Senin, April 01, 2019

Batik Cirebon



ini-gambar-peta-indonesia-motif-batik
Penulis : Diah Afrianti Rahayu Putri Suripto

DAFTAR ISI

Sejarah Batik di Indonesia                                                                                                      3
Sejarah Teknik Batik                                                                                                               6
Sejarah Batik Cirebon                                                                                                             8
Sejarah Batik Trusmi Cirebon                                                                                     13
5 Tempat Belanja Batik Cirebon                                                                                             16
Koleksi Batik Trusmi Cirebon                                                                                    20

Daftar Pustaka                                                                                                                      23
                                                                       











Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah Batik Indonesia awalnya berasal dari peninggalan nenek moyang masyarakat Jawa. Batik ini adalah warisan yang telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan Nonbendawi pada September 2009 lalu. Pengakuan ini dilaksanakan secara resmi pada sidang UNECO di Abu Dhabi.
Kini setiap tanggal 2 Oktober 2009 lalu, telah dikenal sebagai Hari Batik Nasional, yang mana bentuk sebuah ungkapan rasa syukur. Baju yang bermotif batik pun bukan lagi hanya di pakai oleh orang Jawa. Sekarang kain batik sendiri telah dianggap pakaian resmi yang cocok untuk dipakai dalam acara apapun. Bahkan bukan hanya orang yang berkebangsawan, anak muda di seluruh Indonesia juga sering menggunakan baju bermotif batik. Kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu amba dan nitik. Tahukah kalian, awalnya batik hanya dituliskan di atas daun lontar dan papan rumah adat Jawa. Kegiatan ini digunakan untuk mengisi waktu luang saja. Motif yang digunakan juga sangat sederhana, antara lain tumbuhan dan binatang.
Namun pada masa kerajaan Majapahit di abad 17, kesenian ini mulai dikenal. Batik mulai dituliskan di atas kain dan dibuat pakaian. Bahan yang digunakan saat itu adalah kain putih yang merupakan hasil tenunan sendiri. Sedangkan untuk membuat pola dan gambar, menggunakan pewarna alami yang yang berasal dari tumbuhan. Pada motif batik itu sendiri juga masih belum berfariasi. Corak dan motifnya masih dominan dengan bentuk tanaman dan binatang. Para pengerajin batik juga masih tidak terlalu banyak. Saat itu membuat batik hanya digunakan sebagai kesenangan pengerajin sendiri.
Pada perkembangannya, sejarah dari batik itu sendiri telah menarik perhatian dari pembesar Kerajaan Majapahit. Pada saat itu juga pembuatan batik telah berkembang. Bahan yang awalnya dari kulit dan sebagainya sekarang berganti menjadi kain putih atau kain yang berwarna terang. Karena dirasa dari kain putih itu sendiri motif yang didapat lebih tahan lama dan bisa digunakan untuk pemanfaatan yang lebih luas.
Motifnya juga bukan hanya berkisar pada hewan dan tumbuhan saja. Tapi sekarang motif-motif seperti motif abstrak, motif candi, motif awan, motif wayang beber dan lain sebagainya, telah digunakan pada zaman itu, yaitu pada saat berdirinya Kerajaan Majapahit.
Dari awal sejarah batik tersebut, akhirnya menyebar luas keseluruh penjuru kerajaan lain. Karena terkenalnya batik tersebut, akhirnya para pembesar dari Kerajaan Mataram, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak dan kerajaan-kerajaan setelahnya menjadikan batik sebagai simbol budaya.
Tapi pada saat Islam datang dan telah mempengaruhi banyak dari masyarakat, motif batik yang berbentuk binatang sudah ditiadakan. Karena kain batik yang berbentuk binatang dianggap menyalahi syariat Islam. Sehingga motif tersebut sudah dihapus dan ditiadakan. Kecuali bila pembuatannya disamarkan menggunakan lukisan-lukisan lain.
Untuk teknik pembuatannya sendiri, pada masa itu hanya ada teknik batik tulis. Para pembatik biasanya masih menggunakan teknik tersebut. Karena masih belum ada teknik yang lainnya. Dan pengerajin batik juga pada masa itu masih sangat sedikit. Di masa itu juga, pengerajin batik masih menggunakan bahan-bahan alami untuk teknik pewarnaannya. Biasanya bahan yang digunakan untuk mewarnai yang digunakan untuk membatik adalah daun jati tinggi, mengkudu, pohon nila, dan soga. Dan kalau untuk sodanya sendiri, para pembatik masih menggunakan soda abu dan tanah lumpur.
Sejarah batik sendiri awalnya hanya digunakan oleh kaum yang kedudukannya tinggi dan bermartabat. Biasanya pembesar-pembesar kerajaan saja yang memakainya. Hanya terbatas ruang lingkup keraton. Lambat laun batik itu berkembang, akhirnya masyarakat bawah juga ikut menggunakan batik. Dari sinilah corak batik makin memiliki banyak ragam dan motif. Karena pembuatanya juga sesuai dengan minat dan jiwa seni para pembatik.
sejarah batik
Setelah berjalanya waktu yang cukup lama, sejarah batik berubah karena adanya berkembangan teknologi. Teknik batik yang dulunya hanya menggunakan batik tulis, sekarang sudah berkembang menggunakan teknik batik cap dan batik printing. Cara pembuatan seperti ini berkembang setelah usainya perang duniai I  dan masa modernisasi kian menyebar. Teknik batik cap dan printing sendiri dianggap teknik yang sangat efisien. Karena tidak membutuhkan banyak waktu untuk membuat sebuah karya batik. Walaupun begitu, kedua teknik tersebut masih kalah dari segi kualitas di mata dunia karena kurang memiliki nilai estetis.
Sejarah batik dari perkembangannya tidak berhenti disitu saja, karena pada masa sekarang, batik bukan hanya dijadikan sebagai corak pakaian saja. Banyak dari pernak-pernik perlengkapan penampilan atau assesoris yang biasa dikenakan masyarakat sekarang seperti sepatu, dasi, tas juga helm, telah memilih batik sebagai motif utama.
Bahkan baju-baju kedinasan, seragam sekolah, seragam guru dan lain sebagainya menggunakan motif batik sebagai pilihan utama. Karena motif dari batik itu sendiri yang lebih bebas dan memiliki nilai budaya, yang membuat batik itu punya nilai tersendiri dimata masyarakat.
ini-gambar-tas-bermotif-batik

