Jumat, Juni 17, 2016

komitmen saya.....



komitmen saya.....

A.   Apa arti ke-islaman saya/komitmen saya kepada islam!
Sering kita menemukan banyak orang yang menganut Islam sebatas identitas diri saja (Islam KTP-penj) atau menganut Islam karena lahir dari orang tua yang muslim. Bentuk kedua muslim ini pada hakikatnya masih asing dengan Islam dan tidak tahu apa konsekuensi yang harus ditanggung ketika menyatakan diri sebagai muslim.
… Dia (Allah) telah menamai kamu orang-orang muslim sejak dahulu dan begitu pula dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan suapaya kamu semua menjadi saksi atas seluruh manusia…” (Al-Hajj [22] : 78).
Di dalam buku “Apa bentuk Komitmen Saya Kepada Islam” karya : Dr. Fathi Yakan terbagi dua yaitu Apa Bentuk Komitmen Saya Kepada Islam dan Apa Bentuk Komitmen Saya Kepada Harakah Islamiyah.
I. Bentuk Komitmen Saya Kepada Harakah Islamiyah?
1. Saya Harus Mempersembahkan Hidup Saya Untuk Islam
2. Saya Harus Meyakini Kewajiban Berjuang untuk Islam
3. Harakah Islamiyah : Tugas, Karakteristik, dan Bekal
4. Saya Harus Memahami Lika-Liku Perjuangan Islam dan Alasan Harus memilih Harakah islamiyah
5. Saya Harus Memahami Dimensi dalam Berkomitmen kepada Harakah Islamiyah
6. Saya Harus Membangun Pilar-pilar Perjuangan Islam
7. Saya Harus memahami Syarat-syarat Baiat dan Keanggotaan
II. Bentuk Komitmen Saya Kepada Islam
1 .Saya Harus Mengislamkan Aqidah Saya
2. Saya Harus Mengislamkan Ibadah Saya
3. Saya Harus Mengislamkan Akhlak Saya
4. Saya Harus Mengislamkan Keluarga dan Rumah Tangga Saya
5. Saya Harus Mampu Mengalahkan Nafsu Saya
6. Saya Harus Yakin Bahwa Hari Esok Milik Islam
Penjelasan :
a.  Saya harus mempersembahkan hidup saya untuk Islam
Manusia terbagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1)    Sebagian manusia mengabdikan hidupnya hanya untuk kehidupan dunia.
Mereka adalah kaum materialis. (Al-An’a, : 29, Al-Jatsiyah : 24)
2)   Ada manusia yang hidupnya tidak jelas.
Mereka memiliki keyakinan yang labil dan banyak melakukan penyimpangan, tetapi menganggap semua yang dilakukannya benar dan baik.
3)   Manusia yang menganggap kehidupan dunia sebagai ladang baik kehidupan akhirat.
Mereka adalah orang-orang benar-benar beriman, mengerti hakikat hidup, dan nilai dunia dibandingkan nilai akhirat (Al-An’an : 32), dunia tidak membuatnya lalai dan terlena  dari tujuan besar hidupnya (Adz-Dzariyat : 56)
4)   Bagaimana cara mengabdikan hidup untuk Islam ?
Agar hidup kita benar-benar terarah di jalan Islam dan untuk Islam, maka kita harus mengetahui dan komitmen dengan beberapa hal, yaitu :
   Mengerti tujuan hidup (Adz-Dzariyat : 56)
  Mengetahui nilai dunia jika dibandingkan dengan nilai akhirat (At-Taubah : 38)
  Mengetahui bahwa mati adalah sebuah kepastian dan mau mengambil nasihat darinya (Ar-Rahman : 26-57. Ali Imra : 185)
  Mengetahui hakikat Islam dengan berusaha memahami (tafaqah), belajar (ta’allum), dan mengerti segenap prinsip aqidah, hokum, hal-hal yang halal dan haram (Tha-Haa : 114)
  Mengetahu hakikat jahiliah dengan memahami segenap pemikiran, aliran, dan strateginya.
5)   Karakter manusia yang mengabdikan hidup untuk Islam
Karakteristik tersebut antara lain :
  Memiliki komitmen konkrit terhadap Islam (Al-“Ashr : 3, Al-Baqarah : 44, Ash-Shaff : 3)
  Memberi perhatian terhadap kemaslahatan Islam.
