HUBUNGAN
STATUS GIZI DENGAN PENDERITA DIABETES MELITUS
Dalam penatalaksanaan diit
diabetes melitus, perencanaan makanan merupakan pilar yang sangat penting.
Perencanaan makanan perlu pada semua jenis penderita diabetes melitus baik yang
terkendali hanya dengan terapi diit maupun bagi yang menggunakan obat atau
insulin.
Tujuan diit diabetes melitus adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal,
2. Mencapai
dan mempertahankan lipid mendekati normal,
3. Mencapai
berat badan normal,
4. Mencegah
komplikasi kronik,
5. Meningkatkan
kualitas hidup sehingga dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa.
Diit
yang digunakan sebagai bagian dari pentalaksanaan Diabetes Melitus dikontrol
berdasarkan kandungan karbohidrat, protein, dan lemak. sebagai pedomannya digunakan
9 jenis Diit Diabetes Melitus yaitu :
1.
Diet DM 1100 kal
3.
Diet DM 1500 kal
6.
Diet DM 2100 kal
8.
Diet DM 2500 kal
Komposisi diet yang digunakan
-
Karbohidrat : 68%
-
Protein : 12%
-
Lemak : 20%
Untuk
menyukseskan diit pada penderita Diabetes Melitus diperlukan suatu prilaku
disiplin dengan prinsip 3J diantaranya yaitu :
1. Tepat
Jadwal
Yaitu jadwal makan harus diikuti
interval 3 jam (3kali makanan utama dan 3 kali snack). contoh :
→ Pkl 06.30 makan pagi
→ Pkl 09.30 snack/buah
→ Pkl 12.30 makan siang
→ Pkl 15.30 snack/buah
→ Pkl 18.30 makan malam
→ Pkl 21.30 snack/buah
2. Tepat
Jenis
Bagi penderita Diabetes Melitus ada
beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan yang harus dibatasi.
Bahan makanan yang dianjurkan :
a.
Sumber Karbohidrat :Nasi,roti,mi, kentang, singkong
b.
Sumber Protein rendah lemak :Ikan, ayam tanpa kulit,
susu skim, tempe, tahu, kacang- kacangan.
c.
Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk
makanan yang mudah cerna. Makanan diolah dengan cara mengukus, panggang, rebus,
di bakar
Bahan makanan yang tidak dianjurkan :
a.
Gula pasir, gula jawa, sirop, jam, jelli, buah –
buahan yg diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, ice
cream
b.
Makanan yg mengandung lemak : cake, makanan siap saji,
goreng – gorengan.
c.
Makanan banyak natrium seperti : ikan asin, telur
asin, makanan di awetkan.
3. Tepat
Jumlah
Yaitu jumlah
makanan yang dikonsumsi atau dimakan harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditentukan. Jumlah makanan ini sesuai dengan kebutuhan penderita
diabetes yang tentunya berbeda antara seorang dengan yang lainnya. Penghitungan
kebutuhan energi atau kalori ini berdasarkan berat badan dan tinggi badan
seseorang dan juga faktor yang lainnya misalnya aktifitas, adanya komplikasi,
kehamilan dan lain sebagainya. Bila telah ditentukan berapa kebutuhan energi
maka akan ditentukan berapa jumlah makanan yang harus dikonsumsi dalam satu
hari, misalnya berapa gram atau sendok makan nasinya, berapa potong lauknya dan
sebagainya.
·
Penentuan gizi penderita ditentukan
berdasarkan persentase Berat Badan Relatif (BBR).
BBR
= x 100%
; (BB: Kg, TB: cm)
Kriteria
-
Kurus (underweight) : BBR < 90%
-
Normal (ideal) : BBR 90 – 110%
-
Gemuk (overweight) : BBR > 110%
-
Obesitas : BBR > 120%
·
Pedoman jumlah kalori yang diperlukan
sehari bagi penderita DM
-
Kurus : BB x 40-60 kalori
-
Normal : BB x 30 kalori
-
Gemuk : BB x 20 kalori
-
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori
Anjuran
makan pada diabetisi sama dengan anjuran makan sehat pada umumnya, yaitu
makanan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan energi masing-masing. Menu
seimbang maksudnya dalam menu terkandung berbagai makanan yang mengandung
sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Berikut ini
adalah beberapa anjuran gizi seimbang yang ada kaitannya dengan pencegahan
diabetes, antara lain:
1. Makanlah
aneka ragam makanan
Setiap orang termasuk penyandang DM perlu mengonsumsi
aneka ragam makanan. Makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
- Sumber zat tenaga
antara lain beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu dan mie. Minyak, margain dan santan yang mengandung lemak
juga menghasilkan tenaga. Makanan sumber tenaga menunjang aktivitas
sehari-hari.
- Sumber zat pembangun.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan
makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sumber yang berasal dari
hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil olahannya seperti
keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan seseorang.
- Sumber zat pengatur
adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan
ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk melancarkan bekerjanya
fungsi organ.
2.
Makanlah untuk memenuhi
kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan normal)
Kecukupan energi
ditandai dengan berat badan yang normal. Agar dapat melaksanakan kegiatan
sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolahraga dan kegiatan lain, setiap
orang perlu makan makanan yang cukup enegi, tidak kekurangan dan tidak
berlebihan.