 

Sejarah Teknik Batik

Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola.
Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok
ini-gambar-peta-indonesia-motif-batik

Sejarah Batik Cirebon

Menurut kisah pada jaman dahulu, munculnya kegiatan membatik di Cirebon karena peranan Ki Gede Trusmi. Beliau merupakan pengikut setia Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam salah satunya melalui kegiatan membatik.
Dahulu kegiatan membatik juga dilakukan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton cirebon dan anggota tarekat tersebut tinggal di desa Trusmi dan sekitarnya. Kegiatan membatik dijadikan sebagai sumber pendapatan untuk kelompok tarekat tersebut. Pusat gerakan tarekat ini berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Konon, perkembangan batik cirebon berhubungan erat dengan perkembangan gerakan ini. Batik Cirebon adalah batik dengan motif yang unik dan khas yang tergolong dalam kelompok batik pesisiran. Akan tetapi ada juga beberapa motif batik Cirebon yang tergolong kelompok batik keraton, Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Berikut ini penjelasan beberapa motif batik Cirebon.

1.    Batik Megamendung

gambar batik cirebon mega mendung
Ikon batik Cirebon adalah motif batik megamendung. Motif batik megamendung mempunyai kekhasan yang identik sehingga berbeda dengan daerah lain. Kekhasan motif batik megamendung terletak pada motifnya berupa gambar menyerupai awan dengan warna tegas, serta nilai filosofi yang terkandung di dalamnya yang berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik Cirebon secara keseluruhan. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berencana mendaftarkan motif batik megamendung ke UNESCO guna mendapat pengakuan sebagai salah satu warisan dunia. 
Motif batik ini telah dikenal luas sampai manca Negara. Bahkan motif megamendung sempat dijadikan cover sebuah buku berjudul Batik Design yang merupakan terbitan luar negeri. Buku tersebut merupakan sebuah karya dari Pepin Van Roojen, pria berkebangsaan Belanda. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.DS sebagai Ketua Harian yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) berpendapat, bahwa motif megamendung merupakan wujud karya yang sangat luhur dan penuh makna sehingga penggunaan motif ini sebaiknya dijaga baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya.

2.    Batik Sawat Pengantin

gambar batik cirebon sawat pengantin
Batik sawat pengantin secara garis besar, memberikan konotasi simbolisme menuju keesaan seperti pengantin, yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan. Masyarakat Cirebon-Indramayu memiliki keyakinan tentang harapan dari Sang Pencipta yang diekspresikan melalui motif batik sawat pengantin.

