komitmen saya.....
A.
Apa
arti ke-islaman saya/komitmen saya kepada islam!
Sering kita menemukan banyak orang yang menganut Islam
sebatas identitas diri saja (Islam KTP-penj) atau menganut Islam karena lahir
dari orang tua yang muslim. Bentuk kedua muslim ini pada hakikatnya masih asing
dengan Islam dan tidak tahu apa konsekuensi yang harus ditanggung ketika
menyatakan diri sebagai muslim.
“… Dia (Allah) telah menamai kamu orang-orang muslim sejak dahulu dan begitu pula dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan suapaya kamu semua menjadi saksi atas seluruh manusia…” (Al-Hajj [22] : 78).
“… Dia (Allah) telah menamai kamu orang-orang muslim sejak dahulu dan begitu pula dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan suapaya kamu semua menjadi saksi atas seluruh manusia…” (Al-Hajj [22] : 78).
Di dalam buku “Apa bentuk Komitmen Saya Kepada Islam” karya
: Dr. Fathi Yakan terbagi dua yaitu Apa Bentuk Komitmen Saya Kepada Islam dan
Apa Bentuk Komitmen Saya Kepada Harakah Islamiyah.
I. Bentuk Komitmen Saya Kepada Harakah Islamiyah?
1. Saya Harus Mempersembahkan Hidup
Saya Untuk Islam
2. Saya Harus Meyakini Kewajiban
Berjuang untuk Islam
3. Harakah Islamiyah : Tugas, Karakteristik,
dan Bekal
4. Saya Harus Memahami Lika-Liku
Perjuangan Islam dan Alasan Harus memilih Harakah islamiyah
5. Saya Harus Memahami Dimensi dalam
Berkomitmen kepada Harakah Islamiyah
6. Saya Harus Membangun Pilar-pilar
Perjuangan Islam
7. Saya Harus memahami Syarat-syarat
Baiat dan Keanggotaan
II. Bentuk Komitmen Saya Kepada Islam
1 .Saya Harus Mengislamkan Aqidah
Saya
2. Saya Harus Mengislamkan Ibadah
Saya
3. Saya Harus Mengislamkan Akhlak
Saya
4. Saya Harus Mengislamkan Keluarga
dan Rumah Tangga Saya
5. Saya Harus Mampu Mengalahkan
Nafsu Saya
6. Saya Harus Yakin Bahwa Hari Esok
Milik Islam
Penjelasan
:
a. Saya harus
mempersembahkan hidup saya untuk Islam
Manusia terbagi menjadi tiga
golongan, yaitu :
1) Sebagian manusia mengabdikan hidupnya hanya
untuk kehidupan dunia.
Mereka adalah kaum materialis. (Al-An’a, : 29, Al-Jatsiyah : 24)
2) Ada manusia yang
hidupnya tidak jelas.
Mereka memiliki keyakinan yang labil dan banyak melakukan
penyimpangan, tetapi menganggap semua yang dilakukannya benar dan baik.
3) Manusia yang
menganggap kehidupan dunia sebagai ladang baik kehidupan akhirat.
Mereka adalah orang-orang
benar-benar beriman, mengerti hakikat hidup, dan nilai dunia dibandingkan nilai
akhirat (Al-An’an
: 32), dunia tidak membuatnya lalai dan
terlena dari tujuan besar hidupnya (Adz-Dzariyat : 56)
4) Bagaimana cara
mengabdikan hidup untuk Islam ?
Agar hidup kita benar-benar terarah di jalan Islam dan untuk
Islam, maka kita harus mengetahui dan komitmen dengan beberapa hal, yaitu :
Mengerti
tujuan hidup (Adz-Dzariyat : 56)
Mengetahui nilai dunia jika dibandingkan dengan nilai akhirat
(At-Taubah : 38)
Mengetahui bahwa mati adalah sebuah kepastian dan mau mengambil nasihat
darinya (Ar-Rahman : 26-57. Ali Imra : 185)
Mengetahui hakikat Islam dengan berusaha memahami (tafaqah), belajar
(ta’allum), dan mengerti segenap prinsip aqidah, hokum, hal-hal yang halal dan
haram (Tha-Haa : 114)
Mengetahu hakikat jahiliah
dengan memahami segenap pemikiran, aliran, dan strateginya.
5) Karakter manusia
yang mengabdikan hidup untuk Islam
Karakteristik tersebut antara lain :
Memiliki komitmen konkrit terhadap
Islam (Al-“Ashr : 3, Al-Baqarah : 44, Ash-Shaff : 3)
Memberi perhatian terhadap kemaslahatan Islam.
Teguh memegang kebenaran dan percaya kepada Allah (Al-Munafiqun :
8, Ali Imran : 139)
Komitmen dengan perjuangan Islam dan bekerja sama dengan sesame
aktivis. (Al-Qashash : 35, Al-Maidah : 2)
b.
