DAFTAR
ISI
Pendahuluan
BAB 1
Visi dan Misi, Sifat Organisasi/Lembaga dan Pengaruhnya
terhadap Kinerja
BAB 2
Motivasi Kerja, Sistem recruitment
dan seleksi
a.
Motivasi Kerja
b.
Sistem Rekrutmen dan Seleksi
1. Tes Psikotes Kepribadian
a. Tes Wartegg
b.
Test Kraepelin atau Pauli / Tes
Koran
c.
Tes EPPS (Edwards Personal
Preference Schedule)
d. Tes Analog
Verbal (Analog Verbal Test)
e. Tes Logika
Aritmatika
2. Tes Intelektual (Tes Potensi
Akademik)
a.
Tes
Menghafal Cepat
b.
CFIT
(Culture Fair Intelegence Test)
c.
LEAD
d.
TIU (Tes Intelegensi Umum)
3.
Wawancara
BAB 3
Kepemimpinan dalam Suatu Organisasi
BAB 4
Teknologi di Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja
PENUTUP
Pendahuluan
Ketika seseorang telah menyelesaikan
suatu pendidikan maka dia akan memasuki dunia kerja. Ini berarti dia akan
berada dalam suatu sistem yang dikenal dengan organisasi. Dia berada dalam
suatu lingkungan kerja. Bekal pembelajaran yang diperoleh seseorang akan
diterapkan di tempatnya bekerja, baik itu di lingkungan pendidikan, bisnis atau
perusahaan, maupun institusi lain. Tempat dimana seseorang bekerja atau disebut
juga lingkungan kerja akan mempengaruhi kinerja seseorang. Ini disebabkan
lingkungan kerja memiliki visi, misi, organisasi/lembaga, motivasi kerja para
individu, sistem rekrutmen dan seleksi penerimaan pegawai, kepemimpinan.[1]
Sengaja saya bahas mengenai
contoh soal psikotes ini dalam satu pembahasan agar dapat dengan mudah
dipahami, sehingga diharapkan setelah Anda membaca dan mengerti cara
mengerjakan soal psikotes masuk kerja ini, Anda dapat mempersiapkan dan melatih
diri sebelum tes pesikotes diselenggarakan. Dengan demikian peluang Anda untuk
lulus psikotes masuk kerja lebih besar.
Tes psikologi (Phsicology Test) atau lebih sering disebut tes psikotest merupakan salah satu bagian dan tahap perektutan karyawan di banyak perusahan. Apakah perusahaan BUMN, perbankan (bank), TNI, Polri, cpns dan akademisi seperti UI (Universitas Indonesia) maupun perusahaan swasta seperti astra dan yang lainnya. Tujuan dari psikotes itu sendiri memiliki kesamaan diantaranya yaitu untuk mengukur aspek individu secara psikis. Psikotes juga dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa dan bisa berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang.
Tes psikologi (Phsicology Test) atau lebih sering disebut tes psikotest merupakan salah satu bagian dan tahap perektutan karyawan di banyak perusahan. Apakah perusahaan BUMN, perbankan (bank), TNI, Polri, cpns dan akademisi seperti UI (Universitas Indonesia) maupun perusahaan swasta seperti astra dan yang lainnya. Tujuan dari psikotes itu sendiri memiliki kesamaan diantaranya yaitu untuk mengukur aspek individu secara psikis. Psikotes juga dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa dan bisa berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang.
Psikotes berbeda
dengan tes potensi akademik (TPA), psikotes secara umum lebih kepada tes
kepribadian. Jadi didalam penilaian psikotes tidak berdasarkan siapa yang paling
pintar, karena bisa saja orang yang secara akademik tidak begitu pintar
mengalahkan orang yang lebih pentar darinya dan lolos ujian psikotes. Hal ini
sering terjadi, bahkan mungkin Anda pernah mengalaminya atau melihat orang
lulusan perguruan tinggi terbaik belum bekerja atau diterima kerja di sebuah
perusahaan karena selalu gagal dan tidak lolos psikotes. Sungguh ironi melihat hal ini, namun inilah fakta
yang sering terjadi dikalangan jobseekers atau pelamar kerja. Psikotes memang
merupakan fenomena tersendiri bagi para pelamar kerja. Oleh karena itu saya
ingin membantu dan akan memberikan beberapa tips mengerjakan soal
psikotes dan cara agar lolos psikotes kepada Anda dan berharap Anda
tidak lagi gagal dalam ujian psikotes.
BAB 1
Visi dan
Misi, Sifat
Organisasi/Lembaga dan Pengaruhnya terhadap Kinerja
Visi adalah suatu pernyataan tentang
gambaran keadaan karakteristik yang ingin
di capai oleh suatu organisasi/lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Banyak intepretasi yangdapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapai lembaga tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuan dalam perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut.
di capai oleh suatu organisasi/lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Banyak intepretasi yangdapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapai lembaga tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuan dalam perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut.
Pernyataan visi tersebut harus
selalu berlaku pada semua kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga
suatu visi hendaknya mempunyai sifat / fleksibel. Untuk itu ada beberapa
persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi(Lewis &
Smith 1994):
• Berorientasi pada masa depan;
• Tidak dibuat berdasar kondisi atau
tren saat ini;
• Mengekspresikan kreativitas;
• Berdasar pada prinsip nilai yang
mengandung penghargaan bagi masyarakat ;
• Memperhatikan sejarah, kultur, dan
nilai organisasi meskipun ada perubahan terduga ;
• Mempunyai standard yang tinggi,
ideal serta harapan bagi anggota lembaga;
• Memberikan klarifikasi bagi
manfaat lembaga serta tujuan-tujuannya ;
• Memberikan semangat dan mendorong
timbulnya dedikasi pada lembaga;
• Menggambarkan keunikan lembaga
dalam kompetisi serta citranya ;
• Bersifat ambisius serta menantang
segenap anggota lembaga (Lewis & Smith 1994)
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam
usahanya mewujudkan visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan
misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi visi. Misi merupakan sesuatu
yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara
pencapaian visi.
Pernyataan misi memberikan
keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju serta kadang kala
memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara organisasi/lembaga bekerja.
Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka selama pembentukannya perlu
diperhatikan masukan-masukan dari anggota lembaga serta sumber-sumber lain yang
dianggap penting. Untuk secara Iangsung pernyataan misi belum dapat
dipergunakan sebagai petunjuk bekerja. Intepretasi lebih mendetail diperlukan
agar pernyataan misi dapat diterjemahkan ke langkah-langkah kerja atau tahapan
pencapaian tujuan sebagaimana tertulis dalam pernyataan misi.
Untuk memberikan tekanan pada faktor
komprehensif dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknya mampu
memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (Lewis
& Smith 1944) :
• Keberadaan organisasi/lembaga
adalah untuk berbuat apa?
• Apa produk atau jasa yang utama
dari organisasi/lembaga?
• Apa yang bersifat unik dari
organisasi/lembaga?
• Siapa konsumen utama dari
organisasi/lembaga?
• Mengapa mereka merupakan konsumen
utama?
• Pihak lain mana yang
berkepentingan dengan lembaga dan mengapa?
• Apa "Core Values" /
nilai dasar lembaga?
• Apa yang berbeda pada
organisasi/lembaga 5 th yang lalu dan sekarang ?
• Mengapa berbeda?
• Apa yang berbeda pada
organisasi/lembaga saat sekarang dan 5 th dari sekarang?
• Mengapa hal itu akan menjadi beda?
• Apa produk atau jenis jasa yang
akan diberikan org/lembaga di masa depan?
• Apa yang harus dikerjakan
org./lembaga untuk menyiapkan produk baru tersebut?
• Apakah jawaban
pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan visi org./lembaga?.
Bila tidak, pertanyaan mana yang
harus ada dan apa jawabannya.
Mari kita cermati satu contoh dari
pernyataan visi suatu organisasi/lembaga dalam konteks suatu perusahaan:
Pada tahun 2020 perusahaan ini akan
go internasional, unggul dalam produk dan pemasaran dan menguasai teknologi
tercanggih abad ini.
Visi tersebut akan terealisasi
dengan sejumlah hal yang harus dilakukan dan hal tersebut terdapat pada
penyataan misi. Untuk merealisasikannya maka perusahaan tersebut melibatkan
sejumlah komponen di dalamnya yang di antaranya adalah individu-individu, mulai
dari jajaran yang tertinggi hingga paling bawah.
Tentu saja hal ini berkaitan dengan
kinerja yang dimiliki individu-individu tersebut. Apa yang harus dilakukan
untuk mewujudkan visi dan misi tempatnya bekerja? Jawaban yang pasti adalah
bahwa kinerja yang ada tidak boleh statis, mereka harus peka seiring dengan
dinamika globalisasi dan harus merespon tuntutan dari pernyataan visi dan
melaksanakan misi. Suatu perusahan akan maju pesat jika memiliki kinerja yang
responsif. Oleh karenanya berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan hal itu.