3.    Batik Paksinaga Liman

gambar batik cirebon paksi naga liman
Batik paksinaga liman bermotif kereta kencana paksinaga liman Cirebon. Paksinaga liman merupakan perwujudan gabungan antara binatang paksi (garuda), naga (ular) dan liman (gajah).
Paksinaga liman adalah symbol kekuatan kerajaan Cirebon yakni udara (paksi), laut (naga) serta darat (liman). Batik paksinaga liman biasa dipesan oleh turis Jepang untuk dijadikan bahan kimono.

4.    Batik Patran Keris

Batik patran keris merupakan batik klasik. Batik ini juga salah satu batik yang sering dipesan oleh orang Jepang. Orang Jepang senang menggunakan batik patran keris sebagai bahan kimono. Hal ini membuktikan bahwa batik Cirebon telah dikenal dan digemari oleh manca Negara.

5.    Batik Singa Payung

gambar batik cirebon singa payung
Pengaruh keraton pada motif batik Cirebon tidak dapat dipungkuri. Batik singa payung merupakan salah satu batik yang ide pembuatannya berdasarkan lingkungan keraton kanoman.

6.    Batik Singa Barong

gambar batik cirebon singa barong
Mobil merupakan salah satu alat transportasi masa kini yang sering dijumpai. Ternyata pada jaman dahulu kesultanan Cirebon telah memiliki kendaraan yang hampir mirip konsepnya dengan mobil canggih. Kereta singabarong adalah sebutan untuk kendaraan tersebut. Kereta singabarong ditarik oleh empat ekor kerbau, dan digunakan sebagai kendaraan sultan. Kini kereta tersebut tersimpan di salah satu museum di kesultanan kasepuhan Cirebon. Hal inilah yang mengilhami para pengrajin batik untuk mengabadikannya dalam motif batik cirebon dengan nama batik singa barong dimana ornamen utama pada motif batik bergambarkan kereta singa barong.

7.    Batik Kompeni

gambar batik cirebon motif kompeni
Batik kompeni berbeda dengan motif batik lain. Motif batik lainnya lebih menitikberatkan pada ornament flora dan fauna serta berbagai bentuk symbol tertentu. Sedangkan batik kompeni memiliki motif berupa gambar yang bercerita. Batik kompeni menggambarkan perang pada jaman kolonial Belanda.
Motif batik yang muncul berupa gambar meriam, truk, tank, bambu runcing dan senapan. Ciri batik kompeni adalah menggambarkan tentara VOC dan penduduk semasa panjajahan dulu. Tentara VOC biasanya digambarkan dengan senapan laras panjang dan meriam. Sedangkan penduduk digambarkan melalui kehidupan petani, nelayan dan pedagang. Warna latar kain batik kompeni yang biasanya dibiarkan berwarna putih, juga menjadi ciri khas batik kompeni ini. Namun, dijumpai pula batik kompeni yang latarnya diberi warna.
Selain ketujuh motif batik yang dipaparkan, batik Cirebon juga masih memiliki motif lain diantaranya, batik patran kangkung, batik singa wadas, batik kilingan, batik banjar balong, batik ayam alas, batik katewono, batik gunung giwur, batik simbar menjangan, dan batik tulis simbar kendo.

