Senin, April 01, 2019

jaringan komputer LAN dengan menggunakan Software Cisco Packet Tracer


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
PT. Taman Safari Indonesia CMB Jakarta adalah suatu lembaga nonstruktural yang bertugas sebagai instansi kantor pusat untuk mengkoordinasikan bisnis unit terkait di setiap daerah.  Teknologi internet sangat di perlukan untuk melakukan koordinasi, baik antar departement atau cabang yang berada di masing-masing profinsi seperti Taman Safari Bogor I, Taman Safari Prigen II, dan Taman Safari Bali III. Oleh karena itu, CMB Taman Safari Indonesia perlu didukung dengan performa teknologi networking yang baik. CMB Taman Safari Indonesia telah mengggunakan networking didalam pelaksanaan aktifitas kerja setiap harinya. Namun sangat disayangkan karena sistem networking pada CMB Taman Safari Indonesia sampai saat ini belum di manajemen dengan baik. Hal ini menyebabkan beberapa masalah dalam menjalankan operasinya setiap hari.
Beberapa masalah yang dihadapi seperti kebutuhan internet, dalam menjalankan aktifitas kinerja bandwidth dari ISP (Internet Service Provider) dibagi rata kepada semua departemen, padahal setiap departemen membutuhkan tingkat kebutuhan koneksi internet yang berbeda-beda. CMB Taman Safari Indonesia belum menggunakan VLAN yang berfungsi membagi jaringan mereka agar mengurangi resiko gangguan jaringan secara global. Hal ini menyebabkan apabila terjadi peningkatan aktifitas pada suatu departemen yang menggunakan internet dapat mengganggu aktifitas para bisnis unit  lainnya yang juga membutuhkan koneksi internet.Di tempat ini penulis ingin mengimplementasikan  manajemen jaringan komputer LAN di CMB Taman Safari Indonesia dengan menggunakan Software Cisco Packet Tracer sebagai bahan penulisan Skripsi. Diharapkan sistem networking yang baru nanti dapat berfungsi lebih efektif dan dapat mengatasi masalah-masalah yang terdapat pada sistem network yang ada dalam CMB Taman Safari Indonesia.



1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut yaitu sebagai berikut:
1.        Bagaimana merancang  jaringan komputer LAN dengan menggunakan Software Cisco Packet Tracer  ?
2.        Bagaimana cara menerapkan managemen jaringan dengan menggunakan Software Cisco Packet Tracer ?
3.        Bagai mana cara menganalisa jaringan komputer LAN dalam sebuah jaringan dengan mengunakan  Software Cisco Packet Tracer ?

1.2               Tujuan Penelitian
Tujuan dari analisis Troubleshooting Jaringan Komputer LAN  Pada CMB Taman Safari Indonesia Menggunakan Software  Cisco Packet Tracer adalah sebagai berikut :
1.    Menganalisis konfigurasi jaringan komputer LAN pada CMB Taman
     Safari Indonesia yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth,           pengaturan proxy, firewafll,security, hotspot,dan network management
     tools.
2.  Membagi IP setiap departemen di CMB Taman Safari Indonesia
     dengan VLAN.
3.  Merancang Topologi Jaringan Komputer LAN dengan menggunakan Software Cisco Packet Tracer.
4. Menghasilkan referensi untuk pengembangan lebih lanjut untuk topik serupa.

1.4  Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a.     Dapat menjadi sarana untuk melatih kemampuan yang dimiliki penulis tentang penerapan manajemen jaringan komputer LAN dengan menggunakan Software Cisco Packet Tracer dan implementasinya serta simulasi  sehingga dapat menambah wawasan penulis.
b.    Mengerti dan memahami cara kinerja jaringan komputer LAN  Software Cisco Packet Tracer.
c.     Mengerti dan memahami konsep jaringan komputer LAN dan dapat di implementasikan.
d.    Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.
e.     Sebagai portofolio untuk penulis yang berguna untuk masa yang akan datang.
f.     Sebagai Tolak ukur terhadap apa yang sudah di dapat oleh penulis semasa kuliah.
2. Bagi Universitas
a.                 Memberikan gambaran seberapa jauh mahasiswa dapat menerapkan ilmunya.
b.                Dapat menjadi sumbangan Skripsi dalam disiplin ilmu teknologi informasi khususnya bidang jaringan komputer.
c.                 Dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya, khususnya dalam  penanganan manajemen jaringan.
3. Bagi Instansi
a.     Dapat mengimplementasikan manajemen jaringan .
b.    Optimalisasi Jaringan.
c.     Meningkatkan kinerja dari lembaga ini.

1.5 Batasan Masalah
Pada pembahasan ini penulis akan membatasi masalah-masalah dalam perancangan jaringan CMB Taman Safari Indonesia diantaranya adalah :
1.        Perancangan Analsis jaringan komputer LAN dengan menggunakan  Software Cisco Packet Tracer.
2.        Merancang IP jaringan komputer LAN setiap departemen CMB Taman Safari Indonesia dengan menggunakan  Software Cisco Packet Tracer.
3.    Merancang konfigurasi jaringan komputer LAN Dengan Software Cisco Packet Tracer .
4.                Pembagian bandwidth pada masing-masing departemen sesuai dengan kebutuhannya masing masing.
5.    Pengaturan proxy, firewall, security.
6.    Login hotspot, dan network management tools.

1.6       Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan beberapa metode, antara lain :

1.6.1    Metodelogi Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, metode yang digunakan dalam menganalisis sistem jaringan, adalah metode kepustakaan (library research) dan penelitian di lapangan atau  studi kasus. Adapun dua metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.        Metodelogi Observasi (field research)
Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung dengan Instansi yang bersangkutan.
2.    Metodelogi Wawancara (interview)
Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan Manager IT Bidang Jaringan di CMB Taman Safari Indonesia.
3.    Penelitian Kepustakaan (library research)
Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku atau artikel referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.
1.6.2    Metode Pengembangan Sistem
Metodologi penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah Network Development Life Cycle (NDLC), yaitu suatu pendekatan proses dalam komunikasi data yang menggambarkan siklus yang membangun sebuah jaringan komputer mencangkup sejumlah tahap yaitu  analisis, desain, simulasi  prototype, implementasi, monitoring dan manajemen.
Penulis menggunakan metode NDLC (Network Development Life Cycle) ini karena penulis membutuhkan sebuah metodologi yang berorientasi pada network yang terdiri dari beberapa tahap atau siklus dimana posisi perusahaan dalam siklus tersebut sesuai dengan kondisi jaringan komputer yang dimiliki saat ini yaitu pada tahap manajemen.
1.      Analysis: Tahap awal ini dilakukan  analysis kebutuhan, analysis permasalahan yang muncul, analysis keinginan user dan analysis topologi atau jaringan yang sudah ada saat ini.
2.      Design: dari data-data yang didapatkan sebelummya, tahap design ini akan membuat gambar design topologi jaringan yang akan dibangun dan system keamanan yang akan diterapkan.
3.      Simulasi prototype: dalam  tahap simulasi prototype ini bertujuan untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan pertimbangan sebelum jaringan benar-benar akan diterapkan. Biasanya tahap ini menggambarkan secara simulasi atau dilakukan uji coba jaringan penerapan.
4.      Implementation: di tahap ini akan diterapkan semua yang telah direncanakan dan di rancang sebelumnya. Tahap penerapan implementasi ini merupakan tahap yang sangat menentukan dari berhasil atau gagalnya project yang akan dibangun.
5.      Monitoring: pada tahap ini adalah tahap yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan  sesuai dengan keinginan dan  tujuan awal dari user pada tahap awal analisis.
6.   Management: di management atau pengaturan salah satu yang menjadi perhatian serius adalah masalah  manajemen jaringan, dan manajemen  bandwidth, kebijakan perlu dibuat unk mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan terjaga.
1.7       Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi terdiri dari 5 bab. Bab-bab ini akan dijabarkan secara singkat sebagai berikut :


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini secara umum berisi latar belakang, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat yang diperoleh, metodologi penelitian yang digunakan sehingga sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas teori dan konsep yang mendukung pembuatan skripsi, yang meliputi teori umum seperti pengertian jaringan, keamanan  jaringan sampai meliputi definisi jaringan Komputer LAN Dengan Software Cisco Packet Tracer , sedangkan untuk teori khusus seperti, manajemen jaringan, dan sistem operasi jaringan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai Sistem metodologi penelitian yang digunakan penulis yaitu Network Development Life Cycle (NDLC) yang meliputi Analisys, Design Prototype, Implementation, monitoring dan Management.
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Topologi jaringan sebelum, perancangan topologi jaringan yang baru, Merancang konfigurasi Analisis Troubleshooting Jaringan Komputer LAN  Pada PT.Taman Safari Indonesia Menggunakan Software  Cisco Packet Tracer yang meliputi VLAN, bandwidth management, pengaturan proxy, firewall, security, hotspot, dan network management tools.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang akan menguraikan simpulan terhadap sistem yang dibuat dan saran yang dapat digunakan  untuk pengembangan sistem lebih lanjut dimasa mendatang.














BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis
Analisis berkaitan dengan pemahaman dan pemodelan aplikasi serta domain dimana aplikasi beroperasi. Masukkan awal fase analisis adalah pernyataan masalah yang mendeskripsikan  masalah yang ingin di selesaikan dan  menyediakan  pandangan  konseptual terhadap system yang diusulkan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis jaringan komputer mrupakan sebuah sistem komputer-komputer, printer, dan peralatan lainnya yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya, berkomunikasi, dan mengakses informasi.  (cicih cahyani, nurul izzah 2014).
Analisis jaringan  (Network Analysis)  merupakan seni mendengarkan (listening) dalam komunikasi data & jaringan biasanya dilakukan untuk memastikan bagaimana peralatan-peralatan berkomunikasi dan menentukan keamanan dari jaringan tersebut.
Analisis jaringan biasanya digunakan untuk tiga hal sebagai berikut :
1.  Penyelesaian masalah (troubleshooting) pada jaringan yang akan dibangun.
2. Optimasi peforma/ kinerja jaringan agar lebih baik dari 
sebelumnya.
3. Perencanaan dan pengujian (planning/ testing) jaringan.
2.1.1 Pengertian Perancangan
Perancangan merupakan penghubung antara spesifikasi kebutuhan dan implementasi. Perancangan merupakan rekayasa  representasi yang berarti terhadap sesuatu yang hendak di bangun. Hasil perancangan harus dapat ditelusuri sampai ke spesifikasi kebutuhan dan dapat diukur kualitasnya berdasarkan kriteria-kriteria rancangan yang bagus.
Perancangan adalah langkah awal pada tahap pengembangan suatu produk atau sistem. Perancangan dapat didefenisikan sebagi proses untuk mengaplikasikan berbagai macam teknik dn prinsip untuk tujuan pendefenisian secara rinci suatu perangkat, proses atau sistem agar dapat direalisasikan  dalam suatu bentuk fisik. Tujuan Perancangan adalah menghasikan suatu model atau penggambaran dari suatu entity yang akan dibangun kemudian ( pengarang masih di ibu fransiska ).
Dari definisi yang telah disebutkan diatas, maka perancangan system dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan system.
2. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.
4. Menggambarkan bagaimana suatu system manajement jaringan dibentuk.
5.  Dapat berupa penggambaran, perancangana dan pembuatan sketsa atau  pengaturan dari beberapa element yang terpisah kedalam satu  kesatuan yang utuh dan berfungsi.
2.1.2        Pengertian Manajemen Jaringan
Pengelolaan jaringan dapat didefinisikan sebagai OAM & P (operasional, administrasi, pemeliharaan, dan penyediaan) jaringan dan layanan. Tipe pengoperasian berkaitan dengan operasi sehari-hari dalam menyediakan layanan jaringan. (Subramanian, 2000)
Manajemen jaringan adalah sebuah pekerjaan untuk memelihara seluruh sumber jaringan dalam  keadaan baik. Sistem manajemen jaringan adalah sekumpulan perangkat untuk memantau dan mengontrol jaringan.Sistem manajemen jaringan terdiri dari tambahan perangkat keras dan piranti lunak yang diimplementasikan di antara komponen–komponen jaringan yang sudah ada.
Dari penjelasan diatas sistem manajemen jaringan itu dapat dibuat atau dipilih dari jenis jenis jaringan berikut :
1. PAN ( Personal Area Network )