Dengan demikian pengaruh visi dan misi suatu organisasi terhadap kinerja amatlah
besar dan signifikan.[2]
BAB 2
Motivasi Kerja,
Sistem recruitment dan seleksi
A.
Motivasi Kerja
Motivasi adalah dorongan psikologis
yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam
diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut
Kartini-Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang
agar mau melaksanakan sesuatu.
Lebih jauh tentang motivasi berikut teori motivasi menurut
beberapa pakar:[3]
1. Teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow -
Manusia Piramida
Abraham H. Maslow mendaftarkan 5
(lima) jenis kebutuhan manusia dari yang terendah hingga yang tertinggi yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan
status dan aktualisasi diri.
Teori ERG Clayton Alderfer - Manusia
Tiga Tingkat
Teori ini membagi kebutuhan hanya
menjadi 3 (tiga) tingkat ;kebutuhan existence kebutuhan fisiologis dan rasa
aman (dua tingkat pertama Maslow) ; kebutuhan relatedness kebutuhan sosial dan
struktur sosial (tingkat 3 Maslow) ; kebutuhan growth kebutuhan pengembangan
diri (tingkat 4 dan 5 Maslow)[4]
2. Teori Perilaku Manusia Tikus
Teori ini mengamati perilaku
perilaku orang yang memang diasumsikan bisa diukur :
·
Jika seseorang memperoleh apa yang diinginkan, maka "penghargaan
positif meningkatkan kinerja" (R+)
·
Jika seseorang menghindari apa yang tidak diinginkan, maka
"penghargaan negatif meningkatkan kinerja" (R )
·
Jika seseorang memperoleh apa yang tidak diinginkan, maka
"hukuman menurunkan kinerja" (P+) 4. Jika seseorang tidak memperoleh
apa yang diinginkan, maka "ancaman pemecatan menurunkan kinerja" (P
).
3. Teori Efek Thorndike Manusia Pencari
Kesenangan
Teori ini menyatakan bahwa jika yang dilakukan seseorang
menyenangkan, ia akan lebih sering melakukannya; jika perilakunya buruk, ia
pasti tidak akan mengulanginya. Jadi perilaku akan semakin melekat pada diri
seseorang apabila:
• Kesenangan atau kepedihan muncul seketika
akibat suatu perilaku.
• Kesenangan atau kepedihan tersebut
terjadi berulang ulang.
• Kesenangan atau kepedihan tersebut
benar-benar dirasakan oleh orang tersebut.
4. Teori Analisis Transaksional Eric
Berne Manusia Bermental Transaksi
Teori ini menyatakan bahwa salah satu motivator paling
mendasar dan paling kuat bagi manusia adalah dihargai secara positif; menerima
pengakuan pribadi dari orang lain. Seseorang membutuhkan "rangsangan"
dari orang lain agar merasa puas secara emosional dan psikologis. Jika
rangsangan positif tidak diberikan, mereka yang haus akan rangsangan ini akan
semakin sulit diatur dan mengganggu hanya untuk mencari perhatian. Bahkan
rangsangan negatif lebih baik dari pada diabaikan atau tidak menerima
rangsangan sama sekali.
5. Teori Tujuan Manusia Bermental Sepak
Bola
Teori ini menyatakan bahwa mencapai tujuan adalah sebuah
motivator. Hampir setiap orang menyukai kepuasan kerja karena mencapai sebuah
tujuan spesifik. Saat seseorang menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya
meningkat sebab:
• Ia akan berorientasi pada hal hal
yang diperlukan
• Ia akan berusaha keras mencapai
tujuan tersebut
• Tugas tugas sebisa mungkin akan
diselesaikan
• Semua jalan untuk mencapai tujuan
pasti ditempuh.
Bawahan harus menyetujui dan menerima tujuan itu. Bila
mereka berpikir sebuah tujuan terlalu sulit atau tidak penting, ia tidak akan
termotivasi untuk mencapainya.
6.
Teori Kelompok Manusia Sosial
Teori ini menyatakan bahwa suatu kelompok kerja cenderung
menerapkan norma norma produksi mereka sendiri, dan memastikan anggota baru
mereka untuk mengikuti aturan yang dibuat kelompok ter-sebut. Untuk melakukan
hal ini, kelompok biasanya memakai beragam mekanisme sosial agar anggota baru
tidak berproduksi secara berlebihan atau kurang.
7.
Teori Dua Faktor Manusia Berkembang
Teori ini menyatakan bahwa "kepuasan" dan
"ketidakpuasan" adalah dua vektor yang berbeda. Seseorang dapat
menghindari ketidakpuasan, tetapi hal ini belum tentu memberi kepuasan. Pemuas
dapat berupa pekerjaan menarik, pekerjaan menantang, kesempatan berprestasi,
penghargaan dan promosi jabatan. Sedangkan faktor darurat berupa gaji,
pengawasan, kondisi kerja, keamanan kerja dan status.
8.
Teori Proses dengan asumsi:
Perilaku ditentukan oleh pelbagai macam faktor.
·
Setiap orang memutuskan sendiri perilaku mereka dalam
organisasi.
·
Setiap orang memiliki jenis kebutuhan, keinginan, dan tujuan
yang berbeda beda dengan orang lain.
·
Setiap orang memilih rencana perilaku berdasarkan persepsi
(harapan) seberapa jauh perilaku tersebut akan mencapai hasil yang diharapkan.
9.
Model Teori Lawler Manusia Pengharap
Teori ini menyatakan. bahwa bawahan harus diarahkan pada
peng-hargaan di masa yang akan datang, dari pada belajar dari masa lalu. Bila
mereka melihat kemungkinan adanya penghargaan berdasarkan usaha mereka itu,
mereka akan semakin bekerja keras, kinerja meningkat dan penghargaan pun
diberikan. Akibatnya, hal ini memberi kepuasan yang meningkatkan usaha.
10.
Teori Kecenderungan dengan asumsi:
• Setiap orang berbeda
• Kepribadian berdampak pada
motivasi
• Setiap orang memiliki kebutuhannya
sendiri sendiri
11.
Teori Tiga Kebutuhan Mc. Clelland - Manusia Prestasi
Teori ini menyatakan bahwa bawahan
menginginkan 3 (tiga) hal dari pekerjaannya:
• Prestasi (need of achievement)
• Kekuasaan (need of power)
• Perhatian (need of affection)
12.
Teori Percaya Diri Manusia Yang Membatasi Diri
Teori ini menyatakan bahwa bawahan hanya dapat berhasil
mencapai target yang mereka yakini dapat mereka capai.
13.
Teori Keadilan J. Stacy Adam Manusia Adil
Teori ini menyatakan bahwa ketika kita membandingkan dengan
orang lain dan kita merasa lebih buruk. Kita melihat situasi kita sebagai
kurang adil. Bukan hanya merasa frustrasi, motivasi pun terpengaruh. Ada dua
kemungkinan tanggapan yaitu mengurangi usaha sehingga penghargaan tampak adil
(menurunkan motivasi) dan berusaha meningkatkan penghargaan/pendapatan
(meningkat-kan motivasi). Bila itu tidak mungkin, kita menghapus kekecewaan
dengan mengundurkan diri dari organisasi/lembaga tersebut.
14.
Teori Valensi Manusia Penjudi
Teori ini menyatakan bahwa manusia cenderung membuat pilihan
dan mengambil resiko yang tersedia. Ia akan memilih prilaku yang akan
memberinya hasil terbaik sesuai dengan apa yang diinginkan. Teori ini
memungkinkan seseorang membuat keputusan secara sadar.
Ada 3 (tiga) elemen penting dalam hal ini yaitu hasil akibat
apa yang mungkin timbul dari suatu perilaku , valensi seberapa baik atau
menarikkan hasil tersebut dan harapan jika seseorang melakukan hal ini, apakah
dia akan memperoleh hasil itu.
15.
Teori X dan Y Donald McGregor – Manusia Baik dan Jahat
Teori ini menyatakan bahwa cara pandang seorang pemimpin
akan mempengaruhi caranya memotivasi bawahan.
Dalam teori X pemimpin menganggap bawahan membenci
pekerjaannya, membenci tanggung jawab, tidak terlalu berambisi,tidak mempunyai
gagasan, tidak mampu menyelesaikan masalah, hanya memikirkan uang, perlu
dikendalikan secara ketat, sertacpemalas dan tidak dapat dipercaya sehingga
pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:
• Mengatakan dengan jelas apa yang harus dilakukan dan kapan
harus membuatnya.
• Melakukan pengawasan secara ketat dan bagaimana
melakukannya.
• Tidak menghendaki adanya partisipasi sehingga semua
keputusan murni dari dirinya.
• Mengharapkan kontribusi minimum dan menganggap penghargaan
hanya dalam bentuk gaji.
