Computer Based Training/Pelatihan
berbasis Komputer
Komunikasi sebagai media pendidikan
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,
internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan
melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan
media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan
langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam
lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya
dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah
berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu
proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang
makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu suatu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi
khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan
satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam
jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu :
e-learning merupakan jaringan
dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi
materi ajar atau informasi. pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui
komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar. memfokuskan pada
pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran
tradisional.[1]
COMPUTER
BASED TRAINING (CBT)
a. Sejarah
lahirnya CBT
E-pembelajaran
atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois
di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer
(computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu,
perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
Tahun 1990 : Era
CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning
yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov,
mpeg-1, atau avi.
Tahun 1994 :
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul
dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
Tahun 1997 : LMS
(Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet,
masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi
yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak ,
dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.
Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi
masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar.
Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
Tahun 1999 sebagai
tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi
e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar
(learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan
situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya
dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif
dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
b. Pengertian Sejarah lahirnya CBT
CBT
atau singkatan dari Computer Based Training merupakan merupakan media
komunikasi berbasis CD/LAN/WEB Interactive yang dibuat sebagai alat pelatihan
dan pengenalan materi internal perusahaan.
CBT merupakan proses pendidikan
berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CDROM dan disk-based
sebagai media pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah
CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan
program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya.
Pelatihan
berbasis komputer (CBT) adalah kegiatan belajar yang dapat diakses melalui
komputer atau perangkat genggam. Biasanya hadir CBT konten secara linear,
seperti membaca buku online atau manual. Untuk alasan ini, mereka sering
digunakan untuk mengajarkan proses statis, seperti menggunakan perangkat lunak
atau menyelesaikan persamaan matematika. Istilah Computer-Based Training sering
digunakan bergantian dengan pelatihan berbasis Web (WBT) dengan perbedaan utama
sebagai metode pengiriman. Di mana biasanya CBT disampaikan melalui CD-ROM, WBT
disampaikan melalui internet menggunakan web browser. Menilai belajar dalam CBT
biasanya datang dalam bentuk pilihan ganda pertanyaan, atau penilaian lain yang
dapat dengan mudah dinilai oleh komputer seperti drag-and-drop, tombol radial,
simulasi atau sarana interaktif lainnya. Penilaian dapat dengan mudah mencetak
dan direkam melalui software online, langsung memberikan umpan balik pengguna
akhir dan penyelesaian status. Pengguna seringkali mampu mencetak catatan
penyelesaian dalam bentuk sertifikat.
CBT
memberikan rangsangan belajar di luar metodologi pembelajaran tradisional dari
buku teks, manual, atau ruang kelas berbasis instruksi. Sebagai contoh, CBT
user-friendly menawarkan solusi untuk memenuhi persyaratan pendidikan
berkelanjutan. Alih-alih membatasi mahasiswa untuk mengikuti kursus atau
membaca manual pencetakan, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan
melalui metode yang jauh lebih kondusif untuk belajar individual preferensi.
CBT dapat menjadi alternatif yang baik untuk
bahan pembelajaran cetak sejak rich media, termasuk video atau animasi, dengan
mudah dapat ditanamkan untuk meningkatkan pembelajaran. Keuntungan lain untuk
CBTs adalah bahwa mereka dapat dengan mudah didistribusikan ke khalayak luas
pada biaya yang relatif rendah sekali pengembangan awal selesai.
Penggunaan
CBT didalam internal perusahaan sangat informatif dan praktis, karena selain
diisi dengan materi-materi tentang perusahaan, CBT bisa memuat games/quiz
sebagai aspek hiburan terhadap karyawan perusahaan. karena berbasis CD/LAN/Web,
CBT dengan mudah terhubung dengan jaringan internal sehingga cakupan informasi
dapat dicapai secara keseluruhan office. Penggunaan CBT dapat menekan biaya
training staf oleh management, selain juga staf yang bersangkutan bisa
menyelesai training dimana saja dan kapan saja secara lebih flexibel.