Saya harus meyakini kewajiban berjuang untuk Islam
Berjuang untuk Islam yakni membangun kepribadian yang
mengimplementasikan Islam, baik aqidah maupun akhlak. Alas an keharusan
berjuang untuk Islam dan kedudukannya sebagai kewajiban taklifu, bukan kegiatan
suka rela adalah :
a. Wajib dari segi prinsip, yaitu
memperjuangkan Islam adalah wajib karena merupakan alas an pembebanan taklif
kepada seluruh manusia, mulai para Nabi dan Rasul, lalu seluruh manusia (Al-‘Ashr
: 1-3, Al-Maidah : 67, Al-Baqarah : 159)
b. Wajib dari segi hukum, yaitu memperjuankan
Islam karena terhentinya hakimiyatullah (ajaran Allah sebagai referensi
hokum)di bumi dan dominasi undang-undang dan hokum positif buatan manusia
atas seluruh Negara dan bangsa, mengharuskan umat islam berjuang membangun
masyarakat Islami dan memulai kehidupan islami kembali, serta mengembalikan
manusia pada aturan-aturan Allah (An-Nisa’ : 65, Asy-Syura : 10. Al-Maidah
: 44,45,47)
c. Wajib secara darurat, yaitu dalam menghadapi
setiap tantangan modern dan komspirasi musuh-musuh Islam (An-Anfal : 39)
d. Wajib dalam skala individu dan kolektif,
yaitu memperjuangkan Islam adalah tanggung jawab indivisual yang sederajat
dengan semua kewajiban dan tanggung jawab agama lainnya (Al-Muddatsir : 38,
Maryam : 95, Al-Isra’ : 7). Dari sudut pandang perjuangan Islam menjadi
kewajiban individu, maka dari segi tanggung jawab operasional pergerakan
dianggap sebagai kewajiban kolektif, hal itu dikarenakan :
ü Beban perjuangan Islam terlalu besar
untuk dipikul oleh satu orang.
ü Langkah-langkah Rasulullah SAW yang berdakwah
dengan membangun jama’ah.
ü Jalan perjuangan Islam penuh dengan onak dan duri dan
diselimuti dengan berbagai bentuk penderitaan (Al-Maidah : 2)
e. Orang yang berjihad pada hakikatnya berjihad untuk kebaikan
dirinya sendiri, karena dapat membersihkan diri dan menyucikan jiwa, serta
mengerjakan sebagian dari hal Allah yang harus ditunaikan (Al-Ankabut : 6,
Muhammad : 38, Al-Furqan : 44, Adz-Dzariyat : 55, Al-‘Ashr : 1-3, Al-Kahfi :
28, Ath-Tahlaq : 2-3, Al-Fath : 10)
c.
Harakah Islamiyah : tugas, karakteristik, dan bekal
a. Tugas harakah Islamiyah
Tugas harakah Islamiyah yaitu
mengarahkan manusia agar menyembah Allah, baik individu maupun kelompok melalui
usaha membangun masyarakat islami yang mengadopsi hukum-hukum dan
ajaran-ajarannya dari Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW.
Harakah Islamiyah adalah organisasi
global dengan tujuan agar merangkul seluruh aktivitas islam di berbagai belahan
dunia Islam.
Adapun tugas harakah Isamiyah adalah
mewujudkan hal-hal berikut :
System pemerintahan internal sebagai realisasi dari firman Allah Q.S
Al-Maidah : 49
System hubungan internasional sebagai realisasi dari firman Allah
Q.S Al-Baqarah : 143
Sistem kehakiman sebagai realisasi dari firman Allah Q.S An-Nisa’ :
65)
System pertahanan dan kemiliteran sebagai realisasi dari firman Allah Q.S
At-Taubah : 41
System ekonomi yang independen dalam mengatur kekayaan dan harta
(An-Nisa’ : 5)
System pendidikan yang berusaha menghapus kebodohan dan kegelapan serta
sesuai dengan pesan agung yang terkandung dalam Q.S Al-Alaq : 1
System keluarga dan rumah tangga sebagai realisasi dari firman Allah Q.S
At-Tahrim : 6
System pembinaan individu dalam tingkah lakunya sebagai realisasi dari
firman Allah Q.S Asy-Syams : 9
Semangat umum yang mencakup setiap lapisan umat, baik pemerintah maupun
rakyat sebagai realisasi dari firman Allah Q.S Al-Qashash : 77
b. Karakteristik prinsip harakah Islamiyah
Rabbaniyyah
Persepsi, hokum, akhlak, adat,
pemikiran harakah berasal dari agama Allah yang kekal dan risalah-Nya yang
terakhir (Islam) (Al-An’am
: 162)
Independen
Yaitu harakah bersal dari kondisi nyata masyarakat muslim.