Sedangkan dalam teori Y pemimpin menganggap bawahan
menikmati pekerjaannya, bersedia memberi kontribusi, bersedia menerima tanggung
jawab, dapat membuat keputusan bagi diri sendiri, mampu menanggulangi
masalah-masalah, serta mampu membuat rencana rencana jangka panjang dan
mencapainya sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara
berikut:
• Memberi kesempatan untuk membuat dengan memberi tanggung
jawab.
• Memberi mereka kesempatan untuk membuat keputusan atas
pekerjaannya.
• Memberi penghargaan dengan cara lain berupa saran-saran
dan menjalankannya bukan hanya dengan uang.
Teori-teori
motivasi tersebut dapat juga dijadikan pedoman seseorang sebagai leader Pada sebuah organisasi atau lembaga
di berbagai bidang. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama,
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Ada dua jenis motivasi yaitu
intrinsik dan ekstrinsik :
Motivasi
intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi
pada dasarnya memang sudah ada di dalam diri setiap orang, seperti asal kata
motivasi yaitu motif yang berarti daya penggerak untuk melakukan sesuatu.
Motivasi intrinsik timbul karena rasa ingin tahu. Dengan memiliki motivasi
jenis ini seseorang akan punya lebih banyak kreatifitas, ide dan sebagainya.
Di sisi
lain, motivasi ekstrinsik adalah yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu tindakan. Bagi
sesorang dengan motivasi instrinsik yang lemah maka motivasi jenis kedua ini
perlu diberikan.
Perbedaan motivasi pada diri manusia akan memperngaruhi
kinerja mereka pula. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik sebagaimana
yang telah dipaparkan di atas, dominan performance powernya tanpa harus diberi
dorongan dari lingkungan kerjanya. Sebaliknya seseorang yang memiliki motivasi
ekstrinsik harus mendapatkan impact dari luar dirinya agar kinerjanya dapat
optimal. Namun demikian tidak dapat dikatakan mana yang lebih baik di antara
keduanya. Yang paling urgen adalah bagaimana suatu organisasi atau lembaga
mengupayakan pengoptimalan kinerja dan memecahkan segala masalah yang terjadi
di dalamnya dengan mempertimbangkan kondisi kinerjanya.[5]
Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja
Motivasi kerja dapat ditingkatkan
melalui pendekatan yang berorientasi manusia. Pendekatan tersebut terdiri dari
poin-poin berikut:
1. Menjunjung harga diri pegawai.
2. Mengadakan pelatihan bagi
pegawai.
3. Mendorong pegawai untuk
berinisiatif dan kreatif dalam melaksanakan tugas.
4. Menetapkan target yang layak dan
jelas.
5. Menetapkan reward dan punishment
sebagai alat untuk mendorong prestasi.
6. Membebani atasan dengan tanggung
jawab atas pengembangan bawahannya.
7. Memberi kesempatan pada pegawai
untuk berprestasi tinggi.
Jika kita lihat poin-poin di atas maka yang dominan adalah
motivasi ekstrinsik yang lazim diupayakan suatu organisasi/lembaga dalam
meningkatkan kinerja sumber daya manusianya.
B.
Sistem Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen adalah proses mencari,
menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar
perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti
yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang
didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang akan
memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan kandidat yang mana yang
paling layak untuk mengisi jabatan tertentu yang tersedia di perusahaan.
Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi merupakan tugas yang sangat penting, krusial,
dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas dan kinerja
sumber daya manusia (SDM) syang akan digunakan perusahaan sangat tergantung
pada bagaimana prosedur rekrutmen dan seleksi dilaksanakan.
Tujuan utama dari proses rekrutmen
dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan
tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat
bertahan suatu organisasi atau lembaga untuk waktu yang lama. Meskipun
tujuannya terdengar sangat sederhana, proses tersebut ternyata sangat kompleks,
memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit dan sangat terbuka
peluang untuk melakukan kesalahan dalam menentukan orang yang tepat. Kesalahan
dalam memilih orang yang tepat sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau
organisasi/lembaga. Hal tersebut bukan saja karena proses rekrutmen &
seleksi itu sendiri telah menyita waktu, biaya dan tenaga, tetapi juga karena
menerima orang yang salah untuk suatu jabatan akan berdampak pada efisiensi,
produktivitas, dan dapat merusak moral kerja pegawai yang bersangkutan dan
orang-orang di sekitarnya.
Pada saat ini dimana persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin kuat, organisasi/lembaga seringkali mengalami kesulitan dalam menentukan kandidat yang tepat mengingat bahwa ada banyak kandidat yang tersedia tetapi sangat sedikit yang memiliki kualifikasi yang memadai. Rendahnya moral kerja dan pengaruh budaya "bapakisme" yang telah berlangsung puluhan tahun semakin menyulitkan perusahaan dalam mendapatkan kandidat yang benar-benar cocok. Selain menuntut keahlian dan keterampilan si petugas rekrutmen perusahaan juga harus benar-benar mempersiapkan proses rekrutmen dan seleksi secara maksimal. Secara singkat proses rekrutment dan seleksi yang mungkin dilakukan terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
Pada saat ini dimana persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin kuat, organisasi/lembaga seringkali mengalami kesulitan dalam menentukan kandidat yang tepat mengingat bahwa ada banyak kandidat yang tersedia tetapi sangat sedikit yang memiliki kualifikasi yang memadai. Rendahnya moral kerja dan pengaruh budaya "bapakisme" yang telah berlangsung puluhan tahun semakin menyulitkan perusahaan dalam mendapatkan kandidat yang benar-benar cocok. Selain menuntut keahlian dan keterampilan si petugas rekrutmen perusahaan juga harus benar-benar mempersiapkan proses rekrutmen dan seleksi secara maksimal. Secara singkat proses rekrutment dan seleksi yang mungkin dilakukan terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jabatan yang
lowong dan berapa jumlah tenaga yang diperlukan.
2. Mencari informasi jabatan melalui
analisa jabatan (job describtion dan job
3. spesification)
4. Jika persyaratan jabatan telah
tersusun, maka langkah berikutnya adalah menentukan dimana kandidat yang tepat
harus dicari.
5. Memilih metode-metode rekrutmen
yang paling tepat untuk jabatan misalnya metode iklan, employee referrals,
walk-ins, Depnakertrans, perusahaan pencari kerja, lembaga pendidikan, organisasi
buruh dan sebagainya.
6. Memanggil kandidat-kandidat yang
dianggap memenuhi persyaratan jabatan dengan mengumpulkan berkas lamaran ,
formulir, lalu memprosesnya.
7. Menyaring / menyeleksi kandidat.
8. Membuat penawaran kerja.
9. Mulai bekerja.
Pada akhirnya, strategi rekrutmen dan seleksi yang baik akan
memberikan hasil yang positif bagi perusahaan. Semakin efektif proses rekrutmen
dan seleksi, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan pegawai dengan kinerja
yang tepat yang tepat bagi perusahaan. Selain itu, rekrutmen dan seleksi yang
efektif akan berpengaruh langsung pada produktivitas dan kinerja finansial
perusahaan.
Dengan demikian maka pengembangan dan perencanaan sistem
rekrutmen dan seleksi merupakan hal penting untuk dilaksanakan setiap
perusahaan supaya proses yang berlangsung cukup lama dan memakan biaya tersebut
tidak sia-sia.
Cara proses recruitmen adalah :
1.
Tes Psikotes Kepribadian
Tes
psikologi (Psikotes) merupakan serangkaian tes yang dilakukan oleh Psikolog
(profesional) atas permintaan klien (individu atau organisasi) untuk memberikan
gambaran utuh tentang aspek-aspek psikologis atau kepribadian seseorang sesuai
dengan kebutuhan dan keperluan klien. Biasanya tes psikologi ini digunakan
dalam proses rekrutmen calon karyawan baru untuk dijadikan karyawan kontrak
maupun pengangkatan sebagai karyawan tetap. Berbeda dengan tes potensi akademi,
tes psikotes lebih mengarah kepada
kepribadian seseorang sedangkan tes potensi akademik mengarah kepada kepintaran
(akademika) berdasarkan jenjang pendidikannya.
a.
Tes Wartegg
Wartegg
test atau tes wartegg terdiri atas 8 kotak dimana masing-masing kotak berisi
titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua
garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung. Pada
tes wartegg ini Anda akan diminta untuk membuat sebuah gambar untuk
masing-masing kotak dan menuliskan nama Anda gambar sesuai urutan gambar yang
telah Anda buat, kemudian menuliskan nomor gambar yang mana paling Anda sukai
dan tidak disukai. Penilaian dari tes wartegg ini adalah emosi, imajinasi,
intelektual dan aktifitas subjek bukan mahirnya Anda dalam menggambar. Berikut
ini merupakan contoh soal tes wartegg.
