
sebuah
upaya
untuk
“membelajarkan”
peserta
didik
(siswa,
mahasiswa,
warga
belajar,
santri,
taruna,
dan
sebagainya
pada
satuan pendidikan tertentu). Beragam latar
dan
sasaran
kegiatan
pembelajaran
menjadi
salah
satu
alasan
mengapa
diperlukan
desain
atau rancangan
yang khas atau
spesifik.
Herbert
Simon (Dick dan Carey, 2006) mengartikan desain sebagai proses
pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain pembelajaran adalah untuk
mencapai solusi terbaik dalam memacahkan masalah enggan memanfaatkan
sejumlah informasi yang tersedia.
Gagne
(1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu
proses belajar siswa dimana proses belajar itu memiliki tahapan
segera dan tahapan jangka panjang. Shambaugh(2006) menjelaskan
tentang desain pembelajaran yakni sebagai “ An
intellectual process to help teachers systematically analyze learner
needs and construct structures possibilities to responsively address
those needs”.Yang
artinya suatu desain pembelajaran diarahkan untuk menganalisis
kebutuhan siswa dalam pembelajaran kemudian berupaya untuk membantu
dalam menjawab kebutuhan tersebut.
Sementara
itu desain pembelajaran sebagai proses adalah pengembangan pengajaran
secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori
pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran1.
Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan
pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran
yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Dari
pendapat para ahli diatas maka desain pembelajaran berkenaan dengan
proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari
suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang
harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi
yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik
dan media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk
mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
2.Paradigma
Desain Pembelajaran
Desain
pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya
sebagai proses, sebagai disiplin, sebagai ilmu, dan sebagai proses.
Appplied
Research Laboratory,
Penn
State University
memandang desain pembelajaran dari empat posisi yaitu:
- Desain Pembelajaran Sebagai Proses
Sebagai
sebuah proses Desain Pembelajaran bermakna sebagai pengembangan yang
sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan belajar dan teori
pembelajaran untuk menjamin mutu pengajaran. Desain pembelajaran
mencakup seluruh proses analisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran
dan pengembangan sistem penyajian untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Ini termasuk pengembangan bahan ajar dan kegiatan, dan uji coba dan
evaluasi dari semua kegiatan pengajaran dan pelajar.
- Desain Pembelajaran sebagai sebuah disiplin
Desain
Pembelajaran adalah bahwa cabang pengetahuan yang menaruh perhatian
pada penelitian dan teori tentang strategi pembelajaran dan proses
untuk mengembangkan dan penerapannya.
- Desain Pembelajaran sebagai sains
Desain
pembelajaran adalah ilmu menciptakan spesifikasi rinci untuk pengem-
bangan, implementasi, evaluasi, dan pemyang memfasilitasi
pembelajaran pada unit-unit besar dan kecil dari materi pelajaran di
semua tingkat yang kompleks.
- Desain Pembelajaran sebagai realitas
Desain
pembelajaran dapat mulai pada setiap titik dalam proses desain.
Seringkali sebuah ide dikembangkan untuk memberikan inti dari situasi
instruksi. Pada saat seluruh proses dilakukan desainer melihat ke
belakang dan dia atau dia memeriksa untuk melihat bahwa semua bagian
dari “ilmu” telah diperhitungkan. Kemudian seluruh proses ditulis
seolah-olah itu terjadi secara sistematis. Adapun cakupan dari desain
pembelajaran meliputi: lembaga pendidikan, sekolah, dan kelas.
- Komponen – Komponen Desain Pembelajaran
Komponen
utama dalam mendasain pembelajaran adalah:
- Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
- Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
- Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
- Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
- Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar
- Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.
- Ruang Lingkup Desain Pembelajaran
Kebutuhan
akan perencanaan muncul sebagai akibat semakin insentif dan
kompleksnya permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu
masalah terjadi apabila suatu aktivitas atau kejadian menyimpang dari
yang seharusnya terjadi. Adapun rung lingkup desain pembelajaran
diantaranya sebagai berikut :
- Dari segi umum, desain pembelajaran adalah suatu penelitian, pengembangan teori dan teknik, penggambaran rencana pada tingkat lokal, regional maupun nasional dan global.
- Dari segi fisik, desain pembelajaran adalah perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangk pendek.
- Dari segi sosial, desain pembelajaran adalah tinjauan yang merefleksikan orang, perencanaan kurikulum, strategi pembelajaran
- Dari segi administrasi, adalah kontrol dalam pengembangan kebijakan kurikulum.