Modern
Modernitas Islam mengajak manusia agar memanfaatkan hasil
inovasi akal mereka dengan syarat tidak keluar dari batas-batas kemaslahatan
dan kebaikan secara umum.
Komprehensif
Yaitu dakwah tidak terbatas hanya untuk memperbaiki salah
satu aspek kehidupan dan melupakan aspek-aspek lain.
Menghindari
permasalahan-permasalahan khalafiah dalam bidang fiqih
c. Karakteistik pergerakan
Jauh dari kendali penguasa
dan politisi
Bertahap, yaitu ta’arif
(pengenalan), takwin (pembinaan), dan tanfidz (pelaksanaan).
Lebih banyak beramal dan
berkarya daripada melakukan propaganda dan publikasi.
Taktik bernafas panjang,
yaitu tidak tergesa-gesa dan terburu-buru dalam perjalanan dakwah yang panjang,
amal dakwah yang berat, dan jihad yang sengit.
Terbuka dalam aktivitas dan
tertutup dalam persiapan.
Uzlah secara maknawi bukan
jasadi
Uzlah (isolasi) disini yaitu keunikan yang membedakan
kelompok mukmin dan kelompok kafir. Aktivitas, pergerakan, interaksi, dan
dakwah tidak boleh terisolasi dan menyendiri karena jika demikian maka semuanya
akan terhenti. Da’I harus selalu berinteraksi dengan masyarakat untuk member
pengaruh dan membersihkan.
Tidak menghalalkan segala
cara untuk mencapai tujuan, yaitu :
·
Berbuat demi kebenaran tidak boleh
diloakukan dengan cara-cara yang batil untuk mencapai tujuan dan sasaran,
sekalipun cara batil itu hanya slogan atau ucapan (Al-Kahfi : 29)
·
Kebenaran adalah satu keutuhan yang
tidak dapat dipisah-pisahkan (Al-Kafirun : 1-6)
·
Kebenaran harus diperjuangkan dengan
kekuatan dan pengorbanan apapun (Thaha : 72-73)
·
Orang-orang yang memperjuangkan
kebenaran harus sadar, waspada, dan menjaga dirinya dengan berpegang teguh pada
Al-Qur’an dan mengikuti petunjukkanya (Al-Maidah : 9)
·
Kebenaran adalah segala sesuatu yang dinyatakan oleh
syariat.
d. Bekal harakah Islamiyah
1. Memiliki keimanan yang sangat dalam, kuat,
suci, dan abadi kepada Allah (Ali-imran : 160)
2. Keimanan yang mendalam kepasa manhaj (Al-Maidah
: 15-16)
3. Keimanan yang mendalam pada ukhuwah (Al-Hujarat
: 10)
4. Keimanan yang mendalam pada balasan (At-Taubah
: 120)
5. Percaya
dengan diri sendiri.
6. Jihad
juga termasuk bekal kita (At-Taubah : 24)
d.
Saya harus memahami liku-liku perjuangan Islam dan alasan
harus memilih harakah Islamiyah
Kita harus memahami mengapa kita berada di
lingkungan harakah Islamiyah, mengetahui
sarana-sarana perjuangan Islam.
e.
Saya harus memahami dimensi-dimensi dalam berkomitmen kepada
harakah Islamiyah
a. Dimensi
ideologis (‘aqidy), yaitu keterikatan
pada Allah dan mereka berhimpun karena-Nya. (Al-Fath : 10). Menjadi anggota
Harakah Islamiyah artinya mengerahkan kekuatan individu untuk kepentingan
jamaah, perbuatan yang jernih, bersih, dan suci.
b. Dimensi
keanggotaan sepanjang masa (mashiry), yaitu keberadaan
anggota harus selaras dengan keberadaan jamaah dalam kondisi apapun
(Al-Ankabut : 10-11, Al-Hajj : 11, Ali Imran : 146-148). Dakwah yang benar adalah disertai iman dan perbuatan, nasihat,
sumbangan, dan pengorbanan (Muhammad : 31). Para pengikut harakah Islamiyah harus menjadi model di tengah
masyarakat (Ar-Ra’d : 17). Ujian
dalam kehidupan da’I berubah menjadi dalah satu unsur dalam proses seleksi dan
sarana peningkatan dan pembersihan (Al-Anbiya’ : 35). Di mana ujian
seorang da’I adalah bujukan dan rayuan yang menggiurkan dan berbagai macam
terror, intimidadi, dan penyiksaan.
f.
Saya harus memahami pilar-pilar perjuangan Islam
Ada tiga pilar yang mendukung keberhasilan perjuangan Islam
yang harus diketahui oleh segenap aktivis, yaitu :
o Tujuan yang jelas, yaitu mengarahkan manusia agar menyembah
Allah.