Contoh
soal wartegg test:
Tips
dan cara mengerjakan soal wartegg test sebagai berikut:
Sebaiknya pada tes wartegg ini Anda
menggambar secara acak dan tidak berdasarkan nomor urut sesuai gambar, misalnya
1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena jika Anda menggambar berdasarkan urutan gambar
1,2,3,4,5,6,7,8 Anda akan dipandang oleh panitia penyelenggara psikotes (HRD)
sebagai orang yang kaku atau konservatif. Sedangkan jika Anda menggambar secara
acak misalnya 6,1,4,2,7,8,3,5 Anda akan dipandang HRD sebagai orang yang
bergerak kreatif, inovatif dan cenderung suka akan ‘breaking the low‘.
Apabila Anda bergender pria, jangan
mulai dengan nomor 5, karena beberapa anggapan menyebutkan hal ini berpengaruh
terhadap orientasi seks Anda. Berikut ini adalah salah satu contoh pengerjaan
akhir gambar wartegg test anda bisa membuat gambar lainnya sesuai dengan kreasi
masing-masing.
b. Test Kraepelin atau Pauli / Tes
Koran
Tes kreapelin terdiri atas angka
yang tersusun secara vertikal dalam bentuk lajur-lajur. Calon pegawai dan
karyawan atau pesrta tes diminta untuk menjumlahkan dua angka yang berdekatan
dalam waktu tertentu di setiap kolom dan menuliskan jawaban tepat disampingnya.
Penilaian dari tes ini adalah sikap
terhadap tekanan, ketahanan, kemampuan daya penyesuaian diri, ketelitian,
konsisten, sekaligus kecepatan dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang
diberikan.
Contoh soal kreapelin atau pauli /
Koran
Tips dan cara mengerjakan tes kreapelin
Usahakan jumlah angka yang Anda
dijumlahkan benar dan stabil di masing-masing kolom. Hasilnya akan lebih baik
jika dibandingkan Anda memaksakan diri di awal tes namun menurun di pertengahan
dan akhir tes. Kendalikan diri Anda untuk menghemat tenaga dan waktu sembari
mendengar setiap perintah dari panitia.
Jangan
sekalipun menggunakan pensil mekanis dalam tes kreapelin ini, melainkan pensil
biasa atau pulpen saja sesuai dengan perintah panitia, karena tes ini sangat
terikat dengan waktu. Pensil mekanis ujungnya akan mudah patah atau habis
sehingga memakan waktu untuk menggantinya, mekanisme ini membutuhkan waktu
sekitar 0.5-1 detik. Apabila Anda melakukan reload dalam 10 lajur berarti Anda
telah kehilangan waktu 5-10 detik dan hal ini tentu merugikan Anda sendiri.
Teruslah fokuskan pikiran Anda dalam mengerjakan tes koran ini, dan jangan
memikirkan sesuatu hal selain soal yang sedang Anda kerjakan. Karena jika
sedikit saja Anda lari dari fokus pikiran Anda, hal ini akan mengganggu
konsentrasi, sehingga dapat melambatkan pengisian angka dalam test. Berikut ini
merupakan latihan tes kreapelin telah selesai dikerjakan.
c. Tes EPPS (Edwards Personal
Preference Schedule)
Pada umumnya saat tes epps kita akan
diminta untuk memilih kecenderungan (yang kita sukai) atau sifat yang melekat
pada diri kita sendiri diantara 2 pernyataan. Terkadang ke-2 pernyataan
tersebut tidak ada yang kita sukai atau merupakan sifat kepribadian kita, kita
tetap harus memilih salah satu yang mendekati diri kita. Tujuan tes epps
(edwadrs personal preference schedule) ini untuk mengukur dan meninjau
kepribadian orang dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang mendorongnya dalam
pekerjaan serta sejauh mana sifat yang kita miliki terhadap kococokan dengan
posisi kerja yang kita lamar.
Contoh Lembar Jawaban Soal EPPS
Adapun
contoh option jawaban soal epps sebagai berikut:
A. Saya suka menolong teman bila mereka sedang mengalami masalah
A. Saya suka menolong teman bila mereka sedang mengalami masalah
B. Saya senang melakukan pekerjaan bersama hingga selesai
Tips dan cara mengerjakan soal epps
Sebelum mengerjakan soal epps, nanti
Anda akan diminta oleh panitia penyelenggara psikotes Anda untuk memilih salah
satu kecenderungan yang menurut Anda ada pada diri Anda. Jika jawaban Anda
adalah pernyataan yang pertama Anda diminta melingkari huruf A dan jika Anda
memilih jawaban terhadap pernyataan yang kedua, Anda diminta melingkari
huruf B. Saran saya dalam menjawab pertanyaan soal epps ini kepada Anda
adalah jawablah pertanyaan yang sesuai atau mendekati sifat apa yang dibutuhkan
atas pekerjaan atau posisi yang Anda duduki setelah Anda lulus psikotes dan
diterima kerja nantinya. Jangan menjawab diluar dari itu, walau Anda memiliki
loyalitas tehadap teman namun disini Anda tidak diminta untuk itu, melainkan
keprofesionalan Anda saat berkerja.
d. Tes Analog Verbal (Analog Verbal Test)
Tes
analog verbal ini biasanya terdiri atas 30-40 soal yang berisi
sinonim/antonim/analog suatu kata. Yang dinilaian dalam tes ini yaitu kemampuan
logika Anda terhadap sebuah kondisi, untuk melihat sejauh mana Anda memahami
sebab dan akibat suatu permasalahan dalam pekerjaan.
Contoh soal analog verbal
Hitam ><...... a. biru b.kecil
c.malam d.putih e.gelap
Pola menjawab soal tes analog verbar seperti berikut ini:
Pola menjawab soal tes analog verbar seperti berikut ini:
hitam = gelap jadi, sinonim dari
hitam adalah gelap dan jawabannya e.
Tips dan cara menjawab soal tes
analog verbal
Apabila Anda bermasalah dengan
konsentrasi dan logika, Anda dapat mem-bypass-nya dengan menghafal soal dan
jawaban. Karena beberapa kali saya menghadapi tes ini, dan soal yang diberikan
relatif sama. Lompati soal yang belum bisa Anda jawab ke soal berikutnya, dan
jangan terpaku terhadap satu soal yang belum Anda ketahui karena waktu terus
berjalan.
e. Tes Logika Aritmatika
Tes
logika aritmatika terdiri dari deret angka, yang menjadi penilaian dari tes ini
adalah kemampuan analisa Anda dalam memahami pola-pola atau kecenderungan
tertentu yang berbentuk deret angka dan kemudian memprediksikan hal-hal lain
berdasarkan pola yang ada. Contoh Soal Logika Aritmatika
24
20 16 12 … …
Pola jawabannya: Setiap angka
dikurang 4 maka lanjutan dari deret soal diatas adalah : 8 dan 4.
Tips dan cara mengerjakan soal tes logika aritmatika
Dalam mengerjakan soal ini jangan
terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika saja yaitu
jangan terpaku pada 6-7 angka terdepan dalam deret namun adakalanya Anda
melihat deret secara keseluruhan atau deret angka berikutnya, karena pola bisa
berupa urutan, pengelompokan berurutan maupun pengelompokan loncat angka.
Sekali lagi saya katakan jangan terpaku hanya pada satu soal yang penasaran
ingin Anda pecahkan, lompati ke soal berikutnya yang lebih mudah Anda kerjakan,
karena terkadang soal di bawahnya lebih mudah dipecahkan dibandingkan soal
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk ke efektifan dan keefesienan terhadap waktu
yang diberikan dalam menyelesaikan soal logiaka aritmatika tersebut.
2.
Tes Intelektual
(Tes Potensi Akademik)
a. Tes
Menghafal Cepat
Anda akan
diberikan secarik kertas mengenai kata-kata yang perlu saudara hafalkan dalam
waktu 3 menit.
Setelah 3
menit, kertas tersebut akan diambil kembali oleh pengawas.
Yaitu
seperti contoh :
BUNGA :
melati, kamboja, lavender, anggrek, bougenville
PERKAKAS :
gergaji, pisau, dongkrak, tang, obeng
BUAH :
ceremai, strawberry, rambutan, zaitun, nenas
NEGARA :
indonesia, ekuador, filipina, honduras, Vietnam
KOTA : quebec,
ujung pandang, wamena, yogyakarta, jepara
Contoh :
Kata yang
mempunyai huruf permulaan Q adalah suatu……………
A.
bunga B. perkakas C. buah D.
negara E. kota
Quebec adalah termasuk dalam jenis Kota, sehingga
jawaban yang benar adalah Kota.
Oleh karena itu pilih jawaban E. Kota.
Oleh karena itu pilih jawaban E. Kota.
Contoh berikutnya:
Kata yang mempunyai huruf permulaan R adalah
suatu……………
A. bunga B.
perkakas C. buah D. negara E. kota
Rambutan adalah termasuk dalam jenis Buah, sehingga
jawaban yang benar adalah Buah.
Oleh karena itu pilih jawaban C. Buah.
Oleh karena itu pilih jawaban C. Buah.
b.