Gambar 2.1 PAN ( Personal Area Network )

PAN adalah singkatan dari personal area network. Jenis jaringan komputer PAN adalah hubungan antara dua atau lebih sistem komputer yang berjarak tidak terlalu jauh. Biasanya Jenis Jaringan yang satu ini hanya berjarak 4 sampai 6 meter saja. Jenis jaringan ini sangat sering kita gunakan. Contohnya menghubungkan hp dengan komputer, hp dengan hp, camera dengan komputer dan lain - lain.
2.     

LAN ( Lokal Area Network )
Gambar 2.2 LAN ( Lokal Area Network )

LAN adalah singkatan dari lokal area network. Jenis jaringan LAN ini sangat sering kita temui di warnet-warnet,kampus,sekolah ataupun perkantoran yang membutuhkan hubungan atu koneksi antara dua komputer atau lebih dalam suatu ruangan.
3.      MAN ( Metropolitan Area Network)







Gambar 2.3 MAN ( Metropolitan Area Network)

MAN singkatan dari metropolitan are network. Jenis jaringan komputer MAN ini adalah suatu jaringan komputer dalam  suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi yang menghubungkan suatu lokasi seperti sekolah, kampus, perkantoran, dan pemerintahan. Sebenarnya jaringan MAN ini adalah gabungan dari beberapa jaringan LAN. Jangkauan dari jaringan MAN ini bisa mencapai 10-50 kilo meter.
4.      WAN ( Wide Area Network)
 







Gambar 2.4 Jaringan WAN ( Wide Area Network)
WAN singkatan dari Wide Area Network. Wan adalah  jenis jaringan komputer yang mencakup are yang cukup besar. Contohnya adalah jaringan yang menghubungkan suatu wilayah atau suatu negara dengan negara lainnya.
2.1.3        Topologi Jaringan Komputer
            Topologi adalah aturan bagaimana menghubungkan komputer satu dengan yang lain secara fisik dan pola hubungan antara komponen komponen yang berkomunikasi melalui media atau peralatan jaringan, seperti: server, workstation, hub/switch dan pengkabelannya media transmisi data.
Terdapat dua jenis topologi yaitu physical topologi (topologi fisik) dan logical  topologi (topologi logika). Topologi fisik berkaitan dengan layout  atau bentuk jaringan, seperti bagaimana memilih perangkat dan melakukan instalasi perangkat jaringan. Sedangkan topologi logika berkaitan  dengan bagaimana data mengalir didalam topologi fisik.
Jaringan computer terbagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
1.             Topologi Bus
2.             Topologi Star
3.             Topologi Ring
4.             Topologi Mesh
5.             Topologi Tree
1.      Topologi Bus
            Pada type jaringan Topologi Bus, masing-masing server dan workstation dihubungkan pada sebuah kabel yang disebut bus. Kabel yang biasanya digunakan untuk menghubungkan jaringan ini adalah kabel coaxial contoh Kabel BNC. Setiap server dan workstation  yang dihubungkan pada bus menggunakan konektor T.Pada ujung kabel  harus kita beri terminator berupa resistor yang memiliki resistansi  khusus sebesar 50 ohm yang berwujud sebuah konektor. Apabila  resistansi  kabel di bawah 50 ohm, maka server tidak akan bisa bekerja secara maksimal dalam melayani jaringan, sehingga akses user  atau client menjadi menurun.



Gambar 2.5 Topologi Bus
Kelebihan Jaringan  Topologi Bus adalah:
1.      Penggunaan kabel yang sedikit sehingga kelihatan sederhana.
2.      Pengembangan jaringannya mudah.
Kekurangan jaringan Topologi Bus adalah:
1.      Membutuhkan Repeater untuk jarak yang terlalu jauh.
2.      Jaringan akan terganggu apabila salah satu kompute mengalami kerusakan.
3.      Deteksi kesalahan sangat kecil, sehingga bila terjadi gangguan aka sulit  sekali mencari kesalahan tersebut.
2. Topologi Star
Semua komputer dihubungkan dengan semua simpul pusat. Simpul pusat ini biasanya berupa Hub atau Switch. Dalam jenis topoligi ini, manajemen komputer dalam jaringan menjadi lebih mudah sebab adanya titik pusat yang mengatur semuanya. Namun dengan adanya sentralisasi diperlukan kabel yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis topologi jaringan yang lain. Jika suatu komputer dalam jaringan rusak, maka komputer lain masih dapat dipergunakan tanpa mengganggu yang lain.
Kelebihan Topologi Star adalah:
1.    Mudah dalam mendeteksi kesalahan jaringan karena kontrol jaringan terpusat.
2.    Fleksibel dalam hal pemasangan jaringan baru, tanpa mempengaruhi jaringan yang lain.
3.    Apabila salah satu kabel konektor terputus, maka hanya user tersebut yang tidak berfungsi .
Kerugian Topologi Star adalah:
1.    Boros dalam pemakaian kabel jika dihubungkan dengan jaringan yang lebih besar dan luas.
2.    Kontrol hanya terpusat pada hub/switch sehingga operasianolnya perlu ditangani secara khusus.
 






Gambar 2.6 Topologi Star
3.      Topologi Ring
            Pada topologi ring semua jaringan yang terhubung dari satu komputer ke komputer lain berkeliling membentuk satu lingkaran loop. Tapi komputer akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain. Jika alamat-alamat yang dituju sesuai, maka informasi diterima. Apabila tidak, maka informasi akan dilewatkan.
Pada sistem jaringan ini apabila kabel jaringan di salah satu komputer terputes maka hubungan dalam jaringan topologo ring tidak akan berfungsi. Hal ini dapat diatasi dengan perangkat Multistation  Access unit (MAU).
Multistation  Access unit (MAU) merupakan sebuah perangkat yang berfungsi menutup hubungan jaringan secara otomatis apabila hubungan kabel jaringan terputus pada suatu workstation, tapi kelemahanya akan menyebabkan biaya pemasangan lebih besar.
 




Gambar 2.7 Topologi Ring
Kelebihan Topologi Ring adalah hemat kabel.
Kerugian topologi ring adalah:
1.    Sukar untuk mengembangkan jaringan, sehingga jaringan tersebut tampak   menjadi kaku.
2.    Sangat peka terhadap kesalahan jaringan sekecil apapun.
3.    Biaya pemasangan lebih besar.

5.  Topologi Mesh
            Topologi Mesh adalah topoligi jaringan yang menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah saluran yang harus disediakan untuk membentuk jaringan mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n-1, n= jumlah sentral). Tingkat kerumitan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang ekonomis topologi mesh juga relatif lebih mahal dalam pengoperasiannya.
Gambar 2.8 Topologi Mesh
Ciri-ciri Jaringan Mesh adalah:
1.    Topologi mesh digunakan pada Internet Service Provider (ISP) untuk memastikan apabila terjadi suatu kerusakan  pada salah satu sistem computer maka tidak akan mengganggu hubungan jaringan dengan sistem lain.
2.    Tingkat kesulitan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang pada jaringan tersebut.
6.      Topologi Tree
            Topologi Tree disebut juga dengan Topologi Hybrid karena beberapa sistem yang berbentuk star disambungkan pada topologi bus yang berperan sebagai tulang punggung jaringan. Topologi Tree digunakan untuk menghubungkan antar sentral dengan beberapa bagian jaringan yang berbeda. Oleh karena itu, jaringan yang menggunakan topologi ini disebut juga dengan topologi jaringan bertingkat.

Gambar 2.8 Topologi Tree
Ciri-ciri Topologi Tree adalah:
Jika jaringan utama rusak maka, keseluruhan segmen akan rusak juga. Sangat sulit dikonfigurasi, termasuk pengkabelannya, jika dibandingkan dengan topologi jaringan lain.
2.1.4        IP Addressing
IP Address adalah kumpulan bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi atas 4 segmen dan tiap segmen terdiri atas 8 bit, yang berarti memiliki nilai desimal dari  0 - 255. IP Address diberikan ke peralatan jaringan komputer dengan tujuan agar peralatan jaringan dapat diidentifikasi oleh komputer lain.
Penentuan kelas-kelas dalam pembagian IP Address adalah sebagai berikut:
1.             Kelas A
2.             Kelas B
3.             Kelas C
            IP Address dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu Network ID dan host id. Network ID berfungsi untuk identifikasi suatu jaringan dari jaringan yang lain, sedangkan host ID berfungsi untuk mengidentifikasi host dalam suatu jaringan. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki network ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network ID, sedangkan sisanya adalah host ID. Garis pemisah antara bagian network ID dan host ID tidak tetap, bergantung pada kelas yang kita gunakan. Penentuan kelas-kelas dalam pembagian IP Address adalah sebagai berikut:
1.      Kelas A
            IP Address kelas A digunakan untuk jaringan dengan host yang besar. Byte pertama pada address kelas A mempunyai jangkauan dari 0-127. IP Address kelas A, network ID-nya adalah 8 bit pertama, sedangkan host ID-nya adalah 24 bit berikutnya. Misalkan alamat IP addressnya 114.49.6.5, maka network ID = 114 dan host ID = 49.6.5. Dengan panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP Address kelas A dapat menampung sekitar 16 juta host. Ip kelas ini dapat digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 IP Address kelas A
0-127
0-255
0-255
0-255
0nnnnnnn
Hhhhhhhh
hhhhhhhh
Hhhhhhhh
Network ID
Host ID