  Teguh memegang kebenaran dan percaya kepada Allah (Al-Munafiqun : 8, Ali Imran : 139)
  Komitmen dengan perjuangan Islam dan bekerja sama dengan sesame aktivis. (Al-Qashash : 35, Al-Maidah : 2)
b.      Saya harus meyakini kewajiban berjuang untuk Islam
Berjuang untuk Islam yakni membangun kepribadian yang mengimplementasikan Islam, baik aqidah maupun akhlak. Alas an keharusan berjuang untuk Islam dan kedudukannya sebagai kewajiban taklifu, bukan kegiatan suka rela adalah :
a.   Wajib dari segi prinsip, yaitu memperjuangkan Islam adalah wajib karena merupakan alas an pembebanan taklif kepada seluruh manusia, mulai para Nabi dan Rasul, lalu seluruh manusia (Al-‘Ashr : 1-3, Al-Maidah : 67, Al-Baqarah : 159)
b.   Wajib dari segi hukum, yaitu memperjuankan Islam karena terhentinya hakimiyatullah (ajaran Allah sebagai referensi hokum)di bumi dan dominasi undang-undang dan hokum positif  buatan manusia atas seluruh Negara dan bangsa, mengharuskan umat islam berjuang membangun masyarakat Islami dan memulai kehidupan islami kembali, serta mengembalikan manusia pada aturan-aturan Allah (An-Nisa’ : 65, Asy-Syura : 10. Al-Maidah : 44,45,47)
c.    Wajib secara darurat, yaitu dalam menghadapi setiap tantangan modern dan komspirasi musuh-musuh Islam (An-Anfal : 39)
d.   Wajib dalam skala individu dan kolektif, yaitu memperjuangkan Islam adalah tanggung jawab indivisual yang sederajat dengan semua kewajiban dan tanggung jawab agama lainnya (Al-Muddatsir : 38, Maryam : 95, Al-Isra’ : 7). Dari sudut pandang perjuangan Islam menjadi kewajiban individu, maka dari segi tanggung jawab operasional pergerakan dianggap sebagai kewajiban kolektif, hal itu dikarenakan :
ü  Beban perjuangan Islam terlalu besar untuk dipikul oleh satu orang.
ü  Langkah-langkah Rasulullah SAW yang berdakwah dengan membangun jama’ah.
ü  Jalan perjuangan Islam penuh dengan onak dan duri dan diselimuti dengan berbagai bentuk penderitaan (Al-Maidah : 2)
e.   Orang yang berjihad pada hakikatnya berjihad untuk kebaikan dirinya sendiri, karena dapat membersihkan diri dan menyucikan jiwa, serta mengerjakan sebagian dari hal Allah yang harus ditunaikan (Al-Ankabut : 6, Muhammad : 38, Al-Furqan : 44, Adz-Dzariyat : 55, Al-‘Ashr : 1-3, Al-Kahfi : 28, Ath-Tahlaq : 2-3, Al-Fath : 10)
c.       Harakah Islamiyah : tugas, karakteristik, dan bekal
a.   Tugas harakah Islamiyah
Tugas harakah Islamiyah yaitu mengarahkan manusia agar menyembah Allah, baik individu maupun kelompok melalui usaha membangun masyarakat islami yang mengadopsi hukum-hukum dan ajaran-ajarannya dari Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW.
Harakah Islamiyah adalah organisasi global dengan tujuan agar merangkul seluruh aktivitas islam di berbagai belahan dunia Islam.
Adapun tugas harakah Isamiyah adalah mewujudkan hal-hal berikut :
  System pemerintahan internal sebagai realisasi dari firman Allah Q.S Al-Maidah : 49
  System hubungan internasional sebagai realisasi dari firman Allah Q.S Al-Baqarah : 143
  Sistem kehakiman sebagai realisasi dari firman Allah Q.S An-Nisa’ : 65)
 System pertahanan dan kemiliteran sebagai realisasi dari firman Allah Q.S At-Taubah : 41
 System ekonomi yang independen dalam mengatur kekayaan dan harta (An-Nisa’ : 5)
 System pendidikan yang berusaha menghapus kebodohan dan kegelapan serta sesuai dengan pesan agung yang terkandung dalam Q.S Al-Alaq : 1
 System keluarga dan rumah tangga sebagai realisasi dari firman Allah Q.S At-Tahrim : 6
 System pembinaan individu dalam tingkah lakunya sebagai realisasi dari firman Allah Q.S Asy-Syams : 9
 Semangat umum yang mencakup setiap lapisan umat, baik pemerintah maupun rakyat sebagai realisasi dari firman Allah Q.S Al-Qashash : 77
b.  Karakteristik prinsip harakah Islamiyah
  Rabbaniyyah
Persepsi, hokum, akhlak, adat, pemikiran harakah berasal dari agama Allah yang kekal dan risalah-Nya yang terakhir (Islam) (Al-An’am : 162)
  Independen
Yaitu harakah bersal dari kondisi nyata masyarakat muslim.
  Modern
Modernitas Islam mengajak manusia agar memanfaatkan hasil inovasi akal mereka dengan syarat tidak keluar dari batas-batas kemaslahatan dan kebaikan secara umum.