CFIT (Culture Fair Intelegence Test)
Contoh soal 1 : disini terlihat masing-masing
kotak terdapat sebuah ranting. Pada kotak pertama ranting tersebut berdiri
tegak, pada kotak kedua ranting ini
terlihat sedikit mirirng ke kanan, kemudian pada otak ke tiga ranting ini bertambah sedikit
kemiringannya. Nah... menurut anda awaban apa yang paling tepat untuk mengisi
kotak yang kosong ini.
kita anggap saja kotak ini terisi dengan bayang-bayang hitam. Pada
kotak kesatu ini, terdapat bayang-bayang hitamnya sedikit, kotak kedua
bayang-bayang hitam bertambah dan kotak ketiga bayang hitamnya bertambah
kembali. Menurut anda jawaban apa yang tepat untuk mengisi kotak kosong ini.
Contoh soal 2 : pada tes ke dua ini terdapat lima
buah gambar, tugas anda adalah mencari 2 buah gambar yang mempunyai bentuk atau
pola gambar yang sama, atau golongan yang sama atau juga perbedaan.
Contoh soal 3 : pada tes ketiga ini anda diminta untuk mengisi
kotak kosong dengan mencari pola bentuk atau gambar selanjutnya. Untuk
memudahkan di dalam mengerjakannya anda dapat menggunakan pola ketiga gambar
pada kotak ini sebagai acuan atau pedoman.
Contoh soal 4 : pada tes ke empat disini
terdapat satu buah kotak yang didalamna terdapat beberapa buah gambar. Tugas
anda adalah mencari kotak yang mempunyai pola bentuk atau gambar yang hampir
sama dengan kotak yang berada disebelah pook kiri.
Penilaian :
TEST 1
|
TEST 2
|
TEST 3
|
TEST 4
|
||||||
1
|
B
|
1
|
B - E
|
1
|
E
|
1
|
B
|
||
2
|
C
|
2
|
A - E
|
2
|
E
|
2
|
A
|
||
3
|
B
|
3
|
A - D
|
3
|
E
|
3
|
D
|
||
4
|
D
|
4
|
C - E
|
4
|
B
|
4
|
D
|
||
5
|
E
|
5
|
B - E
|
5
|
C
|
5
|
D
|
||
6
|
B
|
6
|
A - D
|
6
|
D
|
6
|
B
|
||
7
|
D
|
7
|
B - E
|
7
|
E
|
7
|
C
|
||
8
|
B
|
8
|
B - E
|
8
|
E
|
8
|
D
|
||
9
|
F
|
9
|
A - D
|
9
|
A
|
9
|
A
|
||
10
|
C
|
10
|
B - D
|
10
|
A
|
10
|
D
|
||
11
|
B
|
11
|
B - D
|
11
|
F
|
||||
12
|
B
|
12
|
C - D
|
12
|
C
|
||||
13
|
E
|
13
|
B - C
|
13
|
C
|
||||
14
|
A - B
|
||||||||
SCORE CFIT
|
|||||||||
1 - 13 = K
|
|||||||||
1 - 20 = S
|
|||||||||
21 - 30 = T
|
|||||||||
Lembar jawaban CFIT :
c.
LEAD
Pada tes ini
terdapat 12 situasi dimana anda terlibat di dalamnya. Pikirkanlah apa yang anda
lakukan di dalam situasi tersebut. Kemidian anda diminta untuk memilih salah
satu pilihan/alternative yang anda anggap paling menggambarkan tindakan anda.
SCORE LEAD
|
0 - 3 = K
|
4 - 13 = S
|
14 - ... = T
|
d.
TIU (Tes Intelegensi Umum)
Pada tes ini terdapat 5 buah jawaban (1 sampai5) dengan berpedoman pada
pola bentuk atau gambar dari A dan B. Anda diminta untuk melanutkan pola atau
gambar dari C. Kita lihat dari contoh soal pertama, pola gambar A adalah sebuah
lingkaran besar dan pola gambar B adalah
sebuah lingkaran kecil. Dengan berpedoman pada pola bentuk atau gambar A dan B
maka jawaban yang tepat untuk melanjutkan pola atau bntuk dari gambar C
adalah.....
Cara
menjawabnya adalah dengan memberikan tanda silang pada gambar atau pada lembar
jawaban saudara.
TIU
|
|||||||
1
|
2
|
11
|
5
|
21
|
3
|
||
2
|
5
|
12
|
4
|
22
|
3
|
SCORE TIU
|
|
3
|
4
|
13
|
5
|
23
|
4
|
1 - 10 = K
|
|
4
|
4
|
14
|
3
|
24
|
4
|
11 - 20 = S
|
|
5
|
5
|
15
|
2
|
25
|
5
|
21 - 30 = T
|
|
6
|
4
|
16
|
2
|
26
|
1
|
||
7
|
5
|
17
|
2
|
27
|
2
|
||
8
|
2
|
18
|
3
|
28
|
5
|
||
9
|
5
|
19
|
1
|
29
|
3
|
||
10
|
3
|
20
|
4
|
30
|
4
|
Itulah bentuk tes psikotes yang sudah saya
lengkapi dengan tips mengerjakan soal-soal psikotes tersebut. Semoga dengan bentuk
tes psikotes tersebut bisa membuat Anda lulus PSIKOTES dan Anda diterima di
lembaga, perusahaan/PT baru yang lebih "baik". Tes PSIKOTES itu
sebenarnya mudah apabila kita tahu trik untuk menghadapinya, gampang untuk
dikerjakan apabila tahu cara menjawabnya.
3.
Wawancara
Contoh wawancara sebagai berikut :
1.
Jelaskan dengan singkat tentang diri anda ?
Pertanyaan ini sering diajukan saat
awal wawancara. Anda dapat memberikan jawaban dengan menjadikan surat lamaran
dan resume anda sebagai dasar. Mengenai latar belakang pendidikan, pengalaman,
serta segala kelebihan dan kemampuan (skill) yang anda miliki. Tetapi jangan
mengulang secara keseluruhan. Jika pertanyaan ini ditanyakan saat awal
wawancara, anda dapat lebih luas dalam memberikan jawaban mengenai diri anda.
Tetapi jika anda menjumpai pertanyaan tersebut pada akhir wawancara, jangan
banyak mengulang jawaban yang telah anda kemukakan sebelumnya. Gunakan
kesempatan ini untuk menambahkan segala kelebihan tentang diri anda yang belum
tercakup dalam jawaban anda sebelumnya.
2.
Bagaimana anda menggambarkan diri anda sendiri dalam satu kalimat ?
Sama dengan pertanyaan no. 1. Hanya
saja saat ini anda harus lebih fokus dalam memberikan penjelasan dengan
kata-kata pilihan yang lebih singkat. Fokuskan hanya mengenai kelebihan dan
kemampuan (skill) anda. “Saya adalah orang yang selalu termotivasi untuk meraih
cita-cita pada masa depan, dapat bekerja dengan baik secara berkelompok maupun
sendiri, memiliki kemampuan memimpin dan bernegosiasi dengan baik serta mampu
berkomunikasi dalam tiga bahasa asing secara aktif, lisan maupun
tulisan“.
3.
Mengapa anda memilih berkarir di perusahaan kami ?
Jangan memberikan jawaban tentang
harapan anda yang berhubungan dengan uang, seperti : gaji, bonus, tunjangan
atau cuti pegawai. Tetapi karena anda ingin menerapkan ilmu dan kemampuan yang
telah anda miliki dengan terus belajar mengenai kemajuan teknologi yang ada di
perusahaan tersebut. Yang dapat membuat anda akan selalu belajar hal baru. Dan
karena adanya kesempatan memperoleh jenjang karir yang luas dengan dukungan
program pengembangan sumber daya manusia yang baik (berilah sedikit contoh dari
hasil pengetahuan yang anda peroleh mengenai perusahaan tersebut). Sehingga
diri anda akan terus berkembang.
4.
Mengapa anda tertarik untuk memilih posisi ini ?
Seperti jawaban untuk pertanyaan no.
3. Tetapi lebih spesifik tentang posisi yang anda tuju karena sudah menyangkut
tentang jabatan dan tanggungjawab yang akan anda emban nantinya. Sebutkan bahwa
posisi tersebut memiliki kesesuaian dengan latar belakang pendidikan, keahlian
serta pengalaman yang anda miliki. Serta adanya kemungkinan untuk mempelajari
hal baru yang terus berkembang (sebutkan seperti apa ?) yang ditawarkan melalui
posisi tersebut. Sehingga anda akan terus belajar dan selalu memperoleh
pengalaman baru.
5.
Anda seorang yang baru saja lulus. Apakah anda senang bersekolah di jurusan /
universitas tersebut ?
Ya, sangat senang !. Ceritakan
mengenai aktifitas anda selama bersekolah, bahwa anda benar-benar menikmati
menempuh pendidikan di jurusan / universitas tersebut dan tidak pernah menyesal
akan pilihan anda. Anda telah melakukan berbagai aktivitas kampus dan memiliki
peran didalamnya (contoh : mendapat kesempatan menjadi asisten dosen, diberi
kepercayaan untuk mewakili sekolah dalam mengikuti festival teknologi
informasi, dll). Dan anda telah yakin sebelumnya, dapat meraih cita-cita
melalui jurusan tersebut pada universitas yang telah anda pilih.