Kelebihan gizi
terutama makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat menimbulkan
kegemukan yang berujung timbulnya DM. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penurunan berat badan sedang pada orang gemuk dan kemudian dipertahankan dapat
menurunkan risiko timbulnya DM tipe 2.
Mempertahankan
berat badan normal/ideal sesuai dengan umur dan tinggi badan diperlukan untuk
pencegahan DM. Peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi makan adalah cara
yang baik untuk penurunan berat badan. Kebutuhan
energi seseorang bergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan
dan kegiatan fisik, keadaan penyakit dan pengobatannya.
3.
Makanlah makanan sumber karbohidrat,
sebagian dari kebutuhan energi (pilihlah karbohidrat kompleks dan serat, batasi
karbohidrat sederhana yang (refined)
Terdapat 3 kelompok karbohidrat yaitu kompleks, sederhana dan serat.
- Karbohidrat Kompleks (tepung-tepungan)
Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian
(beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), sagu dll.
Makanan tersebut mengandung zat gizi lain selain karbohidrat. Proses pencernaan
dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung lebih lama dari
karbohidrat sederhana, sehingga dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks, orang
tidak segera lapar.
- Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana alamiah tedapat pada buah,
sayuran dan susu. Bahan makanan tesebut selain mengandung karbohidrat,
mengandung zat gizi lain yang sangat bemanfaat. Karbohidrat sederhana yang
diproses seperti gula, madu, sirup, bolu, selai, dll langsung diserap dan
digunakan tubuh sebagai energi, sehingga cepat menimbulkan rasa lapar. Gula
tidak mengandung zat gizi lain, hanya karbohidrat. Konsumsi gula yang berlebih
dapat mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi lain.
- Serat
Serat adalah
bagian karbohidrat yang tak dapat dicerna. Kelompok ini banyak terdapat pada
buah, sayuran, padi-padian dan produk sereal. Susu, daging dan lemak tidak
mengandung serat.
Serat terdiri dari 2 jenis yaitu
serat larut (pembentuk gel) seperti pectin dan guargum serta serat tidak larut
seperti selulose dan bran. Kedua jenis serat ini banyak terdapat pada
padi-padian, kacang-kacangan, tempe, sayuran serta buah.
4.
Batasi konsumsi lemak,
minyak dan santan sampai seperempat kecukupan energi
Lemak dan minyak
dalam makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, membantu penyerapan
vitamin A, D, E dan K serta menambah lezatnya makanan. Mengurangi asupan lemak,
terutama lemak jenuh dapat menurunkan risiko DM. Beberapa contoh sumber asupan
lemak jenuh adalah makanan yang dimasak dengan banyak minyak, mentega ataupun
santan, lemak hewan, susu penuh (whole milk) dan cream.
5.
Gunakan garam beryodium
Konsumsi natrium
dalam garam dapur (natrium klorida) yang belebihan dapat memicu terjadinya
penyakit darah tinggi. Anjuran asupan natrium untuk penduduk biasanya tidak
lebih dari 3000 mg perhari yaitu kira-kira 1 sendok teh yang digunakan dalam
memasak.
6.
Berikan ASI saja pada
bayi minimal sampai umur 4 bulan.
ASI adalah makan
terbaik untuk bayi. Pada usia 0-4 bulan, bayi cukup diberi ASI (ASI eksklusif)
karena ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh
kembang yang sehat.
Kurang gizi
selama awal kehidupan atau bahkan saat di dalam kandungan juga memainkan
peranan penting pada timbulnya DM tipe 2 di kemudian hari setelah dewasa,
melalui mekanisme resistensi insulin.
7. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Penderita
DM dianjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur 3-4 kali/minggu,
setidaknya 20-30 menit (misalnya jalan kaki cepat, senam). Untuk memperbaiki
aktivitas insulin. Selain itu olahraga membantu penurunan BB pada penderita
gemuk atau obesitas.
Bila
melakukan olahraga berat sebaiknya sebelum, selama dan sesudah olahraga
memonitor kadar gula darah, khususnya untuk DM type I, guna menentukan
kebutuhan insulin dan asupan makanan harus disesuaikan. Bila melakukan olahraga
ringan, tidak perlu mengatur kebutuhan insulin, cukup snack kecil sebelum
olahraga pada gula darah.
Berikut ini adalah salah satu contoh menu sehari bagi penderita Diabetes
Melitus:
Makan pagi (06.30):
·
Nasi
·
Telur Mata Sapi
·
Tempe bumbu Bali
·
Cah Sawi Hijau Wortel
Selingan (09.30)
·
Pepaya
Makan Siang (12.30)
·
Nasi
·
Pepes Ikan
·
Sayur Asem
Selingan II (15.30)
·
Pisang Goreng
·
Teh
Makan Sore (18.30)
·
Nasi
·
Basho Daging
·
Cap Cay Sayur
Selingan III ( 21.30)
·
Apel Hijau
DAFTAR
PUSTAKA
·
Almatsier S. Penuntun Diit Edisi
Baru.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008.
·
http://ejawantahnews.blogspot.com/diet-untuk-penderita-penyakit-diabetes.html.
Diakses pada, 25 Maret 2019
·
http://www.mitrakeluarga.com/surabaya/terapi-diet-untuk-penderita-diabetes-mellitus/.
Diakses pada, 25 Maret 2019.
·
http://radioharmonifm.com/home/makanan-sehat-untuk-penderita-diabetes-mellitus/,
Diakses pada, 25 Maret 2019.