Sejarah Batik Trusmi Cirebon

Bicara tentang Batik Cirebon takkan terlepas dari Trusmi, sebuah tempat di Kabupaten Cirebon yang kini menjadi sentra Batik Trusmi. Apa dan bagaimana sehingga Trusmi menjadi sentra batik ? lihat kutipan sejarahnya dibawah ini. Keunikan motif serta corak yang dihasilkan dari batik-batik berbagai daerah merupakan kekuatan yang sangat luar biasa, khususnya bagi kekayaan batik Indonesia.Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang di miliki oleh bangsa Indonesia.
sejarah batik trusmi cirebon
Bilamana kita ingin melihat banyaknya kekayaan desain motif batik Indonesia contoh yang paling sederhana bisa dilihat di wilayah Jawa Barat saja. Walaupun masih dalam satu propinsi dan kultur budaya yang sama, tiap-tiap daerah seperti Cirebon dengan Indramayu sudah memiliki karakter dan desain motif yang berbeda. Antara Cirebon dan Garut juga memiliki perbedaan yang sangat jauh sekali dan sangat signifikan perbedaannya.
Batik Trusmi Cirebon mulai ada sejak abad ke 14. suatu daerah dimana saat itu tumbuh banyak tumbuhan, kemudian para warga menebang tumbuhan tersebut namun secara seketika kemudian tumbuhan itu tumbuh kembali. Sehingga tanah tersebut dinamakan Desa Trusmi yang berasal dari kata terus bersemi.
Asal mulanya Sultan kraton menyuruh orang trusmi untuk membuat batik seperti miliknya tanpa membawa contoh batik, dia hanya di perbolehkan melihat motifnya saja. Saat jatuh tempo, orang trusmi itu kemudian datang kembali dengan membawa batik yang telah dia buat. Ketika itu orang trusmi tersebut meminta batik yang asli kepada Sultan,yang kemudian di bungkuslah kedua batik itu (batik yang asli dengan batik buatannya/duplikat).
Orang trusmi kemudian menyuruh sultan untuk memilih batik yang asli namun sangking miripnya sultan tidak dapat membedakannya, batik duplikat tersebut tidak ada yang meleset sama sekali dari batik aslinya. sehingga sultan mengakui bahwa batik buatan orang trusmi sangat apik, tanpa membawa contoh batik yang aslinya dapat membuat batik yang sama persis.
Secara umum batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik Pesisiran. Namun juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik Keraton. Hal ini karena di Cirebon memiliki dua buah keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebon Klasik seperti motif Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas dan lain-lain.
Beberapa hal penting yang bisa dijadikan keunggulan (ciri khas) batik Cirebon dibandingkan dengan produksi batik dari daerah lain adalah sebagai berikut :
1.    Batik Cirebonan untuk desain-desain klasik tradisional biasanya selalu mengikut sertakan motif wadasan (batu cadas) pada bagian motif tertentu. Disamping itu ada unsur ragam hias berbentuk awan (mega) pada bagian-bagian yang disesuaikan dengan motif utamanya.
2.    Batik Cirebonan tradisional/klasik selalu bercirikan dengan latar belakang (dasar kain) berwarna lebih muda dibandingkan dengan warna garis motif utamanya
3.    Bagian latar/dasar kain biasanya bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki akibat penggunaan lilin yang pecah sehingga pada proses pewarnaan mengakibatkan zat warna yang tidak dikehendaki menempel pada kain.
4.    Garis-garis motif pada batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus (canting tembok dan bleber).
5.    Warna-warna batik Cirebonan klasik biasanya dominan warna kuning, hitam (sogan gosok) dan warna dasar krem, sebagian lagi berwarna merah tua, biru, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.
Kelima ciri tersebut merupakan hal teknis keunggulan dari batik Cirebonan klasik/tradisional.
Lain halnya dengan kelompok batik Cirebonan yang termasuk kelompok batik Pesisiran. Karakter batik Cirebonan Pesisiran dipengaruhi oleh sebagaimana karakter penduduk masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh asing. Daerah sekitar pelabuhan biasanya banyak orang asing singgah, berlabuh hingga terjadi perkawinan lain etnis (asimilasi) maka batik Cirebonan Pesisiran lebih cenderung menerima pengaruh dari luar.
Batik Cirebon lebih cenderung memenuhi atau mengikuti selera konsumen dari berbagai daerah (lebih kepada pemenuhan komoditas perdagangan dan komersialitas), sehingga warna-warna batik Cirebonan Pesisiran lebih atraktif dengan menggunakan banyak warna.
Produksi batik Cirebonan pada masa sekarang terdiri dari batik Tulis, batik Cap dan batik kombinasi tulis cap. Pada tahun 1990 – 2000 ada sebagian masyarakat pengrajin batik Cirebonan yang memproduksi kain bermotif batik Cirebon dengan teknik sablon tangan (hand printing), namun belakangan ini teknik sablon tangan hampir punah, dikarenakan kalah segalanya oleh teknik sablon mesin yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang lebih besar.
Daerah penghasil produksi dan pengrajin batik Cirebonan terdapat di 5 wilayah desa yang berbeda, tepatnya daerah-daerah yang ada di sekitar desa Trusmi (pusat batik Cirebonan). Desa-desa yang berada di sekitar desa Trusmi diantaranya desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, Kalitengah dan Panembahan.
Pertumbuhan batik Trusmi nampak bergerak dengan cepat mulai tahun 2000, hal ini bisa dilihat dari banyaknya bermunculan showroom-showroom batik yang berada di sekitar jalan utama desa Trusmi dan Panembahan. Pemilik showroom batik Trusmi hampir seluruhnya dimiliki oleh masyarakat Trusmi asli walaupun ada satu atau dua saja yang dimiliki oleh pemilik modal dari luar Trusmi.