6.
Apa yang orang lain katakan tentang diri anda ?
Perusahaan menginginkan pegawai yang
tanggap terhadap masalah yang dihadapi perusahaan, program jangka panjang yang
dikembangkan serta target yang ingin dicapai. Pertanyaan ini mengenai sikap dan
kepemimpinan anda, kemampuan bergaul / bersosialisasi, kerelaan / kepedulian
anda terhadap sekeliling. Tetapi tetap tertuju pada kesempatan dalam mengejar
cita-cita. Kemampuan anda dalam bernegosiasi, memberikan jalan keluar bagi
penyelesaian perselisihan atau kerjasama dalam suatu pengalaman berorganisasi
pada kelompok masyarakat dapat anda sebutkan.
7.
Mengapa anda memutuskan untuk pindah pekerjaan ?
Seperti jawaban untuk pertanyaan no.
3 dan 4. Anda menginginkan tantangan, kesempatan mengembangkan diri dan jalan
untuk meraih cita-cita yang lebih baik, yang anda yakin dapat di peroleh
melalui perusahaan yang baru ini.
8.
Apa kelebihan dan kekurangan / kelemahan anda ?
Melalui pertanyaan ini pewawancara
ingin mengetahui kedewasaan anda. Seberapa jauh anda mampu melihat diri anda
sendiri. Jadikan lingkup tugas (job description) sebagai pijakan untuk
menjelaskan tentang kelebihan anda, meskipun tidak seluruhnya. Jangan menjawab
anda tidak memiliki kekurangan sama sekali. Setiap orang pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan. Tetapi yang dimaksud disini adalah bagaimana anda
mengatasi kekurangan pada diri anda atau mengisinya dengan hal yang bermanfaat.
jadikan kelemahan anda menjadi sesuatu yang bernilai positif. Jangan terlalu
banyak menyebutkan kekurangan anda. Satu atau dua hal sudah cukup untuk
menjawabnya.
Contoh : “Saat pekerjaan dikantor
menumpuk dan jika telah tiba dirumah, saya selalu merasa khawatir akan esok
hari. Perusahaan mana yang harus saya survey sebelum saya berangkat untuk
menemui nasabah baru dan memulai rapat dengan para undangan ?. Hal ini akhirnya
selalu mendorong saya membuat daftar kegiatan agar dapat mengatur waktu untuk
besok, meskipun telah larut malam dan dalam kondisi lelah. Terkadang saya merasa
terganggu. Tetapi setelah melewati satu hari saja, saya merasakan bahwa apa
yang saya lakukan pada malam sebelumnya ternyata berguna bagi saya dalam meraih
target“.
9.
Bagaimana anda mengukur kesuksesan anda ?
Seperti halnya saat belajar di
perguruan tinggi. Contoh : kesuksesan bagi diri anda adalah memenuhi target
yang telah anda tentukan sebelumnya selama hal tersebut memenuhi ketentuan yang
disyaratkan oleh pihak perguruan tinggi. Yaitu, dapat meraih IPK lebih dari
3.50, lulus dalam waktu 3 tahun atau masuk dalam peringkat lima besar. Saat ini
anda perlu memahami kewajiban yang menjadi tanggungjawab anda nantinya dalam
berkarir, sebagai persiapan menjawab pertanyaan ini. Lihatlah dahulu deskripsi
pekerjaannya dan pengetahuan anda tentang posisi yang anda tuju. Kesuksesan
anda adalah keberhasilan dalam menyelesaikan tugas yang menjadi wewenang anda
atau bahkan mencapai prestasi yang lebih tinggi. Pewawancara tidak
menitikberatkan pada kewajiban anda. Tetapi lebih kepada rencana bagaimana anda
mencapai target yang anda terapkan yang sesuai dengan kemampuan yang anda
miliki. Akan lebih baik jika anda sertai dengan contoh keberhasilan dalam
mencapai target yang anda tentukan, yang pernah anda raih pada pekerjaan
sebelumnya.
10.
Berapa lama anda akan tetap bergabung dengan perusahaan kami ?
Pewawancara ingin mengukur motivasi
dan tujuan anda dalam berkarir nantinya. Jangan menjawab dengan memberikan
jangka waktu tertentu (misal : selama 10 tahun atau selamanya sampai pensiun).
Jangan !. Bukankah anda belum pernah bekerja pada perusahaan tersebut ?. Tetapi
tunjukkan keinginan anda dengan jawaban, bahwa selama mendapatkan kesempatan
untuk selalu dapat belajar, mengembangkan karir, menerapkan ilmu dan keahlian
yang anda miliki, maka untuk apa anda pindah ?. Anda akan tetap bergabung
diperusahaan tersebut. Tetapi jika sebaliknya, maka berkarir pada perusahaan
lainnya adalah lebih baik bagi anda. Tanpa menunggu waktu lebih lama
lagi.
11.
Apakah anda juga melamar pekerjaan pada perusahaan lainnya ?
Ya !. Jawab saja dengan jujur.
Pertanyaan ini biasanya diajukan kepada seorang fresh graduate. Pewawancara
ingin mengukur semangat anda. Bukan berarti jika anda melamar ke beberapa
perusahaan akan membuat pewawancara merasa diremehkan. Bukan begitu. Seberapa
banyak anda melamar pekerjaan menunjukkan antusiasme anda untuk segera mungkin
berkompetisi dalam meraih karir, telah merasa siap untuk masuk ke dalam dunia
yang penuh dengan persaingan ini. Tetapi jika anda bukan fresh graduate dan
mendapatkan pertanyaan ini, maka berhati-hatilah dalam menjawab. Jangan
memberikan jawaban seperti diatas. Pewawancara ingin mengukur seberapa jauh
keseriusan anda, apa yang sebenarnya menjadi motivasi anda melamar pekerjaan
pada perusahaan ini ?
Jika anda menjawab bahwa anda telah
melamar pada beberapa perusahaan, untuk jabatan yang berbeda-beda, hal ini
bukan cara yang baik. Akan timbul pertanyaan, ada apa dengan diri anda ?. Bisa
jadi, kesan yang muncul adalah anda orang yang memiliki masalah pada pekerjaan
sebelumnya. Atau hanya ingin “asal mendapatkan” pekerjaan. Tidak memfokuskan
diri dalam berkarir.
12.
Seberapa jauh anda mengenal perusahaan kami ?. Apa yang anda ketahui tentang
perusahaan kami ?.
Sebelum proses seleksi dimulai,
dapatkan secukupnya informasi tentang perusahaan tersebut di internet, media
massa atau melalui presentasi yang disampaikan. Jenis bidang usaha, prestasi,
visi dan misi perusahaan dapat anda jadikan sebagai kata kunci dalam memberikan
penjelasan anda. Dan disinilah hasil dari persiapan yang anda buat sebelum wawancara
akan berguna.
13.
Mengapa anda memilih jurusan … (jurusan yang anda pilih saat menempuh
pendidikan formal) ?
Karena bidang keahlian yang anda
tekuni akan selalu berkembang seiring dengan bertambahnya waktu. Jika
berkembang, maka anda akan terus belajar. Dan anda yakin bahwa jurusan tersebut
merupakan “jembatan” anda menuju keberhasilan karir. Serta jelaskan, sejauh
mana diri anda terbentuk melalui keahlian dan ilmu pengetahuan yang telah anda
peroleh selama menekuni bidang tersebut.
14.
Mengapa saat kuliah, pada semester kedua anda pindah ke lain jurusan ?
Pewawancara ingin mengetahui sejauh
mana loyalitas dan komitmen anda dalam menekuni bidang yang anda pilih. Anda
memang ingin mengembangkan diri anda karena adanya peluang yang lebih baik pada
jurusan yang baru (misal, kesempatan berkarir yang dapat meningkat lebih tinggi
atau ilmu yang akan dipelajari selalu berkembang lebih dan lebih luas) atau
hanya karena faktor lain ?.
15.
Jika anda mempunyai waktu senggang setelah bekerja / sekolah, apa yang anda
lakukan ?
Pertanyaan ini berfungsi sebagai
jeda / istirahat sejenak bagi anda. Pewawancara memberi kesempatan bagi anda
untuk menghilangkan ketegangan. Dengan harapan anda dapat lebih tenang saat
menjawab pertanyaan lain setelah ini. Tetapi penjelasan anda pada jawaban ini
haruslah tetap bertujuan untuk membentuk gambaran bahwa betapa berkualitasnya
waktu yang telah anda lewatkan. Hobi, kegiatan ekstra sekolah, menjalankan
bisnis keluarga atau aktifitas sosial yang anda kerjakan selama ini dapat anda
ceritakan untuk lebih menggambarkan tentang aktifitas diri anda dalam mengisi
waktu luang. Karena pertanyaan ini juga merupakan kesempatan untuk menambahkan
kelebihan-kelebihan anda yang belum sempat anda utarakan saat menjawab
pertanyaan sebelumnya.