(Adz-Dzariyat : 56)
o Jalan yang jelas, yaitu berjuang
untuk Islam menerapkan syariat Allah di bumi ini.
o Tabiat perubahan, yaitu perubahan
utnuk menolak akulturasi dengan nilai-nilai Jahiliyah dan system positif buatan
manusia.
o Tabiat totalitas, yaitu memberikan
seluruh potensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan besar yang dicanangkan.
o Tabiat universalitas, yaitu
perjuangan Islam harus menembus tingkat universal.
Jalan dakwah Rasulullah :
Mendeklarasikan penghambaan diri kepada Allah sejak hari
pertama melakukan tanpa diselimuti kepura-puraan dan sikap plin-plan agar
tujuan dakwah tampak jelas.
Membangun komunitas haraki
Melawan jahiliah secara total, tapi penuh perhitungan.
g.
Saya harus memahami syarat-syarat baiat dan keanggotaan
a)
Mengutamakan kualitas, bukan kuantitas.
b)
Masalah baiat dan hukumnya menurut Islam. Baiat adalah janji
setia dan merupakan sunah Nabi
c)
Masalah ketaatan dan hukumnya
menurut Islam. hukum taat adalah wajib selama bukan dalam perkara maksiat atau
mendorong kepadanya (An-Nisa : 59)
d)
Rukun-rukun baiat
Al-Fahmu, yaitu meyakini
bahwa fikrah kita adalah islami.
Al-Ikhlas, yaitu setiap
ucapan, perbuatan, dan jihad seorang akh muslim hanya ditujukan untuk Allah
Al-‘Amal, yaitu memperbaiki
diri sendiri, membangun keluarga muslim, membimbing masyarakat, membebaskan
Negara, meluruskan pemerintahan dan berjuang membangun kempbali struktur global
umat islam.
Al-Jihad
At-Tadhiyyah, yaitu
mengorbnankan diri, harta, waktu, dan kehidupan serta segala sesuatu yang
dimiliki untuk tujuan.
At-Tha’ah, ayitu mematuhi dan
melaksanakan perintah.
Ats-Tsabat (teguh)
At-Tajarrud (totalitas),
yaitu percaya dengan fikrah sacara total dan tidak tergoda dengan pemikiran
atau ketokohan siapapun.
Al-ukhuwah, hati dan jiwa
yang terikat dalam ikatan aqidah.
· Ukhuwah mendukung ketaatan kepada
Allah
· Ukhuwah adalah manifestasi
solidaritas jiwa.
· Ukhuwah adalah manifestasi materi
· Ukhuwah adalah tanggung jawab social
· Ukhuwah adalah manifestasi
kehangatan, cinta, dan tolong-menolong
· Ukhuwah adalah manifestasi kecemburuan
dan kesetiaan.
Ats-Tsiqah, yaitu jundi
(anggota) manaruh kepercayaan kepada qiyadah (pimpinan)nya.
e) Kewajiban-kewajiban seorang akh
1.
Mengamalkan wirid harisn
2.
Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, juga mendengarkan, dan
merenungkan makna-maknanya.
3.
Mengontrol kesehatan
4.
Tidak berlebihan mengkonsumsi minuman berkafein
5.
Peduli terhadap kebersihan
6.
Jujur dalam berbicara
7.
Menepati sumpah, janji, dan pernyataan.
8.
Berani dan tabah
9.
Tampil berwibawa dan selalu sungguh-sungguh
10. Memiliki rasa malu yang kuat, peka,
cepat terkesan dengan kebaikan maupun kejelekan.
11. Adil
12. Semangat tinggi dan melayani
keperluan orang banyak.
13. Memiliki hati yang penuh kasih
saying, tebuka, dam lapang dada.
14. Pandai membaca dan menulis.
15. Memiliki profesi berorientasi
profit.
16. Jangan mau menjadi pegawai negeri
17. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan
pekerjaan
18. Sanggup menuntu hakmu dengan baik
dan memenuhi hak orang lain
19. Menjauhi perjudian
20. Menghindari riba
21. Turut serta mengembangkan kekayaan
dunia Islam dengan mendukung produk dan sumber ekonomi Islam
22. Berzakat dan berinfak
23. Menabung
24. Menyemarakkan tradisi Islam
25. Memboikot mahkamah sipil dan
pengadilan yang tidak sesuai dengan syariat islam
26. Selalu merasa diawasi Allah
27. Bersuci dengan baik dan menjaganya
28. Melakukan shalat dengan baik
29. Puasa di bulan Ramadhan dan
melaksanakan haji
30. Selalu menyertakan niat berjihad dan
mencintai mati syahid.
31. Senantiasa bertaubat dan mohon ampun
kepada Allah.
32. Berjihad melawan nafsu
33. Menjauhi minuman keras
34. Jangan berteman dengan orang yang
suka berbuat dosa dan maksiat
35. Memberantas tempat hiburan yang
tidak sehat
36. Kenali anggota katibahmu (kelompok)
satu per satu dengan baik
37. Melepaskan hubungan dengan setiap organisasi
atau kelompok selama keberadaanmu di sana tidak emmberi dampak positif kepada
fikrah, apalagi jika engkau disuruh untuk melepaskannya
38. Berusaha menyebarkan dakwah[1]
B.