2.      Kelas B
Ip Address kelas B digunakan untuk jaringan berukuran sedang dan besar. Dua bit pertama pada kelas B diset 10 (satu nol) sehingga byte terdepan dari IP Address kelas B akan bernilai 128 hingga 191. IP address kelas B, network ID-nya adalah 16 bit pertama, sedangkan host ID-nya adalah 16 bit berikutnya. Misalkan alamat IP addressnya 133.93.125, maka network ID = 133.93 dan host ID = 125.2. Dengan panjang host ID yang 16 bit, maka network dengan IP Address kelas B dapat menampung sekitar 65000 host. IP kelas ini dapat digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2. IP Address kelas B
128-191
0-255
0-255
0-255
10nnnnnn
Nnnnnnnn
hhhhhhhh
Hhhhhhhh
Network ID
Host ID

3. Kelas C
IP Address kelas C pada awalnya digunakan untuk jaringan yang berukuran kecil seperti LAN. tiga bit pertama pada IP Address kelas C diset 111. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan network ID, sedangkan 8 bit terakhir merupakan host ID. Maka pada kelas C terdapat lebih dari 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
Tabel 2.3. IP Address kelas C
192-233
0-255
0-255
0-255
110nnnnn
Nnnnnnnn
nnnnnnnn
Hhhhhhhh
Network ID
Host ID

2.1.5 Bandwidth
Bandwidth Komputer Di dalam jaringan Komputer, sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Suatu modem yang bekerja pada 57,600 bps mempunyai Bandwidth dua kali lebih besar dari modem yang bekerja pada 28,800 bps.
Secara umum, koneksi dengan Bandwidth yang besaratau tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar dalam video presentasi. Artinya semakin besar bandwidth suatu media, semakin tinggi kecepatan data yang dapat dilaluinya (Jonathan Lukas, 2006).
Untuk membagi bandwidth per satker, saya mencoba menghitung terlebih dahulu jumlah PC yang terkoneksi di suatu satker. Diharapkan pembagian bandwitdh akan lebih proporsional jika dikaitkan dengan jumlah PC atau jumlah node. Hasil penghitungan jumlah PC di suatu satker atau suatu VLAN menggunakan tool IP Scan yang ada di router Mikrotik RB750.Rumus untuk menentukan Bandhwidth Internasional per VLAN =(1536 kbps/"jumlah total node") x "jumlah node per VLAN". Dimana nilai 1536 kbps adalah alokasi Bandwidth Internasional yang diberikan
oleh ISP yaitu sebesar 1.5 Mbps per kawasan.Rumus untuk menentukan Bandwidth Lokal BNN per VLAN =(3072 kbps/"jumlah total node") x "jumlah node per VLAN". Dimana nilai 3072 kbps adalah alokasi Bandwidth Lokal BNN yang diberikanoleh ISP.
2.1.6  Proxy Server
Proxy server adalah sebuah komputer server atau program komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainnya untuk melakukan request terhadap content dari internet atau intranet. Proxy Server bertindak sebagai gateway terhadap dunia internet untuk setiap komputer client. Proxy server tidak terlihat oleh komputer client, seorang pengguna yang berinteraksi dengan internet melalui sebuah proxy server tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy server sedang menangani request yang dilakukannya. Web server yang menerima request dari proxy server akan menginterpretasikan request-request tersebut seolah-olah request itu datang secara langsung darikomputer client, bukan dari proxy server.
Proxy server juga dapat digunakan untuk mengamankan jaringan pribadi yang dihubungkan ke sebuah jaringan publik (seperti halnya internet). Proxy server memiliki lebih banyak fungsi daripada router yang memiliki fitur packet filtering karena memang proxy server beroperasi pada level yang lebih tinggi dan memiliki kontrol yang lebih menyeluruh terhadap akses jaringan. Proxy server yang berfung sisebagai sebuah "agen keamanan" untuk sebuah jaringan pribadi,umumnya dikenal sebagai firewall.
2.1.7. Routing
protokol routing dinamik digunakan oleh router untuk menjalankan tiga fungsi dasar yaitu:
1. Menemukan route yang baru.
2. Komunikasi informasi dengan route yang baru ditemukan dengan router lain.
3. Forward paket dengan menggunakan route tersebut. Protokol routing dinamik terbagi atas tiga kategori luas : distance-vector, link state, dan hybrids. Salah satu cara alternatif kedalam dynamic routing adalah static routing. Sebuah router yang diprogram untuk static routing meneruskan paket ke dalam port-portyang telah di tentukan. Setelah static routing di konfigurasi, router tidak perlu lagi untuk mencari route atau komunikasi informasitentang route. Peran dari router hanya secara mudah meneruskan paket-paket. Static routing sangat bagus untuk jaringan yang kecil yang hanya mempunyai jalur tunggal ke dalam tujuan yang telah ditentukan.
Di dalam kasus seperti ini, static routing dapat menjadi mekanisme routing yang paling efisien karena tidak memakan bandwidth untuk menemukan router atau komunikasi dengan router lain. Sebagaimana jaringan bertambah luas dan redudansi ditambah kedalam tujuan, static routing menjadi kewajiban labor-intensive. Segala perubahan yang terdapat di dalam router atau fasilitas transmisi di dalam WAN harus secara manual ditemukan dan diprogram. WAN yang mempunyai fitur topologi yang makin kompleks menawarkan potensi yang lebih banyak memerlukan routing dinamik. Apabila menggunakan static routing di dalam jaringan kompleks, WAN yang mempunyai banyak jalur mengatasi redundansi route.
2.1.8 Perangkat Jaringan
1. Switch
Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung keLAN, sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode full-duplex dan mampu mengalihkan jalur dan menyaring informasi ke dan dari tujuan yang spesifik.
Switch lebih pintar dibanding hub dan menawarkan dedicated bandwidth kepada user atau kelompok user. Switch meneruskan paket data hanya ke port penerima yang dituju,berdasarkan informasi dalam header paket. Untuk memisahkantransmisi dari port yang lain, switch membuat koneksi sementara antara sumber dan tujuan, kemudian memutuskan koneksi tersebut setelah komunikasi selesai.


Gambar 2.9. Switch

2. Router
Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Route rmampu menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang berbeda. Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah.
Dibandingkan dengan hub dan switch, router masih lebih pintar. Router menggunakan alamat lengkap paket untuk menentukan router atau workstation mana yang menerima paket. Berdasarkan peta jaringan yang disebut “tabel routing”,router dapat memastikan bahwa paket berjalan melalui jalur yang paling efisien ke tujuan mereka. Jika link antara kedua router gagal, router pengirim dapat memilih rute alternatif supaya traffic tetap berjalan.
Router juga menyediakan link antar jaringan yang menggunakan protokol yang berbeda. Router tidak hanya menghubungkan jaringan pada satu lokasi atau satu gedung tetapi mereka menyediakan interface atau socket untuk terhubung ke WAN.




Gambar 2.10. Router

3. Access Point
Access Point merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari client ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringanya adalah milik perusahaan. Fungsinya mengkonversi sinyal frekuensi radio menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel atau disalurkan keperangkat WLAN yang lain dengan dikonversi kembali menjadi sinyal frekuensi radio.




Gambar 2.11. Access Point

4. UTP
UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan jenis media kabel yang tidak memiliki lapisan pelindung (shield) dan hanya dilindungi oleh lapisan paling luar (outer jacket). Keuntungan menggunakan kabel UTP adalah murah dan mudah diinstalasi.
Kekurangannya adalah rentan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, dan jarak jangkauannya hanya 100 m. Spesifikasi dari kabel UTP antara lain :
a. Cat 1 : Voice Only (Kabel Telpon RJ-11)
b. Cat 2 : 4 Mbps
c. Cat 3 : 10 Mbps
d. Cat 4 : 16 Mbps
e. Cat 5 : 100 Mbps
f. Cat 5e : 100 – 1000 Mbps
g. Cat 6 : 1 Gbps




