Senin, September 05, 2016

Kecerdasan Spacial ?

Apa itu Kecerdasan Spacial ?


Ada banyak pengertian tentang kecerdasan. Kecerdasan dapat dipandang sebagai kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu. Kecerdasan dapat pula dipandang sebagai kemampuan seseorang untuk menguasai kemampuan tertentu atas aneka macam ketrampilan. Pada prinsipnya kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita. Test IQ hanya akan mengukur sesuatu yang lebih tepat disebut sebagai bakat bersekolah. Sementara kecerdasan sesungguhnya mencangkup aspek yang lebih luas.

Pada masa lalu, para filosof Yunani mengungkapkan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling cerdas. Namun kecerdasan itu harus dilatih agar bisa tampil keluar, serta dilihat oleh orang lain. Seseorang yang cerdas, maka ia bisa menjadi manusia seutuhnya, jika menguasai ilmu filsafat, seni, dan olahraga, ketiga hal itu sudah ada dalam diri manusia. 
 
Di samping itu, menurut Aristoteles, manusia yang sehat menguasai ilmu, seni, olahraga seharusnya juga mempunyai ethoslogos, dan pathos. Artinya, ia memperlihatkan kualitas dan kapasitas yang menyangkut,ethos merupakan karakter moral yang baik dan diterima oleh siapapun, ia mampu melakukan pendekatan dengan melalui cara-cara atau perilaku hidupnya yang baik dan bermartabat, pathos kemampuan membuka jalan untuk orang lain; mampu menyentuh perasaan dan emosi seseorang melalui teladan hidup dan kehidupan dan logos kemampuan mengukapkan kata-kata yang mampu meyakinkan orang lain, sehingga mereka mendapat pengetahuan baru ataupun berkembang secara intelektual dan kecerdasannya
 
Jadi, ilmu, seni, olahraga harus dipadukan atau tercermin dengan [melalui] etos, pathos, dan logos, itulah kecerdasan asali manusia. Dengan demikian, mudah dipahami bahwa manusia [dan budayanya] pada masa lalu berhasil membangun peradaban yang tinggi di masanya. Peninggalan-peninggalan mereka, misalnya suku Inca di Amerika, Istana-istana megah di Mesir dan Italia, Yunani, bahkan prasati-prasasti dan Candi-candi di Thailand dan Indonesia, semuanya menunjukkan adanyalocal genius, yang menguasai ilmu, seni, olahraga, dan memperlihatkan bahwa mereka mempunyai ethos, pathos, dan logos.
 
Namun dalam perkembangan kemudian, berdasarkan temuan beberapa ahli, menurut mereka, ternyata manusia tercipta dengan kecerdasan khas, yang tidak ada pada ciptaan lainnya. Kecerdasan tersebut berbeda dengan makhluk-makhluk lain, dan karena manusia adalah Imago Dei. Temuan baru tersebut melahirkan gagasan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kecerdasan; memiliki lebih dari satu jenis kecerdasan; semua orang memiliki tujuh jenis kecerdasan, yaitu linguistik atau mengungkapkan pikiran melalui bahasa; musikal atau mempunyai ketrampilan menggunakan instrumen musik; logika dan matematika, kemampuan menghitung; spasial, yang mampu menciptakan gambaran yang indah tentang banyak hal; gerak tubuh; personal; interpersonal.
 
       Sebagian besar dari kita barangkali tidak mampu mengoptimalkan ke tujuh kecerdasan tersebut. Umumnya kita berada diantara kecerdasan tersebut. Ada yang menonjol di satu kecerdasan sementara lemah di kecerdasan yang lain. Nah,,kali ini penulis khusus mau ngebahas tenatang kecerdasan spacial.

            
            Apa itu kecerdasan spacial?

         Kita perlu mengerti dulu makna spasial, sebelum mendefenisikan kecerdasan spasial. Spasial terkait erat dengan kata space yang berarti ruang. Spasial bermakna keruangan. Ruang merupakan lingkungan disekitar kita atau lebih tepatnya keadaan geografis sekitar kita, misal gunung, sungai, bukit, jalan, laut, sawah, rumah, rumah sakit, bangunan, dsb. Peta menjadi salah satu cerminan makna spasial. Di dalam peta digambarkan keadaan permukaan bumi dengan sebenarnya. Kerincian informasi akan sangat tergantung pada skala. Peta berskala besar maka informasi yang ditampilkan cukup detil, semakin kecil skala peta, maka infomasipun akan general. Sehingga, kecerdasan spasial merupakan daya ingat/daya pikir seseorang terhadap keruangan. Misalnya ketika diajukan pertanyaan sederhana : dimana letak Kota Jayapura? Otak akan segera berpikir dan menjawab bahwa Jayapura di Pulau Papua, berada di pesisir utara pulau tersebut. Pertanyaan berikutnya, dimana Tugu Monas ? maka otak akan segera berpikir dan mulut menjawab bahwa tugu itu berada di jantung ibukota RI.
 