  Komprehensif
Yaitu dakwah tidak terbatas hanya untuk memperbaiki salah satu aspek kehidupan dan melupakan aspek-aspek lain.
  Menghindari permasalahan-permasalahan khalafiah dalam bidang fiqih
c.  Karakteistik pergerakan
 Jauh dari kendali penguasa dan politisi
 Bertahap, yaitu ta’arif (pengenalan), takwin (pembinaan), dan tanfidz (pelaksanaan).
 Lebih banyak beramal dan berkarya daripada melakukan propaganda dan publikasi.
 Taktik bernafas panjang, yaitu tidak tergesa-gesa dan terburu-buru dalam perjalanan dakwah yang panjang, amal dakwah yang berat, dan jihad yang sengit.
 Terbuka dalam aktivitas dan tertutup dalam persiapan.
 Uzlah secara maknawi bukan jasadi
Uzlah (isolasi) disini yaitu keunikan yang membedakan kelompok mukmin dan kelompok kafir. Aktivitas, pergerakan, interaksi, dan dakwah tidak boleh terisolasi dan menyendiri karena jika demikian maka semuanya akan terhenti. Da’I harus selalu berinteraksi dengan masyarakat untuk member pengaruh dan membersihkan.
 Tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, yaitu :
·           Berbuat demi kebenaran tidak boleh diloakukan dengan cara-cara yang batil untuk mencapai tujuan dan sasaran, sekalipun cara batil itu hanya slogan atau ucapan (Al-Kahfi : 29)
·           Kebenaran adalah satu keutuhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan (Al-Kafirun : 1-6)
·           Kebenaran harus diperjuangkan dengan kekuatan dan pengorbanan apapun (Thaha : 72-73)
·           Orang-orang yang memperjuangkan kebenaran harus sadar, waspada, dan menjaga dirinya dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan mengikuti petunjukkanya (Al-Maidah : 9)
·           Kebenaran adalah segala sesuatu yang dinyatakan oleh syariat.
d. Bekal harakah Islamiyah
1.    Memiliki keimanan yang sangat dalam, kuat, suci, dan abadi kepada Allah (Ali-imran : 160)
2.    Keimanan yang mendalam kepasa manhaj (Al-Maidah : 15-16)
3.    Keimanan yang mendalam pada ukhuwah (Al-Hujarat : 10)
4.    Keimanan yang mendalam pada balasan (At-Taubah : 120)
5.    Percaya dengan diri sendiri.
6.    Jihad juga termasuk bekal kita (At-Taubah : 24)
d.      Saya harus memahami liku-liku perjuangan Islam dan alasan harus memilih harakah Islamiyah
 Kita harus memahami mengapa kita berada di lingkungan harakah Islamiyah,  mengetahui sarana-sarana perjuangan Islam.
e.       Saya harus memahami dimensi-dimensi dalam berkomitmen kepada harakah Islamiyah
a.   Dimensi ideologis (‘aqidy), yaitu keterikatan pada Allah dan mereka berhimpun karena-Nya. (Al-Fath : 10). Menjadi anggota Harakah Islamiyah artinya mengerahkan kekuatan individu untuk kepentingan jamaah, perbuatan yang jernih, bersih, dan suci.
b.   Dimensi keanggotaan sepanjang masa (mashiry), yaitu keberadaan anggota harus selaras dengan keberadaan jamaah dalam kondisi apapun (Al-Ankabut : 10-11, Al-Hajj : 11, Ali Imran : 146-148). Dakwah yang benar adalah disertai iman dan perbuatan, nasihat, sumbangan, dan pengorbanan (Muhammad : 31). Para pengikut harakah Islamiyah harus menjadi model di tengah masyarakat (Ar-Ra’d : 17). Ujian dalam kehidupan da’I berubah menjadi dalah satu unsur dalam proses seleksi dan sarana peningkatan dan pembersihan (Al-Anbiya’ : 35).  Di mana ujian seorang da’I adalah bujukan dan rayuan yang menggiurkan dan berbagai macam terror, intimidadi, dan penyiksaan.
f.       Saya harus memahami pilar-pilar perjuangan Islam
Ada tiga pilar yang mendukung keberhasilan perjuangan Islam yang harus diketahui oleh segenap aktivis, yaitu :
o  Tujuan yang jelas, yaitu mengarahkan manusia agar menyembah Allah. (Adz-Dzariyat : 56)
o  Jalan yang jelas, yaitu berjuang untuk Islam menerapkan syariat Allah di bumi ini.
o  Tabiat perubahan, yaitu perubahan utnuk menolak akulturasi dengan nilai-nilai Jahiliyah dan system positif buatan manusia.
o  Tabiat totalitas, yaitu memberikan seluruh potensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan besar yang dicanangkan.
o  Tabiat universalitas, yaitu perjuangan Islam harus menembus tingkat universal.