Gambar 2.12. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
2.1.9. Virtual LAN ( VLAN )
Vlan adalah Implementasi dari standar protokol 802.1Q VLAN untuk mikrotik router OS. Adanya VLAN, memungkinkan pembuatan multiple Virtual LAN pada single ethernet atau pada antar muka wireless, yang memberi efisiensi pada pembentukan LAN.
VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation.
1.      Cara Kerja VLAN
VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses, dan sebagainya. Semua informasi yang mengandung penandaan/ pengalamatan suatu vlan (tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus mengindikasikan port-port yang digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch/bridge yang manageable atau yang bisa diatur. switch/bridge inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge memiliki informasi yang sama. Switch akan menentukan kemana data-data akan diteruskan dan sebagainya atau dapat pula digunakan suatu software pengalamatan (bridging software) yang berfungsi mencatat/menandai suatuVLAN beserta workstation yang di dalamnya. untuk menghubungkan antar VLAN dibutuhkan router.
2. Perbedaan VLAN dan LAN
A. perbedaan dari Tingkat Keamanan
Penggunaan LAN telah memungkinkan semua komputer yang terhubung dalam jaringan dapat bertukar data atau dengan kata lain berhubungan. Kerja sama ini semakin berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama (resource sharing atau disebut juga hardware sharing). LAN memungkinkan data tersebar secara broadcast keseluruh jaringan, halini akan mengakibatkan mudahnya pengguna yang tidak dikenal (unauthorized user) untuk dapat mengakses semua bagian dari broadcast. Semakin besar broadcast, maka semakin besar akses yang didapat, kecuali hub yang dipakai diberi fungsi kontrol keamanan.VLAN yang merupakan hasil konfigurasi switch menyebabkan setiap port switch diterapkan menjadi milik suatu VLAN. Oleh karena berada dalam satu segmen, port-port yang bernaung dibawah suatu VLAN dapat saling berkomunikasi langsung. Sedangkan port-port yang berada di luar VLAN tersebut atau berada dalam naungan VLAN lain, tidak dapat saling berkomunikasi langsung karena VLAN tidak meneruskan broadcast.VLAN yang memiliki kemampuan untuk memberikan keuntungan tambahan dalam hal keamanan jaringan tidak menyediakan pembagian/penggunaan media/data dalam suatu jaringan secara keseluruhan. Switch pada jaringan menciptakan batas-batas yang hanya dapat digunakan oleh komputer yang termasuk dalam VLAN tersebut. Hal ini mengakibatkan administrator dapat dengan mudah mensegmentasi pengguna, terutama dalam hal penggunaan media/data yang bersifat rahasia (sensitive information) kepada seluruh pengguna jaringan yang tergabung secara fisik.
Keamanan yang diberikan oleh VLAN meskipun lebih baik dari LAN,belum menjamin keamanan jaringan secara keseluruhan dan juga belum dapat dianggap cukup untuk menanggulangi seluruh masalah keamanan .VLAN masih sangat memerlukan berbagai tambahan untuk meningkatkan keamanan jaringan itu sendiri seperti firewall, pembatasan pengguna secara akses perindividu, intrusion detection, pengendalian jumlah dan besarnya broadcast domain,enkripsi jaringan, dsb.
Dukungan Tingkat keamanan yang lebih baik dari LAN inilah yang dapat dijadikan suatu nilai tambah dari penggunaan VLAN sebagai sistem jaringan.Salah satu kelebihan yang diberikan oleh penggunaan VLAN adalah kontrol administrasi secara terpusat, artinya aplikasi dari manajemen VLAN dapat dikonfigurasikan, diatur dan diawasi secara terpusat, pengendalian broadcast jaringan, rencana perpindahan,penambahan, perubahan dan pengaturan akses khusus ke dalam jaringan serta mendapatkan media/data yang memiliki fungsi penting dalam perencanaan dan administrasi di dalam grup tersebut semuanya dapat dilakukan secara terpusat. Dengan adanya pengontrolan manajemen secara terpusat maka administrator jaringan juga dapat mengelompokkan grup-grup VLAN secara spesifik berdasarkan pengguna dan port dari switch yang digunakan,mengatur tingkat keamanan, mengambil dan menyebar data melewati jalur yang ada, mengkonfigurasi komunikasi yang melewati switch,dan memonitor lalu lintas data serta penggunaan bandwidth dariVLAN saat melalui tempat-tempat yang rawan di dalam jaringan.
B. perbedaan dari Tingkat Efisiensi
Untuk dapat mengetahui perbandingan tingkat efisiensinya maka perlu di ketahui kelebihan yang diberikan oleh VLAN itu sendiri diantaranya:
1.      Meningkatkan Performa Jaringan
LAN yang menggunakan hub dan repeater untuk menghubungkan peralatan komputer satu dengan lain yang bekerja dilapisan physical memiliki kelemahan, peralatan ini hanya meneruskan sinyal tanpa memiliki pengetahuan mengenai alamat-alamat yang dituju. Peralatan ini juga hanya memiliki satu domain collision sehingga bila salah satu port sibuk maka port-port yang lain harus menunggu. Walaupun peralatan dihubungkan ke port-port yang berlainan dari hub.Protokol ethernet atau IEEE 802.3 (biasa digunakan padaLAN) menggunakan mekanisme yang disebut Carrier Sense Multiple Accsess Collision Detection (CSMA/CD) yaitu suatucara dimana peralatan memeriksa jaringan terlebih dahulu apakah ada pengiriman data oleh pihak lain. Jika tidak ada pengiriman data oleh pihak lain yang dideteksi, baru pengiriman data dilakukan. Bila terdapat dua data yang dikirimkan dalam waktubersamaan, maka terjadilah tabrakan (collision) data padajaringan. Oleh sebab itu jaringan ethernet dipakai hanya untuktransmisi half duplex, yaitu pada suatu saat hanya dapat mengirim atau menerima saja.
Berbeda dari hub yang digunakan pada jaringan ethernet (LAN), switch yang bekerja pada lapisan data link memiliki keunggulan dimana setiap port di dalam switch memiliki domain collision sendiri-sendiri. Oleh sebab itu sebab itu switch sering disebut juga multi port bridge. Switch mempunyai tabel penterjemah pusat yang memiliki daftar penterjemah untuk semua port. Switch menciptakan jalur yang aman dari port pengirim dan port penerima sehingga jika dua host sedang berkomunikasi lewat jalur tersebut, mereka tidak mengganggu segmen lainnya. Jadi jika satu portsibuk, port-port lainnya tetapdapat berfungsi.
Switch memungkinkan transmisi full-duplex untukhubungan ke port dimana pengiriman dan penerimaan dapat dilakukan bersamaan dengan penggunakan jalur tersebut diatas. Persyaratan untuk dapat mengadakan hubungan full 40 duplex adalah hanya satu komputer atau server saja yang dapat dihubungkan ke satu port dari switch. Komputer tersebut harus memiliki network card yang mampu mengadakan hubungan full-duflex, serta collision detection dan loop back harus disable.Switch pula yang memungkinkan terjadinya segmentasi pada jaringan atau dengan kata lain switch-lah yang membentuk VLAN. Dengan adanya segmentasi yang membatasi jalur broadcast akan mengakibatkan suatu VLAN tidak dapat menerima dan mengirimkan jalur broadcast keVLAN lainnya. Hal ini secara nyata akan mengurangi penggunaan jalur broadcast secara keseluruhan, mengurangi penggunaan bandwidth bagi pengguna, mengurangi kemungkinan terjadinya broadcast storms (badai siaran) yang dapat menyebabkan kemacetan total di jaringan komputer.Administrator jaringan dapat dengan mudah mengontrol ukuran dari jalur broadcast dengan cara mengurangi besarnya broadcast secara keseluruhan, membatasi jumlah port switch yang digunakan dalam satu VLAN serta jumlah pengguna yang tergabung dalam suatu VLAN.
2. Terlepas dari Topologi Secara Fisik
Jika jumlah server dan workstation berjumlah banyak dan berada di lantai dan gedung yang berlainan, serta dengan para personel yang juga tersebar di berbagai tempat, maka akan lebih sulit bagi administrator jaringan yang menggunakan sistem LAN untuk mengaturnya, dikarenakan akan banyaksekali diperlukan peralatan untuk menghubungkannya. Belum lagi apabila terjadi perubahan stuktur organisasi yang artinya akan terjadi banyak perubahan letak personil akibat hal tersebut.Permasalahan juga timbul dengan jaringan yang penggunanya tersebar di berbagai tempat artinya tidak terletak dalam satu lokasi tertentu secara fisik. LAN yang dapat didefinisikan sebagai network atau jaringan sejumlah sistem komputer yang lokasinya terbatas secara fisik, misalnya dalam satu gedung, satu komplek, dan bahkan ada yang menentukanLAN berdasarkan jaraknya sangat sulit untuk dapat mengatasimasalah ini.
Sedangkan VLAN yang memberikan kebebasan terhadap batasan lokasi secara fisik dengan mengijinkan work group yang terpisah lokasinya atau berlainan gedung, atau tersebar untuk dapat terhubung secara logic ke jaringan meskipun hanya satu pengguna. Jika infrastuktur secara fisik telah terinstalasi, maka hal ini tidak menjadi masalah untuk menambah port bagi VLAN yang baru jika organisasi atau departemen diperluas dan tiap bagian dipindah. Hal ini memberikan kemudahan dalam hal pemindahan personel, dan tidak terlalu sulit untuk memindahkan pralatan yang ada serta
konfigurasinya dari satu tempat ke tempat lain.Untuk para pengguna yang terletak berlainan lokasi maka administrator jaringan hanya perlu mengkofigurasikannya saja dalam satu port yang tergabung dalam satu VLAN yang dialokasikan untuk bagiannya sehingga pengguna tersebut dapat bekerja dalam bidangnya tanpa memikirkan apakah ia harus dalam ruangan yang sama dengan rekan-rekannya.Hal ini juga mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membangun suatu jaringan baru apabila terjadi restrukturisasi pada suatu perusahaan, karena pada LAN semakin banyak terjadi perpindahan makin banyak pula kebutuhan akan pengkabelan ulang, hampir keseluruhan perpindahan dan perubahan membutuhkan konfigurasi ulang hub dan router.VLAN memberikan mekanisme secara efektif untuk mengontrol perubahan ini serta mengurangi banyak biaya untuk kebutuhan akan mengkonfigurasi ulang hub dan router.Pengguna VLAN dapat tetap berbagi dalam satu network address yang sama apabila ia tetap terhubung dalam satu swith port yang sama meskipun tidak dalam satu lokasi. Permasalahan dalam hal perubahan lokasi dapat diselesaikan dengan membuat komputer pengguna tergabung kedalam portpada VLAN tersebut dan mengkonfigurasikan switch padaVLAN tersebut.
3. Mengembangkan Manajemen Jaringan
VLAN memberikan kemudahan, fleksibilitas, serta sedikitnya biaya yang dikeluarkan untuk membangunnya.VLAN membuat jaringan yang besar lebih mudah untuk diatur manajemennya karena VLAN mampu untuk melakukan konfigurasi secara terpusat terhadap peralatan yang ada pada lokasi yang terpisah. Dengan kemampuan VLAN untuk melakukan konfigurasi secara terpusat, maka sangat menguntungkan bagi pengembangan manajemen jaringan.
Dengan keunggulan yang diberikan oleh VLAN maka adabaiknya bagi setiap pengguna LAN untuk mulai beralih ke VLAN. VLAN yang merupakan pengembangan dari teknologi LAN ini tidak terlalu banyak melakukan perubahan, tetapi telah dapat memberikan berbagai tambahan pelayanan pada teknologi jaringan.
2.10. Mikrotik
Dahulu mikrotik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat diLatvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh JohnTrully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis,Seorang sarjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995. John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi Mikrotik adalah me-routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.
Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama denag bantuan 5-15, orang staff Research and Development (R&D) mikrotik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis,selain staf di lingkungan mikrotik, mereka juga merekrut tenega-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan mikrotiksecara protokol. Mikrotik RouterOS™, merupakan router operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard  komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan sumber yang cukup besar untuk penggunaan standar, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.Mikrotik Router OS hadir dalam berbagai level. Tiap level memiliki kemampuanya masing-masing, mulai dari level 1, hingga level 6. Untuk level 1-5 fiturnya dibatasi, sedangkan level 6 unlimited. Utuk aplikasi hotspot, bisa digunakan level 4(200 user),level 5 (500 user),dan level6(unlimited user).Detail masing-masing level dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Level Number
1
(DEMO)
2
(ISP)
3
(WISP)
4
(WISPAP)
5
(CONTROLLER)
Wireless Client and Bridge
-
-
Yes
yes
yes
Wireless AP
-
-

yes
yes
Synchronous Interfaces
-
-
Yes
yes
yes
EoIP Tunnels
1
unlimitied
unlimitied
unlimitied
unlimitied
PPPoE Tunnels
1
200
200
500
unlimitied
PPTP Tunnels
1
200
200
unlimitied
unlimitied
L2TP Tunnels
1
200
200
unlimitied
unlimitied
VLAN Interface
1
unlimitied
unlimitied
unlimitied
unlimitied
P2P firewall rules
1
unlimitied
unlimitied
unlimitied
unlimitied
NAT Rules
1
unlimitied
unlimitied
unlimitied
unlimitied
HotSpot active users
1
1
200
500
unlimitied
RADIUS client
-
yes
Yes
yes
yes
Queues
1
unlimitied
unlimitied
unlimitied
unlimitied
Web Proxy
-
yes
Yes
yes
yes
RIP, OSPF,BGP protocols
-
yes
Yes
yes
yes