            Sedangkan dalam dunia psikologi, kecerdasan spasial (spatial quotient) termasuk salah satu jenis kecerdasan yang sering turut diukur dalam test IQ bersama-sama dengan kecerdasan verbal dan logikal. Biasanya, dalam mengukur kecerdasan ini kita diminta memilih pasangan yang tepat dari suatu gambar 2 dimensi ataupun 3 dimensi. Namun, dalam praktik  kecerdasan spasial semestinya jauh lebih dari itu. Kecerdasan spasial adalah bagaimana seseorang dapat menempatkan aspek keruangan secara tepat dalam berbagai pengambilan keputusannya, baik dalam bekerja mapun berekreasi.
            Selain itu, dalam sumber lain juga dijelaskan, Kecerdasan Spasial melibatkan kemampuan seseorang untuk memvisualisasikan gambar di dalam kepala (dibayangkan) atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Kita membutuhkan kecerdasan ini dalam hidup sehari-hari juga, misalnya: saat menghias rumah atau merancang taman,  menggambar atau melukis, menikmati karya seni, dsb.Adapun pekerjaan yang mengutamakan kecerdasan spasial antara lain: arsitek, pematung / pemahat, penemu, designer, dsb.
            Pada kecerdasan spasial dijelaskan bahwa hidup dan kehidupan manusia berada di dan dalam dimensi yang terlihat dan tidak. Dimensi yang terlihat, misalnya ada batas-batas tingi, panjang, luas, area dan arena yang terbatas secara geografis. Dimensi yang tidak terlihat atau imajinatif, ada batas-batasnya namun tidak terbentuk, misalnya tanggal, hari, waktu, era, dan masa. Dalam pikiran dan sikonnya, manusia bisa memahami perbedaan kemarin dan hari ini, namun ia tidak bisa menentukan batas geografis antara kemarin dan hari ini; manusia mampu menentukan batas imajinatif antara waktu lalu dan masa kini, dan seterusnya. Ia hanya bisa menentukan dan merasakan semuanya itu hanya ada dalam imajinasi.
 
Orang-orang yang mempunyai kecerdasan spasial tinggi, biasanya disertai daya imajinatif cepat dan tepat. Ia dengan cepat menerjemahkan ketidakaturan benda-benda di sekitarnya [dalam dan melalui pikirannya] menjadi sesuatu yang indah dan teratur. Ia mampu mengeluarkan hasil olah pikirnya dalam bentuk gambar, diagram, lukisan. Misalnya, walau hanya dalam pikirannya, ketika melihat hamparan padang rumput dan pohon-pohon di lereng gunung-gunung, melalui imajinasinya, ia akan menggeser gunung, pohon, sungai tersebut ke tempat lain, yang menurut pikiranya lebih tepat dan indah. Bahkan ketika melihat ketidakaturan di terminal dan pasar, walau hanya dalam pikiran, ia dapat merubahnya menjadi lebih baik. Walau ia pahami bahwa dirinya dalam ruang dan waktu, namun karena imajinasi spasialnya menjadikan dirinya sebagai pusat dari segala sesuatu bahkan pusat dari tata surya. Mereka yang mempunyai kecerdasan spasial, biasanya berprofesi sebagai arsitektur, pelaut dan kapten kapal, pilot, pelatih sepakbola, penata ruang, pelukis, design grafis, dan lain-lain.

