Masing-masing anak memiliki bakat tersendiri. Untuk melihat bakat anak sejak dini, apa sih yang bisa dilakukan orang tua?
Nah, menurut psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, Psi, orang tua bisa melihat bakat anak biasanya dengan menilik respons anak saat diajarkan sesuatu. Jika diajarkan sesuatu lalu anak begitu cepat melakukan hal itu dibanding anak lain, anak bisa saja berbakat di bidang tersebut.
"Contohnya orang tua ngajarin nyanyi, lalu anak bisa hafal liriknya dan menyanyikan dengan nada yang tepat. Kemungkinan dia punya bakat menyanyi.
Tapi, Nina mengatakan jika kemampuan anak yang mudah belajar menyanyi juga dapat dipecah menjadi beberapa kemampuan. Bisa saja selain memiliki bakat menyanyi, anak memiliki bakat mengingat, menghafal kata-kata, atau kemampuan menyelaraskan nada yang baik.
Seperti anak yang dengan mudah diajari menari. Selain bisa saja ia berbakat menari, bukan tak mungkin pula anak memang berbakat untuk meniru. Dalam mengembangkan bakat anak, Nina mengingatkan agar orang tua tidak terpaku pada satu bidang saja.
Pasalnya, jika hanya satu bidang kemampuan saja yang dikembangkan, nantinya ketika anak mengalami masalah dalam bidang tersebut, diistilahkan Nina hidup anak bisa saja hancur.
"Kalau anak lari cepat dia berbakat jadi pelari. Dikejar terus kemampuan larinya dan suatu hari kakinya patah atau ekstremnya kecelakaan dan terpaksa diamputasi. Kalau dia cuma punya kemampuan berlari, dia akan kesulitan dalam hidupnya karena tidak memiliki cara lain untuk melepaskan kemampuannya," terang Nina.
Untuk itu, akan lebih baik jika orang tua mengembangkan banyak bakat yang dimiliki anak dan tidak hanya terfokus pada satu bidang saja.
Sumber: detik.com