Tabel 2.4  Level dari Mikrotik
Built-in Hardware merupakan mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang di dalamnya sudah terinstal Mikrotik Router OS.Sebuah sistem jaringan, baik itu skala kecil maupun skala besar,memerlukan sebuah perangkat yang disebut sebagai router (baca: rowter). Perangkat router ini menentukan titik jaringan berikutnya di mana sebuah paket data dikirim ke jalur-jalur jaringan yang dituju. Sebuah perangkat router umumnya terhubung sedikitnya ke dua jaringan, dalam konfigurasi dua buah LAN (Local Area Network) dengan WAN (Wide Area Network, seperti akses pita lebar broadband) atau sebuah LAN dengan jaringan penyedia akses internet (Internet Service Provider,ISP). Sebuah router biasanya terletak pada sebuah gateway, tempat dimana dua atau lebih jaringan terkoneksi satu sama lainnya. Ada banyak router yang tersedia di pasaran yang dijual dengan harga yang bervariasi, tergantung dari kebutuhan sebuah jaringan. Untuk penggunaan akses broadband yang dikombinasi dengan penggunaan fasilitas nirkabel berupa Access Point, umumnya perangkat ini sudah dilengkapi dengan sebuah fasilitas router yang sudah lumayan lengkap.Namun, untuk sebuah usaha kecil menengah dengan kebutuhan beberapa jasa jaringan seperti e-mail, web server, dan sejenisnya untuk menggunakan beberapa alamat protocol internet (IP address), perangkat router yang tersedia akan menjadi sangat mahal. Apalagi, kalau IP address yang digunakan hanya dalam jumlah yang terbatas, maka penggunaan perangkat keras router bermerek menjadi terlalu mahal.Salah satu kemungkinan adalah membuat sendiri apa yang disebut PC router, menggunakan komputer sederhana dan murah dan memiliki dua perangkat ethernet masing-masing digunakan untuk jaringan lokal dan lainnya untuk akses ke jaringan WAN (terhubung ke ISP). Perangkat PC router ini kemudian diisi dengan sebuah perangkat lunak router buatan mikrotik (www.mikrotik.com) dengan membayar lisensi sekitar 45 dollarAS.
Perangkat lunak router mikrotik memiliki seluruh fasilitas routing yang dibutuhkan, mampu mengendalikan jaringan kerja yang kompleks. Penggunaan dan pemasangannya sederhana, cukup dengan pelatihan sebentar saja, sebuah UKM mampu menggunakan fasilitas router ini tanpa harus memiliki departemen teknologi informasi sendiri.Fitur PC router Mikrotik ini mencakup load balancing untuk membagi beban akses jaringan, fasilitas tunneling untuk membuat akses aman VPN (Virtual Private Network), bandwith management untuk mengatur berbagai protokol dan port, serta memiliki kemampuan untuk dikombinasikan dengan jaringan nirkabel. Miktrotik juga menyediakan fasilitas firewall untuk melindungi akses dari berbagai ancaman yang tersebar di internet. Mereka yang memiliki dana terbatas tapi menginginkan akses jaringan di dalam dan luar yang aman, mudah digunakan, murah, dan tangguh, menggunakan Mikrotik adalah pilihan yang menarik.
Fitur-Fitur MIKROTIK
Mikrotik mempunyai fitur-fitur yang cukup lengkap sebagai salah satu router. Dibawah ini adalah fitur-fitur yang disediakan oleh router MIKROTIK yaitu:
1. Address List
Pengelompokan IP address berdasarkan nama.
2. Asynchrounus
Mendukung serial PPP dial in atau dial out, dengan otentifikasi CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, radius, dial on demand,modem pool hingga 128 ports.
3. Bonding
Mendukung dalan pengkombinasian beberapa antar muka ethernet kedalam 1 pipa pada koneksi yang cepat.
4. Bridge
Mendukung fungsi bridge spanning tree,multiple bridge interface dan bridge firewalling.
5. Data Rate Management
QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ,RED,SFQ, FIFOqueue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.
6. DHCP
Mendukung DHCP tiap antar muka: DHCP relay; DHCP client,multiple network DHCP; static dan dynamic DHCP leases.
7. Firewall dan NAT
Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan Destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address,range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol .
8. Hotspot
Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS, mendukung limit datarate, SSL, HTTPS.
9. IPSec
Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellman groups1,2,5; MD5 dan algoritma SHA1hashing; algoritma enkripsi Menggunakan DES, #DES, AES-128,AES-192, AES-256; perfectforwading secresy (PFS) MODP groups 1,2,5.
10. ISDN
Mendukung ISDN dial-in atau dial out. Dengan otentikasi PAP,CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung CiscoHDLC.
11. MP3
Mikrotik Protokol Packet Packer untuk wireless links dan Ethernet.
12. MNDP
Mikrotik Discovery Neighbor Protocol, juga mendukung CiscoDiscovery Protocol (CDP).
13. Monitoring atau Accounting
Laporan traffic IP, log, statistic graphs yang dapat diakses melaluiHTTP.
14. NTP
Network Time Protocol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.
15. Point to Point Tunneling Protocol
PPTP, PPoE dan L2TP Access Concentrators; protocol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan RADIUS; enkripsi MPPE; kompresi untuk PpoE; Limitdata rate.
16. Proxy
Cache untuk FTP dan HTTP proxy server; HTPPS proxy;transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protocol SOKCS; mendukung parent proxy; static DNS.
17. Routing
Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.
18. SDSL
Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.
19. Simple Tunnels
Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).
20. SNMP
Mode akses read –only.
21. Syncronus
V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media types; sync-PPP, CiscoHDLC; Frame Relay line protocol; ANSI-617d (ANDI atau annexD)  dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.
22. Tool
Ping; traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packetsniffer; Dinamik DNS update.
23. UPnP
Mendukung antar muka universal Plug and Play.
24. VLAN
Mendukung Virtual LAN IEEE802.1q untuk jaringan Ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.
25. VOIP
Mendukung aplikasi voice over IP.
26. VRRP
Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.
27. Winbox
Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengonfigurasi Mikrotik RouterOS.Penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras Mikrotik sudah cukup meluas di beberapa belahan dunia. Di Denmark, router Mikrotik digunakan untuk pengaturan RT/RW-net yang sampai saat ini telah memiliki 2.000 pengguna. Di Belanda, jaringan wireless Mikrotik ini digunakan juga secara internal sebagai media jaringan kamera keamanan (video surveillance).Meskipun tidak gratis, perangkat lunak mikrotik ini bisa didapatkan dengan membayar lisensi seharga 45 dollar AS. Dengan membayar lisensi ini, pengguna juga mendapatkan hak untuk melakukan upgrade versi secara gratis selama satu tahun. Setelah itu, router akan tetap bisadigunakan, tetapi tidak bisa di-upgrade ke versi yang lebih baru, kecuali kalau pengguna memperpanjang lisensinya.
Secara umum, mikrotik memang memiliki cukup banyak fasilitas yang sangat berguna untuk sebuah router.  Kemampuannya jika diinstal pada komputer Pentium IV menyamai router bermerek kelas menengah,sedangkan penggunaan router board sebagai perangkat wireless juga cukup bisa diandalkan dan disejajarkan dengan perangkat-perangkat wireless kelas satu.Satu hal yang bisa cukup mengganggu untuk pengguna awal adalah kebingungan saat melakukan instalasi awal dikarenakan tersedia cukup banyaknya fitur. Pengguna awal akan bingung di bagian mana harus mulaimenginstalasi router-nya. Namun, jika pengguna mau sedikit sabar meneliti panduannya, mikrotik cukup nyaman dan handal untuk digunakandalam jaringan.
1.10 Metode NDLC
Pendefinisian umum mengenai tahapan dan alur proses, elemen-elemen beserta interkoneksinya satu sama lain (interkoneksi), dalam penelitian skripsiini dengan menggunakan pendekatan terhadap model Network DevelopmentLife Cycle (NDLC) dapat digambarkan di dalam diagram berikut:
 