Ciri-Ciri Kecerdasan Spacial
1.   Sangat senang bermain dengan bentuk dan ruang ( rancang bangun ) seperti puzzle dan balok.
2.  Hafal sekali jalan-jalan yang pernah dilewatinya. Misalnya ia tahu rute perjalanan ke rumah nenek, ke sekolah kakaknya, ke kebun binatang dan sebagainya. Tak jarang ia jadi pemandu pengemudi untuk melewati jalan yang dikenalnya. Ia akan protes bila jalan yang dilewatinya berbeda., walaupun tujuannya untuk menghindari kemacetan.
3. Tak banyak bicara, melainkan lebih aktif mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan ruang seperti mencorat coret, mewarnai, bermain puzzle, menyusun balok dsb.
4. Mempunyai kemampuan memecahkan masalah yang baik. Ia lebih mampu mencari solusinya dibandingkan anak lain karena ia bisa membayangkan apa yang terjadi setelahnya.
5. Senang membandingkan mana yang lebih pendek, lebih tinggi. lebih besar, lebih jauh dan sebagainya dengan menggunakan alat-alat sederhana yang ditemukannya di rumah atau dengan menggunakan anggota tubuhnya sendiri menjengkal atau melangkah.
6. Mampu memperkirakan jarak. Jika berlari misalnya ia bisa mengantisipasi diri dengan ruang sehingga tidak menabrak.
7. Mempunyai perhatian yang tinggi terhadap detail seperti gradasi warna atau ukuran yang berbeda-beda tipis, umpamanya dua benda yang sama persis hanya berbeda beberapa milimeter. 
Beberapa tokoh seperti Pablo Picasso, Leonardo da Vinci atau Pak Tino Sidin adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan spasial.


Contoh-Contoh Kecerdasan Spacial
1.    Seorang pebisnis yang memiliki kecerdasan spasial cukup, akan relatif peka terhadap tempat-tempat strategis yang diharapkan potensial mendatangkan keuntungan, misalnya untuk didirikan warung Padang, mini market ataupun tempat kos-kosan. Dalam level yang lebih canggih, hal ini bisa didapatkan oleh operator telepon seluler (misal untuk optimasi lokasi menara seluler yang sangat mahal itu), perusahaan armada transportasi (untuk optimasi route yang dilalui), atau juga oleh investor yang tahu memilih daerah yang tepat untuk menanam modal di sektor real. Pebisnis ini dapat dikatakan telah melakukan spasial investing – investasi yang dipandu oleh kecerdasan spasial.
2.    Seorang wisatawan yang memiliki kecerdasan spasial akan relatif peka dalam memilih tempat yang berharga untuk dikunjungi, termasuk rute perjalanannya yang paling efisien, juga bagaimana memilih hotel yang nyaman, murah dan strategis, bahkan hingga bagaimana mengatur bagasinya hingga ringkas dan tidak kena denda kelebihan muatan. Dalam hal ini, kecerdasan spasial dapat pula disebut kecerdasan berwisata (traveling quotient).
3.    Dalam bidang olahraga, ternyata sebagian besar jenis olahraga pertandingan adalah terkait aspek spasial. Bagaimana strategi memenangkan piala dunia sepakbola, hampir 50% ditentukan oleh posisi pemain kawan, posisi pemain lawan, posisi bola dan posisi gawang musuh. Jadi ternyata ada bagian dari kecerdasan kinestetik (yang terkait gerak) dengan kecerdasan spasial. Dalam bidang penyelamatan, seperti pada saat ada musibah bencana, ataupun ada perang, kecerdasan spasial dapat memainkan peran antara hidup dan mati. Orang perlu tahu rute evakuasi yang aman, atau perilaku sebenarnya banjir, awan panas atau tsunami. Adapun kemampuan menyelamatkan diri pada saat kritis, adalah bagian dari kecerdasan bertahan hidup survival quotient).
4.    Dalam pemerintahan, seorang kepala daerah yang cerdas spasial akan mengetahui dengan tepat posisi dan kondisi kantong-kantong kemiskinan sehingga dapat menaruh kawasan prioritas pembangunannya dengan optimal. Dia juga cepat memahami titk-titik munculnya masalah (misal wabah flu burung) sehingga dapat sigap mengantisipasinya. Bahkan dalam pemberantasan korupsi, cerdas spasial diperlukan baik untuk mencegah (preventif) maupun memberantas korupsi yang telah terjadi. Secara preventif misalnya, pemasangan alat GPS di tiap kendaraan suatu armada taksi, akan membuat sopir taksi tidak bisa seenaknya, karena pusat taksi jadi tahu persis posisi tiap taksi. Namun pada saat yang sama sopir taksi juga diuntungkan karena dengan sistem itu order langsung diberikan ke taksi terdekat yang sedang kosong. Seandainya ada aturan bahwa dalam tiap LPJ kepala daerah harus dilampiri peta yang menunjukkan kondisi lingkungan dan distribusi kemakmuran sebelum dan sesudah masa jabatan, tentu juga para kepala daerah tidak bisa seenaknya menguras kekayaan daerahnya. Sedang dalam memberantas korupsi, kecerdasan spasial perlu untuk mengembangkan teknik-teknik intelijen atau penyelidikan.