Apa
arti dan kewajiban saya sebagai seorang
muslim dalam hal :
a. Aqidah
Syarat pertama menjadi muslim yang
baik adalah memiliki aqidah yang benar dan lurus, sesuai dengan arahan
Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah saw.
Beberapa tuntutan menjadi Muslim sejati dalam beraqidah yaitu :
Beberapa tuntutan menjadi Muslim sejati dalam beraqidah yaitu :
1.
Percaya (beriman) bahwa pencipta
alam raya ini adalah Allah Yang Mahabijaksana, Mahakuasa, Maha mengetahui dan
Mahahidup. Buktinya, alam ini bergerak dengan sebuah sistem yang sangat baik,
teliti & rapi. (Al-Anbiya’:22)
2.
Percaya (beriman) bahwa Allah yang
Maha Tinggi tidak menciptakan alam raya ini secara main-main, dan tanpa tujuan. (Al-Mukminun : 115-116)
3.
Percaya (beriman) bahwa Allah swt
telah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab suci sebagai sarana agar
manusia mengenal-Nya, menjelaskan tujuan penciptaan diri mereka, asal-usul, dan
tempat kembali mereka (An-Nahl : 36)
4.
Percaya (beriman) bahwa tujuan dari
keberadaan manusia di dunia adalah mengenal Allah dengan sifat-sifat yang
diterangkan langsung oleh-Nya, agar manusia taat dan menyembah-Nya. (Adz-Dzariyat : 56-58)
5.
Percaya (beriman) bahwa orang mukmin
yang taat akan mendapat balasan surga dan orang kafir yang bermaksiat akan
mendapat balasan neraka. (Asy-Syura : 7)
6.
Percaya (beriman) bahwa manusia
melakukan amal yang baik dan buruk dengan pilihan dan kehendaknya sendiri
kecuali karena pertolongan Allah. (Asy-Syams: 7-10) dan (Al-Muddatstsir : 38)
7.
Percaya (beriman) bahwa hanya Allah
yang berhak membuat hukum dan siapa pun tidak boleh melanggarnya. (Asy-Sura : 10)
8.
Berusaha mengenal Allah dengan
mengetahui nama-nama dan sifat-sifat yang sesuai dengan kebesarannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
9.
Berusaha memikirkan makhluk Allah
dan tidak memikirkan Dzat-Nya. (HR. Abu Nu’aim dalam kitab Al-Hilyah)
10.
Mengenai sifat-sifat Allah swt, banyak ayat Al-Qur’anul
Karim yang menerangkan kesempurnaan Allah yang hakikatnya tidak bisa diukur
oleh kemampuan akal manusia.
11.
Yakin bahwa pendapat generasi salaf lebih layak diikuti
untuk untuk menyelesaikan masalah ta’wil dan ta’thil (menafikan sifat-sifat
Allah).
12.
Harus menyembah Allah swt dan tidak
menyekutukan-Nya. (An-Nahl
: 36)
13.
Hanya takut kepada Allah dan tidak
pernah takut kepada aapun selain dari-Nya. (Al-Mulk : 12) dan (An-Nur : 52)
14.
Selalu mengingat Allah dan
senantiasa berdzikir kepada-Nya. (Ar-Rad : 28)
15.
Cinta kepada Allah yang membuat diri
semakin rindu kepada keagungan-Nya dan hati terpaut kepada-Nya sehingga
memotivasi untuk berbuat baik dan semangat berkorban serta berjihad di
jalan-Nya
(At-Taubah : 24) Sebagai sarana manisnya iman yaitu lebih mencintai Allah dan
Rasulnya, mencintai orang lain karena Allah dan tidak suka kembali kepada
kekafiran. (HR. Bukhari)
16.
Bertawakkal kepada Allah dalam
segala urusan dan menyerahkannya kepada Allah sehingga menumbuhkan semangat
seberat apapun kesulitan yang dihadapi akan tetap di arungi (Ath-Thalaq : 3)
17.
Bersyukur kepada Allah atas segala
nikmat, karunia dan rahmat-Nya yang tidak terhingga. (An-Nahl : 78), (Yasin : 33-35),
(Ibrahim : 7)
18.
Selalu memohon ampun kepada Allah.