Jalan dakwah Rasulullah :
*          Mendeklarasikan penghambaan diri kepada Allah sejak hari pertama melakukan tanpa diselimuti kepura-puraan dan sikap plin-plan agar tujuan dakwah tampak jelas.
*          Membangun komunitas haraki
*          Melawan jahiliah secara total, tapi penuh perhitungan.
g.      Saya harus memahami syarat-syarat baiat dan keanggotaan
a)         Mengutamakan kualitas, bukan kuantitas.
b)        Masalah baiat dan hukumnya menurut Islam. Baiat adalah janji setia dan merupakan sunah Nabi
c)         Masalah ketaatan dan hukumnya menurut Islam. hukum taat adalah wajib selama bukan dalam perkara maksiat atau mendorong kepadanya (An-Nisa : 59)
d)        Rukun-rukun baiat
 Al-Fahmu, yaitu meyakini bahwa fikrah kita adalah islami.
 Al-Ikhlas, yaitu setiap ucapan, perbuatan, dan jihad seorang akh muslim hanya ditujukan untuk Allah
 Al-‘Amal, yaitu memperbaiki diri sendiri, membangun keluarga muslim, membimbing masyarakat, membebaskan Negara, meluruskan pemerintahan dan berjuang membangun kempbali struktur global umat islam.
 Al-Jihad
 At-Tadhiyyah, yaitu mengorbnankan diri, harta, waktu, dan kehidupan serta segala sesuatu yang dimiliki untuk tujuan.
 At-Tha’ah, ayitu mematuhi dan melaksanakan perintah.
 Ats-Tsabat (teguh)
 At-Tajarrud (totalitas), yaitu percaya dengan fikrah sacara total dan tidak tergoda dengan pemikiran atau ketokohan siapapun.
 Al-ukhuwah, hati dan jiwa yang terikat dalam ikatan aqidah.
·      Ukhuwah mendukung ketaatan kepada Allah
·      Ukhuwah adalah manifestasi solidaritas jiwa.
·      Ukhuwah adalah manifestasi materi
·      Ukhuwah adalah tanggung jawab social
·      Ukhuwah adalah manifestasi kehangatan, cinta, dan tolong-menolong
·      Ukhuwah adalah manifestasi kecemburuan dan kesetiaan.
  Ats-Tsiqah, yaitu jundi (anggota) manaruh kepercayaan kepada qiyadah (pimpinan)nya.
e)    Kewajiban-kewajiban seorang akh
1.        Mengamalkan wirid harisn
2.        Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, juga mendengarkan, dan merenungkan makna-maknanya.
3.        Mengontrol kesehatan
4.        Tidak berlebihan mengkonsumsi minuman berkafein
5.        Peduli terhadap kebersihan
6.        Jujur dalam berbicara
7.        Menepati sumpah, janji, dan pernyataan.
8.        Berani dan tabah
9.        Tampil berwibawa dan selalu sungguh-sungguh
10.    Memiliki rasa malu yang kuat, peka, cepat terkesan dengan kebaikan maupun kejelekan.
11.    Adil
12.    Semangat tinggi dan melayani keperluan orang banyak.
13.    Memiliki hati yang penuh kasih saying, tebuka, dam lapang dada.
14.    Pandai membaca dan menulis.
15.    Memiliki profesi berorientasi profit.
16.    Jangan mau menjadi pegawai negeri
17.    Bersungguh-sungguh dalam menjalankan pekerjaan
18.    Sanggup menuntu hakmu dengan baik dan memenuhi hak orang lain
19.    Menjauhi perjudian
20.    Menghindari riba
21.    Turut serta mengembangkan kekayaan dunia Islam dengan mendukung produk dan sumber ekonomi Islam
22.    Berzakat dan berinfak
23.    Menabung
24.    Menyemarakkan tradisi Islam
25.    Memboikot mahkamah sipil dan pengadilan yang tidak sesuai dengan syariat islam
26.    Selalu merasa diawasi Allah
27.    Bersuci dengan baik dan menjaganya
28.    Melakukan shalat dengan baik
29.    Puasa di bulan Ramadhan dan melaksanakan haji
30.    Selalu menyertakan niat berjihad dan mencintai mati syahid.
31.    Senantiasa bertaubat dan mohon ampun kepada Allah.
32.    Berjihad melawan nafsu
33.    Menjauhi minuman keras
34.    Jangan berteman dengan orang yang suka berbuat dosa dan maksiat
35.    Memberantas tempat hiburan yang tidak sehat
36.    Kenali anggota katibahmu (kelompok) satu per satu dengan baik
37.    Melepaskan hubungan dengan setiap organisasi atau kelompok selama keberadaanmu di sana tidak emmberi dampak positif kepada fikrah, apalagi jika engkau disuruh untuk melepaskannya
38.    Berusaha menyebarkan dakwah[1]
B.  Apa arti dan  kewajiban saya sebagai seorang muslim dalam hal :
a.    Aqidah
Syarat pertama menjadi muslim yang baik adalah memiliki aqidah yang benar dan lurus, sesuai dengan arahan Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah saw.
