Senin, April 01, 2019

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PENDERITA DIABETES MELITUS


HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PENDERITA DIABETES MELITUS

Dalam penatalaksanaan diit diabetes melitus, perencanaan makanan merupakan pilar yang sangat penting. Perencanaan makanan perlu pada semua jenis penderita diabetes melitus baik yang terkendali hanya dengan terapi diit maupun bagi yang menggunakan obat atau insulin.
Tujuan diit diabetes melitus adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal,
2.      Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati normal,
3.      Mencapai berat badan normal,
4.      Mencegah komplikasi kronik,
5.      Meningkatkan kualitas hidup sehingga dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa.
Diit yang digunakan sebagai bagian dari pentalaksanaan Diabetes Melitus dikontrol berdasarkan kandungan karbohidrat, protein, dan lemak. sebagai pedomannya digunakan 9 jenis Diit Diabetes Melitus yaitu :
1.           Diet DM 1100  kal
2.           Diet DM 1300  kal
3.           Diet DM  1500 kal
4.           Diet DM 1700  kal
5.           Diet DM 1900  kal
6.           Diet DM 2100 kal
7.           Diet DM 2300 kal
8.           Diet DM 2500 kal
9.           Diet DM 2700 kal
Komposisi diet yang digunakan
-          Karbohidrat : 68%
-          Protein : 12%
-          Lemak : 20%
Untuk menyukseskan diit pada penderita Diabetes Melitus diperlukan suatu prilaku disiplin dengan prinsip 3J diantaranya yaitu :
1.      Tepat Jadwal
Yaitu jadwal makan harus diikuti interval 3 jam (3kali makanan utama dan 3 kali snack). contoh :
→     Pkl 06.30 makan pagi
→     Pkl 09.30 snack/buah
→     Pkl 12.30 makan siang
→     Pkl 15.30 snack/buah
→     Pkl 18.30 makan malam
→     Pkl 21.30 snack/buah
2.      Tepat Jenis
Bagi penderita Diabetes Melitus ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan yang harus dibatasi.
Bahan makanan yang dianjurkan :
a.       Sumber Karbohidrat :Nasi,roti,mi, kentang, singkong
b.      Sumber Protein rendah lemak :Ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, kacang- kacangan.
c.       Sumber  lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah cerna. Makanan diolah dengan cara mengukus, panggang, rebus, di bakar 
Bahan makanan yang tidak dianjurkan :
a.       Gula pasir, gula jawa, sirop, jam, jelli, buah – buahan yg diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, ice cream
b.      Makanan yg mengandung lemak : cake, makanan siap saji, goreng – gorengan.
c.       Makanan banyak natrium seperti : ikan asin, telur asin, makanan di awetkan.

3.      Tepat Jumlah
Yaitu jumlah makanan yang dikonsumsi atau dimakan harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan. Jumlah makanan ini sesuai dengan kebutuhan penderita diabetes yang tentunya berbeda antara seorang dengan yang lainnya. Penghitungan kebutuhan energi atau kalori ini berdasarkan berat badan dan tinggi badan seseorang dan juga faktor yang lainnya misalnya aktifitas, adanya komplikasi, kehamilan dan lain sebagainya. Bila telah ditentukan berapa kebutuhan energi maka akan ditentukan berapa jumlah makanan yang harus dikonsumsi dalam satu hari, misalnya berapa gram atau sendok makan nasinya, berapa potong lauknya dan sebagainya.
·         Penentuan gizi penderita ditentukan berdasarkan persentase Berat Badan Relatif (BBR).
BBR =    x 100%   ;  (BB: Kg, TB: cm)
Kriteria
-          Kurus (underweight) : BBR < 90%
-          Normal (ideal) : BBR 90 – 110%
-          Gemuk (overweight) : BBR > 110%
-          Obesitas : BBR > 120%
·         Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari bagi penderita DM
-          Kurus : BB x 40-60 kalori
-          Normal : BB x 30 kalori
-          Gemuk : BB x 20 kalori
-          Obesitas : BB x 10 – 15 kalori
Anjuran makan pada diabetisi sama dengan anjuran makan sehat pada umumnya, yaitu makanan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan energi masing-masing. Menu seimbang maksudnya dalam menu terkandung berbagai makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Berikut ini adalah beberapa anjuran gizi seimbang yang ada kaitannya dengan pencegahan diabetes, antara lain:
1.      Makanlah aneka ragam makanan
Setiap orang termasuk penyandang DM perlu mengonsumsi aneka ragam makanan. Makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
  • Sumber zat tenaga
antara lain beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu dan mie. Minyak, margain dan santan yang mengandung lemak juga menghasilkan tenaga. Makanan sumber tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
  • Sumber zat pembangun.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sumber yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil olahannya seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
  • Sumber zat pengatur
adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ.
2.      Makanlah untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan normal)
Kecukupan energi ditandai dengan berat badan yang normal. Agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolahraga dan kegiatan lain, setiap orang perlu makan makanan yang cukup enegi, tidak kekurangan dan tidak berlebihan.
Kelebihan gizi terutama makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat menimbulkan kegemukan yang berujung timbulnya DM. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan sedang pada orang gemuk dan kemudian dipertahankan dapat menurunkan risiko timbulnya DM tipe 2.
Mempertahankan berat badan normal/ideal sesuai dengan umur dan tinggi badan diperlukan untuk pencegahan DM. Peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi makan adalah cara yang baik untuk penurunan berat badan. Kebutuhan energi seseorang bergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan kegiatan fisik, keadaan penyakit dan pengobatannya.