Istigfar dapat menghapus kesalahan, memperbaharui taubat dan iman serta
melahirkan ketenangan. (An-Nisa’ : 110), (Ali Imran : 135-136)
19. Selalu merasa diawasi oleh Allah, baik dalam kondisi
tersembunyi maupun terang-terangan (Al-Mujadilah : 7)
b. Ibadah
Ibadah dalam perspektif Islam adalah
kepasrahan total dan merasakan keagungan Allah dimana menghubungkan makhluk
dengan Penciptanya. Beberapa tuntutan untuk menjadi muslim sejati :
a. Menjalankan ibadah dengan penuh
makna dan tersambung dengan Allah.
b. Melakukan ibadah dengan khusyuk
sehingga merasakan hangatnya hubungan dengan Allah dan nikmatnya kekusyukan.
c. Melakukan ibadah dengan hati yang
selalu hadir dan lepas dari segala bentuk kesibukan serta intrik duniawi di
sekitarnya.
d. Merasakan ibadah dengan perasaan
kurang dan kurang sehingga tidak pernah puas dan dengan perasan lapar sehingga
tidak pernah kenyang.
e. Berusaha selalu mengerjakan shalat malam (tahajud) dan selalu
konsisten. (Adz-Dzariat : 17-18), (As-Sajadah:16)
f. Meluangkan waktu khusus untuk mempelajari dan merenungkan Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur (merenungkan), tafakur (mengkaji), khusyu,
dan sedih (Al-Isra : 78), (Al-Hasyr:21).
g. Menjadikan do’a sebagai tangga
menuju Allah dalam setiap urusan
c. Keluarga
Adalah membawa misi Islam ke dalam
lingkup masyarakat kecil yaitu keluarga (istri dan anak). Kemudian
menyebarkannya ke sanak keluarga, di mulai dari yang terdekat. (At-Tahrim: 6)
a.
Tanggung jawab atas pernikahan yaitu :
ü Pernikahan harus didasari niat
karena Allah. Maksudnya, untuk membangun keluarga muslim, melahirkan keturunan
yang shalih, snaggup mengemban amanah, dapat mewujudkan, melahirkan, dan
menjaga kesinambungan hidayah.
ü Selektif dalam menjatuhkan pilihan
kepada wanita yang akan dipersunting
sebagai pendamping hidup dan teman perjalanan di dunia.
ü Memilih calon istri yang memiliki
akhlak yang baik dan shalihah, meskipun kurang dari segi harta dan
kecantikannya.
ü Selalu berhati-hati agar tidak
melanggar perintah Allah dalam masalah ini, menjaga diri dari murka Allah dan
balasan-Nya
b.
Tanggung jawab setelah menikah
ü Berbuat baik kepada istri dan
mempergaulinya dengan cara yang baik pula supaya terbangun kepercayaan di
antara keduanya.
ü Hubungan dengan istrinya tidak hanya sebatas hubungan seks
dan nafsu, namun terbangun kesamaan pikiran, semangat dan emosi. (Thaha:132)
ü Semua hubungan yang terjalin dengan
istri harus senantiasa selaras dengan ajaran syariat.
c. Tanggung jawab suami-istri dalam
mendidik anak
Membangun
perpaduan suami-istri dalam mendidik anak dengan pendidikan islami yang ideal.
Setiap bayi terlahir dengan fitrah. Jika kelahirannya disambut dengan
pendidikan yang benar, maka akan jadi anak yg shalih. (Al-Furqan : 74)[2]
d.
Saya Harus Mengislamkan Akhlak Saya
Moral (akhlak) mulia adalah tujuan
utama dari risalah Islam. Iman tidak berarti apa-apa jika tidak melahirkan
akhlak. (Al-Baqarah:177), (Al-Hajj:41), (Al-‘Ankabut:45).
Beberapa sifat penting yang harus
dimiliki seseorang agar menjadi muslim sejati dalam berakhlak yaitu :
a.
Menjauhi perkara-perkara yang syubat.
b.
Menjaga pandangan. (An-Nur : 30)
c.
Menjaga ucapan atau lisan seperti ucapan yang tidak
bermanfaat dan kotor, ghibah, mengadu domba dan ungkapan jelek atau kasar.
d.
Malu Maksudnya senantiasa memiliki rasa malu dalam setiap
kondisi, tetapi tidak menghalangi keberaniannya untuk menyatakan kebenaran.
e.
Lapang dada, sabar dan tenang. (Az-Zumar:10), (An-Nur:22),
(Asy-Syura:43)
f.
Jujur
g.
Rendah hati (Tawadhu)
h.
Menghindarkan prasangka buruk, ghibah, dan tidak mencari-cari
kesalahan orang Islam. (Al-Hujarat:12), (Al-Ahzab:58)
i.
Murah hati dan dermawan. (Al-Baqarah : 3 dan 272)
j.
Menjadi teladan yang baik bagi orang lain.
e.
Saya Harus Mampu Mengalahkan Nafsu Saya
a.
Dalam menghadapi nafsu, manusia terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
1) Orang yang mengalahkan nafsunya yaitu orang-orang yang maksum.
1) Orang yang mengalahkan nafsunya yaitu orang-orang yang maksum.
2) Orang yang dikuasai nafsunya.