Beberapa tuntutan menjadi Muslim sejati dalam beraqidah yaitu :
1.        Percaya (beriman) bahwa pencipta alam raya ini adalah Allah Yang Mahabijaksana, Mahakuasa, Maha mengetahui dan Mahahidup. Buktinya, alam ini bergerak dengan sebuah sistem yang sangat baik, teliti & rapi. (Al-Anbiya’:22)
2.        Percaya (beriman) bahwa Allah yang Maha Tinggi tidak menciptakan alam raya ini secara main-main, dan tanpa tujuan. (Al-Mukminun : 115-116)
3.        Percaya (beriman) bahwa Allah swt telah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab suci sebagai sarana agar manusia mengenal-Nya, menjelaskan tujuan penciptaan diri mereka, asal-usul, dan tempat kembali mereka (An-Nahl : 36)
4.        Percaya (beriman) bahwa tujuan dari keberadaan manusia di dunia adalah mengenal Allah dengan sifat-sifat yang diterangkan langsung oleh-Nya, agar manusia taat dan menyembah-Nya. (Adz-Dzariyat : 56-58)
5.        Percaya (beriman) bahwa orang mukmin yang taat akan mendapat balasan surga dan orang kafir yang bermaksiat akan mendapat balasan neraka. (Asy-Syura : 7)
6.        Percaya (beriman) bahwa manusia melakukan amal yang baik dan buruk dengan pilihan dan kehendaknya sendiri kecuali karena pertolongan Allah. (Asy-Syams: 7-10) dan (Al-Muddatstsir : 38)
7.        Percaya (beriman) bahwa hanya Allah yang berhak membuat hukum dan siapa pun tidak boleh melanggarnya. (Asy-Sura : 10)
8.        Berusaha mengenal Allah dengan mengetahui nama-nama dan sifat-sifat yang sesuai dengan kebesarannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
9.        Berusaha memikirkan makhluk Allah dan tidak memikirkan Dzat-Nya. (HR. Abu Nu’aim dalam kitab Al-Hilyah)
10.    Mengenai sifat-sifat Allah swt, banyak ayat Al-Qur’anul Karim yang menerangkan kesempurnaan Allah yang hakikatnya tidak bisa diukur oleh kemampuan akal manusia.
11.    Yakin bahwa pendapat generasi salaf lebih layak diikuti untuk untuk menyelesaikan masalah ta’wil dan ta’thil (menafikan sifat-sifat Allah).
12.    Harus menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan-Nya. (An-Nahl : 36)
13.    Hanya takut kepada Allah dan tidak pernah takut kepada aapun selain dari-Nya. (Al-Mulk : 12) dan (An-Nur : 52)
14.    Selalu mengingat Allah dan senantiasa berdzikir kepada-Nya. (Ar-Rad : 28)
15.    Cinta kepada Allah yang membuat diri semakin rindu kepada keagungan-Nya dan hati terpaut kepada-Nya sehingga memotivasi untuk berbuat baik dan semangat berkorban serta berjihad di jalan-Nya (At-Taubah : 24) Sebagai sarana manisnya iman yaitu lebih mencintai Allah dan Rasulnya, mencintai orang lain karena Allah dan tidak suka kembali kepada kekafiran. (HR. Bukhari)
16.    Bertawakkal kepada Allah dalam segala urusan dan menyerahkannya kepada Allah sehingga menumbuhkan semangat seberat apapun kesulitan yang dihadapi akan tetap di arungi (Ath-Thalaq : 3)
17.    Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat, karunia dan rahmat-Nya yang tidak terhingga. (An-Nahl : 78), (Yasin : 33-35), (Ibrahim : 7)
18.    Selalu memohon ampun kepada Allah. Istigfar dapat menghapus kesalahan, memperbaharui taubat dan iman serta melahirkan ketenangan. (An-Nisa’ : 110), (Ali Imran : 135-136)
19.    Selalu merasa diawasi oleh Allah, baik dalam kondisi tersembunyi maupun terang-terangan (Al-Mujadilah : 7)

b.   Ibadah
Ibadah dalam perspektif Islam adalah kepasrahan total dan merasakan keagungan Allah dimana menghubungkan makhluk dengan Penciptanya. Beberapa tuntutan untuk menjadi muslim sejati :
a. Menjalankan ibadah dengan penuh makna dan tersambung dengan Allah.