16.
Apa yang anda harapkan dari kami / perusahaan ini ?
Jangan memberikan jawaban tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan uang atau cuti pegawai. Bukan itu !.
Pewawancara ingin mengetahui seberapa besar keinginan anda untuk berkembang.
Ini kesempatan anda untuk berbicara mengenai keinginan anda untuk memperoleh
pelatihan, pendidikan, pengembangan diri lainnya (seperti : pertukaran pegawai,
kesempatan magang pada perusahaan induk atau cabangnya yang berada diluar
negeri) dan perencanaan karir jangka panjang. Tetapi, sebelumnya anda harus
tahu program pengembangan pegawai seperti apa saja yang mungkin ada
diperusahaan tersebut. Dan sesuaikan dengan kapasitas anda pada jabatan yang
anda duduki nantinya. Sehingga anda tidak kesulitan apabila ditanya tentang
satu atau dua jenis program seperti apa saja yang memang ada pada perusahaan
tersebut.
17.
Apa yang menjadi pertimbangan anda dalam berkarir ?
Tersedianya jenjang karir, penerapan
ide dan ilmu pengetahuan, pengembangan diri / kesempatan belajar (pelatihan,
jenjang pendidikan yang lebih tinggi). Jangan memberikan jawaban yang
berhubungan dengan uang, tunjangan atau kesempatan cuti. KELUARGA
18.
Apakah anda sudah berkeluarga ? Apakah anda bangga / bahagia dengan keluarga
anda ?
Perusahaan selalu menginginkan
pegawai yang memiliki kondisi stabil. Bukan seorang yang banyak masalah. Dan
faktor keluarga adalah salah satu dasarnya, yang juga memiliki peran dalam
mendukung karir seseorang. Jika anda merasa bahagia, dengan kondisi keluarga
yang tenang akan memungkinkan anda lebih berkonsentrasi akan karir yang ingin
anda raih. Tetapi jika sebaliknya, maka bagaimana anda dapat lebih fokus kepada
bidang pekerjaan yang anda tangani nantinya?. “Tentu, bangga dan sangat
bahagia. Karena keluarga saya selalu mendukung dan memberi kesempatan kepada
saya dalam berkarir. Dan keluarga sayapun merasa bangga dan senang kepada diri
saya dengan prestasi dan karir yang telah saya raih hingga saat ini “.
19.
Bagaimana anda bergaul dengan orang lain ?
Pewawancara ingin mengetahui
kemampuan anda dalam bergaul dengan orang lain dan kegiatan / aktifitas sosial
anda. Anda tidak perlu menyebutkan seluruh aktifitas sosial yang anda geluti,
karena jawaban tersebut akan dapat mempengaruhi pewawancara memberikan
penilaian yang kurang terhadap diri anda. Dengan banyaknya aktifitas sosial
terkadang pewawancara merasa khawatir tentang porsi waktu yang lebih besar akan
lebih tercurah untuk aktifitas lain diluar pekerjaan anda dibandingkan
perhatian anda pada perusahaan tersebut nantinya. Tetapi, sebaiknya lebih
jadikan pertanyaan ini sebagai suatu kesempatan untuk menyampaikan kelebihan
anda dalam bernegosiasi, strategi / cara anda mengatasi konflik yang pernah
timbul dan kemampuan anda membina relasi dengan banyak orang, selama anda
beraktifitas dalam kegiatan sosial yang pernah anda ikuti. KEAHLIAN, PENGALAMAN
DAN RENCANA KE DEPAN
20.
Apa yang dapat anda berikan kepada kami (perusahaan) ?
Keahlian dan pengalaman yang sesuai
dan gunakan job description pada posisi yang anda tuju sebagai dasar. Serta
tambahkan dengan menyebutkan prestasi anda (dalam bidang akademik atau bidang
lainnya), pendidikan tambahan / kursus yang pernah anda ikuti untuk melengkapi
jawaban anda.
21.
Bagaimana anda menggambarkan diri anda saat 5 (lima) tahun kedepan ?
Jangan memberikan jawaban bahwa anda
“ingin tetap bergabung dalam perusahaan ini”. Tidak ada yang mengetahui dengan
pasti berkarir dimana anda lima tahun mendatang nantinya. Atau anda menjawab
“ingin menjadi kepala bagian keuangan”. Jangan !. Sama halnya anda hanya ingin
mengincar jabatan. Tetapi gunakan “job description” untuk posisi yang anda tuju
sebagai pijakan. Bahwa anda akan terus menjadi orang yang berkembang dan
berprestasi. Serta seluruh target perusahaan / kewajiban yang ingin dipenuhi
telah berhasil dicapai. Contoh : “Saya bercita-cita, disaat akhir tahun keempat
saya dapat menyelesaikan penelitian tentang pengolahan limbah pabrik. Dan
masing-masing perguruan tinggi, utamanya yang berada di ibu kota propinsi
daerah jawa, telah menggunakan software hasil riset perusahaan ini untuk
pengembangan kawasan bebas polusi yang berkesinambungan. Disaat memasuki tahun
kelima, hasil pengembangan tersebut dapat dijadikan tolok ukur bagi daerah
pesisisir lainnya dan luar jawa untuk penerapan teknologi kelautan“. Atau:
“Saya bercita-cita, disaat pertengahan tahun ketiga saya telah menyelesaikan
penelitian mengenai perilaku nasabah pada tiga bank dalam satu propinsi. Dan
diakhir tahun ketiga dapat selesai menerapkan hasil penelitian tersebut pada sistem
pemasaran. Agar bank ini (tempat anda bekerja nantinya) dapat meraih prestasi
sebagai bank yang memiliki transaksi melalui ATM-nya tidak pernah mati dalam
setiap bulannya, dalam lingkup seluruh pulau Jawa. Dan diakhir tahun kelima,
tepat pada saat audit lima tahunan, bank ini berhasil mencapai prestasi
memiliki nasabah pengguna kartu kredit terbanyak dengan jumlah kredit macet
paling kecil dalam skala Jawa - Bali“.
22.
Anda memiliki pengalaman berorganisasi selama dua tahun, apa saja manfaatnya
bagi diri anda ?
Intinya, diri anda telah terbentuk
dengan baik melalui organisasi yang anda ikuti tersebut. Maka jawaban anda
harus menunjukkan tentang kemampuan dan peran anda dalam bekerja sama dalam
suatu kelompok (team) maupun bekerja sendiri. Serta tindakan anda terhadap
atasan, rekan yang sejajar dan perlakuan kepada bawahan anda. Itu semua yang
ingin didapat oleh pewawancara.
23.
Apa yang anda peroleh dari pekerjaan sebelumnya, yang dapat anda terapkan jika
menduduki posisi ini nantinya?. Apa rencana jangka panjang anda ?
Sama dengan pertanyaan no. 20 dan
21. Jawaban anda juga lebih kepada pengalaman dan kemampuan dalam suatu bidang
pekerjaan anda. Dengan menunjukkan prestasi yang anda raih dalam mencapai
target yang ingin di wujudkan perusahaan tempat anda bekerja sebelumnya.
Pewawancara akan menilai jawaban anda “logis atau tidak”. Gunakan job
description sebagai dasar untuk merencanakan target anda saat memegang posisi
tersebut nantinya. Jangan memberikan jawaban “Saya tidak dapat memastikan hal
tersebut “. Tetapi, berilah penekanan pada skill, ketertarikan pada bidang
teknologi atau pengembangan ilmu yang telah anda peroleh selama sekolah.
24.
Mengapa kami harus memilih anda ?.
Mengapa anda merasa bahwa anda
orang yang sesuai untuk menduduki jabatan ini ?
Karena anda adalah orang yang
memiliki beberapa kelebihan dan keahlian (sebutkan dan pilih yang relevan
dengan kualifikasi yang disyaratkan oleh perusahaan). Jangan menyebut calon
pegawai lain dan membandingkannya dengan diri anda, meskipun anda yakin jika
kemampuan diri anda lebih dari peserta lainnya. Tetapi fokuslah kepada keahlian
dan kemampuan yang dapat anda berikan untuk perusahaan.
25.
Kegiatan apa yang anda kerjakan selama bersekolah ?
Seorang fresh graduate akan sering
menjumpai pertanyaan ini. Anda dapat menceritakan aktifitas anda dalam kegiatan
sosial, penelitian atau kemahasiswaaan yang berhubungan dengan orang lain.
Pewawancara bukan semata-mata ingin mengetahui jenis kegiatan anda. Tetapi
lebih untuk mengukur sejauh mana anda dapat bergaul dengan orang lain,
perencanaan yang dilakukan secara berkelompok, kerja sama dalam satu kelompok
serta tindakan apa saja yang pernah anda lakukan untuk mengatasi masalah yang
timbul. Sebutkan juga keberhasilan dan keahlian yang anda peroleh setelah
mengikuti kegiatan tersebut.
26.