Gambar 2.13.  Flow Network Development Life Cycle
Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru untukmenggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistemyang telah ada.Berdasarkan referensi definisi sejumlah model pengembangan system yang ada, dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengembangansystem NDLC (Network Development Life Cycle). NDLC merupakan model yang mendefinisikan siklus proses perancangan atau pengembangan suatu system jaringan komputer. NDLC mempunyai elemen yang mendefinisikan fase, tahapan, langkah atau mekanisme proses spesifik. Kata Cycle merupakan kunci deskriptif dari siklus hidup pengembangan system jaringan yang menggambarkan secara keseluruhan proses dan tahapan pengembangan system jaringan yang berkesinambungan. NDLC dijadikan metode yang digunakan sebagai acuan (secara keseluruhan atau secara garis besar) pada proses pengembangan dan perancangan system jaringan komputer, mengingat bahwa system jaringan memiliki kebutuhan yang berbeda dan memiliki permasalahan yang unik sehingga membutuhkan solusi permasalahan yang berbeda dengan melakukan pendekatan yang bervariasi terhadap model NDLC.NDLC mendefinisikan siklus proses yang berupa fase atau tahapan dari mekanisme dari mekanisme yang dibutuhkan dalam suatu rancangan proses pembangunan atau pengembangan suatu system jaringan computer, terkait dengan penelitian ini, penerapan dari setiap tahap NDLC adalah sebagai berikut:
1. Analisys
Tahap awal ini dilakukan analisa permasalahan yang muncul,analisa kebutuhan dan analisa topologi / jaringan yang akan atau sudah ada saat ini.
2. Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topology, design akses data, design tata layout pengkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun.
3. Simulation Prototyping
dalam tahap simulasi prototype ini bertujuan untuk melihat kinerjaawal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan pertimbangan sebelum jaringan benar benar akan diterapkan. Biasanya tahap ini menggambarkan secara simulasi atau dilakukan uji cobajaringan penerapan dengan software cicco tracer.
4. Implementation
Dalam implementasi penulis akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun. Pada tahap implementasi ini penulis akan mengimplementasikan aplikasi VLAN, bandwidth management, pengaturan proxy, firewall,security, hotspot, NAT dan network management tools. yang ada dengan menggunakan cisco packet treacer. Implementasi ini diawali dengan pembuatan router berbasis PC, setting dasa jaringan LAN
5. Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada:
a.    Memantau traffic yang berjalan di jaringan sudah sesuai
dengansemestinya
b. Memantau aktifitas user
c. Melihat koneksi yang aktif pada jaringan
d. melihat hasil pengukuran bandwidth pada keseluruhan
jaringan.
e. Evaluasi Pengaturan Bandwidth dan jaringan
6. Management
Pada tahap manajemen ini akan dilakukan beberapa langkah pengelolaan agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Diantara langkah-langkah yang perludilakukan adalah:
a. Membuat Login Hotspot agar tidak sembarang orang dapat masuk ke dalam jaringan LAN CMB Office Taman Safari Indonesia.
b. Pembagian bandwidth sesuai dengan kebutuhan masing masinguser.
c. Melakukan backup konfigurasi, dilakukan agar sewaktu-waktu terjadi hal yang dapat membuat jaringan rusak, kita dapat mengembalikan pada konfigurasi semula.
2.2 Cisco Packet Tracer
Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco System dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa,mahasiswa, instansi  dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.
1.      Fitur Packet Tracer
Packet Tracer terbaru yaitu versi 5.3.3. Dalam versi ini dapat mensimulasikan jaringan komputer  sampai tingkat yang dibutuhkan.  Taget Packet Tracer yaitu menyediakan simulasi jaringan yang real, namun terdapat beberapa batasan berupa penghilangan beberapa perintah yang digunakan pada alat aslinya yaitu pengurangan command pada Cisco IOS. Dan juga Packet Tracer tidak bisa digunakan untuk memodelkan jaringan produktif/aktif.  Packet Tracer biasanya digunakan siswa Cisco Networking Academy melalui sertifikasi Cisco Certified Network Associate (CCNA). Dikarenakan batasan pada beberapa fiturnya, software ini digunakan hanya sebagai alat bantu belajar, serta dapat mengimplementasikan sistem Jaringan Komputer.
Packet Tracer merupakan salah satu aplikasi keluaran Cisco sebagai simulator untuk merangkai dan sekaligus mengkonfigurasi suatu jaringan (network). Sama halnya dengan simulator–simulator jaringan lainnya seperti GNS3, Dynamips,Dynagen maupun simulator lain yang khusus digunakan pada Simulasi jaringan. Simulator tersebut tidak jauh berbeda dengan Packet Tracer, akan tetapi kemudahaan pada Packet Tracer lebih baik dari simulator diatas, hal tersebut nampak dari penempatan perangkat jaringan maupun pada saat konfigurasi perangkat jaringan. Aplikasi ini sangat praktis digunakan untuk mendesain topologi jaringan yang kita inginkan, disertai dengan berbagai perangkat-perangakat jaringan dibutuhkan pada suatu area network misal router, switch, hub maupun perangkat lainnya.Dengan dukungan dari banyak perangkat tersebut akan memudahkan kita dalam menentukan jenis perangkat jaringan yang akan kita gunakan pada topologi kita inginkan. Aplikasi Packet Tracer dapat diinstalasikan ke PC maupun laptop dengan spesifikasi rendah sehingga tidak tergantung pada spesifikasi yang baik sekalipun. 
2.2      Kerangka Pemikiran.
Kerangka pemikiran merupakan langkah-langkah dalam proses mengidentifikasi masalah dan proses penyelesaian dari masalah serta hasil atau solusi dari penyelesaian masalah, berikut kerangka pikiran penulis dalam menyelesaikan masalah yang ada pada CMB Taman Safari Indonesia :
         1.     Problems (Permasalahan)
Agar mendapatkan gambaran dalam menganalisa sistem jaringan LAN dan menjelaskan masalah yang timbul dalam sistem jaringan LAN  sebagai berikut :
a.       Menganalisis Masalah yang diterima dari user sampai selesai sehingga sistem dapat berjalan dengan cepat dan lancar.
b.      Membuat admin untuk penanganan Jaringan LAN pada PT Taman Safri Indonesia yang mampu memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan pengelolaan pengaduan berdasarkan kebutuhan.
1.        Opportunity (Peluang)
PT Taman Safri Indonesia membutuhkan sebuah aplikasi pengelolaan pengaduan untuk mengoptimalkan kinerja dalam mengelola setiap aduan.
2.        Method (Metode)
Pengembangan sistem Penanganan Jaringan LAN dengan menggunakan Software Cisco Tracer. Dengan menggunakan metode  Network Development Life Cycle (NDLC), yaitu suatu pendekatan proses dalam komunikasi data yang menggambarkan siklus yang membangun sebuah jaringan komputer mencangkup sejumlah tahap yaitu  analisis, desain, simulasi  prototype, implementasi, monitoring dan manajemen.
3.         Development (Membuat/Membangun)
Dalam perancangan sistem jaringan LAN dilakukan dengan pendukung Cisco Packet Tracer.
4.         Implementation (Penerapan)
Perancangan Jaringan yang telah di buat di terapkan di CMB PT. Taman Safri Indonesia yang beralamat di JL. Gandaria Tengah III No.62 A-C Kramat Pela, Kebayoran Baru - Jakarta Selatan.
5.         Result (Hasil yang didapat)
Perancangan yang baru dapat mengoptimalkan kecepatan internet dalam setiap devisi yang dan dapat memanagement penggunaan bandwidth pada setiap devisi.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Waktu dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Waktu penelitian penulis dalam hal ini penulis membagi menjadi 2 tahap yaitu Experiment awal, dan experiment lanjutan, experiment awal bersifat Teoritis adalah pemahaman konsep dan mekanisme keseluruhan komponen dari system yang akan di jalankan, experiment lanjutan adalah implementasi keseluruhan rancangan sistem pada lingkungan sesungguhnya.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan penulis bertempat di kantor CMB Taman Safrai Indonesia di Jl. Gandaria Tengah III NO. 62 A-C Kramat Pela, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan. Alasan pemilihan kantor CMB Taman Safari Indonesia sebagai lokasi penelitian karena penulis bekerja pada kantor tersebut, selain itu juga karena penulis melihat potensi untuk mengembangkan sistem jaringan komputer LAN  dengan menggunakan menggunakan Software Cisco Packet Tracer yaitu solusi perangkat jaringan yang dapat mengefisiensikan penggunaan bandwith dan kecepatan jaringan komputer Lan pada kantor CMB Taman Safrai Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
3.2.3    Metode Analisis Data
Metodologi penelitian ini digunakan sebagai pedoman peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengumpulan data merupakan langkah yang penting untuk metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Berikut adalah tahap dalam metode penelitian yang penulislakukan :
a. Metodelogi Observasi (field research)
Survey langsung ke lapangan, pada tahap analisis juga dilakukan survey langsung ke lapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design. Gambaran yang didapatkan antara lain tentang hardware dan system yang digunakan.
b. Metodologi Wawancara (interview)
Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan Manager IT Bidang Jaringan di CMB Taman Safari Indonesia yaitu Bpk. Lukman ST agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap.
c. Penelitian Kepustakaan (library research)
Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung akhir dari pengembangan tersebut, begitu juga pada projectnetwork. Manual yang penulis gunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.3 Hipetosis Penelitian.
Hipotesis penelitian yang penulis rumuskan adalah menganalisis sistem jaringan LAN dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer . Untuk mempermudah melihat sistem berjalannya Jaringan LAN yang lebih baik dan memberikan kecepatan yang lebih terstruktur.Hal ini dapat dilihat berdasarkan parameter Opportunity (Peluang), Method (Metode) Development (Membuat/Membangun),  Implementation (Penerapan) Result (Hasil yang didapat).
3.4 Perangkat Penelitan.
Sebagai sarana penelitian, diperlukan adanya perangkat penelitian. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang digunakan adalah komputer dan perangkat jaringan untuk membuat suatu jaringan dapat terkoneksi. Sedangkan untuk perangkat lunak adalah kebutuhan sebuah sistem operasi yang mendukung jaringan dan software-software pendukung  aplikasi jaringan. Semua perangkat penelitian ini adalah CMB PT. Taman Safari Indonesia. Untuk dapat membuat sebuah sistem yang benar-benar dapat berfungsi secara baik dan menyeluruh diperlukan adanya lingkungan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut :
1.      Linkungan Perangkat Keras.
Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari komputer server, Komputer client, dan perangkat jaringan lainnya 2.
2.      Lingkungan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat lunak untuk server dan perangkat lunak untuk client. Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Perangkat lunak untuk server : Windows XP Home Edition
Perangkat lunak untuk client : Windows 7 Home Basic