b. Melakukan ibadah dengan khusyuk sehingga merasakan hangatnya hubungan dengan Allah dan nikmatnya kekusyukan.
c. Melakukan ibadah dengan hati yang selalu hadir dan lepas dari segala bentuk kesibukan serta intrik duniawi di sekitarnya.
d. Merasakan ibadah dengan perasaan kurang dan kurang sehingga tidak pernah puas dan dengan perasan lapar sehingga tidak pernah kenyang.
e. Berusaha selalu mengerjakan shalat malam (tahajud) dan selalu konsisten. (Adz-Dzariat : 17-18), (As-Sajadah:16)
f. Meluangkan waktu khusus untuk mempelajari dan merenungkan Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur (merenungkan), tafakur (mengkaji), khusyu, dan sedih (Al-Isra : 78), (Al-Hasyr:21).
g. Menjadikan do’a sebagai tangga menuju Allah dalam setiap urusan
c. Keluarga
Adalah membawa misi Islam ke dalam lingkup masyarakat kecil yaitu keluarga (istri dan anak). Kemudian menyebarkannya ke sanak keluarga, di mulai dari yang terdekat. (At-Tahrim: 6)
a.    Tanggung jawab atas pernikahan yaitu :
ü Pernikahan harus didasari niat karena Allah. Maksudnya, untuk membangun keluarga muslim, melahirkan keturunan yang shalih, snaggup mengemban amanah, dapat mewujudkan, melahirkan, dan menjaga kesinambungan hidayah.
ü Selektif dalam menjatuhkan pilihan kepada wanita yang akan dipersunting   sebagai pendamping hidup dan teman perjalanan di dunia.
ü Memilih calon istri yang memiliki akhlak yang baik dan shalihah, meskipun kurang dari segi harta dan kecantikannya.
ü Selalu berhati-hati agar tidak melanggar perintah Allah dalam masalah ini, menjaga diri dari murka Allah dan balasan-Nya
b.    Tanggung jawab setelah menikah
ü  Berbuat baik kepada istri dan mempergaulinya dengan cara yang baik pula supaya terbangun kepercayaan di antara keduanya.
ü  Hubungan dengan istrinya tidak hanya sebatas hubungan seks dan nafsu, namun terbangun kesamaan pikiran, semangat dan emosi. (Thaha:132)
ü  Semua hubungan yang terjalin dengan istri harus senantiasa selaras dengan ajaran syariat.
c.    Tanggung jawab suami-istri dalam mendidik anak
Membangun perpaduan suami-istri dalam mendidik anak dengan pendidikan islami yang ideal. Setiap bayi terlahir dengan fitrah. Jika kelahirannya disambut dengan pendidikan yang benar, maka akan jadi anak yg shalih. (Al-Furqan : 74)[2]
d.   Saya Harus Mengislamkan Akhlak Saya
Moral (akhlak) mulia adalah tujuan utama dari risalah Islam. Iman tidak berarti apa-apa jika tidak melahirkan akhlak. (Al-Baqarah:177), (Al-Hajj:41), (Al-‘Ankabut:45).
Beberapa sifat penting yang harus dimiliki seseorang agar menjadi muslim sejati dalam berakhlak yaitu :
a.    Menjauhi perkara-perkara yang syubat.
b.    Menjaga pandangan. (An-Nur : 30)
c.    Menjaga ucapan atau lisan seperti ucapan yang tidak bermanfaat dan kotor, ghibah, mengadu domba dan ungkapan jelek atau kasar.
d.   Malu Maksudnya senantiasa memiliki rasa malu dalam setiap kondisi, tetapi tidak menghalangi keberaniannya untuk menyatakan kebenaran.
e.    Lapang dada, sabar dan tenang. (Az-Zumar:10), (An-Nur:22), (Asy-Syura:43)
f.     Jujur
g.    Rendah hati (Tawadhu)
h.    Menghindarkan prasangka buruk, ghibah, dan tidak mencari-cari kesalahan orang Islam. (Al-Hujarat:12), (Al-Ahzab:58)
i.      Murah hati dan dermawan. (Al-Baqarah : 3 dan 272)
j.      Menjadi teladan yang baik bagi orang lain.
e.    Saya Harus Mampu Mengalahkan Nafsu Saya
a.       Dalam menghadapi nafsu, manusia terbagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1) Orang yang mengalahkan nafsunya yaitu orang-orang yang maksum.
2) Orang yang dikuasai nafsunya. Akibatnya berorientasi pada duniawi dan materi.