Sebuah
system CBT terdiri dari system/ platform/ software dan modul-modul
pembelajaran multimedia. System/ platform dan modul-modul ini diinstalasi pada
sebuah komputer server, yang bisa diakses di komputer-komputer klien di seluruh
jaringan intranet perusahaan.
Contohnya
Lorco Multimedia adalah penyedia jasa pembuatan e-learning, baik e-learning
platform maupun modul. Tim kami dapat membantu anda untuk membangun sebuah
sistem e-learning yang handal dan modul-modul multimedia pendukung yang tidak
hanya komprehensif tetapi juga kreatif dan mudah dipahami pengguna.[2]
Modul
CBT yang pernah dikerjakan:
- CBT Office Safety Ratu Prabu 2 (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT General Site Orientation (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT CHSEMS (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT Electrical Safety (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT Site Orientation – Field Belanak (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT H2S and Mercury (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT Site Orientation – Field Rawa (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT Contract Management Course (PT ConocoPhillips Indonesia.
c. Kelebihan,
kelemahan dan optimalisasi CBT
Kelebihan
Computer Based Training (CBT) :
1.
Tampilanya bisa
menghasilkan kombinasi antara tulisan (teks), suara (audio), gambar (video),
serta animasi.
2.
Dapat mengakses
informasi secara instan dari manapun yang dicakup dari compact dist tersebut.
3.
Menghasilkan gambar
yang lebih jelas.
4.
Program dan sistem
computer based training (CBT) yang lebih canggih lebih memungkinkan
pembelajaran mengakses lebih banyak, bukan hanya satu macam pilihan seperti
pada audiotape atau videotape.
5.
Menyediakan fasilitas
akses informasi yang lebih banyak.
6.
Dapat disesuaikan
dengan motivasi, kemampuan dan kecepatan pembelajaran.
7.
Mengurangi kekhawatiran
pembelajaran jika kurang paham.
8.
Peserta dapat belajar
sesuai kecepatan pemahaman masing – masing. Ini berarti Kelemahan peserta yang
cepat paham dapat terus belajar tanpa perlu menunggu yang lain, sementara
peserta yang lebih lambat dapat terus belajar di modul itu hingga mengerti
tanpa merasa malu atau cemas akan menghambat peserta lainnya.
9.
Siapapun dapat belajar
tanpa perlu dibatasi ruang dan waktu. Mereka dapat menyesuaikan waktu
pembelajaran sesuai dengan ketersediaan waktu mereka.
10. Umumnya
CBT dibekali dengan tutorial interaktif, latihan, simulasi melalui video yang
diakses online maupun dalam bentuk cd-rom.
Kelemahan Computer
Based Training (CBT) :
1.
Kelemahan mendasar dari
penggunaan program ini adalah tidak adanya interaksi antar manusia. jadi untuk
peserta yang lebih menyukai interaksi dalam metode pembelajaran tradisional
akan melihat pembelajaran dengan metode CBT sangat sulit bagi mereka.
2.
Memerlukan biaya mahal.
(untuk mengembangkan materi, biaya software maupun hardware yang digunakan)
Optimalisasi
Computer Based Training (CBT) :
1.
Kemahiran mengopersikan
peralatan komputer merupakan syarat utama.
2.
Bila ingin
mengoperasikan, perhatikan terlebih dahulu mekanismenya.
Jadi metode pembelajaran
tradisional di kelas maupun CBT masing – masing memiliki kekurangan dan
kelebihannya masing – masing, tinggal kita menyesuaikan sesuai kebutuhan kita
masing – masing.[3]
DAFTAR
PUSTAKA
1.
http://roisnahrudin.wordpress.com/tujuh-peran-penting-informasiteknologi-it-untuk-dunia-pendidikan diakses tanggal 25 mei 2016 jam 18.45
2.
http://www.buzzle.com/articles/role-of-computers-in-education.html
diakses tanggal 25 mei 2016 jam 19.00
[1]
http://roisnahrudin.wordpress.com/tujuh-peran-penting-informasiteknologi-it-untuk-dunia-pendidikan diakses tanggal 25 mei 2016 jam 18.45
[3]
http://www.buzzle.com/articles/role-of-computers-in-education.html
diakses tanggal 25 mei 2016 jam 19.00