Akibatnya berorientasi pada duniawi dan materi.
Mereka adalah orang-orang kafir dan
siapa saja yang mengikuti jalan mereka yaitu orang-orang yang melupakan Allah.
(Al-Jatsiyah: 23)
3) Orang yang selalu berusaha keras
mengontrol diri dan melawan nafsunya. Mereka berbuat salah, tapi segera
menyesal dan bertaubat.(Ali Imran:135)
b. Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan
dalam melawan nafsu
1) Hati, yaitu apabila hati tetap
hidup, lembut, jernih, keras, dan bercahaya. (Al-Anfal:2), (Muhammad: 24)
2) Akal, yaitu akal yang dapat
memandang dengan jernih, paham, dapat membedakan yang baik dan buruk,
mengadopsi ilmu dan pengetahuan yang mendekatkan diri kepada Allah dan mengenal
keagungan serta kekuasaan-Nya. (Fathir: 28), (An-Nur : 40)
3)Bentuk-bentuk kekalahan dalam
melawan nafsu :
Yaitu,
jalan-jalan godaan setan pada dirinya bertambah banyak sehingga timbul penyakit
waswasah (gangguan yang membuatnya selalu ragu). Setan menjadi qarin
(pendamping setia) baginya. (Al-Mujadilah: 9), (Al-A’raf : 16-17), (Al-Hasryr:
16)
4) Cara membentengi diri dari godaan
setan:
·
Tamak dan berprasangka buruk. Keduanya aku lawan dengan
qanaah dan percaya
·
Cinta dunia dan angan-angan. Keduanya aku lawan dengan rasa
takut dan kematian yang datang tiba-tiba
·
Suka santai dan mencari kesenangan. Keduanya aku lawan
dengan keyakinan nikmat akan sirna dan timbangan yang buruk ketika menghadap
Allah.
·
Ujub (membanggakan diri). Aku melawannya dengan yakin akan
anugerah Allah dan takut menerima akibat yang buruk.
·
Menganggap rendah dan tidak menghormati orang lain. Keduanya
aku lawan dengan mengenali hak dan kehormatan mereka.
·
Hasad (dengki). Aku melawannya dengan qana’ah dan ridha dengan
nasib setiap makhluk yang telah ditentukan oleh Allah.
·
Riya’ dan mengharapkan pujian dari orang lain. Keduanya aku
lawan dengan ikhlas.
·
Kikir. Aku melawannya dengan keyakinan bahwa semua yang ada
di tangan manusia akan sirna, sedangkan apa yang ada di sisi Allah akan kekal
abadi.
·
Sombong. Aku melawannya dengan rendah hati (tawadhu’)
·
Tamak dengan dunia. Aku melawannya dengan keyakinan apa yang
ada di sisi Allah dan zuhud terhadap aoa yang dimiliki oleh manusia.
Sarana lain yang sangat dibentengi dalam Islam untuk membentengi diri dari segala godaan dan tipu daya iblis adalah mengingat Allah (zikir) ketika memulai pekerjaan, membaca Al-Qur’an dan istighfar. Juga bisa dilakukan dengan menghindari kekenyangan sekalipun dari makanan yang halal dan bersih. (Al-A’raf: 31). Cara lain adalah tidak tergesa-gesa dan berhati-hati dalam melakukan segala urusan. (Al-A’raf: 201)
Sarana lain yang sangat dibentengi dalam Islam untuk membentengi diri dari segala godaan dan tipu daya iblis adalah mengingat Allah (zikir) ketika memulai pekerjaan, membaca Al-Qur’an dan istighfar. Juga bisa dilakukan dengan menghindari kekenyangan sekalipun dari makanan yang halal dan bersih. (Al-A’raf: 31). Cara lain adalah tidak tergesa-gesa dan berhati-hati dalam melakukan segala urusan. (Al-A’raf: 201)
f.
Saya Harus Yakin Bahwa Hari Esok Milik Islam
Mengimani Islam sebagai jalan hidup
harus mendorong pada tingkat keyakinan bahwa masa depan adalah milik Islam.
Islam adalah satu-satunya manhaj yang sesuai dengan segala kebutuhan dasar
manusia, dan dapat menyelaraskan antara tuntutan jiwa dan materi pada manusia.
Sifat Rabbaniyah pada manhaj Islam adalah corak (shibghah) khusus yang
menjadikan Islam berada di garis depan. (Al-Baqarah: 138)
Yakin dengan kelemahan sistem buatan manusia :
Yakin dengan kelemahan sistem buatan manusia :
Kita harus mengetahui batas
kelemahan dan kegagalan yang dialami oleh sistem-sistem positif buatan manusia
seantero dunia- baik kapitalisme, demokrasi, liberalism, sosialisme, maupun
komunisme- karena sifat buatan manusia terbatas, lemah, serba kekurangan dan
temporer.