Mereka adalah orang-orang kafir dan siapa saja yang mengikuti jalan mereka yaitu orang-orang yang melupakan Allah. (Al-Jatsiyah: 23)
3) Orang yang selalu berusaha keras mengontrol diri dan melawan nafsunya. Mereka berbuat salah, tapi segera menyesal dan bertaubat.(Ali Imran:135)
b. Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan dalam melawan nafsu
1) Hati, yaitu apabila hati tetap hidup, lembut, jernih, keras, dan bercahaya. (Al-Anfal:2), (Muhammad: 24)
2) Akal, yaitu akal yang dapat memandang dengan jernih, paham, dapat membedakan yang baik dan buruk, mengadopsi ilmu dan pengetahuan yang mendekatkan diri kepada Allah dan mengenal keagungan serta kekuasaan-Nya. (Fathir: 28), (An-Nur : 40)
3)Bentuk-bentuk kekalahan dalam melawan nafsu :
     Yaitu, jalan-jalan godaan setan pada dirinya bertambah banyak sehingga timbul penyakit waswasah (gangguan yang membuatnya selalu ragu). Setan menjadi qarin (pendamping setia) baginya. (Al-Mujadilah: 9), (Al-A’raf : 16-17), (Al-Hasryr: 16)
4) Cara membentengi diri dari godaan setan:
·         Tamak dan berprasangka buruk. Keduanya aku lawan dengan qanaah dan percaya
·         Cinta dunia dan angan-angan. Keduanya aku lawan dengan rasa takut dan kematian yang datang tiba-tiba
·         Suka santai dan mencari kesenangan. Keduanya aku lawan dengan keyakinan nikmat akan sirna dan timbangan yang buruk ketika menghadap Allah.
·         Ujub (membanggakan diri). Aku melawannya dengan yakin akan anugerah Allah dan takut menerima akibat yang buruk.
·         Menganggap rendah dan tidak menghormati orang lain. Keduanya aku lawan dengan mengenali hak dan kehormatan mereka.
·         Hasad (dengki). Aku melawannya dengan qana’ah dan ridha dengan nasib setiap makhluk yang telah ditentukan oleh Allah.
·         Riya’ dan mengharapkan pujian dari orang lain. Keduanya aku lawan dengan ikhlas.
·         Kikir. Aku melawannya dengan keyakinan bahwa semua yang ada di tangan manusia akan sirna, sedangkan apa yang ada di sisi Allah akan kekal abadi.
·         Sombong. Aku melawannya dengan rendah hati (tawadhu’)
·         Tamak dengan dunia. Aku melawannya dengan keyakinan apa yang ada di sisi Allah dan zuhud terhadap aoa yang dimiliki oleh manusia.
Sarana lain yang sangat dibentengi dalam Islam untuk membentengi diri dari segala godaan dan tipu daya iblis adalah mengingat Allah (zikir) ketika memulai pekerjaan, membaca Al-Qur’an dan istighfar. Juga bisa dilakukan dengan menghindari kekenyangan sekalipun dari makanan yang halal dan bersih. (Al-A’raf: 31). Cara lain adalah tidak tergesa-gesa dan berhati-hati dalam melakukan segala urusan. (Al-A’raf: 201)
f.     Saya Harus Yakin Bahwa Hari Esok Milik Islam
Mengimani Islam sebagai jalan hidup harus mendorong pada tingkat keyakinan bahwa masa depan adalah milik Islam. Islam adalah satu-satunya manhaj yang sesuai dengan segala kebutuhan dasar manusia, dan dapat menyelaraskan antara tuntutan jiwa dan materi pada manusia. Sifat Rabbaniyah pada manhaj Islam adalah corak (shibghah) khusus yang menjadikan Islam berada di garis depan. (Al-Baqarah: 138)
Yakin dengan kelemahan sistem buatan manusia :
Kita harus mengetahui batas kelemahan dan kegagalan yang dialami oleh sistem-sistem positif buatan manusia seantero dunia- baik kapitalisme, demokrasi, liberalism, sosialisme, maupun komunisme- karena sifat buatan manusia terbatas, lemah, serba kekurangan dan temporer.
