3.      Makanlah makanan sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energi (pilihlah karbohidrat kompleks dan serat, batasi karbohidrat sederhana yang (refined)
Terdapat 3 kelompok karbohidrat yaitu kompleks, sederhana dan serat.

  • Karbohidrat Kompleks (tepung-tepungan)
Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), sagu dll. Makanan tersebut mengandung zat gizi lain selain karbohidrat. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung lebih lama dari karbohidrat sederhana, sehingga dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks, orang tidak segera lapar.

  • Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana alamiah tedapat pada buah, sayuran dan susu. Bahan makanan tesebut selain mengandung karbohidrat, mengandung zat gizi lain yang sangat bemanfaat. Karbohidrat sederhana yang diproses seperti gula, madu, sirup, bolu, selai, dll langsung diserap dan digunakan tubuh sebagai energi, sehingga cepat menimbulkan rasa lapar. Gula tidak mengandung zat gizi lain, hanya karbohidrat. Konsumsi gula yang berlebih dapat mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi lain.
  • Serat
Serat adalah bagian karbohidrat yang tak dapat dicerna. Kelompok ini banyak terdapat pada buah, sayuran, padi-padian dan produk sereal. Susu, daging dan lemak tidak mengandung serat.
Serat terdiri dari 2 jenis yaitu serat larut (pembentuk gel) seperti pectin dan guargum serta serat tidak larut seperti selulose dan bran. Kedua jenis serat ini banyak terdapat pada padi-padian, kacang-kacangan, tempe, sayuran serta buah.
4.      Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat kecukupan energi
Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta menambah lezatnya makanan. Mengurangi asupan lemak, terutama lemak jenuh dapat menurunkan risiko DM. Beberapa contoh sumber asupan lemak jenuh adalah makanan yang dimasak dengan banyak minyak, mentega ataupun santan, lemak hewan, susu penuh (whole milk) dan cream.

5.      Gunakan garam beryodium
Konsumsi natrium dalam garam dapur (natrium klorida) yang belebihan dapat memicu terjadinya penyakit darah tinggi. Anjuran asupan natrium untuk penduduk biasanya tidak lebih dari 3000 mg perhari yaitu kira-kira 1 sendok teh yang digunakan dalam memasak.

6.      Berikan ASI saja pada bayi minimal sampai umur 4 bulan.
ASI adalah makan terbaik untuk bayi. Pada usia 0-4 bulan, bayi cukup diberi ASI (ASI eksklusif) karena ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat.
Kurang gizi selama awal kehidupan atau bahkan saat di dalam kandungan juga memainkan peranan penting pada timbulnya DM tipe 2 di kemudian hari setelah dewasa, melalui mekanisme resistensi insulin.

7.      Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Penderita DM dianjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur 3-4 kali/minggu, setidaknya 20-30 menit (misalnya jalan kaki cepat, senam). Untuk memperbaiki aktivitas insulin. Selain itu olahraga membantu penurunan BB pada penderita gemuk atau obesitas.
Bila melakukan olahraga berat sebaiknya sebelum, selama dan sesudah olahraga memonitor kadar gula darah, khususnya untuk DM type I, guna menentukan kebutuhan insulin dan asupan makanan harus disesuaikan. Bila melakukan olahraga ringan, tidak perlu mengatur kebutuhan insulin, cukup snack kecil sebelum olahraga pada gula darah.
Berikut ini adalah salah satu contoh menu sehari bagi penderita Diabetes Melitus:
Makan pagi  (06.30):
·         Nasi
·         Telur Mata Sapi
·         Tempe bumbu Bali
·         Cah Sawi Hijau Wortel
Selingan (09.30)
·         Pepaya
Makan Siang (12.30)
·         Nasi
·         Pepes Ikan
·         Sayur Asem
Selingan II (15.30)
·         Pisang Goreng
·         Teh
Makan Sore (18.30)
·         Nasi
·         Basho Daging
·         Cap Cay Sayur
Selingan III ( 21.30)
·         Apel Hijau

DAFTAR PUSTAKA
·         Almatsier S. Penuntun Diit Edisi Baru.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008.
·         http://endiabet.blogspot.com/gizi-sehat-dan-seimbang-mencegah.html. Diakses pada, 25 Maret 2019.