KESIMPULAN
Jawaban diambil dari buku terjemahan dari buku
berjudul Madza Ya'ni Intima'i lil Islam. Di buku ini dijelaskan tentang
bagaimana seorang muslim harus bertindak untuk islam dan harakah islamiyah.
Komitmen kepada islam yang harus dipegang oleh seorang muslim meliputi :
keharusan mengislamkan aqidah; mengislamkan ibadah; mengislamkan akhlak; mengislamkan
keluarga dan rumah tangga; mengalahkan nafsu; serta yakin bahwa hari esok
adalah milik islam. Pada sub-bab keharusan mengislamkan aqidah disebutkan
beberapa tuntutan yang harus dilaksanakan, seperti : percaya (beriman) bahwa
pencipta alam raya ini adalah Allah; percaya tujuan keberadaan manusia adalah
mengenal Allah; percaya bahwa muslim yang taat akan mendapat balasan surga dan
sebaliknya; selalu merasa diawasi oleh Allah; dan masih banyak lagi. Pada
keharusan mengislamkan aqidah lebih banyak membahas tentang bagaimana cara atau
amalan yang harus kita lakukan untuk mempercayai adanya Tuhan semesta alam,
Allah SWT. Untuk keharusan mengislamkan ibadah, yang harus dipenuhi, antara
lain : menjalankan ibadah dengan penuh makna dan tersambung dengan Allah;
melakukan ibadah dengan khusyu’; meluangkan waktu khusus untuk memelajari dan
merenungkan Al-Qur’an; dll. Di sub-bab ini, banyak dijelaskan tentang keutamaan
ibadah yang benar dengan menghadirkan hati kita supaya tersambung dengan Allah.
Selanjutnya adalah tentang keharusan mengislamkan akhlak. Untuk mengislamkan
akhlak, ada sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang muslim sejati,
seperti : menjaga pandangan; menjaga ucapan; malu; lapang dada; sabar; jujur;
dll. Sub-bab selanjutnya adalah mengislamkan keluarga dan rumah tangga, disini
dijelaskan tentang pentingnya membangun sebuah keluarga islami sebagai lingkup
masyarakat terkecil. Pada sub-bab tentang keharusan mengalahkan nafsu diberikan
kelompok manusia dalam menghadapi nafsu dan cara-cara membentengi diri dari
godaan setan serta anjuran untuk mengingat Allah setiap saat. Sub-bab yang
terakhir yaitu mengenai keyakinan seorang muslim bahwa hari esok adalah milik
islam. Di bab ini dijelaskan tentang betapa besar kekuasaan Allah dan betapa
kecilnya manusia, serta janji Allah akan kejayaan islam. Sedangkan pada bab
ke-dua, menjelaskan tentang bagaimana komitmen seorang muslim kepada harakah
islamiyah. Komitmennya meliputi : harus mempersembahkan hidup untuk islam ;
harus meyakini kewajiban berjuang untuk islam ; memahami lika-liku perjuangan
islam ; memahami dimensi-dimensi dalam berkomitmen pada harakah islamiyah;
memahami pilar-pilar perjuangan islam; memahami syarat-syarat baiat dan
keanggotaan. Selain itu, bab ini juga menjelaskan tentang tugas serta
karakteristik harakah islamiyah. Penjelasan di buku ini disampaikan secara
runtut dengan diperkuat dengan dalil-dalil syar'i di setiap pembahasannya,
sehingga akan membuat pembaca merasa mantap.
***
DATAR
PUSTAKA
Yakan
Fathi,DR. Apa bentuk komitmen saya kepada islam, Al-I’tishom Cahaya Umat
Setelah
saya baca buku ini, saya jadi ngerasa jauh banget sama apa yang dibilang
'muslim sejati'. Kalo ibarat kolam renang, mungkin saya yang paling cetek :(
saya
jadi sadar kalo saya belum melakukan
apa-apa buat islam, padahal selama ini islam selalu baik sama saya :'|
selain
itu, saya juga ngerasa beruntung banget
dikasih nikmat islam sama Allah dari saya lahir. Jadi, saya bisa tumbuh dan berkembang sampe sekarang ini.
Saya juga beruntung dipertemukan sama orang-orang yang luar biasa sejak lahir
sampe sekarang. saya dikasih temen-temen
yang baik-baik dan terjaga, yang bikin saya pengin memperbaiki diri terus menerus biar
kaya mereka.
Jadi
malu sendiri .____.
Setelah
sekian banyak nikmat yang dah Allah kasih ke saya , saya belum bisa memberikan sesuatu yang
berarti buat islam :((
Maka
dari itu, setelah baca buku ini saya bertekad mau jadi orang yang selalu lebih
baik dari kemarin. Orang yang suka nolong orang lain, biar Allah juga nolong saya
kalo kesusahan. Dan yang paling penting, saya pengin berbuat sesuatu untuk
islam.
Amiin...