KESIMPULAN

Jawaban diambil dari buku terjemahan dari buku berjudul Madza Ya'ni Intima'i lil Islam. Di buku ini dijelaskan tentang bagaimana seorang muslim harus bertindak untuk islam dan harakah islamiyah. Komitmen kepada islam yang harus dipegang oleh seorang muslim meliputi : keharusan mengislamkan aqidah; mengislamkan ibadah; mengislamkan akhlak; mengislamkan keluarga dan rumah tangga; mengalahkan nafsu; serta yakin bahwa hari esok adalah milik islam. Pada sub-bab keharusan mengislamkan aqidah disebutkan beberapa tuntutan yang harus dilaksanakan, seperti : percaya (beriman) bahwa pencipta alam raya ini adalah Allah; percaya tujuan keberadaan manusia adalah mengenal Allah; percaya bahwa muslim yang taat akan mendapat balasan surga dan sebaliknya; selalu merasa diawasi oleh Allah; dan masih banyak lagi. Pada keharusan mengislamkan aqidah lebih banyak membahas tentang bagaimana cara atau amalan yang harus kita lakukan untuk mempercayai adanya Tuhan semesta alam, Allah SWT. Untuk keharusan mengislamkan ibadah, yang harus dipenuhi, antara lain : menjalankan ibadah dengan penuh makna dan tersambung dengan Allah; melakukan ibadah dengan khusyu’; meluangkan waktu khusus untuk memelajari dan merenungkan Al-Qur’an; dll. Di sub-bab ini, banyak dijelaskan tentang keutamaan ibadah yang benar dengan menghadirkan hati kita supaya tersambung dengan Allah. Selanjutnya adalah tentang keharusan mengislamkan akhlak. Untuk mengislamkan akhlak, ada sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang muslim sejati, seperti : menjaga pandangan; menjaga ucapan; malu; lapang dada; sabar; jujur; dll. Sub-bab selanjutnya adalah mengislamkan keluarga dan rumah tangga, disini dijelaskan tentang pentingnya membangun sebuah keluarga islami sebagai lingkup masyarakat terkecil. Pada sub-bab tentang keharusan mengalahkan nafsu diberikan kelompok manusia dalam menghadapi nafsu dan cara-cara membentengi diri dari godaan setan serta anjuran untuk mengingat Allah setiap saat. Sub-bab yang terakhir yaitu mengenai keyakinan seorang muslim bahwa hari esok adalah milik islam. Di bab ini dijelaskan tentang betapa besar kekuasaan Allah dan betapa kecilnya manusia, serta janji Allah akan kejayaan islam. Sedangkan pada bab ke-dua, menjelaskan tentang bagaimana komitmen seorang muslim kepada harakah islamiyah. Komitmennya meliputi : harus mempersembahkan hidup untuk islam ; harus meyakini kewajiban berjuang untuk islam ; memahami lika-liku perjuangan islam ; memahami dimensi-dimensi dalam berkomitmen pada harakah islamiyah; memahami pilar-pilar perjuangan islam; memahami syarat-syarat baiat dan keanggotaan. Selain itu, bab ini juga menjelaskan tentang tugas serta karakteristik harakah islamiyah. Penjelasan di buku ini disampaikan secara runtut dengan diperkuat dengan dalil-dalil syar'i di setiap pembahasannya, sehingga akan membuat pembaca merasa mantap.


***












DATAR PUSTAKA

Yakan Fathi,DR. Apa bentuk komitmen saya kepada islam, Al-I’tishom Cahaya Umat















https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhHO76BEIaNVF8Ip8-gzA6FHKEB9mkNENoldWt_kCknhcBjt-hh1oy3gzFbCgka_sow3ImZVYDb3BeNoVJKREqvNXCYF9IG7ZB3kd_WQtnbgtW06WV5vHyUCPnpJjmoz7rVxxQPuwDsfo/s1600/IMG_00981.JPG
Setelah saya baca buku ini, saya jadi ngerasa jauh banget sama apa yang dibilang 'muslim sejati'. Kalo ibarat kolam renang, mungkin saya yang paling cetek :(
saya jadi sadar kalo saya  belum melakukan apa-apa buat islam, padahal selama ini islam selalu baik sama saya :'|
selain itu, saya  juga ngerasa beruntung banget dikasih nikmat islam sama Allah dari saya  lahir. Jadi, saya  bisa tumbuh dan berkembang sampe sekarang ini. Saya juga beruntung dipertemukan sama orang-orang yang luar biasa sejak lahir sampe sekarang. saya  dikasih temen-temen yang baik-baik dan terjaga, yang bikin saya  pengin memperbaiki diri terus menerus biar kaya mereka.
Jadi malu sendiri .____.
Setelah sekian banyak nikmat yang dah Allah kasih ke saya ,  saya belum bisa memberikan sesuatu yang berarti buat islam :((
Maka dari itu, setelah baca buku ini saya bertekad mau jadi orang yang selalu lebih baik dari kemarin. Orang yang suka nolong orang lain, biar Allah juga nolong saya kalo kesusahan. Dan yang paling penting, saya pengin berbuat sesuatu untuk islam.
Amiin...




[1] Yakan Fathi,DR. Apa bentuk komitmen saya kepada islam, Al-I’tishom Cahaya Umat
[2] Yakan Fathi,DR. Apa bentuk komitmen saya kepada islam, Al-I’tishom Cahaya Umat