Sanggupkah anda bekerja dibawah tekanan ?. Dan bagaimana anda menangani tekanan
yang timbul ?
Jangan mengatakan anda tidak pernah
mengalami tekanan saat bekerja. Setiap orang yang bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun pernah mengalami suatu kondisi bekerja dibawah tekanan.
Terkadang mereka harus dapat memberikan keputusan yang tepat dengan pilihan
yang sulit, atau menyelesaikan tugas pekerjaan dalam waktu yang sempit.
Berikanlah contoh tentang situasi yang pernah anda alami dan strategi apa saja
yang anda terapkan disaat anda harus menyelesaikan tugas dengan permasalahan
yang kompleks dan harus selesai dalam waktu yang singkat. Tidak ada jawaban
benar atau salah. Pewawancara ingin mengetahui tentang strategi yang anda buat
dan keberhasilan saat mengatasi masalah-masalah dalam bekerja yang pernah anda
alami.
BAB 3
Kepemimpinan dalam Suatu Organisasi
Kepemimpinan adalah serangkaian
upaya dari pemimpin dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian
rupa sehingga para bawahannya dapat bekerja dengan baik, bersemangat tinggi,
dan mempunyai disiplin serta tanggung jawab yang tinggi pula terhadap atasan.
Indikatornya adalah (1) kejelasan pimpinan dalam memberi perintah; (2) pandai
membaca situasi dan peka terhadap saran dan masukan; (3) pemberian penghargaan,
teguran maupun pujian; (4) tinggi rendahnya tingkat kreativitas pimpinan dalam
menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik; (5) menciptakan disiplin diri
dan disiplin kelompok; dan (6) kesediaan pihak atas dalam memberikan bimbingan,
pengarahan, maupun contoh-contoh kepada bawahan.[6]
Berikut
ini dipaparkan berbagai gaya kepemimpinan:
1.
Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2.
Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic.
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
3.
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil
di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian
masalah yang dihadapi.
4.
Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan didasarkan atas hubungan saling
mempengaruhi antara;
Tingkat bimbingan dan arahan yang diberikan pemimpin (prilaku tugas)
Tingkat bimbingan dan arahan yang diberikan pemimpin (prilaku tugas)
a. Tingkat dukungan sosioemosional
yang disajikan pemimpin (prilaku hubungan).
b. Tingkat kesiapan yang
diperlihatkan bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau tujuan tertentu (kematangan
bawahan).
Untuk lebih mengerti secara mendalam
tentang Kepemimpinan Situasional, perlu bagi kita mempertemukan antara gaya
kepemimpinan dengan kematangan bawahan karena pada saat kita berusaha
mempengaruhi orang lain, tugas kita adalah:
a. Mendiagnosa tingkat kesiapan bawahan
dalam tugas-tugas tertentu.
b. Menunjukkan gaya kepemimpinan
yang tepat untuk situasi tersebut.
Pandangan lain tentang jenis gaya
kepemimpinan yaitu:
1. Memberitahukan, Menunjukkan,
Memimpin, Menetapkan (telling-directing).
2. Menjual, Menjelaskan, Memperjelas,
Membujuk (selling-coaching)
3. Mengikutsertakan, memberi semangat,
kerja sama (participating-supporting).
4. Mendelegasikan, Pengamatan, Mengawasi,
Penyelesaian (delegating)
Menurut Hersey, Blanchard dan
Natemeyer ada hubungan yang jelas antara level kematangan/kedewasaan
orang-orang dan atau kelompok dengan jenis sumber kuasa yang memiliki
kemungkinan paling tinggi untuk menimbulkan kepatuhan pada orang-orang
tersebut. Kepemimpinan situational memandang kematangan sebagai kemampuan dan
kemauan orang-orang atau kelompok untuk memikul tanggungjawab mengarahkan
prilaku mereka sendiri dalam situasi tertentu. Maka, perlu ditekankan kembali
bahwa kematangan merupakan konsep yang berkaitan dengan tugas tertentu dan
bergantung pada hal-hal yang ingin dicapai pemimpin.
Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kematangan tidak mampu
dan tidak ingin maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin
bawahan seperti ini adalah Gaya Telling, yaitu dengan memberitahukan,
menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik.
2. Tingkat kematangan tidak mampu
tetapi mau, untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan
adalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas,
Membujuk.
3. Tingkat kematangan mampu tetapi tidak
mau/ragu-ragu maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah
Gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk mengambil
keputusan.
4. Tingkat kematangan mampu dan mau
maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan
wewenang dengan menerapkan system control yang baik.
Bagaimana cara seseorang memimpin
haruslah dipengaruhi oleh kematangan orang yang di pimpin/ kematangan kinerja
bawahan supaya tenaga kepemimpinannya efektif dan juga pencapaian hasil
optimal. Jika kinerja bawahan dapat mempengaruhi kinerja pimpinan, maka
sebaliknya pemimpin dengan kinerjanyapun dapat mempengaruhi kinerja bawahan.[7]
BAB
4
Teknologi di Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja
Yang dimaksud dengan teknologi dalam
bahasan ini yang pertama adalah penerapan keilmuan yang mempelajari dan
mengembangkan kemampuan dari suatu rekayasa dengan langkah dan teknik tertentu
dalam suatu bidang. Artinya teknologi bukan dalam arti fisik namun merupakan
sistim pemecalah masalah. Sementara itu teknologi secara fisik adalah aplikasi
ilmu dan engineering ntuk mengembangkan mesin dan prosedur agar memperluas dan
memperbaiki kondisi manusia atau paling tidak memperbaiki efisiensi manusia
pada beberapa aspek. Jadi kedua pengertian teknologi baik secara fisik maupun
nonfisik yang diaplikasikan dalam suatu organisasi keduanya berpengaruh pada
kinerja.
Perkembangan teknologi amat pesat
dan berpengaruh . Suatu organisasi atau lembaga cepat atau lambat merespon
fenomena tersebut. Sebagai contoh sebuah organisasi pendidikan yaitu sekolah
yang sebelumnya belum menggunakan komputer, seiring perkembangan dan kebutuhan
maka kini menggunakannya. Bahkan lebih jauh lagi internetpun sudah
diaplikasikan dalam pembelajaran. Tentu saja kinerja yang ada di lembaga
tersebut, baik kepala sekolah, guru, staf, dan siswa secara sistemik harus
meresponnya secara positif. Dengan adanya fenomena tersebut maka setiap
individu harus belajar untuk menguasai teknologi. Jadi tidak ada lagi istilah
’gaptek’ atau ’gagap teknonogi’. Teknologi dan informasi yang diaplikasikan
dalam organisasi atau lembaga tersebut mempengaruhi kinerja untuk mencapai
’achievement’ dan iklim tecnology literacy. Aplikasi teknologi pada contoh
tersebut berlaku secara fisik yaitu penggunaan teknologi berbentuk mesin untuk
mempermudah dan meningkatkan kinerja, dan secara nonfisik yaitu aplikasi
terhadap pemanfaatan, pendesainan, pengembangan, pengelolaan dan evaluasi keseluruhan
sistem.[8]
PENUTUP
Dalam bahasan di atas dapat kita
cermati bahwa begitu berpengaruhnya lingkungan kerja pada kinerjanya. Visi dan
misi organisasi atau lembaga, motivasi, sistem rekrutmen dan seleksi,
kepemimpinan dan teknologi di dalamnya harus direspon. Oleh karenyanya dalam
hal ini peran Teknologi Kinerja atau Human Performance teknology amatlah urgen.
DAFTAR PUSTAKA
2. http://organisasi.org/jenis_dan_macam_gaya_kepemimpinan_pemimpin_klasik_otoriter_demokratis_dan_bebas_manajemen_sumber_daya_manusia.
Dikunjungi 25 juni 2016.
3. http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=79994&lokasi=lokal.
Dikunjungi 25 juni 2016
Dikunjungi 25 juni 2016
4. http://id.wikipedia.org/wiki/TEORI_MOTIVASI".
Dikunjungi 25 juni 2016
5. http://eprints.ums.ac.id/832/1/Artikel_6_Vera_P,_2.pdf.
Dikunjungi 25 juni 2016
6. Maslow, Abrahan Harold et all. 1987.
Motivation and Personality. 3rd Edition.Harper and Row.
7. Northouse, Peter
Guy.2006.Leadership: Theory and Practice. 4th Edition. SAGE
8.
Stolovitch Harold D & Erica J.Keps (1992 ),Handbook of
Human Performance Technology, Jossey-Bass Publisher.
[1] Prawiradilaga, Dewi
Salma&Eveline Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan.Jakarta:Prenada
Media
[7]http://organisasi.org/jenis_dan_macam_gaya_kepemimpinan_pemimpin_klasik_otoriter_demokratis_dan_bebas_manajemen_sumber_daya_manusia.
Dikunjungi 25 juni 2016
[8] Stolovitch
Harold D & Erica J.Keps (1992 ),Handbook of Human Performance Technology,
Jossey-Bass Publisher.