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Perusahaan
4.1.1 Sekilas PT. TAMAN SAFARI INDONESIA
Taman Safri Indonesia ( TSI ) dibangun pada tahun 1982 dan mulai dibuka untuk awal tahun 1986. Pembangun TSI diprakarasai olh Bapak Hadi Manangsang seorang visioner yang selalu berfikir jauh ke depan. Kemudian hasil kerja keras beliau dilanjutkan oleh ketiga putranya yang mempunyai visi dan semangat yang sama.
Cikal bakal pendirian TSI berawal dari sekelompok pencinta satwa yaitu Oriental Circus Indonesia yang namanya sudah berkibar di seluruh Nusantara dan Manca Negarasejak tahun 1965. Atas dasar keprofesionalisasian dan kecintaan terhadap satwa liar inilah kemudian dibangun sebuah taman satwa terbuka yang pertama di Asia dengan paduan konsep modern dan alamai, dimana satwa-satwanya dilepas dialam bebas hidup seperti habitat alaminya. Dengan keberhasilan yang dicapai oleh TSI dibidang konservasi dan pariwisata, pada tahun 1990 Taman Safari Indonesia diresmikan sebagai Lembaga Konservasi Ex-situ oleh Menteri Kehutanan dan Obyek Wisata Nasional oleh Menteri Parpostel.
Kini Taman Safari Indonesia telah berkembang menjadi enam Unit Usaha selain Oriental Circus Indonesia, antara lain  Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor, Royal Safari Garden Resort & Convention satu-satunya resort yang lengkap untuk rekreasi keluarga dan lokasi yang nyaman sebagai tempat meeting ataupun konferensi, Taman Safari Indonesia II Prigen, di Jawa Timur sebagai satu-satunya tempat wisata keluarga yang paling lengkap di daerahnya, Bali Safari & Marine Park termasuk salah satu obyek wisata di Bali yang unik dengan menggunakan paduan konsep konservasi dan etnik Bali yang terkenal, Batang Dolphins Center Di Jawa Tengah, tempat wisata & edukasi juga, Safari Wonders yang menyediakan lebih dari 1001 jenis souvenir/merchandise untuk para pengunjung Taman Safari Indonesia dan Unit Usahanya, serta Central Management Board ( CMB ) Di Jalan. Gandaria Tengah III NO. 62 A-C Kebeyoran Baru Jakarta Selatan yang mengelola sistem Management dari Taman Safari Indosenia secara Keseluruhan.
4.1.2 Visi dan Misi
4.1.2.1 Visi
Untuk Menjadi Taman Konservasi dan Rekreasi dikenal di seluruh Dunia
4.1.2.2 Misi
Menjadi panutan untuk Taman Satwa lain dan Taman Rekreasi. Bergairah melakukan kegiatan dalam konservasi berkelanjutan spesies yang terancam punah spesies asli terutama Indonesia, baik di dalam maupun di luar lingkungan alam mereka.
Untuk antusias menyiapkan dan sepenuhnya mempromosikan dan mendukung komunikasi konservasi pendidikan berkelanjutan,dengan cara inovatif dan kreatif.
Untuk membuat patokan,taman standar internasional, dimana pengungjung dapat menikmati standar global, fasilitas yang dirancang secara intuitif dan fasilitas, dan mempelajari fakta-fakta yang berharga dan pemahaman mengesankan, semua diatur dalam lingkungan alam.
Untuk mempertahankan dan mendukung dan menambah nilai bagi masyarakat lokal dengan memberikan kontribusi untuk pendidikan, fasilitas dan tenaga kerja.
Tinggikan Taman Safri Indonesia untuk menjajadi-of-pikiran atas pilihan bagi standart, pendidikan keluarga dan hiburan pengalaman internasional.
Melalui standart tertinggi dan prestasi, membuat penakuan sebagai perusahaan pilihan untuk semua profesional yang termpil dan bakat masa depan, dalam arena enviro-konservas global.
4.1.2.3 Sasaran
Sasaran adalah merupakan refleksi dari hasil atau capaian yang diinginkan bersifat spesifik, konkrit dan terukur atas apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam kurun waktu satu tahun. Sasaran mencakup apa yang akan dicapai, kapan, dan oleh siapa. Apabila dipisahkan secara tegas, sasaran tahunan bukan merupakan bagian dari rencana strategis organisasi, namun merupakan bagian utama dari Rencana Operasional tahunan yang mendasarkan pada rencana strategis itu sendiri. Oleh karena itu dalam dokumen Strategi Nasional ini secara spesifik tidak diuraikan/ditetapkan, akan tetapi penetapan sasaran akan dijabarkan oleh masing-masing institusi dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan.
4.1.4    Metode Pengembangan Sistem
4.1.4.1 Analisys
1. Analisys Perangkat Jaringan
CMB Taman Safari Indonesia memiliki 26 komputer yang terdiri dari 12 desktop dan 14 laptop. Pusat jaringan CMB Taman safari Indonesia  terletak di lantai 2 Jlan. Gandaria Tengah III No.62 A-C Kebayoran Baru Jakarta Selatan.Umumnya digunakan untuk membantu proses informasi instansi, terutama untuk mengakses ke jaringan internet, aplikasi online, sharing data, dan lain-lain.
Koneksi internet yang digunakan pada CMB Taman Safari Indonesia adalah Biznet, yang mendukung kecepatan untuk internasional mencapai 1,5 Mbps sedangkan kecepatan untuk nasional mencapai 3 Mbps yang terbagi kepada masing-masing user yang berada di CMB Taman Safri Indonesia. Tidak ada pembagian bandwith yang teratur pada setiap departemen, sehingga jika adanya departemen yang tidak membutuhkan bandwith yang lebih dapat memboroskan bandwith yang ada. Pengaturan bandwith dilakukan pada router siemens. Sehingga tidak ada optimasi penggunaan bandwith yang ada. Router yang digunakan pada CMB Taman Safari Indonesia yaitu router TP-LINK yang memiliki 4 port dengan kecepatan 100 Mbps. Switch yang digunakan CMB Taman Safri Indonesia berjumlah 3 unit, dan masing-masing switch memiliki 24 port. Khusus switch pada pusat jaringan mendukung kecepatan 1 Gbps, sedangkan lainnya memiliki kecepatan 100 Mbps. Komputer yang terhubung pada jaringan menggunakan sistem operasi Microsoft Windows XP, Microsoft Windows Vista, Microsoft Windows7 dan Windows8 . Berikut adalah gambar topologi jaringan yang digunakan pada CMB Taman Safari Inodonesia sekarang.
Gambar 4.1.4  Topologi Sekarang
Protokol yang digunakan pada jaringan komputer pada CMB Taman Safari adalah TCP/IP (Transmission Control/Internet Protocol). TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar menukar data dari suatu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini.
Sebagian besar koneksi internet digunakan untuk melakukan pengiriman e-mail, browsing, penerimaan dan pengiriman data melalui system online. Seorang pegawai dapat menggunakan internet selama jam kerja. untuk memeriksa dan mengirim e-mail, dan juga untuk melakukan browsing, tetapi perusahaan mem-block situs-situs yang dianggap akan mengganggu kegiatan pekerjaan dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan. Kebutuhan akan penerimaan dan pengiriman data yang sangat cepat, tepat, dan aman sangatlah dibutuhkan dikarenakan proses kegiatan berbasiskan system online, dimana pemenuhan internet yang stabil sangat dibutuhkan.
Namun, pada saat ini tidak adanya tools yang digunakan untuk melakukan monitoring seberapa baikkah jaringan yang sedang berjalan.

2. Analisys Permasalahan
a. Permasalahan yang dihadapi adalah :
1. Tidak adanya pembagian bandwidth.
Pada jaringan CMB Taman Safari, tidak ada pembagian bandwith yang teratur pada setiap departemen, sehingga jika adanya departemen yang tidak membutuhkan bandwith yang lebih dapat memboroskan bandwith yang ada. Pengaturan bandwith dilakukan pada router siemens. Sehingga tidak ada optimasi penggunaan bandwith yang ada.
2. Tidak adanya pembagian IP address pada setiap departemen.
Pada jaringan CMB Taman Safari, seluruh PC user masih dijadikan satu jaringan antara user yang satu dengan user yang lainnya. Pada jaringan CMB Taman Safari switch cisco 2950 sebagai manageable switch. Pada jaringan CMB Taman Safari 12 user yang dijadikan satu jaringan, maka bila adanya gangguan pada satu user maka akan terjadinya gangguan pada user lain.
3. Tidak adanya network monitoring tools.
Pada jaringan CMB Taman Safari tidak adanya tools yang digunakan untuk memonitoring aktifitas dari jaringan pada CMB Taman Safari.
b. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah dilakukannya survei dan wawancara, penulis memberikan usulan :
1. Menggunakan switch untuk mengatur jaringan.
2. Adanya pembagian bandwidth secara teratur untuk setiap  
departemen.
3. Menggunakkan VLAN untuk pembagian IP setiap departemen.
4. Menggunakan network management tools.
3. Analisys Topologi
Pada Topologi jaringan sebelumnya yang digunakan pada CMB Taman Safari Indonesia  adalah topologi star. Dimana pada jaringan ini, seluruh PC user dijadikan satu jaringan antara user yang satu dengan user yang lainnya. CMB Taman Safari Indonesial menggunakan switch cisco 2950 sebagai manageable switch. CMB Taman Safari Indonesia terdapat 12 user yang dijadikan satu jaringan, maka bila adanya gangguan pada satu user maka akan terjadinya gangguan pada user lain. Pada topologi ini, device yang dipakai adalah switch untuk melakukan koneksi internet, switch yang berfungsi sebagai pusat penghubung komputer client ke server, dan access point yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless.

Gambar 4.1.4.1 Topologi jaringan sebelum di analisis
4.1.5 Desain
Topologi ini telah dirancang dengan jaringan kabel dan wireless Pada sistem sebelumnya jaringan CMB Taman Safari Indonesia menggunakan router 1841 untuk berhubungan dengan internet, namun di sistem yang baru menggunakan switch. Diharapkan dengan topologi yang baru ini dapat meningkatkan kinerja jaringan komputer di CMB Taman Safari Indonesia.















Gambar 4.1.5 Rancangan Topologi setelah di analisa
Dengan adanya manajement jaringan di CMB Taman Safari Indonesia dapat lebih mudah dikontrol atau di monitoring. Dan semua user yang menggunakan internet dapat dengan mudah dikontrol dan pembagian bandwith yang merata sesuai dengan kebutuhannya masing – masing.
4.1.6 Simulation Prototipe
Pada tahap simulation prototiping ini penulis menggunakan software Cisco Packet Tracer sebagai tempat simulasi network. Penulis memilih Cisco Packet Tracer sebagai simulasi karena dengan simulasi penulis dapat melakukan uji coba  tanpa menggunakan kinerja jaringan yang sedang berjalan, karena sistem dari simulasi ini terpisah dari jaringan yang ada. Virtual Machine Sistem Operation yaitu sistem operasi di dalam sistem operasi, yang memadukan kita dan melindungi sistem operasi yang permanen agar terhindar dari kesalahan atau error dalam melakukan penginstalan sistem operasi. Cisco Packet Tracer ini adalah berbasis windows atau dapat berjalan di sistem operasi windows. Pada Cisco Packet Tracer dapat digambarkan desain ataupun alur yang nantinyaakan di terapkan pada jaringan yang sesungguhnya.
4.1.6.1 Packet Tracer  
Packet Tracer adalah sebuah software simulasi jaringan. Sebelum melakukan konfigurasi jaringan yang sesungguhnya (mengaktifkan fungsi masing-masing device hardware) terlebih dahulu dilakukan simulasi menggunakan software ini. Simulasi ini sangat bermanfaat jika membuat sebuah jaringan yang kompleks namun hanya memiliki komponen fisik yang terbatas.
Software Packet Tracer yang digunakan adalah versi 4.1 dapat dijalankan dengan OS Windows. Spesifikasi PC yang disarankan adalah : Pentium ……., RAM / Memory : …….., dengan display VGA yang tinggi.
Cara menjalankan Packet Tracer :
1. Install Source Program
2. Klik Menu Packet Tracer
Gambar 4.1.6.1 Tampilan Awal Packet Tracer Device Pilihan Simulasi Packet

3. Pilih Device yang digunakan, drag ke tengah layar.

Gambar 4.1.6.2  Beberapa jenis device pada Packet Tracer
4. Hubungkan masing-masing device dengan kabel yang sesuai.
Untuk membuat sebuah konfigurasi jaringan, bagi pemula, sebaiknya ditentukan dulu jenis device yang digunakan, berapa jumlahnya dan bagaimana bentuk konfigurasi jaringan tersebut pada kertas buram.
Jenis-jenis kabel penghubung ditentukan berdasarkan aturan sebagai berikut :
􀂙 Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-through :
Router – Switch
Router – Hub
PC – Switch
PC – Hub
􀂙 Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over :
Router - Router
Router – PC
Switch - Switch
Switch – Hub
􀂙 Untuk mengkonfigurasi Router melalui PC gunakan kabel Roll-Over

Gamabar 4.1.6.3  Jenis Kabel Penghubung
5. Konfigurasi masing-masing device
Proses konfigurasi merupakan bagian penting dalam susunan jaringan. Proses konfigurasi di masing-masing device diperlukan untuk mengaktifkan fungsi dari device tersebut. Proses konfigurasi meliputi pemberian IP Address dan subnet mask pada interface-interface device (pada Router, PC maupun Server), pemberian Tabel Routing (pada Router), pemberian label nama dan sebagainya.
Setelah proses konfigurasi dilakukan, maka tanda bulatan merah pada kabel yang terhubung dengan device tersebut berubah menjadi hijau. Ada 2 mode konfigurasi yang dapat dilakukan : mode GUI (Config mode) dan mode CLI (Command Line Interface).
1.      Konfigurasi dengan mode GUI
Klik device yang akan dikonfigurasi. Pilih menu Config. Klik interface yang diinginkan. Isi IP Address dan subnet mask-nya. Lakukan hal yang sama untuk interface-interface dan device yang lain. Kabel Straight through Kabel Roll-Over Kabel Cross-over Cross-over Straight through Roll-Over Kabel Serial

Gambar 4.1.6.4  Konfigurasi Dengan Mode GUI


2.      Konfigurasi dengan mode CLI
Klik device yang akan dikonfigurasi. Pilih menu CLI. Ketik perintah sesuai dengan format yang disediakan oleh Cisco.
Gambar 4.1.6.1.5 Konfigurasi dengan mode CLI
6.  Simulasi
Proses simulasi digunakan untuk memastikan apakah jaringan yang sudah dibuat dapat berjalan dengan baik atau tidak. Sebelum menjalankan proses ini, pastikan bahwa antar device sudah terkoneksi dengan benar, yaitu dengan perintah ping ke device tujuan.
Contoh : dari device dengan IP address 10.0.0.1 dilakukan ping ke device tujuan 10.0.0.2
Ping 10.0.0.2
Jika koneksi tersambung dengan baik, akan muncul balasan sebagai berikut :
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.0.0.2, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 68/74/89 ms
Tanda !!!!! menyatakan bahwa sambungan berhasil dilaksanakan.
Proses simulasi dilakukan dengan mengirim paket dari device pengirim ke device tujuan. Klik gambar paket surat di sebelah kanan tengah meu utama, drag dan klik pada sisi device pengirim. Akan muncul menu Create PDU seperti pada gambar 6.