5 Tempat Belanja Batik Cirebon

http://jadiberita.com/wp-content/uploads/2017/06/162029_trusmibatik2.jpg
Ketika berkunjung ke Kota Cirebon maka rasanya kurang lengkap jika tak mampir ke tempat wisata belanja. Salah satu tempat wisata belanja yang menarik adalah batik khas Cirebon yang bisa anda jumpai di kawasan kota atau tempat wisata lainnya. Ada banyak jenis batik yang akan membuat anda bingung untuk memilihnya. Sebagai kota yang terkenal akan  batik motif mega mendung, rupanya Cirebon selalu memproduksi jenis batik yang berwarna-warni. Bahkan sebagian dari batik Cirebon diklaim mempunyai warna yang sangat mencolok, sehingga mengundang perhatian wisatawan. Nah, berikut ini referensi tempat belanja batik khas Cirebon yang harus anda sambangi.

1.    Pasar Kanoman

http://jadiberita.com/wp-content/uploads/2017/06/228-624.jpg
Memang tidak ada salahnya anda pergi ke Pasar Kanoman yang menawarkan oleh-oleh khas Cirebon dengan harga sangat miring. Keberadaan pasar yang satu ini di Jalan Kanoman, tepatnya di kawasan Kota Tua Cirebon. Rupanya di Pasar Kanoman bukan hanya menyediakan batik, namun ada pula makanan asli Cirebon seperti blakutak, ikan pari asap, hingga cumi bulat gemuk nikmat, bahkan tersedia kerupuk melarat dan rengginang udang.

2.    Pasar Pagi

http://jadiberita.com/wp-content/uploads/2017/06/pasar-pagi-cirebon.jpg
Kini saatnya anda menuju ke Pasar Pagi yang merupakan tempat belanja oleh-oleh murah meriah. Maka tak heran, pasar yang lokasinya di Jlaan Siliwangi ini banyak dipadati para pengunjung, terutama kalangan wisatawan. Jika anda berada di bagian lantai dasar, maka akan menjumpai toko-toko penjal oleh-oleh khas Cirebon seperti batik yang bermotif mencolok dan menarik indah. Sama halnya dengan Pasar Kanoman, camilan khas Cirebon juga dijual di Pasar Pagi.

3.Batik Trusmi

http://jadiberita.com/wp-content/uploads/2017/06/Batik-Trusmi.jpg
Batik Trusmi termasuk tempat yang sejatinya diambil dari nama penyebar Islam di Trusmi, yakni Ki GedeTrusmi dan juga merupakan sebuah nama desa. Sebetulnya, kawasan Trusmi sendiri terkenal sebagai sentra batik khas Cirebon. Anda tidak hanya dapat menemukan batik motif megamendung, akan tetapi juga batik Pekalongan, hingga batik dari daerah lain di Jawa Tengah. Selain itu, tesedia batik tulis, cetak dan gantungan kunci batik. Untuk lokasinya sendiri di  Jl Trusmi Kulon No 148, Plered.

4.    Toko Pangestu

http://jadiberita.com/wp-content/uploads/2017/06/Toko-Pangestu.jpg
Selanjutnya adalah Toko Pangestu yang terletak di Jl Sukalila Selatan No 49, atau lebih tepatnya saling berdekatan dengan Toko Daud dan Pasar Pagi Cirebon. Toko ini sangat legendaris, karena telah berdiri sejak tahun 1992. Hanya di Toko Pangestu, anda akan menjumpai beragam kuliner, mulai dari abon udang ebi, dendeng udang, terasi, petis, kerupuk rambak, hingga tape ketan. Tentu saja toko tersebut, menawarkan aneka batik aski dari Kota Cirebon.

5.    Toko Daud

http://jadiberita.com/wp-content/uploads/2017/06/Toko-Daud-Oleh-Oleh-Khas-Cirebon-depan.jpg
Satu lagi tempat belanja batik yang terkenal yakni Toko Daud, dimana berada di Jalan Sukalila Utara No 4D, dekat dengan Pasar Pagi Cirebon. Bahkan bukan hanya menawarkan batik, Toko Daud juga menyediakan aneka kuliner khas Cirebon seperti kerupuk, terasi, hingga camilan manis. Anda pun tak usah khawatir untuk masalah harga barang di Toko Daud, karena dibanderol mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 40 ribu. (jow)
Koleksi Batik Trusmi Cirebon
*harga dan produk sewaktu-waktu dapat berubah


Daftar Pustaka
·         hxxp://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Megamendung diakses pada 23 Maret 2019 jam 15.00 wib
·         hxxp://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Sawat_Pengantin diakses pada 23 Maret 2019 jam 16.23 wib
·         hxxp://unik.kompasiana.com/2019/03/23/uniknya-batik-cirebon-motif-kumpeni-587701.html diakses pada 23 Maret 2019 jam 06.24 wib
·         http://batiktrusmi.com