- Model Desain Pembelajaran
Terdapat
beberapa model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke
dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model
berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.
Model
berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran
level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran
atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk
adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk,
biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia
pembelajaran, atau modul.
Model
beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk
menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti
desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekiolah, dll. contohnya
adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai
model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural
adalah model Dick and Carrey
sementara
contoh model melingkar adalah model Kemp.
Adanya
variasi model yang ada ini sebenarnya dapat memberikan manfaat,
beberapa manfaat itu antara lain adalah kita dapat memilih dan
menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita
dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang
telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan
desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki. Beberapa contoh
dari model-model di atas diuraikan sebagai berikut2:
- Model Dick and Carrey
Salah
satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985).
Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
- Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
- Melaksanakan analisi pembelajaran
- Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakter.
- Merumuskan tujuan performansi
- Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
- Mengembangkan strategi pembelajaran
- Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran.
- Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
- Merevisi bahan pembelajaran
- Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Gambar
2.1 Model Desain Dick and Carey
- Model Kemp
Model
Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam
sebuah diagram, model ini akan tampak seperti gambar berikut ini:
Secara
singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan
sebuah bahan ajar, yaitu:
- Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya.
- Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain.
- Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar.
- Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan.
- Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topic.
- Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan.
- Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran.
- Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
- Model ASSURE
Model
desain pembelajaran yang dikembangkan oleh Sharon E. Smaldino, James
D. Russel, Robert Heinich dan Michael Molenda ini merupakan akronim
dari:
- A nalilyze Learner (Analisis pelajar)
- S tate Objectives (Menetapkan tujuan)
- S elect Methods, Media,and Materials (Memilih Metode,Media, dan Bahan)
- U tilize Materials (Penggunaan Media dan Bahan)
- R equires Learner Participation (Partisispasi pelajar di dalam kelas)
- E valuate and Revise (Penilaian dan Evaluasi)
- Model ADDIE
Model
desain pembelajaran ini sifatnya lebih generik, yaitu model ADDIE
(Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate).
ADDIE muncul pada tahun 1990-an dan dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda.Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif,
dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini
menggunakan 5 tahap yakni :
- Analysis (analisa)
Tahap
analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan
dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs
assessment
(analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan
melakukan analisis tugas (task
analysis).
- Design (disain / perancangan)
Tahap
ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (Blue-print). Pada
tahapan ini harus merumuskan tahapan yang SMAR (Specific, Measurable,
Applicable, Realistic).
- Development (pengembangan)
Pengembangan
adalah proses mewujudkan blue-print atau desain yang telah dibuat dan
bias dikembangkan.
- Implementation (implementasi/eksekusi)
Implementasi
adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang sudah
dibuat. Semua yang telah dirancang dan dikembangkan sudah dapat
diimplementasikan.
- Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Evaluasi
adalah proses untuk melihat apakah system pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Evaluasi
juga dapat dilaksakanakan pada tahap-tahap sebelumnya, supaya
memberikan dampak yang positif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Desain
pembelajaran berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat
dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di
dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil
belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan
untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik dan media yang dapat
dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan.
Secara
umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi
produk, model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi
kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro
(kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih.
Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model
desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media
pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran,
atau modul.
Model
beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk
menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti
desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekiolah, dll. contohnya
adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai
model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural
adalah model Dick and Carrey
sementara
contoh model melingkar adalah model Kemp.
Daftar
Pustaka
Budiningsih,
Iffah .2014. Bahan
Ajar (Diktat) Desain Pembelajaran.
Jakarta:Pascasarjana MTP UIA.
Dadang
Supriatna.2009.
Konsep
Desain
Pembelajaran Pendidikan
(Bahan Diklat).
Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik (online) [diakses pada 16 Mei
2016].
Ruhimat, Toto,
(2009), “Kurikulum & Pembelajaran” jurusan kurtekpend,
Fakultas
Ilmu
Pendidikan,
Universitas
Pendidikan
Indonesia
(Repository Online) [diakses 19 Mei 2016]
Sagala Syaiful.
2005. Konsep
dan Makna Pembelajaran.
Bandung
: Alfabeta
1
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran
(Bandung:CV Alfabeta,2011) hal 136
2
Iffah Budiningsih,Bahan
Ajar (Diktat) Desain Pembelajaran.
(Jakarta:Pascasarjana MTP UIA,2014)