Gambar 6. Menu Create Complex PDU
Isilah destination IP Address, sequence number dan One shot time, akhiri dengan menekan tombol Create PDU. Selanjutnya akan muncul informasi tentang PDU yag dibuat pada sisi kanan bawah menu utama. Untuk menghapus dan meng-edit informasi tersebut klik pada bagian yang ingin di-edit atau klik delete untuk menghapus.
Untuk menjalankan simulasi, klik panel simulasi pada menu utama Packet Tracer, akan muncul display Simulation Panel.

















Gambar 7. Menu Simulation Panel


Jenis-jenis paket yang dikirim meliputi paket ARP, Telnet, EIGRP, OSPF, ICMP dan sebagainya. Klik tombol Edit Filters, pilih salah satu dengan me-non aktifkan tanda centang yang ada. Untuk menjalankan simulasi, klik tombol Auto Capture/Play, dan untuk menghentikannya klik tombol yang sama. Hasil simulasi ditunjukkan pada gambar 8.


Gamabar 8. Contoh Hasil Simulasi
Tambahan :
Cisco menyediakan beberapa jenis interface pendukung untuk dipasang di Router, seperti serial card, voip card dsb. Interface-interface tersebut dipasang pada slot-slot kosong yang sudah tersedia. Salah satu jenis Cisco router yang dapat diisi dengan beberapa interface tambahan tersebut adalah tipe 2851. Pembahasan lebih detail tentang interface tambahan diberikan pada materi jenis Cisco Router.
Cara menambahkan interface pada slot Router yang kosong adalah sebagai berikut:
1.      Meng –OFF kan Router















Gambar 9 Meng-OFF kan Router
2.      Memilih interface














Gambar 10 Memilih interface Pilihan interface Tempat peletakan interface DragKeterangan Tipe interfaceMeng-OFF kan router
3.      Drag interface yang dipilih ketempat interface yang kosong atau bisa juga pada tempat interface yang sudah ada untuk mengganti interface yang sudah ada


















Gambar Meng-ON kan router

       7. Pembagian IP
Pengaturan IP dilakukan di CMB Taman Safari Indonesia memiliki 3 lantai  yang mempunyai 12 rincian host komputer sebagai berikut :
No.
Lantai
Jumlah PC
1.
Lantai I
3 PC
2.
Lantai II
3 PC
3.
Lantai III
6 PC
Tabel Jumlah PC

            Dari masing masing rincian host pada tabel jumlah PC, masing masing PC setiap lantai telah di bagi IP agar menghindari terjadinya IP config pada sertiap host, dapat kita lihat pada tabel berikut.
No.
Lantai
Jumlah PC
Range IP
1.
Lantai I
3 PC
192.168.1.1 – 192.168.1.3
2.
Lantai II
3 PC
192.168.1.4 – 192.168.1.6
3.
Lantai III
6 PC
192.168.1.7– 192.168.1.13
Tabel 4.4 No VLAN dan Range IP per-lantai
Untuk konfigurasi IP setiap lantai atau masukkan IP beserta subnetnya, setelah IP network Kemudian pilih interface sesuai dengan konfigurasi IP, seperti tabel diatas.
Lntai I : 192.168.1.1 – 192.168.1.3
1.      IP lantai I 192.168.1.1











Gambar 4.26 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.1

2.      IP lantai I 192.168.1.2












Gambar 4.27 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.2

3.      IP lantai I 192.168.1.3











Gambar 4.28 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.3

4.      IP lantai I 192.168.1.4












Gambar 4.29 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.4

5.      IP lantai I 192.168.1.5













Gambar 4.29 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.5
6.      IP lantai I 192.168.1.6












Gambar 4.30 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.6

7.      IP lantai I 192.168.1.7













Gambar 4.30 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.7
8.      IP lantai I 192.168.1.8













Gambar 4.30 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.8

9.      IP lantai I 192.168.1.9












Gambar 4.30 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.9
10.  IP lantai I 192.168.1.10













Gambar 4.30 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.10

11.  IP lantai I 192.168.1.11



Gambar 4.30 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.11

12.  IP lantai I 192.168.1.12












Gambar 4.30 Konfigurasi IP lantai I 192.168.1.12
Setelah konfigurasi jaringan kabel yang menggunakan IP masing – masing setiap lantai. Maka kita setting untuk mengaktifkan konfigurasi pada accesspoint agar dapat tersambung dengan laptop yang tidak menggunakan kabel LAN. Hal ini diharapkan jaringan yang akan penulis buat tidak bercampur dengan jaringan yang lain, sehingga bila ada jaringan lain sedang mengalami gangguan tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan yang ada. Berikut penulis jelaskan konfigurasi laptop, accesspoint menggunakan switch cisco 2950 pada Cisco Tracer.  
1.      Konfigurasi Accesspoint








Gambar Konfigurasi Accesspoint
2.      Search Device Wireeless












Gambar Search Device Wireeless
3.      Hasil Koneksi tersambung













Gambar Hasil Koneksi tersambung

Dari hasil analisis Perbedaan system jaringan CMB Taman Safari Indonesia yang lama dengan jaringan yang baru sangat berbeda, ini dapat dilihat pada tabel dalam system jaringan sebelumnya tidak terdapat pengaturan untuk pengguna atau user, tidak adanya pengaturan Bandwidth, dan banyak kekurangan-kekurangan yang lain, sehingga penulis membangun system jaringan yang baru.

NO.
SISTEM LAMA
SISTEM BARU
1.
Tidak ada pembagian bandwidth. Jika seluruh user atau karyawan mengakses internet, maka bandwidth akan menjadi kecil.
Dengan Jaringan LAN Switch, pembagian bandwidth upoload dan download menjadi teratur pada setiap departemen memiliki bandwidth sesuai dengan kebutuhan
2.
Tidak adanya data laporan monitoring jaringan
Adanya laporan monitoring jaringan dengan Network Monitoring Tolls berbentuk grafik secara real time.
3.
Tidak ada pembagian IP
Ip per-departemen dibagi dengan menggunakan VLAN. Sehingga jika adanya gangguan pada salah satu departement tidak mengganggu departemen lain
4.
Tidak ada Remote akses interface admin.
IT administartor dapat mengontrol jaringan dengan hanya menggunakan PC user menggunakan IP yang sudah di setting.
5.
Jumlah Switch terlalu banyak sehingga pemborosan biaya
Switch menjadi berkurang dan mengirit biaya, sehingga mengontrol sistem jaringan lebih mudah ketika terjadi Troubleshooting Jaringan.
Tabel 4.10 Evaluasi Perbandingan Sistem Lama dengan Sistem Baru









BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1       Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari evaluasi sistem jaringan ini adalah:
1.      Biaya membangun jaringan dengan analisis diatas  mempunyai harga yang relatif murah.
2.      Semua Jaringan komputer baik wireless dan kabel dapat dimanajemen dengan baik.
3.      Pembagian Bandwidth internet dengan mikrotik memberikan efisiensi
pemakaian bandwidth internet.
4.      Sistem keamanan jaringan yang diberikan dapat terfasilitasi dengan baik.
5.      Pengoperasian Jaringan dengan menggunakan Cisco Packet Tracer  mempermudah IT Administrator untuk melakukan konfigurasi pada jaringan.
6.      Dengan adanya topologi yang baru, maka dapat diketahui jika adanya PC yang tidak dapat melakukan koneksi atau sedang down.
7.      Dengan VLAN, Jaringan yang terpisah dengan jaringan yang lain, sehingga mengurangi terjadinya ancaman dari serangan dan dengan VLAN meningkatkan kinerja jaringan.

5.2       Saran
Saran yang dapt diambil dari sistem jaringan ini adalah:
1.      Penambahan bandwidth internet dari provider baru dan melakukan load balancing antara provider yang lama dengan provider internet yang baru.
2.      Access point diletakkan per lantai, agar pegawai dapat dengan mudah
mendapatkan sinyal Hotspot sehingga mudah untuk mengakses internet.


DAFTAR PUSTAKA
Godlman, James E dan Rawles Phillip T. (2001). Applied Data Communications a
Business Oriented Aproach. John Miley & Sons.
Harianto, Bambang. (2004). Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Informatika :
Bandung.
Leinwand,Allan (1996). Network Management A Practical Perspective. Addison
Wesley Longman Inc.
Lukas, Jonathan. (2006). Jaringan Komputer. Graha Ilmu, Jakarta.
Nortons, Peter. (1999). Complete Guide to Networking. Sams, Indiana.
Satya, Ika Atman. (2006). Mengenal dan menggunakan Mikrotik Winbox Router
Modem Berbasis PC (Windows dan Linuk). DATAKOM: Jakarta.
Sofana, Iwan.(2008). Membangun Jaringan Komputer. Informatika, Bandung.
Stallings, William. (2003). Criptography and Network Security : Principles and
Practice, Prentice-Hall, New Jersey.
Stalling, William. (2005). Komunikasi dan Jaringan Nirkabel. Erlangga: Jakarta
Stalling, William. (2001). Komunikasi Data dan Komputer, Dasar-dasar
Komunikasi Data. Salemba Teknika: Jakarta.
Subramanian,Mani. (2000). Network Management Principles and Practic.
Addison Wesley Longman Inc.135
Sugeng, Winarno. (2006). Jaringan Komputer dengan TCP/IP. Informatika:
Bandung.
Ur Rahman, Taufik. (2009). Bikin Gateway Murah Pakai Mikrotik. PT. Prima
Infosarana Media, Kelompok Gramedia, Jakarta.